Share

Part 7

Penulis: Ai Sheeka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 14:08:43

Untuk menghilangkan pusing, Tian menemui putrinya, menyempatkan waktu mengajaknya bermain. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang sangat bahagia.

"Kapan Daddy menikahi mommy?" Tanya Dea saat mereka makan siang di sebuah restoran.

Tian tersenyum lembut menepuk puncak kepala putrinya, "sabar ya Sayang. Gak bisa secepat itu, Daddy lagi banyak kerjaan yang harus diselesaikan."

"Yes Daddy, Mommy gak usah balik, oke. Kita akan sama-sama di sini," ucap Dea ceria.

Aruna hanya tersenyum menanggapi. Ia merasa Tian tidak nyaman berada di dekatnya, mereka harus bicara empat mata nanti untuk menghindari masalah kedepannya.

"Makan yang banyak, biar putri Daddy cepat besar."

Raga Tian memang ada di sini, tapi jiwanya sedang mengkhawatirkan keadaan Ressa. Belum satu hari dia sudah dibuat hampir gila oleh istrinya itu.

***

Ressa membuka surat yang berlogo pengadilan agama. Tian mengirimkan untuknya.

"Secepat ini," gumamnya sambil tersenyum. Padahal pernikahan mereka baru berjalan satu minggu yang akur. Tian bilang tidak akan menceraikannya. Tapi nyatanya, surat cerai itu ada di depan matanya sekarang.

Pada akhirnya dia benar-benar tersisih dengan kehadiran perempuan lain. Harusnya ia sudah siap akan semua ini, tapi kenapa rasanya tetap saja menyakitkan.

Ressa membubuhkan tandatangan di atas kertas bermaterai itu dengan perasaan ngilu. Hanya satu minggu kenangan manis yang ia miliki bersama Tian.

"Kuat ya Sayang, tanpa papa lagi. Bantu mama biar kuat. Mungkin sekarang akan terasa lebih berat untuk kita lalui." Ressa mengusap-usap perutnya, kasihan anaknya. Baru merasakan bahagia memiliki ayah, sekarang harus menerima kenyataan pahit kembali.

Ressa segera memasukkan kembali surat itu ke dalam amplop dan menitipkannya pada Erfan. Lebih cepat lebih baik, biar dia bisa segera pergi dari rumah ini. Tidak enak kalau harus menumpang hidup di rumah orang.

Pasti orang pertama yang merasakan bahagia dengan berita perceraiannya nanti adalah ibu. Apalagi jika Aruna pulang membawa Tian.

Anggaplah ini penebus dosanya pada ibu, Ressa menghela napas panjang. Mengurut dadanya yang terasa sesak.

***

Setelah resmi bercerai dengan Ressa, Tian menemani Aruna pulang ke rumah orang tuanya. Padahal ia sangat malas bertemu dengan ibu mertuanya itu.

"Alhamdulillah anak dan cucu ibu pulang, ini calon suami kamu Ru." Sambut Rina ramah pada Aruna dan Tian, kemudian memeluk cucu dan putrinya.

Tian ikut menyalami pasangan paruh baya itu. Walau ia rasanya sangat muak berada di sini. Dapat Tian rasakan perlakuan yang sangat berbeda antara yang di dapat Ressa dan Aruna.

"Ayo masuk," ajak Rina ramah seperti benar-benar tidak mengenal Tian.

Amrin menghela napas berat, sudah mendengar berita perceraian Ressa dan suaminya. Padahal mereka baru menikah satu minggu. Istrinya malah menyambut mantan menantunya itu sebagai calon menantu dengan gembira.

"Ayah, maafin Aru sudah mengecewakan." Aruna memeluk sang ayah dengan erat.

"Lupakan Sayang, kamu pulang sekarang Ayah sudah bahagia." Amrin membalas pelukan Aruna dengan penuh kerinduan.

"Sini cucu kakek," panggil Amrin beralih memeluk cucunya.

"Ressa kemana Bu, aku terakhir kirim pesan tidak dibalas. Aku pikir dia ada di rumah." Tanya Aruna, menghilang kemana adiknya itu.

"Biasa adikmu itu suka berkeliaran kemana-mana kan. Ibu dengar dia cerai dari suaminya, padahal mereka baru menikah satu minggu. Semoga hubungan kalian nanti tidak seperti itu, langgeng sampai tua." Ujar Rina tersenyum miring.

Tian ingin sekali mengumpati perempuan rubah di depannya ini. Sama sekali tidak pantas dia panggil ibu.

"Menikah? Cerai? Kenapa Ressa tidak memberitahuku kalau sudah menikah. Aku harus mencarinya Bu." Aruna menatap putrinya, "Sayang, kamu tinggal sebentar sama nenek dan kakek ya, Mommy mau cari tante Ressa dulu."

"Aru, kamu baru datang, mau cari Ressa kemana?" Tahan Rina.

"Kemana aja Bu, Tian bantu aku mencari adikku." Ajak Aruna, Tian mengangguk mengikuti perempuan yang menarik tangannya dengan terburu-buru.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan Rina, bahagia diatas kehancuran pernikahan putri sendiri!" Bentak Amrin.

"Ayah, ada Dea nanti kita bahas." Sahut Rina, malas menanggapi suaminya itu. Ia membawa Dea berjalan-jalan di sekitar rumah.

"Kita mau kemana?" Tanya Tian setelah berada di mobil. Membawa kuda besinya meninggalkan rumah Ressa.

"Gak tahu Tian, aku sangat khawatir pada Ressa. Tidak biasanya dia tidak menjawab telepon dariku." Jawab Aruna gelisah.

"Kita tidak bisa mencari orang tanpa tahu alamat dan tujuan, Aru." Tian masih bersikap seolah tidak tahu apa-apa.

"Aku tidak tahu sekarang dia tinggal dimana." Aruna menghela napas berat, berulang-kali menghubungi Ressa tapi tidak ada jawaban. Ada apa, apa yang sedang terjadi dengan Ressa. Apa ibu bertengkar lagi dengan adiknya itu.

"Aru," panggil Tian karena kasihan pada perempuan duduk di sampingnya. Hubungan mereka sepertinya memang sangat dekat.

"Ya, aku masih belum tahu kita mau kemana Tian." Sahut Aruna lemah, dengan perasaan tidak enak sudah merepotkan Tian. "Kalau kamu sibuk, turunkan saja aku di sini. Biar aku naik taksi mencari Ressa," lanjutnya.

"Ressa mantan istriku," ucap Tian tenang.

Aruna membulatkan mata, apa yang dia dengar tidak salah kan.

"Aku menceraikannya demi Dea dan agar kalian tidak memusuhi Ressa. Sekarang dia sedang mengandung anakku."

Aruna mendadak blank, matanya langsung berkaca-kaca. Jadi dia yang sudah menyebabkan rumah tangga adiknya berantakan. Kesalahan apalagi yang sekarang dilakukannya.

"Kenapa kamu tidak bilang, Tian?" Lirih Aruna penuh sesal karena sudah hadir dikehidupan adiknya. Pantas saja Ressa menghindar darinya.

"Aku ingin bilang, tapi kamu yang memintaku untuk tidak mengecewakan Dea, Ru."

"Kalian kembali ya, biar aku yang memberitahu Dea pelan-pelan." Pinta Aruna, dia tidak bisa menghancurkan hati adiknya itu.

"Itu akan mengecewakan Dea, aku juga ingin Dea memiliki status sebagai anakku. Aku akan tetap menikahimu."

"Tian, please jangan sakiti Ressa. Selama ini dia sudah terlalu banyak menderita. Dia selalu mengalah untukku, kali ini aku tidak ingin merebut apa yang telah menjadi miliknya."

"Ini sudah jadi keputusanku, lagian Ressa belum tentu mau kembali padaku. Biarlah ini sebagai bentuk tanggung jawabku pada Deandra." Tegas Tian, entah apa yang sedang otaknya rencanakan. Yang jelas dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuat ibu Ressa itu menyesal karena telah bermain-main dengannya.

"Antar aku pada Ressa, kamu pasti tahu dimana dia tinggal."

"Tentu, aku juga sangat merindukannya," ucap Tian.

Aruna sadar, lelaki di sampingnya ini sangat mencintai Ressa. Tidak sepantasnya dia menjadi duri dalam pernikahan adiknya sendiri.

"Bagaimana kita akan menikah kalau kamu masih mencintai perempuan lain, Tian?" Tanya Aruna, berharap Tian mengurungkan niat untuk menikahinya.

"Hei, tujuan kita menikah jelas bukan cinta." Tian menoleh pada Aruna sebentar kemudian fokus kembali pada jalanan.

"Semua demi Dea. Kalau kamu tidak suka bersamaku nanti itu terserah padamu. Sejak dulu kamu memang tidak pernah suka padaku," sindir Tian kesal. Sepertinya luka lama masih belum sembuh.

"Maaf, semua salahku." Lirih Aruna, air mata itu akhirnya merembes keluar. Karena kesalahannya sampai harus mengorbankan kebahagiaan sang adik. "Aku yang pergi meninggalkanmu. Harusnya aku tidak perlu datang mencari dan mengusik kehidupanmu lagi."

"Sudahlah, jangan diungkit lagi. Hapus air matamu, kita akan bertemu Ressa. Jangan sampai dia melihat air matamu itu," Tian mendesah berat.

Bab terkait

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 8

    Tian memarkirkan mobilnya di depan rumah Erfan. Saat memencet bel, dia mendapati sahabatnya itulah yang membuka pintu. "Erfan benarkan?" Tanya Aruna pangling, "kalian masih bersahabat sampai sekarang?" Perempuan itu menatap Erfan dan Tian bergantian. Erfan mengangguk sambil tersenyum tipis mengajak Aruna dan Tian masuk. "Sayang, ada tamu." Panggilnya pada sang istri yang sedang membuat kue di dapur bersama Ressa. "Sa, boleh minta tolong buatkan minum, penuh tepung nih." Hira mengerling genit pada sahabatnya. "Iya, mau minum apa? Kopi manis, kopi pahit, susu atau darah segar?" Sahut Resa diikuti dengusan. "Lo kira dukun yang datang." Hira terkekeh geli, sahabatnya itu tidak terlihat seperti sedang patah hati atau frustasi. "Mungkin, siapa tau dukun yang datang buat bantu aku mengirim santet pada Tian." Jawab Ressa dengan kekehan. "Apa yang lo bisa aja deh. Asal jangan air comberan," sinis Hira. "Baiklah, jangan salahkan gue kalau mereka gue kasih air jampi-jampu dan jadi ke pel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 9

    "Gue gak mau lihat lo bersikap seperti itu pada Ressa lagi. Lo gak mikir bagaimana terlukanya Ressa dengan semua masa lalu yang lo sembunyikan!" Ucap Erfan emosi. Aruna yang ada di tempat itu hanya diam, tidak bisa mengatakan apapun. "Ya, gue salah." Desis Tian, "Aru masih mau bicara sama Ressa. Kalau nggak kita pulang." "Aku pamit sama Ressa dulu," izin Aruna yang diangguki Tian. Ressa duduk di balkon sambil menatap langit. Sebenarnya dia ini apa bagi Tian, jika tetap Aruna lah yang terpilih. Aruna, Aruna dan Aruna. Dari dulu selalu saja Aruna yang jadi kebanggaan. Nikahnya cuma satu minggu, kepikirannya entah sampai kapan. Ressa menepis semua perkataan Tian yang bisa membuatnya klepek-klepek. "Mau makan sesuatu, biar gue buatin?" Tawar Hira sambil tersenyum. Sahabatnya ini sangat kuat. Ressa menggelengkan kepala. "Dunia ini sempit banget ya Ra, kenapa harus Tian yang menghamili Aru." Ressa tersenyum simpul, "untung pernikahan ini tidak diketahui banyak orang. Jadi gue masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 10

    "Honey, mau ya?" Tian meringsek dalam pelukan Ressa tidak mempedulikan ada Erfan dan Hira di sana. Sungguh urat malunya sudah putus "Aku gak niat berbagi suami, Tian! Aku tidak sedang main sinetron, tidak niat dengan ajakanmu." Desis Ressa kesal. "Demi Dea, demi anak kita, demi aku Honey. Please, aku gak kuat jauh dari kalian." Mohon Tian dengan memelas. "Itu bukan urusanku, masalah kita sudah selesai, kamu yang memilih Aru dan menceraikanku. Jangan meminta aku yang berkorban demi kebahagiaan kalian," sahut Ressa tegas. Ia tidak ingin ada produser sinetron yang meliriknya dan menjadikannya pemain sinetron dadakan karena cocok berakting menjadi istri yang rela berbagi suami. "Aku memilih Aru demi Dea, Ressa." Bela Tian lemas. Ressa tersenyum getir sekarang saja dia harus mengalah demi Dea. Apalagi anaknya nanti pasti akan selalu tersingkirkan oleh anak Aruna itu. "Aku gak bisa, Tian. Titik, gak pake koma! Erfan yang memanggilmu ke sini. Jadi silahkan kalian bicara." Ujarnya ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 11

    "Sekarang mau apa, hm." Tian menciumi perut buncit yang di dalam ada anaknya sedang bersemayam. "Di sini dulu mau peluk kamu, setelah ini aku gak bisa peluk kamu lagi." Ujar Ressa manja, mengalungkan tangannya ke leher Tian. Tuhan, maafkan dia yang sudah main belakang dengan suami saudaranya sendiri. "Bisa, masih bisa Sayang. Kalau kita terus di sini orang-orang bisa pipis di celana." Kekeh Tian lalu menelpon Denis untuk menyiapkan mobil di pintu belakang. "Kita keluar dari sini, Sayang. Kamu jangan lihat apapun ya. Peluk aku biar gak ada yang kenal sama kamu." Ressa mengangguk, Tian membawa perempuannya itu dalam gendongan menuju mobil yang sudah Denis siapkan. Anggap saja dia sedang menolong perempuan yang pingsan kalau ada yang bertanya. "Gila!" Denis berdecak saat Tian datang membawa Ressa. "Semua orang sedang sibuk mencarimu, Tian. Kamu malah sibuk dengan mantan istrimu." "Emang gue peduli," Tian tertawa kecil sambil memeluk Ressa. "Ke rumah yang dulu," titahnya. Denis la

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 12

    "Morning Honey," sapa Tian pada Ressa yang baru bangun. Dia pulang ke rumah jam tiga subuh, setelah tidur beberapa jam menemani Aruna."Hei kapan pulang, aku pikir kamu kembali ke hotel.""Aku emang kembali ke hotel. Sepertinya aku harus mencarikan mereka rumah yang dekat di sekitar sini, agar aku mudah menemui Dea.""Kamu atur aja gimana baiknya, atau kamu tinggal di sana aku di rumah ini sendiri juga gak papa." Ressa akhirnya pasrah dengan statusnya yang jadi istri kedua. Dengan segala sesak yang disimpannya sendirian."Tian, jangan bandingkan aku dengan Aru, bisa? Saat kamu bersamanya nanti, kamu pasti akan melihat segala kelebihan yang dimilikinya."Tian memeluk perempuan tersayangnya ini, tadi malam sudah keceplosan membandingkan Ressa dengan Aruna. Pasti sejak kecil istrinya ini selalu disisihkan."Iya Sayang, aku mau jujur boleh?" "Aku tahu, gak perlu bilang." Ressa mengelus pipi Tian dengan lembut. Bagaimana dia tidak tahu saat melihat tanda percintaan di leher Tian sebesar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 13

    "Honey, bangun yuk. Badan kamu bisa sakit tiduran seharian." Tian berusaha membangunkan Ressa yang sampai lewat tengah hari belum mau beranjak dari tempat tidur."Udah dong ngambeknya, Sayang." Istri muda merajuk, balik ke rumah istri tua. Kalau dua-duanya merajuk, ana kawin tiga. Tian menyanyi dalam hati sambil tertawa kecil. Demi menemani Ressa dia tidak ke kantor hari ini.Tian membangunkan paksa Ressa lalu mengusap-usap perutnya. "Dedek, bilangin mama merajuknya jangan lama-lama. Jangan bikin papa bingung.""Sini ngomong, mau apa Sayang." Tian merapikan rambut Ressa yang berantakan. Dia seperti membujuk anak kecil yang sedang merajuk. Lengkap sudah, ibu hamil muda dibikin sakit hati ya begini jadinya. Pria itu bangun, menggendong tubuh Ressa yang sebenarnya berat. Membawanya berjalan-jalan di dalam kamar, tidak mungkinkan dia menggendong Ressa keliling komplek.Apalagi cara yang harus digunakannya, kalau diam dan tidak mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 14

    Ressa terbangun dengan peluh membasahi keningnya. Ia memeriksa ponsel karena Tian belum pulang. Napasnya lebih berat saat mendapati pesan kalau sang suami menginap di rumah istri pertamanya. Wajar saja, selama satu bulan ini Tian tidak pernah meninggalkannya."Huh!" Ressa menarik napas panjang saat rasa sakit menyerang perutnya. Ia mengerang dengan keringat dingin mengalir deras."Tenang Sayang, kuat sama mama ya." Ressa mengelus-elus perutnya untuk mengusir rasa sakit.Ia bangun ke kamar mandi, tubuhnya sangat lemas sekarang. Perempuan itu menghubungi Tian, bukan niat ingin mengganggu suaminya. Tapi dia sudah tidak tahan lagi. Namun berkali-kali mencoba menelpon tidak ada jawaban. Dengan terpaksa Ressa menelpon Hira, siapa lagi yang bisa membantunya sekarang. Ibunya? Itu hanya mimpi. Atau ayahnya, yang ada menimbulkan pertengkaran sang ayah dengan ibu saja nanti."Ra, tolong. Sakiiit, Tian belum pulang." Ucap Ressa lemah saat panggilan telpon langsung dijawab Hira. Ia tidak tahan l

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 15

    "Hei kenapa bertengkar?" Bingung Aruna yang mengusul keluar karena mendengar keributan. Ternyata Denis yang marah-marah pada Tian."Lo juga, di mana hati lo, Aruna. Lo merasa menang karena bisa memiliki Tian, hah! Adik lo itu, adik lo yang sudah banyak berkorban buat lo. Di mana lo saat dia berjuang sendirian, hah. Gue kecewa sama lo!" Tukas Denis lalu pergi dari rumah itu setelah meluapkan amarahnya."Mas ada apa?" Tanya Aruna bingung pada Tian. Dia bingung, Denis tiba-tiba marah padanya."Ressa di rumah sakit keguguran," jawab Tian pelan. Lelaki itu masuk ke kamar mengambil barang-barangnya. Ia sempatkan memeriksa ponsel dan betapa terkejutnya Tian melihat panggilan tak terjawab dari Ressa sebanyak dua puluh kali.Tian meninggalkan kamar tanpa mempedulikan Aruna yang juga terlihat sendu."Aku ikut, Mas." Tian hanya menganggukkan kepala lalu keluar duluan, menunggu di mobil. Tuhan, andai dia tidak mengabaikan Ressa mungkin anaknya masih bisa diselamatkan malam ini. Apalagi yang bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28

Bab terbaru

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 52C (TAMAT)

    "Haid," jawabnya pelan."Oh, ayo Mommy temani ganti di kamarmu."Deandra mengangguk kecil. Aruna paham, putrinya itu baru kedatangan tamu pertama kali tidak memiliki persiapan apapun."Mas, aku temani Dea ke kamar dulu." Ijin Aruna, setelah mengambil stok pembalut di lemarinya.Denis mengangguk, setelah ibu dan anak itu pergi ia menghela napas panjang. Mereka harus memperhatikan Deandra lebih ekstra lagi. Ia takut Azmi tiba-tiba datang menemui Dea lagi dan melakukan hal yang di luar batas."Mommy, perutku sakit." Rengek Dea setelah keluar dari kamar mandi. Ia langsung berbaring di tempat tidur."Mommy ambilkan obat pereda nyeri ya Sayang." Baginya mungkin hal seperti itu sudah biasa setiap tamu bulanan datang. Tapi tidak untuk gadis yang baru menginjak remaja itu."Dea kenapa Ru?" Tanya Tian yang melihat Aruna terburu-buru keluar dari kamar putrinya."Sakit perut Mas karena baru pertama haid," jawab Aruna cepat."Haid?" Tian melongo, putri kecilnya sudah haid. Itu artinya Dea bukan ana

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 52B

    "Mulutnya, gak dikasih saringan!!" Seru Denis geram pada perempuan yang baru brojol itu. Salah-salah itu akan menjadi pemicu perdebatan diantara dengan Tian."Aku bukan kelapa yang harus disaring dulu untuk mendapatkan santannya Denis.""Terserah kau saja, asal kau bahagia." Gumam Denis jengkel."Kenapa jadi sewot sih, cukup ibu hamil yang sensitif. Bapaknya jangan!" Oceh Ressa semakin menjadi-jadi, seperti tidak baru selesai melahirkan."Urus istrimu itu Tian, bikin kesal aja!" Gerutu Denis keluar dari kamar."Hei, aku adik iparmu jangan semena-mena!" Teriak Ressa.Denis mengendikkan bahu tetap pergi dari kamar Tian."Sayang, mulutnya baru dijahit loh, masih bisa nyinyir aja." Tegur Tian dengan kekehan."Maass, kamu gak jelas!""Kalian semua yang gak jelas. Dea jadi pusing!!" Gumam Deandra melerai perdebatan unfaedah itu. Sebenarnya apa yang mereka permasalahkan. Hanya candaan Daddy yang tertukarkan. Kenapa Daddy-nya yang satu itu jadi sewot.***"Kenapa jadi sewot sih, Ressa cuma be

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 52A

    "Daddy, Mommy sakit apa?" Sambut Deandra.Denis baru pulang memeriksa Aruna sesuai saran sang ibu mertua. Pria itu membawa Dea duduk terlebih dahulu sebelum memberitahunya. Ia khawatir anak gadisnya ini merasa terabaikan."Mommy hamil Sayang, Dea gak papa." Ucap Denis pelan menggenggam tangan putrinya."Dea gak papa, malahan senang mau punya adik lagi." Jawab Dea dengan senyuman ceria. Aruna menghela napas lega. Tadi sangat khawatir saat dokter memberitahu kalau dia positif hamil. Ia tidak ingin putrinya itu merasa terasingkan dan dibeda-bedakan kasih sayang saat memiliki anak dari Denis. Mereka sangat menjaga perasaan Deandra."Makasih Sayang, Daddy tetap sayang sama Dea kok." Denis memeluk Dea seraya mengusap punggungnya hangat."I know Daddy," jawabnya dengan senyuman manis. Sekarang ia di kelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya. Hal yang hanya di dapatkannya dari sang ibu selama dua belas tahun ini.Suara bel mengalihkan atensi tiga orang itu, Aruna bergegas membuka

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 51B

    "Kita berpelukannya nanti lagi ya Sayang, Mommy yang sedang butuh Dea sekarang." Tian mengusap puncak kepala anak gadisnya."Bye Daddy, jagain Buba dan adek." Ucap Dea sebelum pergi mengikuti sang nenek dan pengawal ayahnya."Of course, Honey." Tian mengacungkan jempolnya dengan senyuman menawan.***"Hei kenapa menangis?" Aruna menepuk pipi putrinya lembut. Setelah sampai rumah tadi ia langsung ketiduran. Bangun-bangun Dea sudah menangis di sampingnya."Mommy kenapa sakit?" Tanya Deandra pelan."Cuma kecapean Sayang, udah jangan nangis ah. Lihat, kamu diketawain Daddy." Tunjuk Aruna pada sang suami yang senyam senyum sendiri."Daddy emang nakal," Dea memanyunkan bibir cemberut seraya menyeka air mata. Nasib punya ayah dua-duanya usil ya begini."Daddy salah terus deh, kan Daddy gak nyubit kamu kenapa jadi dibilang nakal." Denis sangat gemas dengan putri sambungnya ini, mengunyel-unyel di pipi."Nih buktinya Daddy nakal!!""Daddy sayang sama kamu bukan nakal," Denis terkekeh geli. "M

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 51A

    Denis menggiring istrinya ke kamar mandi. Aruna langsung mengeluarkan isi perutnya di sana. Lelaki itu hanya bisa membantu memijat di tengkuk."Bu, aku bawa Aru pulang dulu ya." Ijin Denis sambil menahan tubuh Aruna yang lemas keluar dari kamar mandi."Iya, kalian hati-hati. Istirahat aja di rumah," sahut Rina menatap putrinya yang sudah pucat."Mommy kenapa?" Tanya Dea khawatir. "Mommy cuma gak tahan nyium baut rumah sakit Sayang, Dea temani Daddy jaga Buba ya." Jawab Aruna sangat pelan."Mommy jangan lupa minum obat," Dea mengingatkan."Iya Sayang," sahutnya dengan anggukan kecil. "Kenapa bau obatnya sampai mobil Mas?" Rengek Aruna di dalam mobil sambil memegangi perutnya yang bergejolak lagi."Gak ada bau obat di mobil ini Sayang," Denis memberikan kresek pada Aruna untuk memudahkan saat muntah lagi."Tapi bau banget, aku tambah pusing. Tolong matiin AC-nya." Denis menurut saja mematikan AC dan membuka kaca mobil sudah seperti diangkot sedia kresek dan AC alami."Tahan sebentar S

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 50C

    Sedang di dalam ruang bersalin Tian mengomel pada Ressa. Pasalnya sang istri itu berjalan bolak-balik di hadapannya. "Sayang, aku pusing lihat kamu mondar-mandir." "Ini biar dedek tau jalan keluar Mas," ujar Ressa. Pembukaannya belum lengkap, Jadi masih menunggu waktunya melahirkan."Sini aku aja yang nunjukin jalan keluarnya Sayang, aku lebih hapal." Sahut Tian, membuat perawat yang berjaga di ruangan itu tersenyum geli."Mas ngomong apaan sih, bikin malu aja." Ucap perempuan yang mau melahirkan itu ketus."Marah-marah terus, ayo tiduran aja nanti kakimu capek." Ressa tetap saja mondar-mandir. Karena tidak mempan dengan ucapan. Tian membuat istrinya itu berhenti mondar-mandir dengan memeluknya."Kamu ini bisa bikin dedek lama keluar loh, Mas.""Enggak, dedek pintar sama Daddy. Sayang cepat keluar ya, jangan bikin Mommy kesakitan." Bisik Tian di perut Ressa. Tidak berapa lama setelah itu Ressa mengeluh perutnya sangat sakit.Bayi yang ada dalam perut Ressa itu patuh pada Tian. Kelua

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 50B

    Mau melangkahkan kaki masuk rumah, semakin dimarahi lagi nanti. Rumah besar juga salah, dia jadi lelah bicara sambil berteriak-teriak."Oke, Daddy Denis yang panggil Daddy. Sekarang kamu langsung ganti baju Sayang, Mommy yang lihat Buba." Sahut Aruna berjalan mendekati putrinya.Istri Denis itu berjalan cepat ke kolam renang, Ressa duduk di kursi memegangi perutnya kesakitan."Ressa tahan sebentar, Denis masih manggil Tian." Aruna mengelus-elus perut Ressa. Dia bingung harus melakukan apa untuk mengurangi rasa sakit di perut Ressa."Mules banget," lirih Ressa sampai berkeringat dingin."Sayang, kita ke rumah sakit." Tanpa babibu Tian langsung menggendong Ressa, Aruna mengikuti di belakang. Dari kolam renang cukup jauh mendatangi halaman depan. Tian membawa beban berat itu sambil ngos-ngosan."Aku bisa jalan Mas, kalau kamu capek gendongnya." Ujar Ressa kasihan melihat Tian kelelahan menggendong tubuhnya yang menggelembung."Diam Sayang, kamu bisa brojol di sini karena kebanyakan bicar

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 50A

    "Daddy, ini Dea lagi sedih loh.""Oh ya, jadi putri Daddy ini lagi sedih. Sedih kenapa Sayang, ayo cerita dulu sama Daddy." Goda Tian sambil menciumi pipi Dea membawanya ke dapur. Karena tadi putrinya itu bilangnya kelaparan. Entah hanya pura-pura atau beneran."Makasih Daddy, ngerti banget kalau Dea lapar. Sekalian suapin ya," ujar gadis remaja itu usil setelah didudukkan Tian di kursi."Of course Honey, Daddy suapin pake centong biar cepat besar." "Boleh di coba," Deandra menarik kedua sudut bibirnya sambil menganga. Gelak tawa keluar dari mulut Tian melihat kelakuan putrinya itu. Tian memasukkan centong ke mulut Dea yang digigit gadis itu. "Astaga, nasi dibuat mainan!!" Tegur Aruna. Deandra cepat melepaskan centong dari mulutnya lalu ikut tertawa bersama sang Daddy."Mas, anaknya diajarin yang baik toh. Masa disuapin pake centong," omel Aruna."Putrimu yang mau disuapin pake centong Ru, sebagai Daddy yang baikkan aku nurut aja." Tian membela diri."Daddy kok Dea sendiri sih yan

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 49C

    "Bukan dedek yang nakal Sayang, tapi Buba-mu yang minta dimanja." Tian mengerling jahil pada sang istri."Buba nangis terus daddy tinggal, terus puasa makan sama bicara juga. Mulai sekarang Daddy gak boleh tinggalin Buba lagi.""Daddy juga gak mau ninggalin Buba, tapi gimana. Gak mungkin Daddy bawa Buba perjalanan jauh Sayang." Tian memberikan pengertian pada anak gadisnya."Apa yang membuat Daddy sangat cinta sama Buba?" Tanya Dea serius. Dia sering cemburu melihat daddy-nya sangat menyayangi ibu sambungnya itu."Cinta kadang tanpa alasan Sayang, kenapa Dea bertanya seperti itu." Tian melirik Ressa, jawaban umum yang dia berikan itu bisa menjebaknya."Kalau suatu saat nanti Dea mencintai seseorang tanpa alasan, apa Daddy akan merestuinya. Walau orang itu sangat Daddy benci."Tian sangat mengerti kemana arah pembicaraan itu. "Jangan pertanyakan itu sekarang Sayang, kan belum terjadi." Ucap Tian tersenyum, pura-pura tidak mengerti dengan ucapan putrinya."Of course Daddy, aku hanya is

DMCA.com Protection Status