Share

2

Author: Cahyo Sumarsongko
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Dari mereka yang tertangkap," sahut Gajah Man, "mengaku sebagai anggota kriminal Kerbau Merah!"

"Mereka bahkan memiliki tattoo organisasi itu," imbuh Cahayani, "Lihat beritanya!"

Cahayani memencet remote control televisi pintar di warung kopi dan memutarkan berita tentang kriminal Kerbau Merah.

Nasi orak-arik dan kopi hitam telah dihidangkan oleh Pak Yono. Istrinya yang memasak di belakang.

"Ahh, kelompok Kerbau Merah," gerutu Pak Yono, "mereka sadis. Tak segan untuk membunuh orang!"

"Lihat tattoo-nya!" ujar Cahayani.

Kulihat mereka memang memiliki tattoo berbentuk kerbau merah di lengan atau leher.

"Siapa yang menangkap mereka?" tanyaku.

"Para superhero dari aplikasi sebelah." Jawab Cahayani.

"Ahh, mereka lagi!" keluh Gajah Man.

"Kita semakin tertinggal dari mereka," Imbuh Anginia, "Mereka lebih canggih dan terlatih."

"Kudengar mereka dilatih dan diberi berbagai fasilitas dari perusahaan." Susul Jago Man.

"Yah, tidak seperti kita!" keluh Gajah Man, "Dan parahnya, bos justru memarahi kita karena kinerja kita yang menurun!"

"Bos jaman sekarang memang suka seenaknya!" sahut Pak Yono, "Makanya aku lebih suka buka warung kopi! Bisa jadi bos sendiri! Haha!"

"Tapi Bapak kan buka warung hanya samaran saja," balas Anginia, "aslinya juga agen perusahaan kita."

Pak Yono tertawa renyah seperti biasanya. "Yah, setidaknya memberikan rasa kebebasan semu padaku. Hehe."

Mereka terus membicarakan tentang superhero dari aplikasi sebelah. Dan aku justru tertarik dengan organisasi Kerbau Merah.

Organisasi bayang-bayang. Tak pernah terbukti dan dapat ditelusuri sumbernya. Namun belakangan, semakin orang berbuat kriminal mengaku sebagai anggota gerombolan itu. Membuat kami penasaran dan terus was-was.

Yah, seperti inilah! Warung ini bukan warung kopi biasa. Tempat mangkal para superhero online seperti kami.

Dengan semakin banyaknya superhero bermunculan, pemerintah menetapkan bahwa mereka harus tergabung dalam aplikasi online.

Karena pemerintah belum mampu membikin aplikasi semacam itu, maka diserahkan sepenuhnya pada pihak swasta. Pemerintah hanya menanamkan sedikit modal. Itupun mungkin berasal dari hutang luar negeri.

Aku heran kenapa pemerintah belum bisa membuat aplikasi superhero online? Padahal salah-satu menteri mereka adalah pendiri salah-satu aplikasi jasa online yang sukses.

Aplikasi-aplikasi atau situs web yang dibuat pemerintah sering lamban dan susah untuk diakses. Membuat layanan masyarakat kadang terhambat. Apa sebenarnya kerja para pegawai pemerintah itu?

Di tempat mangkal inilah, aku dan keempat teman superhero-ku sering menunggu 'pesanan'.

Teman-teman yang sering mangkal di sini ada lima orang. Mereka adalah; Jago Man, superhero berkekuatan ayam jago. Postur tubuhnya kecil, namun lincah dan selalu bersemangat.

Gajah Man; manusia gajah. Tubuhnya besar dan gendut seperti gajah. Memiliki kekuatan besar dan pergerakannya pun cukup cepat.

Anginia; superhero wanita berkekuatan angin. Sangat cantik. Katanya masih lajang. Karena nama aslinya Nia, makanya disebut Anginia.

Dan Cahayani; superhero perempuan yang memiliki kekuatan cahaya. Ia juga cantik dan masih lajang.

Satu pelanggan meminta bantuan di aplikasi. Perampokan!

"Biar kuatasi!" seru Jago Man bersemangat menerima pesanan itu.

Ia segera menyiapkan sepeda motor bebek trail-nya yang disembunyikan di belakang warung.

"Huh, baru kali ini ada ayam naik bebek!" selorohnya sebelum pergi.

Ia pun melesat pergi dengan suara motor yang bising.

Muncul pesanan berikutnya; kodok masuk ke dalam rumah.

"Biar aku saja!" ujar Gajah Man dan pergi dengan sepeda motor besarnya.

Ada lagi; penculikan.

"Ah, biar aku!" kata Anginia segera melesat seperti angin.

Satu lagi; kunci mobil hilang.

"Biar aku!" seru Cahayani. Ia melesat dengan kecepatan cahaya.

Ada lagi; kebakaran!

"Kau tak ambil Kris?" tanya Pak Yono mengagetkanku. Ia juga mengamati aplikasi dari tablet di meja.

"Biar yang lain!" jawabku.

"Sudah pergi semua! Fokus, Kris! Fokus! Haha!"

"Ohh iya," baru kusadari semua orang sudah pergi, "Aku belum selesai sarapan! Kenapa mereka tak memanggil pemadam kebakaran saja?!"

"Entahlah, seorang wanita yang memesan. Katanya ia terjebak di lantai tiga rumah yang kebakaran, Kris!"

Kuseruput kopi dan segera memakai kostum. Cukup ribet! Entah kenapa superhero lain begitu cepat memakai kostum?

Jarak kebakaran cukup jauh. Aku harus memesan ojek online untuk menuju ke sana. Terlihat aneh memang seorang superhero naik ojek.

Saat tiba di lokasi, terlihat api berkobar di deretan perumahan padat. Ada seorang wanita tua yang meminta tolong di lantai tiga sebuah rumah.

Ah, rumah-rumah di negeri ini memang menyedihkan! Baik rumah mewah atau miskin saling berdempetan.

Lihat rumah di negara maju! Mereka memberi jarak satu sama lain.

Tujuannya; jika terjadi kebakaran tak mudah untuk merembet ke rumah yang lain. Masing-masing harus menyisakan tempat untuk halaman.

Lagipula, perumahan di sana tertata rapi. Harus memiliki jalan yang bisa dimasuki oleh mobil pemadam kebakaran, ambulans, atau polisi untuk hal-hal darurat semacam ini.

Lihat, gang perkampungan ini sangat sempit! Mobil pemadam kebakaran tak bisa masuk. Alhasil, kebakaran merembet kemana-mana.

Aku segera masuk gang dengan berjalan kaki. Banyak orang berkerumun dan berjibaku memadamkan api dengan ember.

Aku memasuki rumah target dan menaiki tangga menuju lantai tiga. Kukeluarkan keris sakti.

Kekuatan dingin!

Cukup bisa menahan panas, namun tidak bisa memadamkan api sebesar ini.

Susah payah aku sampai ke lantai tiga tempat wanita tua itu meminta tolong. Namun tiba-tiba seorang superhero lain datang. Ia terbang dan masuk dari jendela.

Ia lalu membawa wanita tua itu keluar dari jendela.

"Hei, itu pelangganku!" seruku kesal.

Aku segera turun karena kebakaran semakin parah. Di luar, wanita tua itu terlihat senang bisa terselamatkan.

High Quality Man, superhero dari aplikasi sebelah yang menyelamatkannya. Ia tersenyum tebar pesona telah berhasil menyelamatkan pelangganku.

Semua orang yang berkerumun memberi selamat kepadanya. Sebagian memotret dan merekamnya untuk dipamerkan di media sosial.

"Aku pesan kamu," gerutu wanita tua itu padaku, "tapi kenapa dia yang menyelamatkanku? Dasar payah!"

"Kenapa kau kemari?" tanyaku pada High Quality Man. Namanya memang cukup panjang dan aneh untuk seorang superhero.

"Seseorang memesanku." Jawabnya ramah.

"Aku yang pesan!" seru seorang warga dari kerumunan.

"Kucingku," seru wanita tua itu, "kucingku masih di dalam!"

Entah kenapa ia baru teringat pada kucingnya sekarang. Barangkali sudah mulai pikun.

"Jangan khawatir, Tante!" ujar High Quality Man, "Akan kuambil."

Ia segera terbang lagi dan mengambil kucing itu di lantai tiga.

"Ah, aku dipanggil tante!" gumam wanita tua itu tersipu. Padahal ia lebih pantas dipanggil nenek.

High Quality Man dengan cekatan mengambil kucing yang terjebak itu dan membawanya ke bawah.

"Ini kucingmu, Tante!" serahnya.

"Ah, kucingku! Satu-satunya keluargaku!" seru wanita itu dengan girang memeluk kucingnya. Hanya kucing kampung biasa.

"Kau tak lihat kucing ini di atas tadi, Keris Man?" tanya High Quality Man padaku seolah mengejek.

"Tak disebutkan dalam aplikasi!" balasku kesal.

"Okelah!" jawab superhero itu dengan senyum menyebalkan.

Related chapters

  • KERIS MAN   3

    Superhero berpostur gagah dan besar itupun terbang lagi dan memadamkan api dengan meniupkan udara dingin dari mulutnya. Dan tak butuh waktu lama, seluruh api padam. Semua orang bertepuk tangan."Terimakasih!" seru warga, "Kau memang superhero sejati!"Si wanita tua pun turut senang, lalu menatapku marah dan memberiku penilaian 'bintang satu' pada aplikasi."Lambat, payah! Tak pantas jadi superhero!" tulisnya sebagai ulasan.Ahh, dasar wanita itu!"Jangan berkecil hati, Keris Man!" hibur High Quality Man menghampiriku setelah berhasil memadamkan api, "Aku hanya menjalankan tugasku. Kau harap kau juga bisa menjalankan tugasmu dengan baik. Mau tumpangan pulang?""Tidak! Aku bisa naik ojek!""Oke, bye!" jawab superhero itu segera terbang pergi."Aku kasih 'bintang lima'!" seru warga yang memesannya.Huh, aku segera pergi dari sana dengan perasaan kesal. Ini 'bintang satu' untuk kesekian kalinya yang k

  • KERIS MAN   4

    Dasar anak sekarang! Akupun terpaksa menunjukkan kekuatan superku. Dari dalam dadaku, muncul keris gaib yang bersinar terang. Orang-orang menutup mata karena silau. "Keris sakti api!" ujarku memamerkan kekuatan panas dari keris dan tubuhku. Lalu kekuatan air yang menimbulkan hawa dingin dan kekuatan angin. Kukurangi kadar kekuatannya agar tak membahayakan orang-orang atau gedung ini. Segera kumasukkan lagi kekuatan sakti ke dalam tubuhku setelah semua terpana. "Kereenn!" seru anak-anak bertepuk tangan. Gadis kecil tadi memberiku dua jempol tangan, "Top! Hebat!" Ibunya tersenyum manis dan turut bertepuk tangan. Tiba-tiba terdengar jeritan seorang wanita dari luar. "Lihat, ada orang butuh pertolongan!" seru salah seorang melongok ke luar jendela. Kulihat ponsel, tak ada pesanan di aplikasi. "Dia butuh pertolongan!" seru yang lain. Kulongok

  • KERIS MAN   5

    "Tak bisa tidur?" tanyaku terbangun."Entahlah!" jawabnya sayu."Tenanglah, biar kujaga! Sana, tidur!""Tidak, bukan itu. Aku hanya merasa kau melakukan banyak hal untukku. Baru kali ini ada orang seperti itu."Kudengarkan curahan hatinya. "Saat ayahku bangkrut, aku minta bantuan pada saudara-saudara dan teman. Tapi tak ada yang bisa menolong.""Aku," lanjutnya tak diteruskan."Tenanglah Selly, aku yakin kamu bisa menemukan jalan keluar. Kamu pintar!""Terimakasih banyak telah menolongku. Kalau tidak, aku pasti sudah diperkosa atau mati! Atau dijual jadi pelacur! Tak terbayangkan bagaimana nasibku!""Tak perlu dirisaukan. Sudah tugasku! Kau sudah aman!""Aku bahkan tak memanggilmu pakai aplikasi!" lanjutnya menatap wajahku dalam, "Kau tak dibayar telah menolongku. Bahkan untuk menjagaku begini juga!""Tenanglah, tak masalah bagiku, Sel!""Tidak, aku ingin membayarnya," bisiknya lal

  • KERIS MAN   6

    "Bapak melacak lokasi ponselku?""Tentu saja, Geeglo saja bisa, kenapa kami tidak? Semua orang sekarang bisa melacak lokasi ponsel!"Aku lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Betapa rapuhnya privasi orang di jaman modern ini."Kau sudah tak profesional, Kris!" lanjutnya, "Aku sudah mmemperingatkamu berkali-kali. Ini bintang satu-mu yang kesekian kalinya. Mempengaruhi pamor perusahaan kita. Semakin tertinggal dari pesaing. Lihat aplikasi sebelah! Makin melejit dengan High Quality Man sebagai andalan.""Yah, apa yang harus kukatakan, Pak? Kadang ada hal-hal yang tak bisa diselesaikan oleh superhero."Ia terdiam. Tubuh pendek dan agak gembulnya terlihat lucu memendam amarah. Wajahnya terkesan lebih mirip komedian daripada direktur. Namun kegalakannya melebihi debt collector."Dan kadang ada hal penting yang harus kami selamatkan!" lanjutku."Apa? Cinta, perasaan? Melebihi keselamatan kawan-kawan dan perusahaan?!""M

  • KERIS MAN   7

    "A, aku tak bisa menunjukkannya.""Huh, bawa dia!" perintahnya pada para polisi yang lain."Tunggu!" tolakku mundur."Lepaskan dia, komandan!" seru seseorang mendekat."Siapa kau?!" tanya polisi tadi."Intelejen pusat," jawab orang yang berpakaian jas hitam itu menunjukkan kartu identitasnya, "Kasus ini biar kami tangani!""Intelejen? Huh!"Para polisi meninggalkan kami. Dan orang intelejen itu membawaku keluar dari garis polisi menuju sebuah mobil di pinggir jalan."Apa yang terjadi Kris?" tanyanya menghela nafas."Kau tahu aku?""Yah, kami badan yang bertugas mengawasi para superhero online. Kami tahu siapa kau, Keris Man.""Ah, syukurlah.""Namaku Rahmat. Apa yang terjadi?""Saat aku kemari, ibu kos dibunuh orang.""Sepertinya ada yang mengetahui tempat persembunyianmu. Tempat mangkal kalian, warung kopi, juga diserang bukan?""Y

  • KERIS MAN   8

    Aku kembali untuk menemui Selly. Ia sudah menunggu di depan kantor. Semoga para debt collector tak memburunya."Hai," sapaku, "gimana?""Hmm, tak diterima." jawabnya lesu."Nggak papa, bisa cari yang lain.""Susah cari kerja sekarang. Yang dibutuhkan kebanyakan hanyalah penjaga minimarket dan sales girl. Atau reseller online.""Kenapa tak coba?""Mana bisa kerja disitu mendapatkan satu milyar untuk bayar hutang? Bahkan jadi manajer pun belum tentu bisa.""Yah, kita hidup di negara dengan tingkat gaji yang sangat kecil dibandingkan negara-negara lain.""Iya, makanya banyak orang berhutang."Kami pun beranjak pulang. "Yah, negara saja banyak hutang," sahutku berjalan di sampingnya, "Apalagi rakyatnya.""Kau kan tak punya hutang?!""Aku berhutang pada teman-temanku. Juga pada Pak Yono, istrinya dan ibu kos. Kematian mereka harus kubalaskan.""Jangan terlalu mendendam, Kris! Nanti kau jadi pe

  • KERIS MAN   9

    Aku berusaha menolong Selly. Satu orang yang mengekang tangannya kuserang. Si wanita berusaha menghadangku, namun berhasil kuatasi. Kudorong tubuhnya dengan bahuku. Dua orang lelaki yang lain hendak menyerangku pula. Dapat kutangkis dan kuhajar dengan pukulan dan tendangan hingga tersungkur.Si pengekang Selly kutarik tangannya kucekik lehernya. Ia melepaskan tangkapannya dan menghadapiku. Dapat kuatasi dengan mudah dan kusungkurkan. Kugenggam tangan Selly dan menjauh. Kelimanya terus maju dan mengepung kami. "Kalian yang menyerang teman-teman dan ibu kos-ku?!" tanyaku geram, "Apa mau kalian?!""Haha, teman-temanmu cukup tangguh," jawab si badan besar, "tapi bukan tandinganku! Ibu kos-mu juga cukup cantik! Haha!""Kenapa kalian membunuhnya?!" balasku, "Kenapa menyerang teman-temanku?!""Kami ingin menghabisi semua superhero! Haha!""Kenapa?! Siapa sebenarnya kalian?!""Gampang, karena kalian selalu menghalangi kami! Kami dari kelompok Kerbau Merah!"Si badan besar menyerangku lagi d

  • KERIS MAN   10

    "Di rumah Selly." Jawabku. "Bagaimana kalau mereka kembali lagi?" tanya Selly padaku, "Aku takut! Mereka sangat kuat!""Kenapa tak kita undang ke tempat kita saja?" tanya Dara pada kedua temannya, "Di sana aman. Lagipula kalau kita bersama bisa lebih kuat!""Kalau mereka tak keberatan." Jawab si Harimau dingin. "Yah, aku senang dapat teman lagi!" imbuh si Kuda jalanan. "Aku ingin mencari dan menyelidiki mereka!" jawabku bersikeras, "Mereka yang menyerang dan membunuh teman-temanku!""Tapi tampaknya kau yang dihajar habis-habisan!" sahut si Harimau jalanan, "Mau mati menyusul teman-temanmu?!"Aku mendesah kesal. Dara lalu menenangkan suasana dengan merangkul pundakku dan berkata, "Dendam bisa kau selesaikan nanti! Yang penting sekarang cari tempat berlindung dulu sambil menyelidiki mereka!""Yah, aku juga penasaran dengan kelompok Kerbau Merah itu!" imbuh si Kuda jalanan. "Mungkin kita bisa membantunya menyelidiki gerombolan itu?!" tanya Dara pada dua temannya, "Ya kan? Kelompok k

Latest chapter

  • KERIS MAN   112

    "Belum," jawab para pegawai, "Kami coba lacak dari beberapa kamera cctv yang dapat kita akses! Tapi butuh waktu lama!" "Teruskan!" perintah Dina. "Kami menemukan sesuatu," ungkap salah seorang petugas IT yang memeriksa laptop, "Lihat!" Kami bergegas menuju ke meja pegawai ahli IT yang memeriksa laptop. Terlihat progam di layar laptop seperti yang kami dapati kemarin. Hanya saja sekarang tertulis; Elistrik, Buaya Budiman, Manusia Elang serta para superhero perusahaan yang lain "Nama mereka dicentang," ungkap Tirtasari, "Mungkin menunjukkan korban yang berhasil mereka culik!" "Astaga!" kesah Dina. "Apa maksud semua ini?!* tanya High Quality Man, "Target mereka berubah?! Semula para superhero yang lain tidak ada dalam daftar!" "Entahlah," jawabku, "Apakah sebelumnya hanya mengecoh kita?! Atau memang menyesuaikan dengan apa yang ada?!" "Mereka sengaja memancing kita keluar?!" tanya High Quality Man. "Barangkali?" jawabku. "Kami dapati sesuatu," ungkap pegawai IT yang lain, "Mere

  • KERIS MAN   111

    Kalau saja Tirtasari terlambat atau kurang dalam menyemburkan air, barangkali monster itu bisa membakarku. Sebenarnya ini tindakan yang cukup nekat. Menyerap api ke dalam diri sendiri! Namun untungnya aku dapat mempercayai istriku. Barangkali ini yang dinamakan ikatan setelah pernikahan?! Sang monster perlahan terus memudar seiring hisapanku dan semburan air Tirtasari. Ia berusaha berontak dan marah. Namun tetap tak berdaya dalam jebakan kami. Dengan wajah penuh amarah, ia lalu berusaha menghujam dan menyerangku dengan ganas. Untung saja Tirtasari mampu melihatnya dan menyemburkan air padanya lebih deras sebelum mengenai diriku. Splasshh, splasshh, splasshh! Tubuh api itu kian mengecil dan akhirnya musnah ditelan air. Aku dan Tirtasari mampu bernafas lega. Masyarakat pun berteriak-teriak senang. Mereka mengelukan kami yang telah menyelamatkan mereka. Para superhero yang terkalahkan sebelumnya segera kembali ke kantor. Beberapa warga memberi mereka pakaian karena kostum

  • KERIS MAN   110

    Di sekitaran minimarket, para superhero terus berupaya melawan musuh berbadan besar dan kekar itu. Namun mereka terus kewalahan. Dihajar habis-habisan dan tersungkur lemah. "Ia akan membunuh mereka!* ungkap Buaya Budiman. Dan di area kerusuhan, para superhero kian kewalahan menghadapi para perusuh yang beringas dan bersenjatakan anaka macam. Mereka kini tersungkur hendak dikeroyok. "Kita harus membantu!" desakku. "Aku juga harus turun!" sahut Tirtasari, "Memadamkan monster api itu!" "Jangan Kris!" cegah Dina, "Tirtasari!" "Mereka bisa mati!" sahutku, "Kita tak punya pilihan lain!" "Yah, kota terancam!" imbuh Tirtasari, "Tidak ada lagi yang bisa melawan monster itu!" Dina memandang pada Bos. Dan sang manajer menghela nafas berat. "Baiklah," jawabnya, "Berhati-hatilah! Jika terdesak langsung mundur! Utamakan keselamatan kalian! Dan kalau bisa, selamatkan teman-teman di sana!" "Baik Bos!" jawabku dan Tirtasari bersamaan. "Kami ikut!" pinta Buaya Budiman dan yang lain

  • KERIS MAN   109

    Yah, orang-orang senang karena kebakaran yang melanda rumah dan lingkungan mereka mereda. Tapi mereka cukup kesal dengan bau dan entitas air sungai yang kotor dan jorok. Bahkan beberapa tumpukan sampah menimpa mereka. "Uh, siapa yang buang popok bayi ke sungai?!" keluh salah seorang warga yang tertimpa bungkusan popok bayi kotor. "Juga sampah-sampah ini?!" timpal yang lain karena terkena terpaan sampah, "Dasar! Orang-orang parah, membuang sampah di sungai!" "Kita kan juga sering begitu!" balas warga yang lain. "Ah! Iya, betul juga!" "Hei, siapa yang buang bangkai ke sungai?!" gerutu warga lain kesal karena terkena bungkusan jorok, "Bangkai apa ini?! Tikus?! Menjijikkan!" Sementara itu, superhero angin terus berusaha menyemburkan air pada sang monster. Kebakaran cukup mereda dan menyisakan titik-titik api kecil saja. Ia sekarang lebih banyak menyerang sang monster dengan semburan air sungai. Namun moster itu ternyata cukup cerdas. Ia menyeberang sungai dengan nyalanya yang mela

  • KERIS MAN   108

    Yah, monster itu menyerang helikopter yang ditumpangi paparazi. Terlihat di layar, semburan api yang mengerikan menerpa mereka. Lalu suara terbakar dan teriakan-teriakan. "Ia membakar kami!" pekik sang wartawan, "Ia membakar kita!" "Sial!" umpat Dina dan teman-teman. Terlihat dari layar lain, helikopter itu terbakar dan berputar-putar tak karuan. Sepertinya rekaman live dari seorang netizen. "Lihat itu!" teriakan orang-orang di bawah, "Awas!" Pesawat itu hendak jatuh menerpa kerumunan orang di bawah. Mereka pun panik dan berusaha menyelamatkan diri. Superhero angin segera meluncur ke bawah. Ia gunakan kekuatan angin untuk mengangkat helikopter itu ke atas dan menghindari terjatuh menimpa orang-orang. "Wuuu!" pekik orang-orang tertegun. Dengan kekuatan angin pula, sang superhero menghembuskan api di helikopter agar padam. Sang wartawan, kameraman dan pilot melompat ke bawah. Mereka pun diselamatkan dengan energi angin sang superhero. Mendarat di jalan dengan selamat.

  • KERIS MAN   107

    Dari layar terlihat beberapa perusuh nampak aneh. Tubuh mereka kecil, layaknya orang pedesaan. Menenteng berbagai senjata. Mulai dari senjata tajam hingga tongkat kayu. "Siapa kalian?!" tanya para superhero, "Sengaja membikin rusuh?! Pulanglah! Kalian tak nampak seorang demonstran!" Mereka seolah tak mau mendengar dan terus merangsek maju sambil menyiapkan senjata. Para superhero nampak waspada. "Mereka sepertinya penyusup!" ungkap beberapa polisi yang mendekat pada superhero, "Bukan bagian dari para demonstran!" "Inilah yang ditakutkan dari aksi demontrasi!" susul polisi yang lain, "Hadirnya para penyusup dan provokator?" "Mundur kalian!" bentak para polisi, "Atau kami tindak keras!" Para penyerang tak menggubris peringatan itu dan terus maju. "Biar kami hadapi!" terang para superhero bersiap. Mereka lalu saling bertarung. Para penyerang nampak ganas dan mengarahkan senjata mereka secara membabi-buta. Para superhero pun mengerahkan tenaga dan kemampuan mereka untu

  • KERIS MAN   106

    Terlihat dari video live, para superhero bantuan mulai datang. Ada dua superhero yang hendak membantu melawan monster api. Video dari para superhero bantuan pun dapat terlihat di layar. Mereka beterbangan dan meloncat-loncat dari gedung ke gedung untuk mengatasi musuh. "Bagaimana kita akan mengatasi ini?!" tanya superhero yang datang. "Entahlah, kucoba meniupnya dengan energi yang angin milikku," jawab superhero angin, "Tapi malah tambah besar!" Kebakaran pun kian melanda di sana-sini. Beberapa gedung dan bangunan terbakar. Begitu juga dengan beberapa orang yang malang. Beberapa kendaraan, baik mobil ataupun sepeda motor juga tak lepas dari kobaran api. Para pengendaranya terlihat kocar-kacir dan sebagian terbakar. "Lihat, ada yang terjebak dalam mobil!" pekik beberapa orang di bawah. Sebagian merekamnya secara live. "Ada anak-anak di dalam!" seru yang lain, "Sepertinya satu keluarga!" "Mereka akan terbakar habis!" "Superhero," panggil Dina pada para superhero yang me

  • KERIS MAN   105

    "Mohon bantuan!" pekik Manusia Elang lewat radio komunikasi. "Ada apa?!" balas Dina dari kantor. "Ada musuh yang kuat! Ia muncul dari perampokan di minimarket dan menyerangku!" "Identifikasi penyerang!" balas Dina, "Kenapa video tak muncul dari kostummu?!" "Perangkat video mungkin rusak karena perkelahian! Dia sangat kuat dan bertubuh besar! Berbaju serba hitam!" Kami saling pandang di kantor. "Kerbau Merah?!" gumam Dina padaku. "Barangkali!" jawabku. "Kami butuh bantuan!" pekik superhero lain yang menangani kebakaran. "Apa yang terjadi?!" tanya Dina. "Musuh yang kuat!" balasnya, "Berkekuatan api!" Kami kembali saling pandang dan cemas. "Ia muncul dari api kebakaran!" lanjut sang pelapor, "Sangat kuat dan besar!" "Perangkat videomu rusak?!" tanya Dina. "Entahlah! Mungkin terbakar karena panas!" "Kita harus bantu mereka!" usulku pada Dina dan yang lain. "Jangan Kris!" cegah Dina, "Kalian offline! Biar dibantu superhero lain!" "Stok superhero kita makin m

  • KERIS MAN   104

    "Semoga semua dapat kita atasi," imbuhku untuk menenangkan mereka. Kunikmati ketiga istriku dalam eksotika pemandangan kota. Chantrea dan Chanthou makin ketagihan dinikmati dalam suasana yang jauh berbeda dari pedesaannya ini. Hari berikutnya berjalan seperti sebelumnya. Kami terus waspada dan bersiaga di kantor. Hal yang cukup menjemukan bagi teman-teman yang terpaksa offline. "Jadi kapan mereka akan menyerang?!" keluh Buaya Budiman, "Nampaknya kita bosan menunggu! Apa benar mereka akan menyerang?" "Apa benar informasi yang kau dapat, Kris?!" imbuh High Quality Man. "Entahlah," jawabku, "tapi sepertinya kita harus tetap waspada!" "Jangan-jangan mereka merubah rencana?!" kesah Buaya Budiman. "Kita tak tahu apa-apa," sahut Elistrik nampak lebih santai. "Mungkin perlu kita lihat lagi laptop itu!" desak Buaya Budiman. "Kenapa?" tanya Elistrik. "Lihat saja! Barangkali ada petunjuk lain." Kami pun mengamati lagi laptop itu yang sebelumnya disimpan Tirtasari. Tak ada ya

DMCA.com Protection Status