Share

Bab 93. Menemukan Rasa Sesal Yang Terlambat

Beberapa anak buah telah menahan warga lain agar tidak mendekat. Rey dan beberapa yang lain membuka paksa pintu kontrakan Alex.

Sasmita kaget, matanya membelalak dan gemetar. Sedang Alex menggeram dengan mata merah nyalang.

"Waktumu sudah habis pecundang!" seru Rey.

Alex tertawa. "Akhirnya kalian datang juga."

"Siapa kalian, kenapa bertamu tidak sopan?" tanya Sasmita.

"Maaf, Tante, kami akan membawa anak Anda," jawab Rey.

"Ma, masuk. Apapun yang terjadi, jangan keluar!" Alex mendorong ibunya masuk kamar.

"Mama mau tahu siapa mereka, Lex."

"Semua uang Alex ada di tas ransel. Mama pakai sampai habis."

"Lex!" Sasmita sudah berlinang air mata." Dia mundur tapi tidak masuk kamar.

"Bisa kita selesaikan di luar?" tanya Alex.

Rey menggeleng. "Kita sudahi kebodohanmu sekarang!" Rey mengayunkan tangan agar anak buahnya maju.

Terjadi perlawanan pada Alex, tapi aksi mengelak itu tidak buruh waktu lama.

Sasmita terus menjerit saat anaknya diserang dan ditangkap.

"Apa salah anakku, kenapa kalian me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status