80. Hilang KendaliSepanjang jalan yang gadis itu pijak, tatapan itu tetap sama menghunus ke arahnya. Walau begitu, seperti biasanya gadis itu akan bersikap tenang tanpa terganggu sedikit pun dengan sikap orang-orang kepadanya. Kyana tetap mengangkat tinggi-tinggi dagunya, menunjukkan bahwa posisinya lebih tinggi dari orang-orang yang kini menatapnya sinis secara terang-terangan. Rose yang sejak tadi setia membuntuti Kyana mengerutkan dahinya dalam-dalam. Jelas gadis itu juga merasakan perbedaan tatapan banyak orang yang mengarah kepada ratunya. Memang benar beberapa minggu yang lalu tatapan mereka mulai melunak bahkan memuja gadis yang kini berjalan di depannya, tetapi entah mengapa tatapan tajam nan sinis itu kembali hari ini. "Yang Mulia sebaiknya kita kembali ke istana," bisik Rose karena sudah mencium sesuatu yang tidak mengenakan terjadi. "Kita baru saja sampai, Rose. Kenapa kamu terburu-buru?" jawab Kyana tenang membuat Rose menggigit bibir bawahnya menahan gemas. Gadis itu d
81. Aura Gelap"Yang Mulia!"Rose hendak menolong gadis itu dengan menggunakan sihirnya, tetapi kalah cepat dengan seseorang yang terbang cepat lantas menangkap tubuh mungil Kyana yang sedang tidak sadarkan diri dengan wajah pucatnya. Regan datang tepat waktu ketika merasakan aura yang selama ini membuatnya gelisah. Aura yang baru saja dilepaskan putrinya begitu besar hingga terasa ke Kerajaan Kegelapan dan berhasil dirasakan olehnya. Regan tidak begitu yakin jika ledakan aura putrinya tadi tidak akan membuat gempar seluruh Dunia Immortal. Aura yang terasa begitu mencekam dan penuh ambisi dalam membunuh. Membuat siapa saja yang merasakannya tanpa diperintahkan akan menunduk takluk mengakui kekuasaannya.Regan menunduk, menatap ke arah Rose yang berada di bawahnya dengan ekspresi lega sekigus cemas bercampur menjadi satu di wajah cantiknya. Laki-laki itu sudah mengetahui status Rose yang merupakan pelayan setia putrinya. Karenanya, menurutnya Rose berhak mengetahui keadaan putri semata
82. KejujuranMatahari terbenam barulah Avram dan Phygeros bisa kembali pulang. Keduanya terbang bersama menuju ke Kerajaan Kegelapan. Tujuan mereka yang seharusnya menuju ke Kerajaan Pusat teralihkan usai mendapat kabar dari Chorlouis bahwa seseorang yang menjadi alasan Avram tidak fokus dan tenang sejak tadi dikabarkan berada di kerajaan asalnya. Keadaan Kyana yang dilaporkan tidak sadarkan diri dan berakhir dibawa oleh sang ayah membuat rasa khawatir Avram meningkat. Sialnya, Chorlouis tidak menjelaskan lebih detail apa yang menyebabkan gadisnya itu jatuh tidak sadarkan diri di pasar rakyat.Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kedua pria itu sampai di Kerajaan Kegelapan dengan menempuh jalur langit dengan sepasang sayap mereka masing-masing. Kedatangan mereka langsung disambut baik oleh para prajurit Istana Kegelapan. Langkah kaki mereka terdengar menggema di setiap ruangan istana yang mereka lewati. Sesekali mereka memberikan anggukan kecil ketika mendapatkan sapaan dari para
83. Luka dan MelukaiKedua itu itu tiba-tiba terbuka. Manik hitam yang biasanya menyapa Avram kini tegantikan dengan sepasang iris mata berwarna ungu kemerahan. Manik itu memancarkan sebuah amarah yang begitu membara membuat Avram yang semula setia memandang wajah gadisnya dibuat tertegun dengan apa yang dirinya lihat. Angin kencang tiba-tiba berhembus, membuat semua obor yang tersebar di penjuru istana padam seketika. Membuat suasana istana itu semakin mencekam karena ketidakadaan penerangan di sana."Kau baik-baik saja, Kyana?" tanya Avram pelan, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan gadisnya.Kyana berteriak nyaring, raungan bercampur rintihan itu membuat Avram dengan segera mencoba menenangkan gadisnya. Tetapi, tubuh gadis itu tiba-tiba mengambang dengan sendirinya, kabut keunguan mulai membungkus tubuh gadis itu bersamaan dengan raungan gadis itu yang semakin terdengar memilukan. Kedua kaki Avram bergetar hebat, membuat pria itu tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri hi
84. Kedekatan Rose dengan Orxphulus"Anda yakin, Yang Mulia?" Phygeros sekali lagi bertanya kepada Avram yang tengah bersiap diri mengambil posisi bersila di atas kasurnya."Anda tidak melupakan perjanjiannya jika anda menemuinya bukan? Tolong pikirkan sekali lagi, Yang Mulia. Kita juga masih bisa meminta bantuan Raja Skyless dalam hal ini." Phygeros bersikeras membujuk tuannya. Dia tidak mau Avram menyesali keputusannya nanti. Tetapi sepertinya pria itu sudah membulatkan tekat dan tidak bisa dicegah lagi."Jika kita meminta bantuannya, maka fakta Kyana sebagai pelaku kasus pembunuhan akan menyebar dan itu akan berdampak besar baginya. Aku tidak mau melihat gadisku terluka atau memiliki masalah lain. Sudah cukup dirinya diperlakukan tidak adil selama ini, jangan lagi," jawab Avram tegas membuat Phygeros mau tidak mau menyerah. Percuma saja memberikan saran kepada pria itu. Jika Avram sudah berkata tegas seperti itu maka sudah dipastikan tidak ada yang bisa mengubah jalan pikirannya la
85. Dewi Kehidupan"Bawa dia ke danau suci."Avram menatap langit biru pagi ini dengan tatapan kosong. Pria itu sedang berada di kamarnya sembari memaku tangan di pinggiran jendela kamarnya. Membiarkan semilir angin pagi dengan aroma petrichor yang menjadi temannya pagi ini. Phygeros masih dirinya tugaskan untuk menjaga kamar Kyana. Gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda untuk sadarkan diri. Kulit tubuh gadis itu semakin terlihat pucat, membuat pikiran Avram tidak bisa jernih untuk berpikir. Karenanya dia memutuskan untuk menenangkan diri sejenak di dalam kamarnya tanpa diganggu oleh siapapun termasuk kesatrianya yang mungkin saat ini juga tengah mencemaskannya karena sejak tadi belum juga keluar dari kamar. Seperti rencananya, semalam dia sudah bertemu dengan salah satu dewi untuk menanyakan perihal keadaan gadisnya. Avram tidak pernah berpikir bahwa keadaan gadisnya akan separah yang dirinya ketahui secara langsung oleh sang dewi. Tentu saja hal itu membuat Avram tenggelam memikir
86. RitualMalam harinya, seperti yang diperintahkan oleh Sang Dewi Kehidupan, Avram dibantu oleh Phygeros, Raja Reegan dan Aros. Mereka memang sepakat untuk melakukannya di tengah malam untuk menghindari kecurigaan dari semua orang. Mengingat mereka juga sepakat untuk menyembunyikan hal ini dari masyarakat luar, maka mereka mengambil waktu di mana semua orang telah terlelap di alam mimpi mereka sehingga persentase mereka diketahui oleh masyarakat luar lebih kecil.Danau Suci sendiri berada di puncak pegunungan tertinggi di Dunia Immortal tersebut. Lebih tepatnya di sebuah kuil kuno yang sudah tidak digunakan lagi secara umum karena keberadaan Danau Suci yang dikenal sakral dan harus dijaga. Karenanya kuil itu kini hanya dijaga oleh hewan peliharaan Sang Lord sendiri yaitu seekor anjing berkepala tiga yang biasa dikenal dengan sebutan Cerberus dan seorang tabib tua yang memiliki kemampuan sihir dan bertarung luar biasa hebatnya. Karenanya, tidak ada lagi orang-orang yang berani mencob
87. Semakin DekatPagi harinya, Avram dan Phygeros pulang ke Istana Pusat yang langsung disambut senang oleh para anggota kerajaan lainnya yang sempat mengkhawatirkan sang raja mengapa menunda kepulangannya. Untungnya semalam tidak terjadi penyerangan oleh pihak musuh untuk merebut istana tersebut karena keadaan istana yang kosong tanpa adanya sang pemimpin, baik sang raja maupun ratunya. Tentu saja keadaan itu akan terlihat begitu rentan untuk keamanan kerajaan tersebut."Yang Mulia ada sesuatu yang aneh semalam." Salah satu menteri kerajaan menyela di tengah perjalanan Avram memasuki istananya lebih dalam. Avram tidak berniat untuk menghentikan pria itu, pasalnya dirinya sudah dibuat penasaran dengan apa yang akan disampaikan olehnya. "Pelaku pembunuhan itu tidak melancarkan aksinya, bahkan tanda-tanda kemunculannya pun tidak ada di seluruh kerajaan," lanjutnya dengan kerutan di dahinya.Avram yang mendengarnya tidak memberi komentar. Pasalnya dirinya sudah mengetahui siapa pelaku d
109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal