Share

5

last update Last Updated: 2022-04-19 17:23:15

"Tak bisa tidur?" tanyaku terbangun.

"Entahlah!" jawabnya sayu.

"Tenanglah, biar kujaga! Sana, tidur!"

"Tidak, bukan itu. Aku hanya merasa kau melakukan banyak hal untukku. Baru kali ini ada orang seperti itu."

Kudengarkan curahan hatinya.  

"Saat ayahku bangkrut, aku minta bantuan pada saudara-saudara dan teman. Tapi tak ada yang bisa menolong."

"Aku," lanjutnya tak diteruskan. 

"Tenanglah Selly, aku yakin kamu bisa menemukan jalan keluar. Kamu pintar!" 

"Terimakasih banyak telah menolongku. Kalau tidak, aku pasti sudah diperkosa atau mati! Atau dijual jadi pelacur! Tak terbayangkan bagaimana nasibku!"

"Tak perlu dirisaukan. Sudah tugasku! Kau sudah aman!" 

"Aku bahkan tak memanggilmu pakai aplikasi!" lanjutnya menatap wajahku dalam, "Kau tak dibayar telah menolongku. Bahkan untuk menjagaku begini juga!"

"Tenanglah, tak masalah bagiku, Sel!"

"Tidak, aku ingin membayarnya," bisiknya lalu mencium bibirku. Bagian lubang hidung dan bibir memang tak tertutup oleh kostumku. 

Aku berusaha menolak, namun dia terus mendekap dan menciumiku. Aku tak kuasa menahan gejolak ini. 

Sudah lama aku tak berhubungan dengan wanita. Mungkin terakhir kali saat di desa bersama Sri Kuswantari. Anak guruku itu. Wanita kota susah untuk ditundukkan. 

Ia lepaskan ciumannya dan mengelus wajahku. "Apa kau juga selalu tidur dengan kostum ini?" tanyanya berusaha melepaskan topengku. 

Kucegah tangannya. Ia terus menatap mataku. Seolah ingin menggapai apa yang ada dalam hatiku. Dengan wajah secantik dan semurni itu, aku tak mampu menghindarinya. 

Akhirnya kubiarkan ia melepaskan topengku. Ekspresi wajahnya cukup membingungkan. Antara kaget dan kagum. 

Mungkin baru kali ini ia melihat wajah asli seorang superhero. Entah sesuai harapannya atau tidak.

Ia kembali menciumku. Dan kami kembali hanyut dalam pergumulan malam. 

Tanpa malu, ia terus mencumbuiku dan melepaskan baju tidurnya. Hasratku sebagai lelaki semakin tak tertahan. 

Aku jadi teringat pada ibu kos. Ia pasti khawatir aku belum pulang. Aku belum pamit kepadanya. Mungkin ia ingin memberiku buah-buahan segar seperti biasanya. Tapi siapa peduli, di sini kudapatkan buah yang lebih segar. 

Selly lalu mengajakku ke kamar. Bukan seperti superhero lagi, aku tunduk pada kecantikan dan kemolekannya. Kulepaskan segenap kostumku dan kami habiskan malam untuk menikmati asmara. 

Pagi harinya, aku terbangun sendirian di kamar Selly. Ia sepertinya sedang menyiapkan sarapan. Tercium dari baunya. 

Aku keluar kamar dengan memakai kostum sekedarnya. Kusambangi Selly di dapur yang sedang memasak. Kupeluk dan kuciumi tengkuknya dari belakang. 

"Hmm, superhero sudah bangun!" gumamnya, "Kubuatkan telur orak-arik, mau?"

"Yah, terimakasih."

"Sebentar lagi siap, aku juga masih punya kopi. Mau?"

"Yah. Pakai susu!"

"Aku tak punya susu!"

"Masa?" godaku. 

"Aihh, sana, sana! Tunggu dulu di meja makan! Ah, aku sudah tak punya meja makan. Tunggu di ruang tamu! Haha!"

Kuberalih ke ruang tamu dan kulihat ponsel yang tertinggal di sofa. Astaga, ada banyak pesan!

Salah-satunya, "Kris, di mana kamu? Kami diserang! Tolong!"

Dan itu adalah pesan tadi malam!

"Aku harus pergi!" pamitku pada Selly. 

"Semua baik-baik saja?" tanyanya cemas, "Ada bahaya?!"

"Yah!" jawabku mencium keningnya, ia tampak telah menyiapkan telur orak-arik, "Aku segera kembali!"

Aku menuju warung kopi Pak Yono. Hangus berantakan! Sisa-sisa asap masih mengepul ringan. 

Ponselku berdering. Dari manajer, "Kemana saja kau Kris?! Cepat ke kantor!"

Akupun segera ke kantor. Dan sesampainya di sana, manajer menyambutku cukup panik. 

Ia seorang pria berumur empat puluhan yang bertubuh ideal dengan kepala mulai botak. Selama ini menjadi manajer kami berlima yang sering mangkal di warung Pak Yono. 

"Tempat berkumpul kalian, Warung kopi Pak Yono diserang!" jelasnya, "Anginia, Cahayani dan Gajah Man terluka. Pak Yono dan istrinya tewas!"

"Apa?!"

Aku segera dibawa ke ruang jenazah untuk melihat mayat Pak Yono dan istrinya. Ah, lelaki dan wanita yang selama ini melayani kami. Menyediakan burjo dan nasi orak-arik yang nikmat. 

Kuberi penghormatan terakhir pada mereka. 

Manajer lalu membawaku ke klinik perawatan untuk menemui teman-temanku. Gajah Man, Anginia dan Cahayani terbaring lemas. 

"Apa yang terjadi?" tanyaku pada mereka. 

"Kami diserang orang-orang aneh!" jawab Anginia mengenggam tanganku, "Kami tak tahu siapa." 

"Sempat kulihat tattoo di leher mereka," imbuh Cahayani, "Kerbau merah!"

"Mereka sangat kuat!" tambah Gajah Man, "Awalnya mereka berpostur biasa dengan pakaian hitam-hitam. Lalu, salah satu berubah jadi bertubuh besar. Matanya merah dan bertanduk seperti kerbau. Dia sangat kuat. Mampu mengalahkan kami!"

"Dan motorku," lanjutnya menangis, "Motor gede peninggalan ayahku hancur, Kris!"

Ah, dasar pria besar ini! Dalam kondisi begini masih saja meratapi sepeda motornya. 

Kadang lelaki memang terlalu mencintai kendaraannya daripada dirinya sendiri. Hingga banyak yang suka kebut-kebutan dan balapan liar tanpa memperhitungkan keselamatan diri.

"Dimana kamu semalam?" tanya Anginia, "Kami hubungi, tak jawab!" 

"Aku, aku, terlalu lelah."

"Lelah atau acuh?!" tanya Jago Man yang duduk di pojokan. Entah mengapa ia selalu berada di sudut yang mengagetkan. 

"Kau sendiri kemana?" balasku, "Tampak sehat-sehat saja!"

"Kau tahu, kami ayam tidur setelah senja!"

Aku menghela. Manusia ayam itu memang sering bertingkah menyebalkan. 

"Aku penasaran, apa yang kalian lakukan di warung Pak Yono malam-malam?" tanyaku, "Masih mangkal?"

"Sebenarnya kami sudah pulang," jawab Anginia, "Tapi ada pesanan darurat menuju ke sana dari seseorang."

"Setelah sampai sana tak ada apa-apa," imbuh Cahayani, "Lalu datang beberapa orang misterius itu. Lima orang, salah-satunya wanita."

"Kris, bos memanggilmu di ruangannya!" kata manajer padaku. 

Aku meninggalkan teman-temanku dan menuju ke ruangan bos. Pria itupun segera memarahiku. Ia direktur perusahaan aplikasi ini. "Apa yang terjadi padamu, Kris?!"

"Maaf, semalam saya tak melihat pesan dan telepon di ponsel, Pak!" jawabku.

"Kinerjamu, kinerjamu, Kris! Makin menurun! Dimana tanggung jawabmu sebagai superhero?!"

Aku belum sempat menjawab dan ia meneruskan kemarahannya, "'Bintang satu' dan ulasan buruk berkali-kali! Gagal di kejadian kebakaran pula! Ah!"

"Bukan salah saya, Pak! Lagipula rumah-rumah di negeri ini terlalu berdempetan. Harusnya diberi jarak yang cukup dengan halaman yang luas. Juga gang yang lebar untuk memudahkan mobil pemadam kebakaran masuk."

"Kau superhero, Kris! Bukan gubernur atau presiden! Bukan tugasmu mengelola kota!"

Aku hanya menghela. 

"Ada yang mengunggah di Herostube dan Herogram," lanjutnya, "Kau menghibur pesta ulang tahun anak-anak?! Kau pikir superhero itu cosplayer?!"

Ia perlihatkan video pada aplikasi-aplikasi itu yang menunjukkan aku sedang menghibur anak-anak. Bahkan terlihat aku memamerkan kekuatan keris sakti kepada mereka. Barangkali orangtua mereka yang merekam dan mengunggahnya. 

"Lalu, kau menyelamatkan wanita yang tak memesan di aplikasi!" lanjut bos, "Terekam pula di Herostube. Apa yang kau pikirkan?!"

"Tapi dia butuh pertolongan!"

"Dan itu yang membuatmu jatuh cinta?!"

"Maksudnya?"

"Sinyal ponselmu terlacak di rumah seseorang tadi malam. Kau pikir kami tak tahu itu? Setelah kusuruh cari rumah siapa itu, ternyata rumah wanita yang kau tolong itu. Siapa namanya, Selly?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • KERIS MAN   6

    "Bapak melacak lokasi ponselku?" "Tentu saja, Geeglo saja bisa, kenapa kami tidak? Semua orang sekarang bisa melacak lokasi ponsel!" Aku lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Betapa rapuhnya privasi orang di jaman modern ini. "Kau sudah tak profesional, Kris!" lanjutnya, "Aku sudah mmemperingatkamu berkali-kali. Ini bintang satu-mu yang kesekian kalinya. Mempengaruhi pamor perusahaan kita. Semakin tertinggal dari pesaing. Lihat aplikasi sebelah! Makin melejit dengan High Quality Man sebagai andalan." "Yah, apa yang harus kukatakan, Pak? Kadang ada hal-hal yang tak bisa diselesaikan oleh superhero." Ia terdiam. Tubuh pendek dan agak gembulnya terlihat lucu memendam amarah. Wajahnya terkesan lebih mirip komedian daripada direktur. Namun kegalakannya melebihi debt collector. "Dan kadang ada hal penting yang harus kami selamatkan!" lanjutku. "Apa? Cinta, perasaan? Melebihi keselamatan kawan-kawan dan perusahaan?!" "Maaf, aku benar-benar tak tahu kejadian semalam, Pak." "Ka

    Last Updated : 2022-04-19
  • KERIS MAN   7

    "A, aku tak bisa menunjukkannya.""Huh, bawa dia!" perintahnya pada para polisi yang lain."Tunggu!" tolakku mundur."Lepaskan dia, komandan!" seru seseorang mendekat."Siapa kau?!" tanya polisi tadi."Intelejen pusat," jawab orang yang berpakaian jas hitam itu menunjukkan kartu identitasnya, "Kasus ini biar kami tangani!""Intelejen? Huh!"Para polisi meninggalkan kami. Dan orang intelejen itu membawaku keluar dari garis polisi menuju sebuah mobil di pinggir jalan."Apa yang terjadi Kris?" tanyanya menghela nafas."Kau tahu aku?""Yah, kami badan yang bertugas mengawasi para superhero online. Kami tahu siapa kau, Keris Man.""Ah, syukurlah.""Namaku Rahmat. Apa yang terjadi?""Saat aku kemari, ibu kos dibunuh orang.""Sepertinya ada yang mengetahui tempat persembunyianmu. Tempat mangkal kalian, warung kopi, juga diserang bukan?""Y

    Last Updated : 2022-04-19
  • KERIS MAN   8

    Aku kembali untuk menemui Selly. Ia sudah menunggu di depan kantor. Semoga para debt collector tak memburunya."Hai," sapaku, "gimana?""Hmm, tak diterima." jawabnya lesu."Nggak papa, bisa cari yang lain.""Susah cari kerja sekarang. Yang dibutuhkan kebanyakan hanyalah penjaga minimarket dan sales girl. Atau reseller online.""Kenapa tak coba?""Mana bisa kerja disitu mendapatkan satu milyar untuk bayar hutang? Bahkan jadi manajer pun belum tentu bisa.""Yah, kita hidup di negara dengan tingkat gaji yang sangat kecil dibandingkan negara-negara lain.""Iya, makanya banyak orang berhutang."Kami pun beranjak pulang. "Yah, negara saja banyak hutang," sahutku berjalan di sampingnya, "Apalagi rakyatnya.""Kau kan tak punya hutang?!""Aku berhutang pada teman-temanku. Juga pada Pak Yono, istrinya dan ibu kos. Kematian mereka harus kubalaskan.""Jangan terlalu mendendam, Kris! Nanti kau jadi pe

    Last Updated : 2022-04-19
  • KERIS MAN   9

    Aku berusaha menolong Selly. Satu orang yang mengekang tangannya kuserang. Si wanita berusaha menghadangku, namun berhasil kuatasi. Kudorong tubuhnya dengan bahuku. Dua orang lelaki yang lain hendak menyerangku pula. Dapat kutangkis dan kuhajar dengan pukulan dan tendangan hingga tersungkur.Si pengekang Selly kutarik tangannya kucekik lehernya. Ia melepaskan tangkapannya dan menghadapiku. Dapat kuatasi dengan mudah dan kusungkurkan. Kugenggam tangan Selly dan menjauh. Kelimanya terus maju dan mengepung kami. "Kalian yang menyerang teman-teman dan ibu kos-ku?!" tanyaku geram, "Apa mau kalian?!""Haha, teman-temanmu cukup tangguh," jawab si badan besar, "tapi bukan tandinganku! Ibu kos-mu juga cukup cantik! Haha!""Kenapa kalian membunuhnya?!" balasku, "Kenapa menyerang teman-temanku?!""Kami ingin menghabisi semua superhero! Haha!""Kenapa?! Siapa sebenarnya kalian?!""Gampang, karena kalian selalu menghalangi kami! Kami dari kelompok Kerbau Merah!"Si badan besar menyerangku lagi d

    Last Updated : 2022-06-18
  • KERIS MAN   10

    "Di rumah Selly." Jawabku. "Bagaimana kalau mereka kembali lagi?" tanya Selly padaku, "Aku takut! Mereka sangat kuat!""Kenapa tak kita undang ke tempat kita saja?" tanya Dara pada kedua temannya, "Di sana aman. Lagipula kalau kita bersama bisa lebih kuat!""Kalau mereka tak keberatan." Jawab si Harimau dingin. "Yah, aku senang dapat teman lagi!" imbuh si Kuda jalanan. "Aku ingin mencari dan menyelidiki mereka!" jawabku bersikeras, "Mereka yang menyerang dan membunuh teman-temanku!""Tapi tampaknya kau yang dihajar habis-habisan!" sahut si Harimau jalanan, "Mau mati menyusul teman-temanmu?!"Aku mendesah kesal. Dara lalu menenangkan suasana dengan merangkul pundakku dan berkata, "Dendam bisa kau selesaikan nanti! Yang penting sekarang cari tempat berlindung dulu sambil menyelidiki mereka!""Yah, aku juga penasaran dengan kelompok Kerbau Merah itu!" imbuh si Kuda jalanan. "Mungkin kita bisa membantunya menyelidiki gerombolan itu?!" tanya Dara pada dua temannya, "Ya kan? Kelompok k

    Last Updated : 2022-06-19
  • KERIS MAN   11

    Makanan terasa lezat. Oseng-oseng sayuran yang lama tak kumakan."Enak kan, masakan Selly?" tanya Dara, "Dia pinter banget masak!""Ah, kami berdua kok yang masak!" balas Selly."Jadi ceritakan," lanjut Dara, "Bagaimana kalian bisa sampai dikejar orang-orang itu?"Dan aku pun menceritakan apa yang telah kualami. Begitu juga dengan Selly yang mengisahkan perjalanan hidupnya hingga bertemu denganku."Wah, wah, jika sampai membuat kalang kabut perusahaan aplikasi, berarti orang-orang itu patut diperhitungkan." Komentar Dara."Entah perusahaan sudah mengambil langkah atau belum," lanjutku, "Kemarin mereka menarik para superhero ke kantor untuk sementara.""Coba lihat," ujar si Kuda mengecek ponsel, "aplikasi kalian banyak menutup sementara layanan beberapa superhero. Tapi masih ada yang bisa dipesan. Hanya sedikit.""Menarik," sahut si Harimau, "akhirnya sistem superhero online bisa kalang kabut juga!""Yah, kami tak pernah suka sistem itu," lanjut Dara, "kenapa jadi superhero wajib ikut

    Last Updated : 2022-06-21
  • KERIS MAN   12

    "Novel online?" tanya Selly. "Yah," jawab Dara, "lumayan! Baru booming akhir-akhir ini. Kutulis tentang kisah superhero romantis. Mungkin suatu saat bisa kutulis pertemuan kita ini. Haha!" "Wah, hebat!" puji Selly, "Baru kali ini kutahu ada seorang superhero sekaligus novelis!" "Yah, harus ada yang bisa mengabadikan kisah kami ini, Selly! Siapa tahu ada yang terinspirasi! Atau diangkat menjadi film! Haha, kira-kira siapa ya artis yang cocok memerankanku? Bunga Sutena?! Haha!" Sosok Dara memang cantik, bertubuh semampai, dan berambut panjang. Gayanya kalem, lembut, namun agak centil dan anggun. Barangkali Bunga Sutena memang cocok memerankan dirinya. "Itu akan sangat bagus!" balas Selly, "Bagaimana dengan yang lain?" "Aku kadang membuatkan website untuk perorangan atau perusahaan," jawab si Kuda, "Uangnya lumayan, apalagi untuk website yang aman! Aku juga bisa meretas berbagai sistem. Termasuk sistem perbankan dan mengambil uangnya. Tapi tak kulakukan. Kan aku superhero! Haha!" "

    Last Updated : 2022-06-23
  • KERIS MAN   13

    "Kau sudah ditakdirkan untuk mewarisi kekuatan keris-keris leluhurmu, lanjut kakek. Mereka menghilang menjadi kekuatan yang menyatu dengan dirimu!" "Wah, hebat!" puji Dara, "Benar-benar layak diangkat menjadi novel dan film! Lalu bagaimana?" "Kakekku bilang jika semua keris itu adalah warisan turun temurun dari leluhur kami," lanjutku, "Setiap generasi memiliki sebuah keris dengan kekuatan masing-masing. Jumlah keris kakekku ada tujuh. Menjadi warisan tujuh generasi leluhurku. Ia bilang, generasi sekarang, orang mulai tak menghargai keris. Membuat jaman jadi semakin kacau! Kau harus memelihara kekuatan keris-keris ini, katanya." "Semua itu terjadi saat aku masih kelas satu SMP," lanjutku, "Tak lama kemudian, kakek meninggal dunia. Paman-paman dan bibi pun saling berebut warisan. Karena aku dituduh mencuri keris, maka keluargaku hanya disisakan sedikit sawah yang letaknya paling jauh. Dengan penghasilan tak seberapa, orangtuaku bertani untuk menghidupi kami." "Di dekat sawah kami,

    Last Updated : 2022-06-25

Latest chapter

  • KERIS MAN   124

    Kutelusuri terus jalanan yang mungkin dilalui para penculik itu. Entah jalan yang benar atau bukan. "Masih belum ada petunjuk?" tanyaku pada Dina di kantor. "Belum Kris," jawab sekertaris itu, "kami masih mencoba!" Sial! Kucoba untuk menelusuri dan menghubungi Tirtasari serta High Quality Man. Namun hasil tetap nihil. Hingga akhirnya Dina menghubungiku, "Terlihat dari sebuah kamera cctv Kris! Mereka ke arah timur. Lewat jalan alternatif keluar kota." "Oke!" balasku. "Sempat terlihat di sana!" imbuhnya. "Baiklah! Aku akan ke sana!" Kupacu Motokris untuk menuju arah itu. Sedikit mencari jalan untuk memotong dan mengarah ke sana. Akhirnya setelah melewati beberapa lintasan, aku dapat menuju lajur yang dimaksud. Namun kemana tujuan mereka sebenarnya belum diketahui! "Ada petunjuk lagi?!" tanyaku pada Dina. "Belum Kris! Hanya terlihat melewati jalan itu. Kemungkinan ke arah luar kota!" "Komandan bilang akan mengerahkan polisi menyisir daerah itu," sambungnya. "Ba

  • KERIS MAN   123

    "Ada apa?" tanya Anginia dan Cahayani. "Kantor diserang!" jawabku cemas. "Astaga, kita harus bagaimana?" balas Anginia. "Kita harus ke sana!" sahut Cahayani, "Hadapi penyerangnya!" "Jangan," cegahku, "Terlalu berbahaya! Sebaiknya kalian di sini! Aku yang akan ke sana!" "Kami akan membantumu, Kris!" jawab Cahayani. "Terlalu beresiko! Kalian masuk ke dalam daftar!" Mereka berdua menghela nafas bingung. "Berhati-hati dan tetap bersiaga!" pintaku, "Aku yang akan ke sana!" "Baiklah, Kris!" jawab Anginia. "Hubungi aku jika terjadi sesuatu!" perintahku. "Baiklah!" jawab Anginia dan Cahayani. Aku pun segera memacu Motokris. Meluncur menuju ke kantor. "Bagaimana situasi di situ?" tanyaku pada Tirtasari lewat alat komunikasi. "Mereka datang!" jawabnya dengan nada tempur. "Siapa mereka?!" "Sepertinya orang-orang Kerbau Merah! Memakai pakaian serba hitam!" "Bertahanlah! Aku meluncur ke sana!" "Oke, Kris! Mereka datang! Kami hadapi!" Terdengar suara pertarunga

  • KERIS MAN   122

    "Yah, sepertinya aku juga pernah lihat," imbuhku memperhatikan layar. "Astaga, mereka kembali?!" sambungku. "Teman-temanmu kan, mereka Kris?!" tanya Anginia. "Yah," jawabku menghela nafas, "kenapa mereka muncul kembali?!" "Karena superhero tak ada yang online!" timpal Cahayani. Terlihat di layar, teman-teman lamaku, Harimau jalanan, juga si Kuda jalanan sedang menghadapi para penjahat. Kukira mereka sudah menyingkir dan tidak akan muncul lagi! Dimana satu, lagi? Dara! Superhero burung merpati itu?! Di bagian kota lain, tertangkap dalam layar. Wanita menawan itu sedang melawan beberapa orang. Yah, dialah Dara! Benar-benar muncul tiga temanku itu. Mantan superhero jalanan yang telah berjanji akan menyingkir dan tidak muncul lagi. "Dan mereka pun juga jadi target Kelompok Kerbau Merah," gumamku. "Bisa jadi," balas Anginia dan Cahayani. Kami ikuti sepak terjang mereka. Setelah mengalahkan beberapa penjahat, mereka terus melesat pergi. Seperti dulu, mereka menghi

  • KERIS MAN   121

    Akupun bersikeras untuk menjaga Anginia dan Cahayani.. "Biar kujaga kalian di sini," kataku. "Terserah kau saja Kris," jawab mantan bos pasrah dan lelah. Akupun tinggal di kantor lama untuk menjaga kedua target baru itu. Kuhubungi Tirtasari untuk mengatakan bahwa untuk sementara aku masih berada di sini. "Lihat, kekacauan di luar sana," ungkap Anginia memperhatikan berita di televisi dan media sosial. Kami lihat, di beberapa tempat terjadi aksi kejahatan. Kami pun tidak bisa berbuat apa-apa. Beberapa orang dan wartawan mulai panik dan berkomentar di media. "Superhero tak ada yang bisa dipanggil!" narasi seorang wartawan meliput beberapa aksi kejahatan, "Semua offline! Ada apa dengan para superhero?!" "Yah, kami coba menghubungi polisi," ungkap seorang warga yang diliput, "Tapi itu tak cukup, kami butuh superhero!" "Yah, benar!" imbuh warga yang lain, ,"Polisi tak bisa sepenuhnya menangani semua ini. Dimanakah para superhero?!" Sekertaris kantor mendatangi mantan bos da

  • KERIS MAN   120

    "Pagi!" jawabku. "Kau nampak segar Kris!" komentar Dina tersenyum manis. "Yah," jawabku, "Bagaimana perkembangan?" "Masih nihil!" jawab sekertaris cantik itu. "Gajah Man dan Jago Man belum juga ditemukan?" "Sepertinya belum!" "Dimana mereka?!" "Entahlah, tapi aku tahu siapa yang datang tadi malam." "Siapa?" balasku menyelidik padanya. Ia hanya tersenyum manis. Lalu berbisik, "Kurasa kawan-kawan lamamu! Mereka menginap di kamarmu bukan?!" "Dari mana kau tahu?" "Tentu tahu, kau memang hebat Kris!" Aku hanya tersenyum. "Lima wanita dalam satu malam! Hi hi!" "Kau ini! Tolong jangan bilang siapa-siapa!" "Ohh, kalau itu ada syaratnya! Ha ha!" "Apa?!" "Masuk ke kantorku!" pintanya melenggang seksi meninggalkan ruangan kontrol. Aku menggeleng dan menghela nafas. Untung saja istri-istriku tak mendengar percakapan ini. Segera kususul Dina ke ruangannya. Sekertaris itu sudah hilang dari pandangan. "Mau kemana Kris?" tanya Tirtasari memapasiku. "Ada urusa

  • KERIS MAN   119

    Kucium mesra pipi Cahayani. Begitu lembut dan hangat. Aroma tubuhnya pun segar. Sahabatku itu terdiam memejamkan mata. Seolah menikmati ciumanku. Aku lalu beralih pada Anginia. Kucium lembut bibirnya. Kueratkan dekapan untuk menikmati kehangatannya. Dua superhero cantik ini. Tak kalah cantik dengan ketiga istriku. Kuciumi bergantian pipi halus mereka. Tak ada protes ataupun keberatan. Anginia kemudian memandangi bibirku. Aku sudah hafal gairah wanita macam begini. Segera saja kukecup bibirnya. Ia pun membalasnya dengan hangat. Bibir yang begitu manis dan lembut. Sepadan dengan pesona dan keanggunannya. Kukencangkan ciuman, dan ia pun makin ganas melumat-lumat bibirku. Kenikmatan sabahat yang luar biasa! "Kau pencium yang hebat!" puji Anginia selepas ciuman sambil memandangiku dalam, "Tak heran punya tiga istri!" Aku tersenyum dan mengecupi bibirnya. Lalu beralih pada Cahayani di sisi lain. Superhero cantik itu terdiam dengan nafas memberat. Kupandangi wajahnya y

  • KERIS MAN   118

    Sistem informasi kantor lama ini belum secanggih kantor baruku. Untuk melacak keberadaan Gajah Man dan Jago Man pun kesulitan. "Mereka tak bisa ditemukan!" ungkap beberapa staf pegawai. "Alat pelacak kita?" tanya mantan bos "Tak terdeteksi Pak!" jawab staf yang lain. "Bagaimana bisa?!" "Entahlah Bos," "Alat komunikasi radio bagaimana?" tanya mantan bos kian resah. "Tak bisa juga!" "Coba pantau lewat media sosial dan live!" "Baik!" jawab beberapa staf pegawai yang segera memperhatikan berbagai media sosial dan siaran televisi. Kami tunggu beberapa saat. Berharap menemukan petunjuk dimana Gajah Man dan Jago Man berada. "Tak ada tanda-tanda atau liputan tentang mereka!" ungkap beberapa staf. Bos nampak kian kebingungan. "Sebaiknya kalian sementara berlindung ke kantor kami," pintaku pada Anginia dan Cahayani. "Mereka superhero-ku, Kris!" sahut mantan bos, "Biar mereka tetap dalam perlindungan kami!" "Tapi kalian tak punya sistem keamanan memadai!" balasku.

  • KERIS MAN   117

    Mereka terus maju dan berusaha menyerang kami. Segera saja kami balas untuk mengalahkan mereka. Aku dan High Quality Man menghadapi empat orang. Sementara Anginia dan Cahayani menghadapi dua yang lain. Lagi-lagi musuh yang cukup kuat. Kami harus bersiaga dan waspada. Pukulan-pukulan mereka cukup kuat dan cepat. Kami tangkis dan hindari sebagian. Berusaha kami balas serangan mereka dengan pukulan-pukulan kami. Namun nampaknya tak membuat luka berarti. Pukulan-pukulan mereka memiliki kekuatan bagai kerbau. Kadang kuat seperti gajah. Sebisa mungkin kami halau atau hindari. Satu pukulan kutangkis, dan kekuatannya cukup membuatku terhempas mundur. Lawan High Quality Man pun demikian. Kekuatannya cukup besar untuk dilawan. Untung saja sahabatku itu memiliki postur yang cukup besar untuk menanganinya. Mereka juga menggunakan serudukan dan serangan-serangan lutut yang cukup merepotkan. Benar-benar mirip kerbau atau gajah. Kami sedikit kewalahan menghadapi mereka. Kukerahka

  • KERIS MAN   116

    Kucumbui dan kugumuli tiga wanita menawan itu. Meredakan ketegangan dan kelelahan. Kuelus dan kuraba ketiganya penuh kasih dan hasrat. Ciuman pun mendarat di manapun gairah ini menggelora. Leher perempuan muda yang begitu menggoda untuk diciumi dan dicumbui. Lalu berlanjut ke pundak, bahu dan dada mereka. Tak tahan lagi, segera kami raih kehangatan asmara dengan ganas. Tiga istri yang menjadi sumber kebahagiaanku hingga puas. Sesuai menikmati asmara, kami pun menjalani malam untuk beristirahat. Semoga para penjahat juga beristirahat. Pagi harinya, kami jalani hari masih dalam keresahan. Masih berusaha keras menemukan teman-teman kami yang diculik. Bos memutuskan untuk melapor pada polisi. Tak lama kemudian para petugas pun datang. Dipimpin oleh seorang reserse yang terlihat cukup berpangkat. Kami paparkan segala kejadian. Termasuk memperlihatkan alat bukti rekaman kamera pengawas. "Cukup parah," gumam pemimpin aparat yang datang itu, "Baiklah, akan kami catat. Akan ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status