Brockley bergerak maju ke arah semak-semak. Dia tak terlalu kaget karena dia hanya mendapati seekor ular kobra besar. Selama tinggal di hutan selama dua puluh tahun, setidaknya Brockley lima kali berhadapan dengan kobra ganas.Empat orang lainnya berdiri cukup jauh di belakang Brockley.Sementara Brockley setengah jongkok di hadapan ular tersebut. “Kepala ular ini lempeng, jadi lebih mudah dijinakkan.”Tidak ada yang berani maju kecuali Brockley.Brockley menjulurkan tangannya ke dekat kepala ular itu. “Saat memegang ular seperti memegang bayi. Jangan sampai berlawanan arah dari kehendak ular. Ikutilah gerakannya dengan kelembutan dan ketenangan. Sesuaikan gerakan secara pelan-pelan akhirnya gerakan ular bisa dikendalikan.”Dalam hitungan detik kemudian, Ular tersebut sudah berada di dalam genggaman tangan Brockley. Selanjutnya dia memasukkannya ke dalam sebuah karung agar ular tersebut tidak membahayakan.Lucius heran. “Kom
Karena lelaki itu hanya sendirian, Brockley bergegas maju kemudian mencekik leher lelaki itu dari belakang sambil memiting, hingga lelaki itu tidak bisa bergerak dan bernapas. Di saat bersamaan empat orang lainnya bergerak maju.“Lelaki ini mencongkel mata prajurit Omra. Aku akan mencongkel matanya juga,” koar Marcius murka.Tak banyak oceh, Lucius meninju hidung lelaki itu berkali-kali sampai mimisan.Brockley memisahkan mereka. “Hentikan! Jangan bunuh dia! Jika kalian mau membalaskan dendam kepada semua komplotan bajak laut, kita harus membiarkan lelaki ini hidup. Tahan tangan kalian!”Selanjutnya Brockley mengikat lelaki itu di pohon. “Kita akan buat perangkap dengan menggunakan jaring di sekitar pohon ini. Jaring yang kita pasang sangat besar, bisa menampung lebih dari sepuluh orang sekaligus. Jika mereka menginjak perangkap yang telah dipasang, mereka semua bakal terkurung, terikat, dan naik ke atas.”Setelah semua siap, Brockley dan lainnya bersembunyi di balik pepohonan dan sema
Di pinggir pantai, Brockley dan lainnya melihat sebuah kapal bersandar. Benar, di sana ada sekitar sepuluh orang lelaki.“Kapal itu adalah kapal milik kami,” ucap Marcius tercengang.“Berarti mereka tidak pergi jauh setelah merampok kapal kami,” timpal Lucius.Ketika melihat ada sebagian lelaki di atas kapal yang sedang mabuk-mabukan, Marcius terbelalak. “Mereka minum anggur?!” Tiba-tiba liur dari mulut Marcius menetes. “Aku harus membunuh mereka semua agar bisa menikmati semua anggur di sana.”Ketika melihat ada dua perempuan di dalam kapal, Lucius terperanjat heran. “Mereka membawa perempuan ke dalam kapal?!” Tiba-tiba dia merinding karena saking nafsunya. “Aku harus membunuh mereka semua agar bisa menikmati dua perempuan di sana.”Aster dan Obell saling tatap. “Astaga! Sempat-sempatnya mereka memikirkan hal seperti itu di saat nyawa mereka sedang terancam,”
Kapten Horb adalah pimpinan Bajak Laut Horb. Badannya besar dan rambutnya gimbal. Karena jarang mandi meskipun tinggal di atas air, rambutnya bahkan lebih buruk dari pada buntut tikus. Dia sangat kejam dan tidak punya rasa belas kasih.Bentuk wajah dan tubuhnya agak aneh karena dia seorang kanibal. Dia terkadang meminum darah dan memakan daging bangkai manusia. Dia melakukan itu lantaran sebuah alasan, sebab dia merasa lebih kuat kalau menjadi seorang kanibal.Jika berhadapan dengan musuh dan siapa pun itu, dia tidak pernah takut sebab meskipun mendapatkan banyak tebasan pedang dan hantaman tombak, tubuhnya seakan kebal dari berbagai macam serangan. Kapten Horb lebih layak disebut Monster Bajak Laut.Kapten Horb menyaksikan darah berhamburan di atas pasri. Sepuluh mayat anak buahnya tergeletak di bawah kaki para prajurit Omra dan Glora. Sungguh pemandangan yang begitu memilukan. Kapten Horb tidak akan mengampuni semua perbuatan mereka.“Kalian sedan
Brockley tak terlalu mengkhawatirkan dirinya, tetapi dia malah mengkhawatirkan empat rekannya yang lain, apalag tadi dia mendengar Aster mengerang kesakitan terkena sabetan pedang di lengannya. Obell juga terkapar dan terpaksa berlindung di belakang Marcius dan Lucius. Untunglah tombak panjang milik Omra bisa mengusir musuh.Gig!Sebuah terjangan mematikan pas perut. Kapten Horb terpental sejauh lima meter ke belakang. Brockley tercengang dengan kemampuannya sendiri. Penasaran, akhirnya dia mengulangi teknik yang sama. Ketika Kapten Horb berdiri, Brockley berlari kencang lalu melompat dan meluruskan kaki kanan, lalu mengarahkan pas ke dada kiri Horb.Gig!Horb terpental sejauh sepuluh meter lalu badannya berputar-putar di atas pasir.“Kekuatan apa yang aku miliki?” desisnya. Mulutnya menganga takjub.Saat Kapten Horb sudah kualahan, Brockley melangkah maju dan menebas leher Kapten Horb. Darah hitam moncrot dari batang leher, lalu
Lucius berkeinginan agar Aster dan Obell menikahi dua perempuan tersebut. Sebab, mereka akan hidup di Horribilis selama tiga minggu lebih ke depan, dan waktu tersebut cukup lama. Oleh sebab itu, tidak perlu menunggu sampai mereka tiba di Desa Plumbum. Adat pada saat itu, untuk menikahkan cukup dipimpin oleh seorang pemimpin, bisa Kepala Desa, Kepala Suku, atau Kepala pasukan, lalu disaksikan oleh minimal dua orang saksi laki-laki. “Kalian bersedia?” tanya Brockley pada dua perempuan tersebut. Mereka hanya mengangguk dan tersenyum malu. Lucius berkata sambil memicingkan mata sebelah. “Berambut pendek cukup perhatian kepada Obell. Aku yakin dia suka dengan cowok gendut.” Marcius menambahkan sambil tersenyum sebelah. “Aku melihat ada sesuatu yang berbeda dari Aster kepada yang berambut panjang. Aster, kami harap sebelum kau mati, kau harus pernah merasakannya terlebih dahulu.” Lucius dan Marcius terkekeh. Brockley tersenyum tipis. “Baiklah, kita mulai acara yang sakral hari ini seka
“Maaf, kau tidak boleh masuk!” ucap pelayan perempuan di sekitar istana. “Raja dan petinggi kerajaan sedang menikmati santap malam. Kau tidak diperkenankan masuk.”Namun, Lothar masih berusaha. “Aku merupakan prajurit pasukan elit yang ditugaskan mengawal Jenderal. Aku seharusnya diperbolehkan masuk ke dalam ruang jamuan.Perempuan itu menggeleng tegas. “Tidak bisa. Kau hanya bisa berjaga di luar istana bersama petugas lain sebab sudah ada penjaga lain yang berjaga di dalam.”Lothar mendengus gelisah. Dia mati langkah. Sekarang dia tidak punya akses untuk masuk ke dalam istana. Meski berulang kali memaksakan diri untuk masuk, tetap rencananya gagal. Seandainya sudah masuk, dia bisa mencegah Raja untuk memakan hidangan yang telah dipersiapkan.Saat ditimpa kebuntuan, Lothar teringat dengan Riley. Dia segera ke rumah Riley secepatnya. Sesampainya di sana, dia mengabarkan semuanya pada Riley.“Lothar, ke
Seekor merpati hinggap di bawah layar kapal, membawa satu gulungan surat yang tertuju kepada Komandan Fricker. Isi surat tersebut adalah sebuah perintah agar kiranya mereka bisa pulang segera ke Gloriston.“Kita angkat berangkat menggunakan dua kapal menuju Gloriston. Marcius, kau kemudikan kapal milik Kekaisaran Omra. Dan kau Lucius, kemudikan kapal milik Horb. Ayo kita berangkat!”Aster dan istrinya di kapal Kekaisan Omra bersama Brockley, sedangkan Obell bersama istrinya di kapal Horb. Selama berhari-hari perjalanan laut dan sungai pun dilalui, hingga akhirnya mereka pun sampai di pinggiran Kota Gloriston.Raja Grock merupakan orang pertama yang menyambut mereka. Dia memeluk Brockley dengan sangat erat.Di sana juga ada Mundric dan Jenderal Muda Hopkin. Dan inilah blunder besar yang dibuat oleh Hopkin, jika dia tidak menunjuk Brockley sebagai Komandan, rencananya ke depan bisa berjalan dengan mulus. Namun, realita berkata lain.Kemud
Setelah fase berat dalam memberikan perlawanan terhadap Kekaisaran Omra yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar, Raja Grock dan Panglima Brockley terus membenahi apa saja yang ada di dalam kerajaan karena tugas mereka masih banyak.Selama ini, Mundric bekerja sama dengan kepala di berbagai wilayah Kerajaan Omra untuk mengeruk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, Raja Grock dan Panglima Brockley sigap menangani berbagai kasus yang ada di wilayah seperti Manton, Ferro, Plumbum, dan juga desa lainnya.Secara tegas mereka melenyapkan segala tindakan kotor, seperti korupsi, suap, menarik pajak tanpa perintah, serta tindakan buruk lainnya yang dapat merugikan rakyat dan juga kerajaan. Mereka berdua tidak akan membiarkan akan ada Mundric lainnya di Kerajaan Glora.Seperti apa janji Brockley tempo lalu bahwa dia akan memperbaiki segala sesuatu yang ada di militer perusahaan, baik bagi pertahanan maupun persenjataan. Benteng Kerajaan Glora jauh lebih tebal dan garang sehingga sangat sulit untu
Ketika telah sampai di Gloriston, Brockley tidak hanya disanjung dan dibangga-banggakan sebagai Panglima Perang hebat, melainkan namanya makin melambung tinggi karena semua orang akhirinya harus tahu bahwa dia merupakan putra sulung milik Raja Avraam. Dia lah sang putra mahkota, Pangeran Terbuang ... Brockley Leofric! Dan semua masyarakat pun harus tahu bahwa Brockley Leofric merupakan suami dari seorang putri bangsawan dari Kekaisaran Omra, Permaisuri yang begitu cantik menawan, putri mahkota milik Kaisar Omra. Dia lah Lucilla Augustina! Lebih dari dua puluh ribu prajurit dari kalangan militer dan masyarakat telah kembali ke Gloriston dan wilayah mereka masing-masing, membawa kabar gembira bahwa negeri mereka akan tetap selamat dan sejahtera. Tidak hanya itu, bahkan mereka mendapatkan harta rampasan perang yang sangat banyak. Setiap mereka pasti mendapatkan perlengkapan perang dan harta yang dibawa oleh militer Kekaisaran Omra, seperti pedang, tombak, panah, baju zirah, makanan yan
“Kau telah membunuh ayah dan ibu ku, sekarang kau juga harus mati!” Sroothh.... Kepala Mundric hampir lepas dari badan. Saat Mundric masih dalam kondisi berdiri, Brockley mencengkeram kepala Mundric, lalu menyeret tubuhnya. Semakin lama, tulang dan daging yang menghubungkan antara kepala dan badan itu pun makin terpisah. Namun, Mundric belum mati. Dia masih bisa mendengar jelas apa yang Brockley katakan. Bahkan, dia sempat masih bisa berbicara meskipun lehernya hampir putus. “Kkhh, kau ... kau kejam sekali, Putra Avraam!” Darah terus mengucur dari batang lehernya. Brockley tersenyum puas penuh kemenangan. “Dunia ini sangat kejam bagi mereka yang merasa dirinya korban.” Mundric merasakan sakit tak terkira. “Cepat bunuh aku sekarang juga!” Brockley tak mengindahkannya. Dia terus memacu kudanya, sementara kaki Mundric terus terseret di atas tanah kering. “Wahai musuh ayahku, setelah aku kehilangan kedua orangtuaku, aku melihat dunia telah berbeda.” Brockley berkata dengan tegas da
Kaisar Aurelix tertawa jahat. “Hahahaha.” Dia mendongakkan kepala ke atas langit sambil berkata, “Sayap kiri, maju! Kita akan melakukan serangan pamungkas!” Kaisar Aurelix pikir, Panglima Brockley telah mati. Hudde terbelalak saat menyaksikan di seberang sana ribuan pasukan Omra sedangn menuju ke arah pasukannya. Dia mengalihkan pandangannya ke lini tengah, jauh sekitar lima ratus meter di sana, terjadi pertempuran yang tidak berimbang, sampai-sampai pasukan pemanah menaiki bukit padahal bukit di tengah tidak bisa dinaiki. Sementara pasukan di bawah komando Herbert semakin lama semakin tidak bisa mengimbangi serangan musuh. Bahkan, dia terpaksa turun tangan bersama prajurit elit untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Meski dia berhasil membunuh banyak musuh, namun pasukannya jauh lebih banyak yang gugur. Pasukan Hudde dan pasukan musuh yang bakal menyerang adalah satu berbanding sepuluh. Satu-satunya cara untuk menahan serangan tersebut adalah dengan cara meminta bantuan pasukan ca
Pada saat pertempuran berlangsung tadi, sebenarnya Harlino bersama sepuluh pasukan berkudanya sudah mengintai pasukan Omra. Setelah mereka mendapatkan banyak informasi penting, akhirnya mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamp. Namun, dari kejauhan mereka melihat pasukan sedang menaiki bukit sisi kiri, karena itu mereka menyetop perjalanan. Dan mereka sangat kaget begitu melihat lima pasukan berkuda Omra sudah berada di dekat mereka. “Kalian mau mengintai kami ha?” sergah Harlino menyeringai geram. Padahal .... Karena jumlah pasukan yang tidak berimbang, akhirnya Harlino yang bergerak maju duluan lalu disusul yang lain. Satu prajurit Glora harus mati meski mereka menang telak. Satu nyawa untuk lima nyawa. Pasukan Harlino bergegas menemui Brockley dan memberikan semua informasi, termasuk keberadaan Mundric. Sebab, Mundric merupakan sasaran paling utama dalam pertempuran Battle Of Glory Jilid 2. *** Hingga matahari hampir terbenam, tidak ada serangan besar dari masing-masin
Saat pasukan pemegang tombak dan infanteri bagian depan mundur ke belakang, pasukan berkuda pemegang rantai kawat di ujung kiri dan kanan mengangkat rantai kawat dan memacu kuda. Di saat bersamaan, pemegang tombak dan infanteri yang mundur tadi bergerak ke kiri dan kanan membentuk formasi cekung dan berlarian ke arah sisi kiri dan kanan Phallanx Omra, pas di belakang penunggang kuda pemegang rantai kawat. Formasi phallanx Omra yang rapi jadi kacau balau dan tak karuan. Tombak yang mengarah lurus dan ke depan dan ke atas lantas mengarah ke segala arah. Mereka sibuk menunduk dan melompat dari rantai kawat tipis tapi tajam. Jika mengenai wajah, pasti baret semua. Meski sudah menghindar, sebagian kecil terkena serangan rantai kawat itu. Sebenarnya fungsi utamanya hanyalah mengacaukan formasi musuh, bukan memberikan serangan signifikan. Sebab, semua orang pasti akan menghindar bagaimana pun keadaannya. Herbert dan Hudde yang berada di sisi kiri dan kanan pun tercengang menyaksikan betap
Total pasukan Omra di medan pertempuran hanya 25.000, terdiri dari sepuluh ribu prajurit militer dan lima belas ribu relawan. Lima ratus pasukan berkuda, separuhnya prajurit elit dengan baju besi. Jenderal Herbert memimpin pasukan kavaleri berjumlah dua ratus orang di sayap kiri, sementara Hudde memimpin pasukan kavaleri di sayap kanan. Phallanx yang hanya berjumlah tak lebih daris seribu orang berada di baris depan. Di belakang Phallanx terdapat pasukan infanteri, dan di belakangnya lagi ada pasukan pemanah. Sama seperti pasukan musuh, di tengah dan paling depan ditempati oleh para relawan yang tak terlalu pandai dalam peperangan. Sebagian besar mereka memegang tombak panjang dan juga pedang. Sementara pasukan elit ditempatkan di sayap kanan, sayap kiri, pasukan cadangan di balik bukit, dan pasukan cadangan yang dipimpin oleh Brockley. Dua puluh empat ribu lebih pasukan dari Kerajaan Glora telah berada pada formasi yang sama persis seperti pasukan musuh. Divisi tengah dan belakan
Ketika mendapatkan sebuah kesempatan emas, Brockley berhasil melepaskan helm besi di kepala Hopkin. Dan hitungan detik selanjutnya ...... Sroott!! Darah segera keluar dari leher Hopkin. Belum mati sepenuhnya, lantas Brockley menebaskan pas di batang leher, hingga kepala Hopkin terpisah dari tubuhnya. Mundric ternganga. “Kurang ajar! Yang Mulia, dia telah membunuh anak ku?!” Mundric bersimpuh meratapi kematian anaknya dari jauh. “Brockley, kau bakal menyusul ayah dan ibumu!” Genderang perang pun ditabuh. Kaisar Aurelix memberikan perintah kepada semua komandannya untuk segera merapikan barisan. Namun, sebelum formasi mereka terbentuk, Brockley segera memerintahkan kepada seribu pasukan untuk bergegas menuju lokasi pertempuran. Seorang Jenderal dari pasukan Omra berkata kepada Kaisar bahwa pihak Kerajaan Glora pasti memancing untuk mengikuti pergerakan mereka. “Bisa jadi jebakan, bisa juga mereka telah menyiapkan arena pertempuran buat kita, Yang Mulia.” Jenderal Garrix menjura d
Herbert dan Hudde saling tatap ketika Brockley telah meninggalkan kamp bersama seribu pasukan. Mereka hanya berharap bahwa Brockley jujur pada rencananya, yakni cukup sebagai alat pancingan saja, biar pasukan musuh terseret masuk ke lembah di bawah sana. Di lokasi perbukitan, dari kamp tengah tidak bisa langsung turun ke bawah karena terlalu curam dan dipenuhi bebatuan, maka untuk bisa sampai ke sini harus melalui sisi kiri yang cukup jauh di mana terdapat kamp kiri. Jika sudah berada di kamp kiri, maka baru bisa turun ke lembah. Musuh tidak akan bisa menyerang kamp tengah secara langsung kecuali jika mereka bisa mengalahkan titik di kamp sebelah kiri terlebih dahulu. Begitu juga di kamp sebelah kanan, di sana terdapat tempat untuk turun ke lembah di bawah sana. Masih ada satu titik lagi yang saat ini masih disembunyikan, yakni di sebuah bukit arah timur laut dari kamp tengah. Di sana terdapat pasukan berkuda terpilih dan merupakan bagian kavaleri berat sekitar lima puluh orang di