Share

Bab 21

Auteur: Mutiara Sukma
last update Dernière mise à jour: 2025-01-16 15:40:28

Mendengar perdebatan kami, suara anak-anak yang sedang becanda di dalam terhenti.

"Papa ..." Pekik Alif dari jauh, disampingnya Ammar yang menatapku datar.

"Alif, sini, sayang." Aku melambaikan tangan. Namun, Alif menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa? Yuk, sama Papa. Kita beli mainan yuk." Bujukku.

"Ga mau, Papa. Mainan Alif dan Ammar sudah banyak dibelikan teman-teman Mama. Teman-teman Mama baik-baik, Pa. Alif juga dikasih jajanan yang banyak." Ciloteh Alif.

"Tuh, anak anda aja udah ga butuh anda, Pak. Pulang aja sana. Sebelum Mas Fatan datang. Saya dengar Mas Fatan alergi banget sama kamu, bawaannya pengen makan orang katanya."" Ledek laki-laki yang bernama Elzio itu.

"Diam! Kau hanya orang luar!"

"Iya, sayangnya orang luar ini akan segera masuk dalam kehidupan mantan istri anda!" jawabnya tegas.

"Jangan mimpi! Saya tak akan pernah menceraikan Tari. Kami sudah punya tiga anak. Mana mungkin kami berpisah lalu mengorbankan anak-anak."

Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. "Anda
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
segini doang ceritanya? ending ato belom?
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Rasainnn. Lelaki ga jelasss
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 22

    "Kenapa, Ma?" Suara tangis Mama makin kencang."Mama rasanya ga kuat kalau Rani tinggal disini. Kamu lihat di kamar dan ruang tamu. Istri kamu udah seperti ratu disini. Mama capek. Mama mau kamu segera bawa istri kamu dari sini. Mama lebih baik tinggal sendiri seperti dulu, Ar." Isak Mama. Aku menghela napas panjang. Rani sudah berkali kali aku mengatakan jika dia harus membantu Mama jika mau tinggal disini."Maafkan Rani, ya, Ma. Arsen akan mengingatkan dia lagi." Mama masih terisak. Aku meninggalkan beliau dan masuk ke dalam. Benar saja ruang tamu berantakan. Kulit kuaci bertebaran di atas lantai. tapi, tak ada Rani. Aku berjalan cepat ke kamar. Mataku membola. Piring kotor dan gelas bekas minumnya tergeletak di lantai begitu saja. Pakaian kotor juga di tumpuk di pojokan. Dan orangnya tidur telentang dengan mulut terbuka hingga mengeluarkan suara yang sedikit menganggu. "Ya ampun Rani!" Aku menggoyangkan tubuh perempuan yang hanya memakai kaos pendek dan ketat hingga menampakkan

    Dernière mise à jour : 2025-01-17
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 23

    Keesokan harinya. Pagi pagi aku sudah rapi. Beberapa lamaran yang kukirim lewat email di internet mendapatkan feedback. Aku dipanggil untuk interview. "Semoga lancar ya, Ar," ujar Mama tulus."Aamiin, tolong bantu do'a ya, Ma." Sahutku lalu mencium tangan Mama takzim."Pasti, Nak." Mama mengantarkan hingga sampai ke motor. Terlihat sekali jika Mama sangat berharap aku segera bekerja. Sudah sebulan ini Mama terpaksa menjual perhiasan-perhiasannya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Ditambah kiriman untuk Monik yang tak boleh tidak.Jalanan ibukota masih tak terlalu padat. Aku sampai di alamat yang disebut oleh pihak perusahaan itu sebelum waktunya. Sembari menunggu, aku duduk di warung kecil yang berada di seberang jalan gedung itu.Memesan segelas teh hangat untuk menghangatkan tubuhku dan menghilang grogi. Perusahaan itu terdiri dari lima lantai. Dari warung dengan jelas aku dapat melihat lalu lalang karyawan yang mulai berdatangan. Setelah menghabiskan minuman, aku segera menuju

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 24

    Rani diam saja. "Kalau kamu mau menemui Mba Tari lalu minta dipinjemin modal aku pasti akan senang. Aku ingin jualan lagi, Mas."Mendengar rengekan Rani akhirnya aku mencoba mendatangi Tari. Kali ini sepakat datang ke restoran milik Tari. Melihat menu menu yang tampak lezat. Kami pun sepakat memesan makanan. Nanti tinggal panggil Tari biar dapat gratis.Toh, tari juga masih istriku."Enak banget, Mas. Pantes rame terus. Iklannya juga keren keren." Seru Rani dengan makanan penuh di mulut.Aku hanya mengangguk -angguk tak begitu peduli. Makanan di depanku lebih istimewa dari pada ocehan Rani yang tak berkualitas.Usai makan, pelayanan memberikan bill yang harus dibayar. Mataku membola melihat nominal yang harus dibayar. Hampir tiga juta. Padahal hanya makan siang dengan menu andalan dan makanan ringan sebagai hidangan penutup.Tapi, senyumku kembali merona."Saya suaminya Bu Tari, pemilik restoran ini." Aku mengucapkan dengan penuh percaya diri.Pelayan itu saling pandang. Dua perempuan i

    Dernière mise à jour : 2025-01-19
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 25

    "Sehari tiga juta keren banget kerjaan lu pada! Gw dapetin tiga juta butuh waktu sebulan!" Umpat mereka sembari menatap dengan pandangan mengejek. Apes! Apes banget.***Jam sudah menunjukkan angka sebelas malam. Badan serasa diinjak warga sekampung. Rani banyak diam. Kami sudah sampai dirumah setelah kerja rodi di restoran milik Tari. Sungguh isti bej4t macam apa itu."Kalian dari mana? Kok baru pulang?" Tanya Mama khawatir.Aku tak menjawab. Berjalan gontai lalu menghempaskan tubuh ke sofa. Sementara Rani berlalu masuk kamar."Ada apa sih, Ar? Kalian kenapa?" Mama duduk di sampingku.Aku pun menceritakan semuanya pada Mama. "Jadi istri kamu itu telah menjual rumah dan uangnya dibelikan restoran lalu kalian di suruh sebagai pencuci piring disana?" Wajah mama memerah marah."Bukan sebagai pencuci piring, Ma. Karena kami ga bisa bayar makanan yang kami makan.""Menantu kur4ng aj4r! Kita harus membuat dia menyesal!""Ma, Tari sepertinya mau menggugat cerai Arsen, Ma." Lirihku lemah."Ce

    Dernière mise à jour : 2025-01-19
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 26

    "Ngapain kemari, Bro?" Remon menepuk pundakku sambil tertawa mengejek."Lu yang ngapain kesini?" Cetusku."Lho, gw kesini mau nganter kado buat anak lu! Ammar ulang tahun kan? Nih, gw udah siapin kado." Remo memamerkan sebuah kado besar dia pegang. Entah apa isinya yang jelas dari luar terlihat kado itu bernilai mahal. Aku syok. Sama sekali tak ingat jika hari ini hari ulang tahun anakku sendiri."Elu? Ga bawa kado?" Ejeknya. Aku bergeming.Remon lalu menyalami Ibu. Mereka tampak sangat akrab. Tak lama mobil putih milik Tari masuk ke halaman. Suara anak-anak terdengar heboh hendak turun. Benar saja Alif dan Ammar berteriak ramai, ditangannya sudah penuh kotak kotak kado. Ciloteh khas anak-anak keluar dari bibir mungilnya. Saat dekat denganku, harapan akan disapa dan dipeluk mus-nah sudah. Mereka justru sibuk membuka kado yang dibawa."Nih, tambahan dari Om." Seru Remon sambil mengacungkan kado yang dia bawa."Wah, makasih Om Emon!" Mata Ammar berbinar-binar.Dari arah mobil, Tari dat

    Dernière mise à jour : 2025-01-20
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 27

    Akhirnya, Rani pun manut. Semua barang sudah di packing. Aku sendiri mencari dana dengan menjual beberapa perabot milik Mama dan perhiasan Rani sewaktu gadis. Ua-ng lima juta ini cukup sampai aku berhasil menjalankan misi ini. Rasanya tak sulit.Hari ini Mama berangkat terlebih dahulu menaiki bus menuju kampung Mama di daerah Jawa sana. Rani akan menyusul setelah aku mendapatkan apa yang harus Rani bawa nanti."Hati-hati, Ar. Jangan gegabah. Mama harap kamu berhasil. Kita mendapatkan u-ang juga dapat meng-ikat Tari agar tidak macam macam lagi."Aku mengangguk cepat. Tari ternyata benar sudah punya sebuah restoran. Dan dia juga sukses menjadi seorang penulis berpenghasilan ratusan juta. Tak menyangka selama ini Dia menyembunyikan semuanya dariku. Dan saat aku salah melangkah, dia mengeluarkan powernya yang luar biasa. "Mas, aku takut." Lirih Rani begitu bus yang ditumpangi Mama mulai berjalan menjauh"Tenang, Dek. Kamu akan menjadi Ratu yang sesungguhnya. Aku pastikan kamu tak akan ke

    Dernière mise à jour : 2025-01-21
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 28

    "Kan beli coklat." Sahutku kencang karena suaraku yang terbawa angin."Kenapa harus jauh jauh, Pa. Di Indo-maret depan aja. Bik asih sering ngajak Ammar kesana." Aku tak tau harus menjawab apa, hanya diam, tetap fokus membawa motor ke terminal dimana Rani sudah menunggu."Ammar beli coklat yang banyak dulu, ya. Nanti ikut Tante Rani ke rumah Oma," Aku sampai di sebuah minimarket tak jauh dari terminal."Ga mau, Pa. Oma kan galak. Ammar ga mau!" Suaranya mulai bergetar hendak menangis."Eh, ga jadi. Ke rumah Tante Rani aja, ya. Nanti Mama dan adik-adik dan papa akan menyusul. Oke?" Ammar menatapku. Beberapa coklat sudah ditangannya. Untung tadi Rani mau meminjamkan ua-ng padaku sebelum berangkat tadi."Pa, Ammar mau pulang aja." Rengeknya."Sabar, Sayang. Ammar mau lihat-lihat binatang kan? Nanti Tante Rani akan mengajak Ammar jalan-jalan sampai Ammar puas."Ammar diam aja. Dengan seplastik coklat dan berbagai makanan ditangannya, aku kira dia akan diam selama di bus nanti. Dari kejauh

    Dernière mise à jour : 2025-01-23
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 29

    Mau tak mau aku menjual beberapa perabotan Mama demi menyambung hidup. Bu Imah ibunya Rani mulai curiga jika kepergian Rani ke kampung Mama bukan karena mau menjual tanah milik Mama, tapi ada sesuatu."Kalau kalian orang kaya yang mau jual tanah, kenapa kamu sampai menj-ual barang-barang milik ibumu, Arsen?" Tanyanya."Buk, jual tanah ga seperti jual kacang. Butuh proses di nota-ris. Proses balik nama, banyak pokoknya." Ujarku beralasan. Walau alasan ga jelas."Halah! Buruan bilang pada Mama kamu cepat balik ke sini."Aku mengernyitkan dahi. Lah, buat apa?"Udah lama nih, ga makan makanan enak." Lanjutnya membuatku tak menyangka. Duh, mertua bener bener ga ada akhlak.Tepat seminggu, Aku mulai pusing. Rani juga sudah mengeluh terus. Karena Ammar rewel dan nangis terus. Akhirnya, nekat aku kembali ke rumah Tari. Banyak orang disana. Kesempatanku untuk cari muka."Ada apa, Bu?" Tanyaku setelah masuk ke dalam rumah dan melihat tari sedang menangis. Tubuhnya terlihat lebih kurus sekarang

    Dernière mise à jour : 2025-01-24

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 136

    “Setidaknya beri aku waktu lebih lama untuk bicara dengannya,” pintaku pelan.Mas Nadhif menghela napas. “Baik. Tapi kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, kita harus mempertimbangkan langkah lain.”Aku mengangguk, tapi hatiku tidak tenang. Bagaimana jika Alisa malah semakin menjauh? Dan bagaimana jika Rio belum benar-benar pergi dari hidupnya?***Keesokan harinya, setelah semua orang pergi, Saat aku berpikir keras, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nomor tak dikenal di layar. Dengan ragu, aku mengangkatnya.“Halo?”Suara seorang perempuan terdengar di seberang sana. “Bu Tari, saya harus bicara dengan Anda. Ini soal Rio dan Alisa.”Jantungku berdegup kencang. “Siapa ini?”“Saya Fina. Saya mantan pacar Rio. Dan saya punya sesuatu yang harus Ibu lihat.”Aku tercekat. Mantan pacar Rio? Apa lagi ini?“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanyaku waspada.“Saya nggak bisa bicara lewat telepon. Kita harus bertemu.”Aku ragu sejenak, tapi ada sesuatu di nada suara Fina yang membuatku y

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 135

    "Saya minta baik-baik, Rio. Tolong tinggalkan anak saya. Kejarlah hidupmu. Tanpa membawa serta putriku. Dia masih mau sekolah. Tak ada waktu untuk pacaran!" Ucapku tegas. Kali ini aku mulai muak.Aku melihat ekspresi Alisa berubah, antara marah dan panik. Dia menggenggam tangan Rio erat, seakan meminta perlindungan.Dari kejauhan dia pemuda datang mendekat. Aku dapat memastikan itu Ammar dah Abrar. Setelah dekat kedua anakku itu berdiri disampingku dengan wajah menatap tajam ke ada Rio."Lu pergi baik-baik atau gw paksa!" Sentak Ammar.“Kak, kalian nggak perlu ikut campur!” seru Alisa, matanya berkaca-kaca.Rio tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini. “Wah, keluarga yang overprotektif, ya?”Aku menatapnya tajam. “Bukan overprotektif, Rio. Kami hanya peduli dengan Alisa. Kami tahu apa yang terbaik untuknya.”Ammar menyilangkan tangannya di dada. “Kami sudah menyelidikimu, Rio. Teman-temanku tahu banyak soal jejak kelammu. Dan aku yakin, Alisa nggak akan percaya begitu saja kalau

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 134

    Alisa masih diam. Aku menatap Aleeya yang juga tampak cemas.“Aleeya, boleh Bunda bicara berdua dengan Alisa?” pintaku.Aleeya mengangguk menutup bukunya dan segera keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan.Aku kembali menatap Alisa. “Nak, kamu tahu kan Bunda sayang sama kamu?”Alisa masih tidak menoleh.Aku menarik napas panjang. “Bunda dengar kamu masih dekat dengan Rio.”Saat itu juga Alisa langsung bangkit dan menatapku tajam. “Bunda udah nyuruh siapa buat nyari tahu urusan Alisa?” suaranya bergetar, entah marah atau takut.“Bunda hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Alisa mendengus. “Bunda nggak suka sama Rio, kan? Karena dia nggak sekaya harapan bunda kan? Karena dia nggak punya masa depan?”Aku terhenyak. “Bukan begitu, Nak. Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu.”“Rio itu baik! Bunda aja yang nggak mau kenal dia,” katanya dengan suara yang lebih tinggi.Aku mengusap wajahku, berusaha menahan emosiku. “Alisa, kamu masih terlalu muda. Rio bukan orang yang baik, Nak. Dia

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 133

    Setelah kejadian itu Alisa mogok sekolah. Aku tidak mau memaksakan. Toh, itu juga lebih baik baginya sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan lelaki berandal itu.Hari ini Mas Nadhif juga pulang. Aku dari pagi sibuk menyiapkan hidangan spesial untuknya dan Wildan. Diantara anak kami, hanya Wildan yang tidak mau kuliah. Dia memilih mengikuti jejak ayahnya sebagai produser."Bunda masak apa lagi? Biar aku bantu." Ammar yang libur kuliah menghampiriku. Tangannya mulai mengaduk-aduk spatula di atas penggorengan."Ga usah, udah mau selesai kok." Tolakku lembut."Bun, Alisa kenapa, Bunda sudah tau?" Tanyanya tiba-tiba.Aku menggeleng tapi mataku menatap Ammar untuk mencari jawaban."Kenapa dengannya? Anak itu menutup diri dari bunda. Entah apa salah Bunda, Bunda juga tidak tahu." Ammar menepuk pelan pundakku."Bunda tidak salah apa-apa, Bun. Bunda perempuan hebat yang Ammar miliki. Selamanya akan seperti itu. Bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri, apa yang terjadi pada Alisa sudah

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 132

    "Mas, Alisa sudah mengkhianati kepercayaan kita, Mas. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia hampir saja mencelakai Aleeya. Gimana kalau teman laki-laki nya itu bukan orang baik baik?" Aku mencurahkan isi hatiku pada Mas Nadhif lewat sambungan telepon."Iya, Mas juga ga percaya Alisa bisa senekat itu. Nanti Mas pulang, Alisa akan mas marahi, ya."aku menggeleng cepat. Walau ku tahu Mas Nadhif tidak bisa melihatnya."Jangan, Mas. Aku tidak meminta kamu memarahinya. Aku hanya meluahkan isi hatiku aja kok." Mas Nadhif tertawa kecil."Eh iya gimana Wildan? Apa dia bisa mengikuti arahan Mas dengan baik?" Aku mengalihkan pembicaraan."Alhamdulillah, Wildan juga cepat nangkap ilmu yang Mas ajarkan. Jadi, ga perlu khawatir. Kalau nanti Mas meninggal sudah ada Wildan yang akan mengurus jenazah Mas.""Huss, Mas! Ngomong apa sih!" Mas Nadhif tertawa lagi. Jujur aku tak bisa lagi mencari keburukan Mas Nadhif sejak kejadian waktu itu."Ya gapapa, kok. Kan memang sudah kepastian akan hal itu. Semua ya

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 131

    "Bunda kok ada di sini?" Wajah Aleeya pucat pasi. Pasti dia tidak menyangka aku akan ada di sini."Bunda yanga seharusnya nanya, kamu kenapa kesini? Dan laki-laki ini siapa?"Aku menunjuk laki-laki itu dengan dagu. "Maaf, Tante. Saya kesini ...""Saya tidak minta penjelasan dari kamu!" Cetusku membuat dia terdiam."Bunda, aku kesini karena disuruh Alisa. Aku sendiri tidak tahu untuk apa. Karena kata Alisa kalau aku tidak datang dia akan sangat marah pada ku, Bun.""Alisa?" Tanyaku heran. Aleeya mengangguk kuat. Aku menelisik wajah itu dengan seksama. Memang tidak ku dapati kebohongan. Tapi, aku masih tak habis pikir. Kenapa Alisa melakukan ini kepada saudara kembarnya. "Kamu kenal Alisa?" Ini pertanyaanku tertuju kepada laki-laki gondrong di sebelahku ini. Dia menunduk seakan enggan untuk menjawab pertanyaanku. "Kenal kan?"Dia mengangkat kembali kepalanya. Kini mata kami beradu."Saya bingung, Bu. Ini Alisa apa Aleeya?"Aku menghela napas panjang."Mas, saya ini Aleeya. Tadi Alis

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 130

    "Prinsip bunda masih sama. Tak ada pacaran sebelum pernikahan.""Tapi aku tak pacaran, Bun!" Pekiknya."Bunda percaya kok. Sekarang bawa sini hp nya. Bunda akan simpan sampai besok pagi. Biar malam ini kamu istirahat." Ujarku lembut.Dengan berat hati Alisa mengeluarkan ponsel dari bawah selimutnya dan menyerahkan padaku."Tenang, bunda gak akan melanggar kesepakatan kita." Mendengar itu Alisa tersenyum. Dia memelukku erat. Aku merasa ini pelukan rasa bersalah yang kini bersarang dalam hatinya karena menyembunyikan sesuatu yang tidak aku suka.Setelah memastikan Alisa tidur aku kembali ke kamar. Menaruh ponsel Alisa di atas meja. Hatiku terasa gundah. Antara ingin melihat pesan yang ada disana, atau amanah dengan perjanjian kami. Aku duduk di pinggir ranjang. Mata tetap terarah ke ponsel biru muda itu. Hingga tak lama ada pesan masuk dari kontak yang dinamai "Alex" yang terlihat di bar notifikasi.[Jangan lupa besok kita ketemuan di taman kota, ya. Aku jemput kamu jam 9.]Aku menaha

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 129

    Tak terasa sudah 10 tahun kami bersama. Usia tak lagi muda. Tapi, diri harus tetap berkarya. Aku masih menulis, meski tak seperti dulu lagi. Hanya semampuku saja. Beda dengan Mas Nadhif. Dia jarang ada dirumah karena harus keluar kota membersamai rumah produksi yang dia pegang."Nda, Ayah kenapa jarang pulang, ya?" Aleyaa menatapku sendu. Di usia nya yang kesepuluh dia mulai merasakan kurangnya perhatian dari ayahnya sendiri. Aku mengusap kepala gadisku itu lembut."Sayang, Ayah jarang pulang untuk kita. Demi memenuhi kebutuhan kita. Aleyaa jangan lupa selalu doakan Ayah. Agar rejekinya lancar, diberikan kesehatan dan dimudahkan semua urusannya." Aleyaa menunduk diam."Alisa mana, Sayang?" Aku menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka lebar."Alisa main hp, Nda." Aku langsung menatap mata Aleyaa. Karena seingatku kedua anak gadis yang beranjak remaja ini aku batasi megang ponsel jika dirumah."Aleyaa udah ingetin, Bun. Tapi, Alisa malah marah."Aleyaa menatapku. Ada sesuatu yang sedan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 128

    "Ibu mau pakai baju seperti ini?"Ibu makin mengencangkan tawa. Mas Nadhif sampai terdiam melihat tawa ibunya yang begitu lepas. Baru kali ini aku melihat Ibu sebahagia ini. Mungkin karena penyakitnya yang tiba-tiba menghilang tanpa bekas. Luka di kaki Ibu yang sempat basah dan menjalar juga seketika mengering, Masyallah.Ibu pun sampai dengan mas Fathan. Mbak Rajma kali ini tidak bisa ikut. Karena bayinya lagi kurang sehat. Obrolan ibuku dengan ibu Mas Nadhif terasa begitu hangat. Apa saja mereka omongin. Lalu tertawa bersama. Masakan Ibu mertuaku itu juga sangat lezat. Bik Inah dan Bik Mira kami ajak makan dalam satu hidangan. Benar benar kekeluargaan.Jam sudah menunjukkan angka sebelas. Mas Nadhif dan Mas Fathan siap-siap hendak berangkat salat Jumat. Sedangkan kami para perempuan juga bersiap-siap untuk sholat Dzuhur di rumah. Sayang anak-anak sedang sekolah jadi tidak bisa merasakan kebersamaan ini seutuhnya.Aku yang paling muda ditunjuk menjadi Imam. Meski canggung aku tetap

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status