Share

BAB 112 AKHIRNYA!

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-26 22:17:03

"Bruak!" Pemuda yang memakai senjata pedang terlempar ke arah kursi penonton.

Pria yang memakai ikat kepala itu tersenyum kejam ketika melihat pemuda berpedang mengeluarkan darah dari bibirnya.

"Pemenangnya adalah Tuan Karsa dari Padepokan Sanjaya! Siapa yang akan melawannya?" teriak pembawa acara sembari mengangkat tangan Karsa, si pria yang memakai ikat kepala merah.

"Bam!" Fatta melompat ke tengah arena, Arash melihat ke arah Alan. Ternyata Alan masih berbicara dengan pejabat lainnya.

"Haish! Paman Alan, menolehlah sesekali ke arena!" gumam Arash.

Fatta yang melihat Alan tidak menoleh kepadanya mulai mengangkat kedua tangannya. Melambai ke arah Alan, Raja Lingga mengira Fatta melambai kepadanya, hanya membalas dengan anggukan dan senyum tipis.

Tetapi Fatta masih melambai, membuat semua orang kebingungan.

"Tuan, ini waktunya bertarung, apa kamu sudah siap?" tanya pembawa acara.

Tetapi Fatta hanya mengangguk, ia masih menghadap ke arah Alan dan melambaikan tangannya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 113 PARA SILUMAN YANG MENYAMAR

    Alan menatap Arash, Arash yang saat ini sedang menatap ke arah arena merasakan tatapan ke arahnya, ketika ia menoleh ia mendapati Alan tersenyum ke arahnya. Melihat itu Arash juga tersenyum, yang Arash tahu paman Alan adalah adik angkat ayahnya, kata paman Fatta, paman Alan adalah pria yang cerdas, mudah mengingat sesuatu. Bukan cuma itu, Alan juga tampil begitu mempesona meski umurnya sudah tak muda lagi. "Siapa pria yang saat ini menatapmu?" tanya Han Hae Su. "Pamanku, paman Alan," sahut Arash, ada kebanggaan tersendiri bagi Alan yang selama ini merasa tidak memiliki keluarga. Bukan hanya Alan, ia masih memiliki paman-paman lainnya dari tim pasukan bayangan. Bukan paman kandung, tetapi sudah seperti keluarga yang sebenarnya. Arash berharap foto ayahnya ada pada Alan, Arash menjadi tak sabar ingin bertemu Alan. Jika tidak mengingat kedudukan pamannya saat ini, ingin rasanya Arash menerobos kursi para pejabat. (Wah, mulai banyak ya silumannya!) Tiba-tiba Raja Iblies yang tadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 114 MEMANGGIL PASUKAN SILUMAN KERA

    Fatta mulai melayangkan pukulan terkuatnya, membuat Karsa terlempar hingga membentur dinding di dekat kursi para petarung."Bruak!""Uhuk!""Grrraaahhh!"Beberapa siluman kera lainnya mulai menunjukkan bentuk asli mereka, turun dari kursi penonton dan langsung menyerang Fatta. Melihat itu tentu Arash takkan membiarkan hal itu terjadi. "Mei Xue, bawa Nona Han Hae Su pergi ke tempat yang aman, aku harus membantu paman Fatta."Mei Xue mengangguk, jadi ia dan Han Hae Su pergi ke tempat yang menurut Mei Xue aman. Para prajurit juga mulai melindungi di sekitar tempat Raja Lingga berada. "Yang Mulia, keadaan sudah nggak aman, sebaiknya Yang Mulia pergi ke tempat yang aman," kata Alan. "Benar Yang Mulia, kalau tetap di sini, takutnya para siluman berniat nggak baik," kata Bian pula. Raja Lingga menggeleng, "aku harus bertemu Arash, kalau aku pergi sekarang, takutnya nggak punya kesempatan bertemu lagi.""Yang Mulia, aku jamin aku akan mempertemukanmu dengan Arash, sebaiknya Yang Mulia per

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 115 KEMAMPUAN SUPER FATTA

    Para siluman kera mulai berkumpul dari segala arah, mereka memasuki pusat kota dan berlari ke arah gedung pertarungan dilaksanakan. Satu persatu siluman kera mulai memasuki arena. Ada sekitar 100 pasukan siluman kera. Sepertinya mereka telah merencanakan semua ini, dengan adanya bala bantuan siluman kera. Sudah dapat dipastikan mereka ingin menduduki kerajaan Bamaraya. "Habislah kamu anak muda, kamu nggak akan mampu menghadapi pasukan sebanyak ini!" kata Ramos dengan tawa menggelegar, tawa yang terlihat kejam serta meremehkan. "Apa ada yang mau kamu katakan, mungkin ini hari terakhir kamu melihat dunia!" kata salah satu siluman kera, para siluman lainnya tertawa mengejek. Semua siluman mengepung Arash dan Fatta di tengah arena, bahkan sebagian dari mereka mulai menduduki kursi petarung yang kosong. Alan dan Bian berada di sisi lain arena, melihat pertarungan yang terlihat tak seimbang. Begitu pula dengan petarung dari perguruan Kalijagat. Mereka berada di tempat yang tidak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 116 AJAKAN RAJA KERA

    "Srriiiiinnnggg!!" Sebuah tongkat berwarna merah melayang dan hampir memukul Arash, beruntung Arash mampu menangkis serangan tongkat berwarna merah itu. Tongkat berwarna merah itu memiliki ukiran-ukiran istimewa. Seolah itu adalah mantra sihir yang melingkari batang tongkat merah. Kekuatan yang dihasilkan juga sangat kuat, hingga Arash terdorong ke belakang ketika menahan serangan tongkat merah. "Klang! Klang! Klang!" Tongkat berwarna merah itu bahkan mampu menyerang Arash dengan kekuatan penuh. Ketika Arash ingin menghapusnya, tongkat merah itu tak bisa dihapuskan. Ia memiliki keabadiannya tersendiri, karena tongkat merah adalah artefak kuno, sama seperti kuas ajaib. "Plap!" ketika tongkat merah kembali, seorang siluman kera dengan warna bulu keemasan memegang tongkat merah dengan wajah mengejek. Di kepalanya terdapat mahkota emas sederhana. "Yang Mulia Raja!" teriak siluman kera lainnya, ternyata tongkat merah adalah milik Raja siluman kera. "Kamu anak itu bukan?" tunju

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 117 PERMINTAAN RAJA KERA

    Para siluman kera mulai menyebar, mendahului Arash, Fatta dan Raja kera yang sedang berjalan beriringan. "Apa kamu akan mencari ayahmu menggunakan kuas ajaib itu?" tanya Raja kera. "Kamu tahu tentang kuas ajaib?" tanya Arash balik. Raja kera terkekeh, "aku adalah Raja kera, bukan sekedar siluman yang terhubung dengan alam Jien, aku terlahir dari batu neraka, tentu aku tahu soal kuas ajaib yang merupakan artefak kuno dan senjata Raja Iblies." "Apa lagi yang kamu tahu tentang kuas ajaib?" tanya Fatta ikut penasaran. "Kuas ajaib mampu menciptakan mantra penghancur alam, bukan hanya itu kalau kamu tahu mantranya, ia bisa mengabulkan apapun mantra yang dibuat, bukan sembarang mantra sihir. Ada beberapa mantra yang seharusnya kamu pelajari, kamu belum menggunakan kuas ajaib secara penuh rupanya," kekeh Raja kera. Arash terlihat merenung, ternyata masih banyak hal yang tidak ia ketahui tentang kuas ajaib. "Jadi kamu juga tahu kalau kuas ajaib nggak akan berguna tanpa aku?" "Ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 118 PETA SURGA DUNIA

    "Baiklah, aku akan menggambar di bagian sebelah sini," kata Arash, mendengar itu para siluman kera berpindah dari tempat yang akan Arash gambar.Arash mengeluarkan kuas ajaibnya, membuatnya menjadi besar, ia mulai dengan menggambar beberapa pohon buah mangga dan buah rambutan yang berada di tepian. Arash membuat gambar pohon buah yang banyak beserta buahnya. Di tengah-tengah Arash membuat air terjun yang berakhir dengan sebuah sungai besar di tengahnya. Tak lupa Arash menanam beberapa buah pisang, melihat itu para kera mulai bersorak riang gembira. "Tuan, gambarkan yang banyak pohon buah pisang!" pinta para kera, Arash mengangguk setuju. "Biasanya para siluman mengganggu manusia, tapi mengapa para siluman kera nggak melakukan itu?" tanya Arash kepada Raja kera sembari ia menggambar beberapa pohon buah kelapa. "Karena kami siluman asli, bukan siluman yang berubah dari manusia yang melakukan perjanjian dengan alam Jien.""Apa perbedaannya?" tanya Fatta. "Kami memiliki alam tersend

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 119 PERINGATAN DARI PERGURUAN KALIJAGAT

    "Tuan, maafkan kami karena tadi meremehkan serta menyerangmu!" Ramos dan sekelompok siluman kera lainnya berlutut sembari menangkupkan tangan, mereka mengantar kepergian Arash dan Fatta dari kawasan siluman kera. "Apa-apaan? Jangan berlutut! Aku juga salah karena tadi menyerang kalian berlebihan! Maafkan aku!" sahut Arash. Melihat Arash meminta maaf membuat Fatta sedikit tercengang, apakah setelah berkomunikasi dengan Raja kera membuat pikiran Arash sedikit terbuka tentang dunia ini? Anak yang biasanya tidak mau mengalah dan percaya diri itu kini mengakui kesalahannya dan meminta maaf? "Sepertinya dunia akan berakhir!" gumam Fatta sembari menggelengkan kepala. "Terima kasih Tuan, engkau sangat rendah hati!" kata para siluman kera bersamaan, Arash hanya tersenyum malu sembari mengibaskan tangannya. "Baiklah, aku dan pamanku pamit pergi! Jaga diri kalian!" kata Arash penuh semangat. "Tuan juga jaga diri, jangan lupa berkunjung lagi ke sini!" lambai para siluman kera.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 120 TERJADI PERDEBATAN TENTANG ARASH

    Arash dan Fatta sampai di pusat kerajaan, beberapa pengawal terlihat membereskan sisa-sisa pertarungan Arash dan para siluman kera. Begitu Arash dan Fatta datang, semua orang terlihat membuka jalan dan menatap mereka dengan takut. "Ada apa ini?" gumam Fatta, bukan hanya warga biasa, tetapi para pasukan kerajaan juga takut ketika tanpa sengaja tersenggol tubuh Arash. "Tuan, maafkan aku! Aku nggak sengaja!" pasukan itu bahkan lari terbirit-birit begitu menyadari siapa yang ia tabrak. "Aneh, apa ada hal yang mengerikan di wajahku hingga dia pergi seperti itu?" tanya Arash kepada Fatta. Fatta menggeleng, ia kemudian disambut oleh Mei Xue dan Han Hae Su. Kedua wanita cantik itu terlihat gelisah dan dengan cepat membawa Arash serta Fatta menjauh dari banyak warga. "Ada apa? Mengapa kalian terlihat tergesa-gesa?" tanya Arash. "Kakak, ikut saja, kami akan jelaskan nanti!" sahut Mei Xue. Mereka memasuki istana kerajaan, di sana berdiri Raja Lingga yang sedang terlihat gelisah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 162 AKHIR PERTEMUAN (TAMAT)

    Semua orang menatap Rama secara bergantian dengan Arash, Kedua ayah dan anak itu memiliki wajah yang begitu tampan. Hanya saja Arash memiliki mata dan rambut berwarna putih. Itu membuatnya terlihat berbeda. "Arash, ternyata kamu tampan karena ayahmu," kata Jatiagung. "Nggak juga, ibunya juga cantik," sahut Rama dengan senyum ramah. Arash senang begitu mendengar ayahnya memuji ibunya, meski ia tidak bersama mereka. "Jadi bagaimana bisa kalian ada di sini?" tanya Rama akhirnya. Arash nampak kebingungan, apa ia harus bercerita dengan jujur kepada ayahnya itu? Jadi Arash menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Uhm, aku ke sini untuk mengendalikan Raja Iblis yang ada di dalam tubuhku," jelas Arash. Perkataan itu jelas mengubah ekspresi Rama, ia terlihat sedih. "Tapi ayah, aku sudah nggak marah kepadamu," kata Arash buru-buru. Rama kembali tersenyum, 'sudah nggak marah? Rupanya anakku sempat sakit hati atas keputusanku, maafkan aku Arash! Aku nggak layak menjadi ayahm

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 161 RAMA AYAH ARASH

    Setelah Arash mengatakan itu, Fatta dan Jatiagung berlari dengan cepat untuk menghadang Ketua Yohan dan Ketua Agung. "Arash, jangan tawar menawar dengan mereka. Mereka dari sekte kegelapan nggak bisa dipercaya," kata Jatiagung. "Arash, lukis ayahmu sekarang, biar paman yang hadapi mereka!" seru Fatta pula. "Cih, kalian pikir kalian mampu!" sahut Ketua Yohan. "Kita coba saja, jangan terlalu banyak omong!" sahut Jatiagung. Setelah itu keempat pria dewasa itu saling bertarung, Arash tidak boleh melewatkan kesempatan itu. Itu karena Raja Iblislah yang memintanya untuk segera melukis ayahnya Rama. (Arash, aku nggak suka ayahmu, tetapi saranku, hanya ayahmu yang bisa menghadapi manusia-manusia ini) Memangnya ayahku sehebat itu? Raja Iblis terkekeh saat itu, (kamu pikir siapa lagi yang punya ide untuk menyegel ku bahkan di tubuh anaknya sendiri, hanya ayahmu saja yang dengan cepat berpikir seperti itu) Karena itulah Arash mengambil keputusan itu, Arash mengeluarkan

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 160 SYARAT ARASH!

    "Masuklah gadis-gadis cantik!" seorang pria penjaga membuka pintu yang merupakan ruangan khusus ketua sekte kegelapan. Ruangan itu begitu besar dengan beragam sajian menarik dari surga dunia. Begitu memasuki ruangan itu, awalnya Arash mengira mereka akan menemui para pria tua, nyatanya mereka adalah pria yang nampak masih berumur sekitar diawal 40an. "Plak!" seseorang bahkan memukul pantat Arash, membuat Arash tersenyum mengerikan. Ia bahkan ingin segera melayangkan tinjunya saat ini juga, tetapi Anastasya segera memegang tangan Arash. Begitu pula dengan Mei Xue, ia juga menahan tangan Arash. Sudut bibir Arash terasa berkedut karena memaksakan senyum di wajahnya. "Wah para gadis telah datang," pria-pria itu bersorak dan meminta penjaga pintu untuk menutup pintu."Cepat menari sayang!""Goyangkan pantatmu cantik!" "Tap!" setelah pintu tertutup, Arash berjalan perlahan ke pintu. Disana penjaga pintu mengira Arash mencoba menggodanya, ia tersenyum dengan lidah menyapu bibirnya. Te

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 159 FOTO PERNIKAHAN RAMA

    Arash menatap foto itu dan mulai menggambar, "Nona, dari mana kamu mendapatkan benda seperti ini? Bukankah ini foto?" tanya Arash. "Aku punya seorang teman wanita, dia melakukan perjalanan sendirian, ia sampai di tempat ini, kamu lihat pria ini? Dia adalah kakaknya," jelas Imelda. Arash mengangguk paham, "aku tanya satu hal lagi, apa dia mendapatkan ini dari masa depan?" tanya Arash. Karena benda berupa foto itu hanya bisa di dapatkan dengan kamera saja. "Kamu benar, darimana kamu tahu? Aku nggak tahu lebih tepatnya seperti apa, yang jelas temanku menggunakan barang yang belum pernah aku lihat," Imelda nampak bersemangat. Baju pengantin yang Imelda minta telah selesai dibuat, setelah Imelda mencobanya semua orang terpana melihat baju pengantin itu. Baju pengantin tradisional yang nampak indah di tubuh Imelda. "Nona Imelda, kamu cantik sekali." Perkataan Arash itu disetujui oleh semua orang, begitu pula dengan Norman. Setelah giliran Imelda, sekarang Arash juga menggambar b

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

    Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 157 NAFSU DIRI

    Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 156 GUA ILUSI

    "Yah, hanya itu keinginan kami, makanan lezat, seperti yang aku lihat, kamu menggunakan kuas ajaib milik Raja Iblies, jadi aku juga tahu kalau benda itu nggak bisa digunakan oleh orang lain dan hanya bisa digunakan olehmu, benar bukan!" Anastasya duduk sembari menyilangkan kaki. Ia memakan buah di atas meja. Buah yang nampak bening, tidak seperti buah lainnya, lebih seperti agar-agar. "Katakan lebih dulu apa yang harus aku lakukan?" tanya Arash. "Kamu hanya perlu menahan makan dan minum, bukan hanya itu, setelah itu kamu nggak boleh bicara, meski kamu ingin bicara, bahkan di dalam hatimu." Anastasya melirik Arash, ia tahu kalau cara ini akan berhasil. "Dari mana aku tahu kalau cara itu berhasil? Kamu bisa saja membunuhku," tuduh Arash. Anastasya tergelak, "membunuhmu? Apa itu mungkin sedangkan di dalam tubuhmu sedang bersemayam Raja Iblies, anak muda aku nggak senekat itu ingin membunuhmu! Apa kamu nggak sadar kalau selama ini kedua siluman itu juga sedang mengikuti mu?" tanya Ana

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 155 RATU SEKTE BUNGA BERACUN

    Arash menahan kedutan di wajahnya, kalau bukan karena Fatta adalah pamannya, sudah pasti pukulan ini akan melayang kepadanya. "Paman!" protes Arash dengan mata mendelik. Fatta menahan tawanya, ia bahkan sedikit menjauh karena tak kuasa menahan tawa. Astaga! Arash sungguh menggemaskan di mata Fatta. "Mengapa Kakak jadi terlihat lebih cantik dariku?" protes Mei Xue. Bukannya senang, Arash malah memberi Mei Xue jitakan di kepala. "Aduh!" Mei Xue hanya bisa mengelus kepalanya kemudian mengikuti Arash tanpa berani mengejeknya lagi. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan halaman sekte bunga beracun. Seperti namanya bunga beracun tersebar di mana-mana, dengan keindahan yang mampu menggoda siapa pun yang melihatnya. Ketika terhisap aromanya, seseorang bisa saja mati. Karena itulah Norman, Jatiagung dan Fatta hanya bisa melihat dari kejauhan. Hal tepat ketika mengirim Mei Xue yang merupakan siluman ular, sedangkan Arash, ia memiliki Elixir healing potion yang bisa ia m

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 154 KEADAAN DI KOTA PERTENGAHAN

    Mereka keluar dari rumah Norman ketika keadaan telah lebih baik, para warga di kota pertengahan beraktivitas seperti biasa dan tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka. Kota ini nampak cantik, rumah-rumah di sini memang berukuran kecil. Dibuat dari bahan yang bukan kayu biasa. Kalau menatap ke arah selatan dan utara mereka bisa lihat kalau ada bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Bukan hanya itu, pemandangan pagi ini memang menggambarkan tempat ini seolah surga dunia. Karena ada bunga-bunga indah yang menghiasinya, ada pula batu-batu indah dengan nilai tinggi. Air yang mengalir deras seperti sungai-sungai kecil dengan aneka ikan hias di dalamnya. "Guru, batu apa ini?" tanya Arash, ia belum pernah melihat batuan indah yang ada di kota pertengahan. "Batu merah delima, jantung sang Naga." ketika Norman mengatakan itu Naga muda bereaksi. "Heh?!" "Hanya perumpamaan saja," Norman tertawa. Setelah itu Naga muda kembali berkamuflase dan bertengger di bahu Arash.

DMCA.com Protection Status