Share

Saling Menyalahkan

Dimas akhirnya pulang dengan perasaan yang entahlah. Banyak dokter dan psikolog telah dia datangi, namun hasilnya Sita masih tetap belum bisa pulih seutuhnya.

Lelaki itu benar-benar hampir putus asa. Entah tempat mana lagi yang harus dia datangi agar Sita bisa kembali seperti sedia kala.

"Dim." Papa Roy langsung berdiri dari duduknya saat melihat Dimas menggendong Sita ke arah kamar. Wanita itu masih dalam pengaruh obat penenang.

"Sita kumat lagi, Dim?" Mama Desi bertanya saat Dimas ikut duduk di sofa ruang tengah.

Dimas hanya mengangguk pelan. Lelaki itu terlihat memejamkan mata. Kepalanya serasa akan pecah.

Selang beberapa menit kemudian, Bu Rita ikut bergabung dengan mereka. Wanita yang sudah berusia lanjut itu terlihat kuyu. Tadi dia memastikan Sita baik-baik saja di kamar, baru setelah itu keluar kamar menuju ruang tengah ini.

"Bagaimana Sita bisa kumat lagi, Nak Dimas? Bukankah beberapa bulan belakangan ini kondisinya sangat stabil?" Bu Rita bertanya pelan. Dari nada suaranya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Harusnya dari awal pp Roi bisa tegas kayak itu ke Dimas, saat Dimas ada niatan balikan lagi ke Sita sehingga melukai Hanin. Orang tua bukan mencampuri tapi memberikan pandangan, anak mmng msh butuh bimbingan, ksh tau mrka saat langkah mrka salah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status