Share

Bab 27

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2025-01-21 18:02:07

Akhirnya, Rani pun manut. Semua barang sudah di packing. Aku sendiri mencari dana dengan menjual beberapa perabot milik Mama dan perhiasan Rani sewaktu gadis. Ua-ng lima juta ini cukup sampai aku berhasil menjalankan misi ini. Rasanya tak sulit.

Hari ini Mama berangkat terlebih dahulu menaiki bus menuju kampung Mama di daerah Jawa sana. Rani akan menyusul setelah aku mendapatkan apa yang harus Rani bawa nanti.

"Hati-hati, Ar. Jangan gegabah. Mama harap kamu berhasil. Kita mendapatkan u-ang juga dapat meng-ikat Tari agar tidak macam macam lagi."

Aku mengangguk cepat. Tari ternyata benar sudah punya sebuah restoran. Dan dia juga sukses menjadi seorang penulis berpenghasilan ratusan juta. Tak menyangka selama ini Dia menyembunyikan semuanya dariku. Dan saat aku salah melangkah, dia mengeluarkan powernya yang luar biasa.

"Mas, aku takut." Lirih Rani begitu bus yang ditumpangi Mama mulai berjalan menjauh

"Tenang, Dek. Kamu akan menjadi Ratu yang sesungguhnya. Aku pastikan kamu tak akan ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Imah Sitiso
arnes nyulik anaknya sendiri demi mendapatkan rumah dan uang dari tari...huuuh dapat jeruji besi ia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 28

    "Kan beli coklat." Sahutku kencang karena suaraku yang terbawa angin."Kenapa harus jauh jauh, Pa. Di Indo-maret depan aja. Bik asih sering ngajak Ammar kesana." Aku tak tau harus menjawab apa, hanya diam, tetap fokus membawa motor ke terminal dimana Rani sudah menunggu."Ammar beli coklat yang banyak dulu, ya. Nanti ikut Tante Rani ke rumah Oma," Aku sampai di sebuah minimarket tak jauh dari terminal."Ga mau, Pa. Oma kan galak. Ammar ga mau!" Suaranya mulai bergetar hendak menangis."Eh, ga jadi. Ke rumah Tante Rani aja, ya. Nanti Mama dan adik-adik dan papa akan menyusul. Oke?" Ammar menatapku. Beberapa coklat sudah ditangannya. Untung tadi Rani mau meminjamkan ua-ng padaku sebelum berangkat tadi."Pa, Ammar mau pulang aja." Rengeknya."Sabar, Sayang. Ammar mau lihat-lihat binatang kan? Nanti Tante Rani akan mengajak Ammar jalan-jalan sampai Ammar puas."Ammar diam aja. Dengan seplastik coklat dan berbagai makanan ditangannya, aku kira dia akan diam selama di bus nanti. Dari kejauh

    Last Updated : 2025-01-23
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 29

    Mau tak mau aku menjual beberapa perabotan Mama demi menyambung hidup. Bu Imah ibunya Rani mulai curiga jika kepergian Rani ke kampung Mama bukan karena mau menjual tanah milik Mama, tapi ada sesuatu."Kalau kalian orang kaya yang mau jual tanah, kenapa kamu sampai menj-ual barang-barang milik ibumu, Arsen?" Tanyanya."Buk, jual tanah ga seperti jual kacang. Butuh proses di nota-ris. Proses balik nama, banyak pokoknya." Ujarku beralasan. Walau alasan ga jelas."Halah! Buruan bilang pada Mama kamu cepat balik ke sini."Aku mengernyitkan dahi. Lah, buat apa?"Udah lama nih, ga makan makanan enak." Lanjutnya membuatku tak menyangka. Duh, mertua bener bener ga ada akhlak.Tepat seminggu, Aku mulai pusing. Rani juga sudah mengeluh terus. Karena Ammar rewel dan nangis terus. Akhirnya, nekat aku kembali ke rumah Tari. Banyak orang disana. Kesempatanku untuk cari muka."Ada apa, Bu?" Tanyaku setelah masuk ke dalam rumah dan melihat tari sedang menangis. Tubuhnya terlihat lebih kurus sekarang

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 30

    "Rusak Mas, aku belum sempat benerin."Aku kembali merangkul kepala istri tuaku itu. Tentu saja saat ini menjadi hari kemenangan bagiku. Selain memastikan apa yang aku lakukan waktu itu aman. Aku juga kembali mendapatkan perhatian dari Tari."Sabar, Dek. Kita usahakan lagi untuk mencari sampai Ammar ditemukan. Aku akan meminta bantuan teman temanku.""Halah, emang punya teman?" Ketus Mas Fatan.Aku tetap diam. Menanggapi Mas Fatan bisa bisa rencanaku gagal."Kamu sekarang tinggal dimana, Mas?" Tari mengangkat kepala menatapku."Sementara aku tinggal di rumah Mama sendiri. Aku menceraikan Rani. Aku sadar aku khilaf selama ini padamu dan anak-anak. Tak pantas aku menduakan kamu sementara kita punya anak-anak yang membutuhkan kita berdua." Tangan putih Tari kucium pelan. Brak!Pintu dibanting kasar. Serentak aku dan Tari menoleh. Ternyata dokter Zio yang pergi dengan kesal. Aku tersenyum puas meski tak kutampakin."Sabar sayang, kita hadapi kita bersama ya. Aku janji akan bertanggungjaw

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 31

    Gawat, pasti keberangkatan Rani di terminal terekam cctv. Tapi, Rani kan memakai kerudung dan masker, Ammar pun dia pakai kan hal yang sama. Kerudung kecil berwarna merah jambu yang entah dimana dia dapat. Yang pasti saat ini jantungku berdetak lebih cepat. Takut juga Tari mengenali Rani."Tapi, gambar di layar cctv itu tak begitu jelas karena perempuannya memakai kerudung. Dan anaknya juga memakai jilbab. Tapi, aku ingat betul sendal yang dia pakai, itu sendal Ammar, qMas. Aku sendiri yang membelinya, dan Ammar sangat suka." Ujar Tari, suaranya bergetar lagi. Tapi, aku merasa lega. Hanya sendal rupanya."Sayang, yang mempunyai sendal seperti itu kan ga hanya Ammar. Tapi, pasti banyak yang pakai, karena di buat di pabrik dengan modal dan bentuk yang sama." Sanggahku."Iya sih, tapi entah kenapa fellingku itu Ammar. Polisi sedang menyelidiki dua orang itu. Bantu doa ya, Mas."Aku mengangguk cepat. Dan hendak memeluk Istriku itu. Tapi, dia memberi kode agar jangan mendekat. Aku menghela

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 32

    "Penculiknya udah ketemu, Mas? tanyaku antusias. Gimana tidak? Jika benar ditemukan, aku juga akan kena akibatnya."Belum, Mas. Tapi, ada yang melihat anak mirip Ammar di Surabaya. Rencananya aku akan kesana memastikan."Degh!Gawat, persembunyian Rani diketahui."Eh, Mama kamu kan lagi di Surabaya kan, Mas?"sentak Tari."Hah, eh iya ... Iya Mama disana. Tapi, Mama ga bilang apa apa?" Sahutku sedikit gugup."Kenapa kamu pucat gitu, Ar? Seharusnya kamu senang dong anak kamu hampir ditemukan." Tanya Mas Fatan menyelidik."Anu, Mas. Saya hanya kaget bisa sejauh itu. Jarak jakarta ke Surabaya kan ga main-main, lumayan jauh." Aku beralasan."Kalau deket dekat, bukan pencu-likan namanya." Cetus Mas Fatan. "Eh iya, ya, Mas. Jadi kapan rencananya kamu berangkat, sayang. Aku boleh ikut ya?" Tari menggeleng. "Aku mau minta tolong kamu jaga anak-anak di rumah, Mas.""Tapi ..." "Aku mohon kerjasamanya. Aku ga mungkin bawa Abrar dan Alif kesana.""Abrar ditinggal? Kamu yakin?" Tanyaku dengan s

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 33

    Aku menghela napas panjang. Bisa gi-la nih aku lama lama. Mau protes, tapi ga berani. Mas Fatan sudah kelewatan menjadikan aku babu dirumahku sendiri, eh maksudnya di rumah Tari. Ternyata, rumah ini sudah dialihkan ibunya untuk istriku, menang banyak jika aku bersabar sebentar. Setelah urusanku selesai, aku kan benar benar menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak anak."Mas, Abrar sudah tidur, susunya juga sudah saya siapkan. Saya nitip ya, Mas." Ujarku bak seorang pemba-ntu yang ijin pada majikannya."Ya! Jangan lama-lama. Kalau Abrar nangis bisa repot aku nanti. Ini laporan harus segera kelar."Aku hanya mengangguk. Entah apa pekerjaannya sekarang. Tak ada keterbukaan informasi padahal aku ini masih keluarga disini, masih adik iparnya. Tapi, serasa orang lain yang sedang mengharapkan gaji."Lama banget sih, Pa! Sampai ga ada orang lagi, mana panas lagi. Mama ga pernah telat kalau jemput. Padahal dulu bawa bawa adek pake motor." Protes Alif begitu aku sampai. Sekolah sudah hampir

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 34

    Rasa lapar langsung menguap begitu saja. Aku bergegas menghampiri Mas Fatan dengan badan rasanya panas dingin. Bik asih yang tadi membereskan dapur juga ikut mendekat. Wajahnya sumringah. Jelas beda dengan wajahku yang mungkin sudah pucat pasi saat ini, tapi berusaha aku sembunyikan."Gimana, Om? Dek Ammar sudah ditemukan?" Tanya Alif yang sedari tadi juga menyimak Om nya menerima telepon. Kemungkinan dari Tari."Belum, tapi polisi sudah menemukan tempat persembunyian penculik itu." "Be-bener Mas, Ammar di culik?" Tanyaku gugup. Mas Fatan langsung menoleh."Iya! Pencu-liknya bersembunyi tak jauh dari rumah ibumu. Apa jangan jangan ada hubungannya?" Mata itu menatapku penuh selidik."Ga ... Ga mungkin lah, Mas. Masa mama saya mencu-lik cucunya sendiri." Sanggahku meski agak terbata-bata.Tak lama Elzio datang ditangannya ada bungkusan dengan merek sebuah restoran yang terkenal enak masakannya. Tentu saja restoran milik Tari."Kita makan makan dulu. Eh, Bik Asih, bibik kan baru sampai

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 35

    "Mas, polisi mengetahui keberadaan aku dan anakmu. Aku telah di dalam kereta, tak tau harus kemana.""Ammar gimana? Dia aman?" Bisikku."Tenang, dia aman. Mamamu juga aman. Aku hanya butuh uang lebih banyak lagi, Mas. Kamu harus segera kirim." Suaranya terdengar cemas."Oke oke. Aku akan segera menjual perhiasan yang tersisa ini nanti aku akan transfer u4ng nya."Aku tak punya pilihan lagi. Kalung dan beberapa perhiasan Tari yang kuambil dilemari satu satunya harapan. Tanpa kata aku menuju pasar menjual kalung itu dan segera mengirimkan hasil penjualannya pada Rani.Lumayan kalung dan beberapa cincin milik Tari itu laku 20juta. Semua aku kirim pada Rani. Aku yakin dia bisa menyelesaikan semuanya.Malam menjelang, aku gelisah karena Rani belum juga mengabarkan dimana posisinya saat ini. Ponsel mama pun tak aktif. Aku mencoba menanyakan kabar Tari, tapi tak dijawab.Paginya, kakinya terasa tak menapak. Badan limbung begitu membaca pesan dari Tari.[Mamamu ditemukan dalam keadaan terikat

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 136

    “Setidaknya beri aku waktu lebih lama untuk bicara dengannya,” pintaku pelan.Mas Nadhif menghela napas. “Baik. Tapi kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, kita harus mempertimbangkan langkah lain.”Aku mengangguk, tapi hatiku tidak tenang. Bagaimana jika Alisa malah semakin menjauh? Dan bagaimana jika Rio belum benar-benar pergi dari hidupnya?***Keesokan harinya, setelah semua orang pergi, Saat aku berpikir keras, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nomor tak dikenal di layar. Dengan ragu, aku mengangkatnya.“Halo?”Suara seorang perempuan terdengar di seberang sana. “Bu Tari, saya harus bicara dengan Anda. Ini soal Rio dan Alisa.”Jantungku berdegup kencang. “Siapa ini?”“Saya Fina. Saya mantan pacar Rio. Dan saya punya sesuatu yang harus Ibu lihat.”Aku tercekat. Mantan pacar Rio? Apa lagi ini?“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanyaku waspada.“Saya nggak bisa bicara lewat telepon. Kita harus bertemu.”Aku ragu sejenak, tapi ada sesuatu di nada suara Fina yang membuatku y

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 135

    "Saya minta baik-baik, Rio. Tolong tinggalkan anak saya. Kejarlah hidupmu. Tanpa membawa serta putriku. Dia masih mau sekolah. Tak ada waktu untuk pacaran!" Ucapku tegas. Kali ini aku mulai muak.Aku melihat ekspresi Alisa berubah, antara marah dan panik. Dia menggenggam tangan Rio erat, seakan meminta perlindungan.Dari kejauhan dia pemuda datang mendekat. Aku dapat memastikan itu Ammar dah Abrar. Setelah dekat kedua anakku itu berdiri disampingku dengan wajah menatap tajam ke ada Rio."Lu pergi baik-baik atau gw paksa!" Sentak Ammar.“Kak, kalian nggak perlu ikut campur!” seru Alisa, matanya berkaca-kaca.Rio tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini. “Wah, keluarga yang overprotektif, ya?”Aku menatapnya tajam. “Bukan overprotektif, Rio. Kami hanya peduli dengan Alisa. Kami tahu apa yang terbaik untuknya.”Ammar menyilangkan tangannya di dada. “Kami sudah menyelidikimu, Rio. Teman-temanku tahu banyak soal jejak kelammu. Dan aku yakin, Alisa nggak akan percaya begitu saja kalau

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 134

    Alisa masih diam. Aku menatap Aleeya yang juga tampak cemas.“Aleeya, boleh Bunda bicara berdua dengan Alisa?” pintaku.Aleeya mengangguk menutup bukunya dan segera keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan.Aku kembali menatap Alisa. “Nak, kamu tahu kan Bunda sayang sama kamu?”Alisa masih tidak menoleh.Aku menarik napas panjang. “Bunda dengar kamu masih dekat dengan Rio.”Saat itu juga Alisa langsung bangkit dan menatapku tajam. “Bunda udah nyuruh siapa buat nyari tahu urusan Alisa?” suaranya bergetar, entah marah atau takut.“Bunda hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Alisa mendengus. “Bunda nggak suka sama Rio, kan? Karena dia nggak sekaya harapan bunda kan? Karena dia nggak punya masa depan?”Aku terhenyak. “Bukan begitu, Nak. Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu.”“Rio itu baik! Bunda aja yang nggak mau kenal dia,” katanya dengan suara yang lebih tinggi.Aku mengusap wajahku, berusaha menahan emosiku. “Alisa, kamu masih terlalu muda. Rio bukan orang yang baik, Nak. Dia

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 133

    Setelah kejadian itu Alisa mogok sekolah. Aku tidak mau memaksakan. Toh, itu juga lebih baik baginya sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan lelaki berandal itu.Hari ini Mas Nadhif juga pulang. Aku dari pagi sibuk menyiapkan hidangan spesial untuknya dan Wildan. Diantara anak kami, hanya Wildan yang tidak mau kuliah. Dia memilih mengikuti jejak ayahnya sebagai produser."Bunda masak apa lagi? Biar aku bantu." Ammar yang libur kuliah menghampiriku. Tangannya mulai mengaduk-aduk spatula di atas penggorengan."Ga usah, udah mau selesai kok." Tolakku lembut."Bun, Alisa kenapa, Bunda sudah tau?" Tanyanya tiba-tiba.Aku menggeleng tapi mataku menatap Ammar untuk mencari jawaban."Kenapa dengannya? Anak itu menutup diri dari bunda. Entah apa salah Bunda, Bunda juga tidak tahu." Ammar menepuk pelan pundakku."Bunda tidak salah apa-apa, Bun. Bunda perempuan hebat yang Ammar miliki. Selamanya akan seperti itu. Bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri, apa yang terjadi pada Alisa sudah

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 132

    "Mas, Alisa sudah mengkhianati kepercayaan kita, Mas. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia hampir saja mencelakai Aleeya. Gimana kalau teman laki-laki nya itu bukan orang baik baik?" Aku mencurahkan isi hatiku pada Mas Nadhif lewat sambungan telepon."Iya, Mas juga ga percaya Alisa bisa senekat itu. Nanti Mas pulang, Alisa akan mas marahi, ya."aku menggeleng cepat. Walau ku tahu Mas Nadhif tidak bisa melihatnya."Jangan, Mas. Aku tidak meminta kamu memarahinya. Aku hanya meluahkan isi hatiku aja kok." Mas Nadhif tertawa kecil."Eh iya gimana Wildan? Apa dia bisa mengikuti arahan Mas dengan baik?" Aku mengalihkan pembicaraan."Alhamdulillah, Wildan juga cepat nangkap ilmu yang Mas ajarkan. Jadi, ga perlu khawatir. Kalau nanti Mas meninggal sudah ada Wildan yang akan mengurus jenazah Mas.""Huss, Mas! Ngomong apa sih!" Mas Nadhif tertawa lagi. Jujur aku tak bisa lagi mencari keburukan Mas Nadhif sejak kejadian waktu itu."Ya gapapa, kok. Kan memang sudah kepastian akan hal itu. Semua ya

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 131

    "Bunda kok ada di sini?" Wajah Aleeya pucat pasi. Pasti dia tidak menyangka aku akan ada di sini."Bunda yanga seharusnya nanya, kamu kenapa kesini? Dan laki-laki ini siapa?"Aku menunjuk laki-laki itu dengan dagu. "Maaf, Tante. Saya kesini ...""Saya tidak minta penjelasan dari kamu!" Cetusku membuat dia terdiam."Bunda, aku kesini karena disuruh Alisa. Aku sendiri tidak tahu untuk apa. Karena kata Alisa kalau aku tidak datang dia akan sangat marah pada ku, Bun.""Alisa?" Tanyaku heran. Aleeya mengangguk kuat. Aku menelisik wajah itu dengan seksama. Memang tidak ku dapati kebohongan. Tapi, aku masih tak habis pikir. Kenapa Alisa melakukan ini kepada saudara kembarnya. "Kamu kenal Alisa?" Ini pertanyaanku tertuju kepada laki-laki gondrong di sebelahku ini. Dia menunduk seakan enggan untuk menjawab pertanyaanku. "Kenal kan?"Dia mengangkat kembali kepalanya. Kini mata kami beradu."Saya bingung, Bu. Ini Alisa apa Aleeya?"Aku menghela napas panjang."Mas, saya ini Aleeya. Tadi Alis

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 130

    "Prinsip bunda masih sama. Tak ada pacaran sebelum pernikahan.""Tapi aku tak pacaran, Bun!" Pekiknya."Bunda percaya kok. Sekarang bawa sini hp nya. Bunda akan simpan sampai besok pagi. Biar malam ini kamu istirahat." Ujarku lembut.Dengan berat hati Alisa mengeluarkan ponsel dari bawah selimutnya dan menyerahkan padaku."Tenang, bunda gak akan melanggar kesepakatan kita." Mendengar itu Alisa tersenyum. Dia memelukku erat. Aku merasa ini pelukan rasa bersalah yang kini bersarang dalam hatinya karena menyembunyikan sesuatu yang tidak aku suka.Setelah memastikan Alisa tidur aku kembali ke kamar. Menaruh ponsel Alisa di atas meja. Hatiku terasa gundah. Antara ingin melihat pesan yang ada disana, atau amanah dengan perjanjian kami. Aku duduk di pinggir ranjang. Mata tetap terarah ke ponsel biru muda itu. Hingga tak lama ada pesan masuk dari kontak yang dinamai "Alex" yang terlihat di bar notifikasi.[Jangan lupa besok kita ketemuan di taman kota, ya. Aku jemput kamu jam 9.]Aku menaha

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 129

    Tak terasa sudah 10 tahun kami bersama. Usia tak lagi muda. Tapi, diri harus tetap berkarya. Aku masih menulis, meski tak seperti dulu lagi. Hanya semampuku saja. Beda dengan Mas Nadhif. Dia jarang ada dirumah karena harus keluar kota membersamai rumah produksi yang dia pegang."Nda, Ayah kenapa jarang pulang, ya?" Aleyaa menatapku sendu. Di usia nya yang kesepuluh dia mulai merasakan kurangnya perhatian dari ayahnya sendiri. Aku mengusap kepala gadisku itu lembut."Sayang, Ayah jarang pulang untuk kita. Demi memenuhi kebutuhan kita. Aleyaa jangan lupa selalu doakan Ayah. Agar rejekinya lancar, diberikan kesehatan dan dimudahkan semua urusannya." Aleyaa menunduk diam."Alisa mana, Sayang?" Aku menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka lebar."Alisa main hp, Nda." Aku langsung menatap mata Aleyaa. Karena seingatku kedua anak gadis yang beranjak remaja ini aku batasi megang ponsel jika dirumah."Aleyaa udah ingetin, Bun. Tapi, Alisa malah marah."Aleyaa menatapku. Ada sesuatu yang sedan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 128

    "Ibu mau pakai baju seperti ini?"Ibu makin mengencangkan tawa. Mas Nadhif sampai terdiam melihat tawa ibunya yang begitu lepas. Baru kali ini aku melihat Ibu sebahagia ini. Mungkin karena penyakitnya yang tiba-tiba menghilang tanpa bekas. Luka di kaki Ibu yang sempat basah dan menjalar juga seketika mengering, Masyallah.Ibu pun sampai dengan mas Fathan. Mbak Rajma kali ini tidak bisa ikut. Karena bayinya lagi kurang sehat. Obrolan ibuku dengan ibu Mas Nadhif terasa begitu hangat. Apa saja mereka omongin. Lalu tertawa bersama. Masakan Ibu mertuaku itu juga sangat lezat. Bik Inah dan Bik Mira kami ajak makan dalam satu hidangan. Benar benar kekeluargaan.Jam sudah menunjukkan angka sebelas. Mas Nadhif dan Mas Fathan siap-siap hendak berangkat salat Jumat. Sedangkan kami para perempuan juga bersiap-siap untuk sholat Dzuhur di rumah. Sayang anak-anak sedang sekolah jadi tidak bisa merasakan kebersamaan ini seutuhnya.Aku yang paling muda ditunjuk menjadi Imam. Meski canggung aku tetap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status