Share

Bab 99

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 19:49:32

"Tapi, Pi. Ini gak adil dong buat aku. Aku yang sudah kenal lama dan hidup lama dengan Papi. Sedangkan dia? Dia itu baru Papi nikahi beberapa bulan ini. Kenapa Papi lebih memilih dia ketimbang aku anak yang sudah Papi rawat?"

"Fiona dengarkan Papi. Meskipun kamu adalah anak kandung Papi tetap tanggung jawab Papi sudah berpindah ke Fahri. Karena setelah pengucapan ijab kabul itu adalah pelimpahan semua tanggung jawab Papi terhadapnya. Apa masih belum jelas? Masih bagus Papi masih memberikan solusi. Katakan pda Ayra jika memang kamu benar-benar membutuhkan sokongan dana dari Papi tapi tetap harus ada syaratnya. Syaratnya adalah dana itu untuk kebutuhan urgent bukan untuk menutupi gaya hidupmu dan keluarga suamimu yang hedon. Sampai di sini paham kan? Tidak ada penolakan atau pun protes karena Papi tidak menerimanya."

Bungkam.

Fiona dan Fahri hanya bisa bungkam. Tidak ada lagi celah untuk mereka meminta uang dari Ibra. Begitu juga dengan Fahri, ia mendesah karena sehabis ini bagaimana
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 100

    "T-tiga juta, Pi? Papi pasti bercanda kan? Hahahahaha. Ini gak lucu tau, Pi, emm tapi okelah aku menghargai usaha Papi yang sedang melawak.""Siapa bilang Papi melawak? Papi serius. Kamu pikir apa di wajah Papi ada bakat jadi pelawak?" Fiona dan Fahri saling berpandangan. "P-Papi serius?" Ibra mengangguk dengan yakin. Setelahnya Fiona menganga karena benar-benar shock atas ucapan Fahri. "Tiga juta, Pi?! Astaga, Pi, uang segitu cukup buat beli apa?""Cukup untuk biaya makan kalian berdua. Fahri kan punya gaji sebagai manajer. Pastinya sangat-sangat cukup. Itu kalau kamu pandai bersyukur.""Pi, harga skincare dan perawatanku saja sebulannya bisa dua puluh hingga tiga puluh juta. Lalu baju-bajuku? Tas-tasku? Sepatu? Astaga, Pi, uang tiga juta manalah cukup.""Stop Fiona, kamu hanya membuang-buang waktumu kalau hanya ingin mendebat Papi soal keuangan. Keputusan Papi sudah tidak bisa diganggu gugat. Papi hanya bisa memberimu segitu. Kalau sudah tidak ada keperluan lagi kamu ajak suamimu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 101

    Fiona jengkel tak terperi merasakan kesenjangan ekonomi antara dunia maya dan realitanya sendiri, karena itu berarti ia hanya diberi jatah bulanan oleh Ibra, paman Fiona yang dipanggilnya Papi itu sebesar tiga juta saja. "Apa yang dipikirkan Papi? Apakah aku ini seperti ABG kemarin sore yang hanya akan puas hahahihi dari cafe satu dan lainnya untuk menjajankan uang segitu? Lalu, bagaimana dengan kebutuhanku lainnya? Kalau begini, bagaimana juga aku bisa berkembang?" omel perempuan itu yang akhirnya menghadap ke cermin dan menatap pantulannya sendiri dengan bengis."Tidak, ini tidak bisa kubiarkan begitu saja. Papi seharusnya lebih dermawan padaku, sebab beliau kan sayang dan memang mampu. Mungkin, kalau aku diam saja, aku tidak akan diberikan jatah lebih, karena pikirnya aku cukup-cukup saja dengan uang segitu. Argh ... masa sih, orang tua jaman sekarang tidak mengerti kebutuhan anak!" rutuk Fiona, masih di depan cermin.Perempuan itu mengetuk-ngetukkan ujung kaki kanannya di atas lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 102

    "Papi bicara apa sih! Siapa yang hamil juga.""Oh, ya siapa tau juga kan?""Ah tau ah, Papi mah nyebelin!"TutFiona mematikan sambungan teleponnya dan ia melempar ponsel itu ke atas kasur dan tanpa sengaja mengenai kepala Fahri yng masih sibuk mengorok di atas kasur. "Aahh kamu apa-apaan sih, Fi? Kepala aku sakit nih. Lagian jam berapa sih ini?""Jam tujuh!" sahut Fiona tampak sewot. "Apa! Jam tujuh! Astaga aku terlambat. Kenapa kamu gak bangunin aku sih?""Ish! Aku tuh kesel tau, Mas!""Kenapa lagi sih?""Papi nih masa aku beneran dikasih uang cuma tiga juta aja.""Yang benar kamu? Jadi, Papi kamu serius?"." Hemm.""Ck! Yasudah nanti aku habis pulang kerja kita ke rumah Papimu lagi.""Mau ngapain?""Ya membicarakan ini sama Papimu lah. Apa lagi!? Memangnya kamu mau terus-terusan dikasih jatah segitu apa?" Fiona menggeleng menjawab Fahri. "Yaudah makanya. Dah aku mau mandi dan berangkat kerja dulu. Nanti sore kita ke sana." Fiona kembali mengangguk menjawab Fahri. ***“Maksud ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 103

    Meskipun begitu dia tidak ingin menampakkan perasaannya tersebut agar tidak membuat Fahri merasa benar dengan tindakannya.“Tapi Pi, kenapa sih Papi sama sekali tidak mendengarkan pendapatku dan Fahri?” tanya Fiona putus asa, ternyata Papinya sangat kekeuh tidak ingin mendengarkan pendapatnya .“Apa yang perlu aku dengarkan dari kalian, semua sudah jelas, keputusan tentang pemberian wewenang keuangan kepada Ayra bersifat final jadi kalian tidak perlu capek-capek memberikan usulan segala.”“Tapi Pi, bagaimana kalau tiba-tiba uangnya di bawa la—”Ddrrrtt… ddrrtt… ddrrtt…Tiba-tiba ponsel Ibra berbunyi, untuk itu dia mneyetop Fiona yang ingin melanjutkan kata-katanya. Ibra terlihat sangat serius dengan penelpon di sebrang sana.“…..”“Oohh jadi begitu, bapak bisa langsung kontak dengan Bu Ayra ya,” jawab Ibra.“….”“Iya, semua tagihan setelah melalui proses verifikasi, pasti dibayar, jadi Bapak tidak perlu khawatir, yang terpenting barang datang dengan benar, dokumen lengkap, lalu Bapak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 104

    Wajah Fiona tampak kecewa dan kesal. Sudah mati-matian memohon pada ayah angkatnya itu, tetapi tetap saja dia tidak mendapatkan apa-apa."Dasar pelit!" gusar Fiona sambil melangkah dengan menghentakkan kaki ke atas lantai yang tak bersalah. Bibirnya mengerucut sepanjang jalan yang dilewatinya.Setelah mendatangi Ibra untuk memprotes soal jatah yang diberikan Ibra kepadanya-yang berujung dengan tangan hampa, Fiona terlihat sangat kecewa dan marah.Setibanya di rumah, wanita yang tengah kesal itu melempar sembarang tas bahunya ke atas kasur. Dia mendudukkan bokongnya ke atas kasur, lalu melepaskan sepatu yang terasa semakin sesak di pergelangan kakinya setelah apa yang dia terima dari 'Papi Ibra' di kediamannya tadi.Fiona meremas rambutnya merasa jengkel sendiri. Bibirnya masih mengerucut ke depan, dengan bola mata yang melebar karena marah."Dia tidak akan kekurangan hartanya hanya dengan memberi jatah lebih padaku! Tapi memang dasar orang pelit! Bisa-bisanya dia menolak semua permint

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab105

    Setelah beberapa detik, Ibra berkata, "Jelas itu adalah kesalahan! Jika aku berikan apa yang diminta oleh anak itu, maka itu adalah sebuah kesalahan! Apakah kau lupa pada semua perbuatan mereka terhadapmu? Untuk apa kau memikirkan mereka yang telah melakukan kejahatan padamu, Ayra?!" tegas Ibra sambil memendam rasa kecewanya pada Fiona. Dia menganggap kalau istrinya itu terlalu pemaaf, terlalu baik-atau apalah itu namanya. Ibra tidak menyukai hal itu.Ayra tertunduk. Apa yang Ibra katakan memang benar adanya. Fiona memang pernah melakukan perbuatan sangat jahat padanya beberapa waktu lalu. Tetapi …. Ayra tampak bimbang. Dia terdiam sesaat. Hati Ayra tidak tega melihat rona kekecewaan terpancar di wajah Fiona tadi. Dia pikir, jika Ibra menuruti apa yang diminta oleh Fiona, mereka juga tidak kan merugi sama sekali. Perusahaan Ibra sangat kuat. Jika hanya menambah nominal jatah untuk Fiona, rasanya tidak akan ada pengaruhnya pada perusahaan suaminya itu. Ayra tidak mengira kalau Ibr

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   pertengkaran Fahri dan Fiona

    Hari berlalu begitu saja. Saat ini, Fahri sedang duduk santai dengan istrinya. Mereka berdua mengobrol tentang banyak hal untuk menghabiskan waktu berdua. Awalnya, semua baik-baik saja. Namun, tak berlangsung lama, Ibu Fahri menelepon. Sebagai anak yang penurut, Fahri gegas menerima telepon tersebut. “Halo, Bu. Ada apa?” tanya Fahri memulai obrolan sambungan telepon. “Halo, Fahri. Kamu kok belum kirim uang sama Ibu? Harusnya kan dari dua hari lalu Ibu sudah terima uang itu,” protes Bu Hilwa. Jika didengar dari nada bicaranya, perempuan itu pasti kesal karena keterlambatan itu. “Iya, Bu. Sabar dulu, ya. Nanti pasti aku kirim,” tukas Fahri mencoba untuk menenangkan ibunya. Ia juga sedikit tak enak hati karena sudah membuat wanita tua itu menunggu. “Ya sudah. Setelah ini langsung kirim, ya. Uang itu mau ibu pakai untuk bayar cicilan sama biaya kuliah adikmu. Jadi tidak bisa telat terus. Nanti Ibu dimarahi. Memangnya kamu mau?” cerocos Bu Hilwa dari seberang sana. Ia kesal karena Fa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   pertengkaran Fahri dan Fiona 2

    “Harusnya kamu itu bilang sama Ibu kamu, kalau tidak ada uang jangan suka tambah cicilan. Apalagi adik kamu itu, suruhlah dia kerja part time biar ada uang sendiri. Jadi tidak nyusahin kamu terus! Kamu itu harusnya memenuhi kebutuhan kita dulu baru urusin kebutuhan ibu dan adikmu,” omel Fiona yang sejak tadi enggan berhenti. “Kamu suruh adikku kerja? Kalau dia tidak fokus kuliahnya bagaimana, ha? Aku tidak tahu dengan jalan pikiranmu. Ibu dan adikku hanya punya aku. Jadi, aku harus ikut bertanggung jawab atas kehidupan mereka ke depannya. Lagi pula, kamu kan ada gaji juga. Kenapa tidak kamu pakai untuk memenuhi kebutuhan kita yang kurang?” ujar Fahri yang terlihat santai tanpa beban saat mengatakan itu. “Nah, gajimu bisa untuk kebutuhan kita, sementara uangku bisa untuk mencukupi cicilan Ibuku dan biaya kuliah adikku. Impas bukan? Jadi, kita sama-sama berjuang,” imbuh Fahri. Fiona yang mendengar itu matanya sampai mendelik. Rasa marahnya naik berkali-kali lipat saat Fahri meminta

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21

Bab terbaru

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fahri (ending)

    Ayra beranjak dari tempat duduknya, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya. Ia berusaha penuh untuk membuat Fiona nyaman saat berada di keluarga ini. Ibra yang melihat pemandangan itu pun ikut bahagia. Ia senang karena Fiona sudah menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Fiona.” Panggil Ibra. “Iya?” “Kamu boleh tinggal di sini lagi jika berkenan,” tukas Ibra tulus. “Benarkah?” Fiona menatap tak percaya. Ini seperti sebuah kemustahilan. “Tentu saja. Karena kamu masih anak angkatku,” sahut Ibra seraya menganggukkan kepala. “Terima kasih, Papi.” Keesokan paginya, mereka semua bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit jiwa di mana bapak kandung Fiona berada. Sesampainya di sana, Fiona terlihat sedih melihat kondisi bapaknya yang masih dalam proses penyembuhan. Ibra menepuk pundak Fiona. “Sudah, jangan menangis lagi. Doakan yang terbaik untuk bapakmu.” “Iya, Papi. Aku hanya ingin bapakku sembuh. Itu saja.” Fiona menghapus air matanya. Di lain sisi, saat Fiona

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fiona

    Kini Fiona berada di depan rumah Ayra dan Ibra. Wanita itu terlihat sangat gugup dan juga malu. Cemas jika permintaan maafnya tidak diterima. Ya, memang kesalahannya begitu besar. Jadi, wajar saja bila nantinya Ayra dan Ibra tidak memberikan pintu maaf tersebut kepada dirinya. Fiona juga hanya bisa pasrah jika hal demikian sampai terjadi. Dia tak akan marah apalagi sakit hati untuk respons yang akan diterima. Fiona mencoba menghilangkan rasa gugup dan cemasnya sebelum mengetuk pintu rumah Ayra dan Ibra. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Fiona lakukan berulang kali sampai sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun permintaan maafnya diterima relatif kecil, ia tetap berusaha. Lagi pula, tidak ada salahnya bila Fiona mencoba. Karena bila tidak berusaha, dia tak akan tahu hasilnya.Fiona mengetuk pintu itu dengan dua ketukan. Selang beberapa menit, pintu segera terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Ayra. Secara bersamaan, pasang

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   tidak ada yang gratis di dunia ini, Bu.

    "Ah! Tolong katakan itu di kantor, sekarang mari ikut kami untuk memenuhi prosedur," jelas polisi tersebut dengan lantas menarik tangan Fahri dan mulai memborgolnya.Fahri tentu meronta, ia berusaha menjelaskan semuanya namun kedua polisi itu tak mendengar dan seakan-akan menutup kedua telinganya.Sementara itu, Hilwa mulai meraung-raung memohon untuk tidak membawa anaknya ke kantor polisi."Tolong lepaskan anak saya! Kalian tidak pantas membawanya atas tuduhan tidak dilakukannya!" titah Hilwa dengan berteriak tak karuan, bahkan wanita itu sampai tak segan-segan untuk mencaci petugas polisi tersebut.Keributan itu jelas terdengar sampai ke dalam kamar pribadi milik Nazwa. Gadis yang tengah asyik memainkan gadgetnya merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi di rumahnya.Nazwa pun bangkit dari tempat tidurnya dan berdecih, "Ada apa sih!? Kenapa ribut sekali!?"Tanpa berpikir panjang Nazwa pun lekas beranjak dan keluar dari kamar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.Hingga

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penangkapan Fahri

    "Apa-apaan ini!?" pekik Fahri saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mendapat surat pemecatan dari HRD.Ya! Ketika Fahri tengah sibuk di ruang kerjanya ia tiba-tiba dikejutkan oleh sosok sekretaris yang mendatangi ruangannya dan menyerahkan secarik kertas yang berisikan sebuah surat pemecatan.Hal itu lantas membuat Fahri naik pitam, ia sama sekali tak terima diperlakukan seperti itu oleh Ibra, yang merupakan ayah mertuanya sendiri."M-maaf, Pak. Saya hanya menyampaikannya saja, selebihnya saya tidak tahu pasti," ucap sekretaris itu dengan menundukkan kepalanya. Wanita itu terlihat takut dengan temperamen atasannya yang tiba-tiba naik.Fahri pun berdecih kesal, lalu kembali membaca isi surat tersebut. Hingga ia kembali terkejut saat membaca pernyataan yang menyatakan bahwa Ibra tidak hanya akan memecatnya, namun lelaki itu juga akan melaporkan Fahri kepada pihak berwajib atas tindakan penggelapan dana yang ia lakukan pada perusahaan.Mengetahui hal itu, Fahri semakin geram, amarahnya

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   menceraikan Fiona

    “Fahri pulang! Dia akhirnya pulang setelah berhari-hari,” sorak Fiona yang merasa memiliki secercah harapan dengan kepulangan pria itu.Beberapa hari belakangan, Fiona sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hari-harinya dipenuhi oleh fisik lesu dan perasaan lelah dan tekanan batin.Namun, begitu mendapati bahwa Fahri akhirnya kembali pulang membuat Fiona merasa bersemangat dan berharap-harap cemas. Akankah lelaki itu pulang karena sadar dan ingin meminta maaf, ataukah jangan-jangan ingin melakukan hal lain yang membuat Fiona semakin terpuruk? Itu lah pertanyaan yang memenuhi benak Fiona sekarang ini.Wanita itu langsung bangkit dari sofa dan berjalan beberapa langkah untuk membukakan pintu. Sebelum muncul di ambang pintu, Fiona sedikit merapikan rambut dan kondisi pakaiannya agar terlihat lebih layak untuk menyambut kepulangan suaminya.Fahri pun turun dari mobilnya begitu mesin mobil sudah dia matikan. Wajah pria itu tampak datar dan bahkan tanpa ekspresi. Dari sudu

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   kegundahan bati Fiona

    Fiona masih tak kuasa menahan dadanya yang justru semakin sesak. Dia terus memukul-mukulnya dengan kepalan tangan saking sakit dan perih hatinya saat ini.“Fahri, kamu benar-benar kejam!” isaknya yang sejak ditinggal Fahri tadi sudah menangis dengan lelehan air mata berurai di kedua pipinya yang bening. Fiona bahkan tidak peduli bila saat ini dirinya hanya terduduk di lantai saking gontai dan lemas kedua lututnya mendengar untaian kalimat demi kalimat yang dilontarkan Fahri.Lantai keramik di ruang tengah yang dingin itu menjadi saksi pertengkaran keduanya beberapa saat yang lalu serta menjadi saksi pula betapa hancurnya perasaan Fiona saat ini.“Bisa-bisanya kamu bilang bahwa selama ini kamu hanya memanfaatkanku saja, Fahri!” Fiona masih tidak menyangka. “Padahal, waktu itu wajah kamu begitu tulus saat menyatakan perasaanmu. Kita bahkan harus menghadapi berbagai lika-liku sampai-sampai kau bercerai dengan Ayra.”“Perjuangan kita begitu panjang dan berat. Tapi kenapa … kamu malah ber

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   meninggalkan Fiona dalam kepedihan

    Fahri masih diam saja. Dia asik memilih pakaian apa yang akan dirinya kemas. Fahri terdiam karena dia malas meladeni Fiona. Sampai pada akhirnya telinganya muak mendengar pekikan Fiona.Brak!Saat itu juga Fahri menggebrak meja."Brisik! Kamu gak lihat aku lagi ngapain?!" bentak Fahri yang kini sudah menatap Fiona tajam."Ya makanya kalau ada orang tanya itu dijawab!" balas Fiona tak mau kalah."Kalau aku diam saja itu tandanya aku tidak mau menjawab pertanyaan kamu. Sadar diri dong dari tadi, berisik tau gak!" marah Fahri yang kini sudah mengepalkan kedua tangannya.Ditatap seperti itu sukses membuat Fiona sedih. Fiona hampir saja meneteskan air matanya, tetapi dia cegah dengan mendongak cepat-cepat.Sedangkan Fahri sudah mengalihkan pandangannya ke lain arah. Setelah itu Fahri kembali membereskan pakaian yang sejak tadi menjadi tujuan utamanya datang ke rumah ini."Jahat kamu Mas. Berani-beraninya kamu bentak aku seperti itu," lirih Fiona merasa sedih.Tidak ingin ambil pusing, Fahr

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Fahri sang donjuan

    Saat ini Fahri dan Alina meminta waktu berduaan. Mereka memilih untuk tidak diam rumah. Mereka berjalan-jalan sejenak mencari angin. Hubungan yang baru pertama kali terjalin itu benar-benar sangat menyenangkan bagi Alina. Begitupun dengan Fahri yang tidak bisa tidak tersenyum ketika menatap wanita di sebelahnya itu.Orangtua Fahri sangat menyukai Alina juga. Jadi, sudah tidak ada batasan bagi keduanya untuk tidak dekat. Fahri benar-benar merasa bahagia. Bahkan untuk menjalin hubungan ini mereka tidak perlu pikir panjang lagi."Aku benar-benar bahagia bisa mengenalmu, aku bahkan ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Seiring berjalannya waktu aku pasti tau semua tentangmu," celetuk Fahri begitu serius.Alina yang malu-malu hanya bisa tersenyum manis. Entah mengapa hatinya juga terasa hangat bisa berduaan dengan Fahri."Jangan ditahan kalau mau senyum atau ketawa," ujar Fahri ketika melihat Alina yang entah mengapa menahan semua itu."Kapan kita jalan?" "Ini kan sekarang lagi jalan," ledek

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   petualangan Fahri belum berakhir

    "Benar-benar menyebalkan. Sepertinya aku tak bisa kalau harus terus-menerus bertahan dengannya. Bukannya jadi kaya, yang ada lama-lama aku malah jadi Jatuh Miskin karena Fiona sendiri sekarang selalu minta uang denganku gara-gara tua bangka itu sudah tak ingin memberikan banyak uang untuknya. Masa Fiona hanya dijatah satu bulan tiga juta saja. Dapat apa uang segitu? Untuk keperluan sehari-hari saja pasti tidak akan cukup!" Fahri kian merasa kesal kita kembali mengingat perdebatannya dengan Ibra beberapa hari lalu.Sejenak terdengar ibu Fahri berdecak. "Sudahlah, tidak perlu dipikirkan lagi. Kalau memang sudah tidak berguna ya sudah, buang saja. Dan kita bisa langsung segera mencari yang baru, yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan wanita itu," papar ibu Fahri dengan santainya."Iya, Bu. Aku tahu. Tetapi memangnya siapa yang harus aku kejar? Kemarin-kemarin aku terlalu fokus dan menikmati waktuku dengan Fiona sampai-sampai aku lupa untuk mencari target yang baru saat Fiona s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status