Share

Bab 2

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-02 11:35:12

KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU

BAB 2

"Akhirnya kamu datang juga. Sini aku kenalin sama anakku. Fiona, kenalin ini Ayyara Kartika. Biasa dipanggil Ayra, dia adalah calon istri Papi." Aku menatap dengan seringaian puas pada  Fiona dan Fahri yang tampak pias saat mas Ibrahim mengenalkanku sebagai calon istrinya. 

"Apa? C-calon istri Papi? Enggak! Papi jangan bercanda deh sama yang kayak beginian? Gak lucu tau, Pi!" hardik Fiona meski lirih tapi aku tahu dari cara dia menekankan ucapannya. Aku masih mencoba tersenyum dengan sangat manis. Terlebih lagi terhadap Fahri si mantan suamiku yang sialan itu. Aku sangat puas melihat reaksi mereka terhadap rencana yang kujalankan ini. 

Shock, terkejut, tidak percaya oh atau justru malah takut. Huuuu jelaslah mereka takut jika aku jadi menikah dengan mas Ibra, begitulah aku memanggilnya. Maka, aku pastikan mereka tak akan berkutik denganku. 

Yess, rupanya ideku ini selain gila juga sangat manjur. Selama hampir sebulan di saat mereka sibuk menyiapkan acara pernikahan mereka justru aku sibuk memata-matai mas Ibra. Aku mencari tahu seluk beluk dirinya, apa yang menjadi kesukaannya dan apa yang tidak disukainya. Dan satu yang aku tahu dan itu menjadi kartu as buatku adalah mas Ibra tidak tahu jika anaknya seorang pelakor. 

Yang mas Ibra tahu adalah Fahri berstatus duda ditinggal mati oleh istrinya. Sama seperti mas Ibra yang juga duda ditinggal mati istrinya. 

Jadi, kalau kalian menganggap aku juga merebut mas Ibra dari istrinya itu salah besar ya. Karena aku tahu sebelum memulai rencana gila ini mas Ibra itu seorang duda yang ditinggal mati istri tercinta dan itu pun sudah sepuluh tahun yang lalu. 

Yah, patut diapresiasi kesetiaan mas Ibra terhadap pasangannya. Dan yang awalnya aku berniat hanya ingin memacari dan memanfaatkan mas Ibra saja kini aku justru benar-benar ingin menikah dengan pria itu. 

Dua minggu aku menjalin hubungan dengan mas Ibra dan selama itu juga mas Ibra memperlakukanku dengan sangat baik. Bahkan, aku selalu dibelikan dan diberikan barang-barang mewah meski aku tidak pernah memintanya sekali pun. 

Kalian salah jika menganggapku adalah perempuan matre. Tujuanku menggaet mas Ibra hanyalah untuk membalas dendam rasa sakit hatiku bukan untuk morotin uang mas Ibra. Akan tetapi, jika kini aku justru terpaut hati dengannya bukankah itu di luar kendaliku? 

Aku kembali mengingat awal perjumpaanku dengan mas Ibra seminggu setelah Fahri menalakku dan Fiona melemparkan uangnya di depanku. Aku yang berpura-purw terjatuh dan keseleo di depannya tentu saja mendapatkan simpatik darinya. Yah, hal itu pun kuketahui dari diam-diam aku memata-matainya. 

Mas Ibra, sosok yang lembut namun tegas. Simpatik tapi bijaksana juga royal tapi sesuai aturan. Dalam artian dia menempatkan sesuatu yang memang semestinya. Tidak terlalu berlebihan dalam bertindak dan selalu memikirkannya. Hingga akhirnya mas Ibra kerap kali menghubungiku dan mulai saat itulah dia akhirnya menyatakan perasaannya padaku dan tentu saja aku menerimanya karena memang itulah tujuanku pada awalnya. 

Aku tidak pernah menyangka jika dia akan menaruh hati padaku secepat itu padahal tadinya aku sudah mempersiapkan segala hal kemungkinan jika dia menolakku sebab aku cukup tahu diri siapalah aku ini yang hanya perempuan miskin. Aku bisa berdandan cantik dan memiliki kulit halus seperti ini karena memang sebenarnya aku punya modal atas itu semua hanya saja dananya yang tidak ada untuk merawatnya. 

Yah, maklumlah awal menikah dengan Fahri dulu kerjaannya hanya karyawan biasa yang bergaji tidak lebih dari tiga juta. Sedangkan yang itu pun harus kubagi dengan ibu mertua yang seorang janda setiap bulannya sebesar satu juta rupiah. Jadi, sudah bisa dibayangkan berapa besaran uang setiap harinya yang harus aku keluarkan demi mencukupi perut kamu berdua.

 Yups, tepat sekali! Aku hanya menggunakan sehari sebesar dua puluh ribu saja untuk makan kami berdua dan sisanya untuk bayar kontrakan dan menabung untuk membeli rumah hingga akhirnya kami berdua berhasil membeli rumah mungil dan minimalis menggunakan uang hasil tabungan itu. 

"Iya, kenapa? Kok kaget? Harusnya kamu senang dong. Kan kami yang minta Papi untuk segera mencari calon istri dan menikah agar ada yang mengurus Papi sebab kamu sudah menikah kan?" ucap mas Ibra yang membuat lamunanku tentang awal perjumpaan kami pun buyar. 

"Emm ya-ya iya sih, Pi. Tapi kenapa cepat sekali?"

"Lho, kan bagus kalau cepat itu artinya kamu gak perlu lagi khawatir akan Papi. Karena sebentar lagi Papi akan memiliki pendamping hidup. Gimana? Dia cantik kan? Pastinya dong, pilihan Papi itu gak pernah salah. Ayra ini seorang janda yang ditinggal oleh mantan suaminya gara-gara memilih pelakor.

 Sudah begitu tuh pelakor dengan sombongnya melempar Ayra dengan uangnya seolah-olah harga diri Ayra bisa dibeli oleh itu semua. Ck! Papi gak habis pikir kok ya ada gitu lho pria seperti mantan suami si Ayra ini. Untungnya suami kamu ini seorang duda yang istrinya meninggal ya, Sayang? Coba kalau suamimu ini suami yang meninggalkan istrinya karena perempuan lain. Sudah pasti Papi akan mencincangnya hidup-hidup dan sampai mati Papi gak akan pernah merestui hubungan kalian," ucap mas Ibra dengan semangat seolah-olah dia tengah berorasi. Dan lucunya wajah Fiona maupun Fahri tentu saja sudah pucat seputih kapas. 

Yess, satu kata untuk mas Ibra. I love you full forever! Hahahaha. 

Bab terkait

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 3

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUBAB 3Sudah pasti Papi akan mencincangnya hidup-hidup dan sampai mati Papi gak akan pernah merestui hubungan kalian," ucap mas Ibra dengan semangat seolah-olah dia tengah berorasi. Dan lucunya wajah Fiona maupun Fahri tentu saja sudah pucat seputih kapas. Yess, satu kata untuk mas Ibra. I love you full forever! Hahahaha. "Ah, y-ya jelas saja Mas Fahri enggak seperti itu dong. Kan Papi tahu kalau Mas Fahri istrinya meninggal. Lagian aku juga gak mau kalau Mas Fahri masih memiliki istri. Mana tega aku menghancurkan rumah tanga orang lain, Pi," jawab Fiona yang membuatku menggelengkan kepala samar.Bagaimana dia masih bisa bersandiwara padahal jelas di depannya sekarang ada aku mantan istri pria yang sekarang menjadi suaminya. Hemm, sangat menarik. Sepertinya permainan akan lebih menyenangkan kali ini. Baiklah kalau begitu aku akan ikuti cara bermain kalian. Dan akan aku pastikan kalian yang akan mendapatkan hadiah dari permainan yang kalian buat sned

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 4

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUBAB 4"Boleh banget dong Sayang, bahkan kalau perlu kamu ambil ini giginya Mas dan letakkan di samping tempat tidurmu biar bisa setiap hari liatin Mas tertawa di sampingmu." Eh …. Kok jadi horor? ***Pov 3Ibra senyum-senyum sendiri setelah bermanja-manja ria dengan Ayra di telepon tadi. serasa jiwa mudanya kembali setelah bertemu Ayra. "Oh Ayraku Sayang. Kenapa sih kita gak ketemu sejak dulu saat wajahku masih kinyis-kinyis kayak baby? Ho ho ho tentu tidak! Kalau aku ketemu Ayra saat wajahku masih mulus bak pantat bayi tentu saja wajah Ayra nya yang masih bayi. Hahahahaha!" Ibra tergelak dengan ocehan yang ia buat sendiri. Betapa lucu Ibra merasakan dirinya yang sedang dirundung puber ke-lima. Hahaha, ups. Ibra berjanji pada Ayra akan datang melamarnya secara resmi lusa. Di dalam otaknya sudah ada beberapa rencana yang akan dia lakukan agar acara lamarannya dapat berjalan dengan lancar. Yah, meskipun Ayra sebatang kara tapi tetap saja bagi Ib

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 5

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUBAB 5"Oke nanti malam kita kasih tau sama Papi soal ini ya?" Fahri mengangguk mantap sembari tersenyum yang disusul Fiona yang juga menarik kedua sudut bibirnya secara sempurna. ***"Pi! Fio mau ngomong sebentar sama Papi." Ibra mengernyitkan dahinya dan mengalihkan pandangan dari ponsel yang sedang dipegangnya ke wajah Fiona. Ibra membuka kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dan bertanya pada Fiona. "Ada apa? Serius amat kelihatannya?""Ya serius lah, Pi, kalau enggak ya gak mungkin wajahku seperti ini," jawab Fiona sedikit ketus namun tetap ia tahan. Bagaimanapun Fiona masih sangat takut dengan Ibra karena hidup dan masa depannya benar-benar ada di tangan Ibra. Fiona memang anak Ibra satu-satunya tapi segala sesuatunya tetaplah atas persetujuan Ibra. Sekalipun itu masalah keuangan maupun perusahaan Ibra tidak pernah membiarkan Fiona memutuskannya sendirian. Entah kenapa Ibra selalu menganggap Fiona itu masih gadis kecilnya yang apa-apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 6

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUSetelah mengatakan itu Ibra pun pergi meninggalkan Fiona dan juga Fahri yang wajahnya sudah memucat dan memutih seputih dempul rumah tetangga. "Mas, gimana dong?!" tanya Fiona dengan wajah paniknya. Hening. Fahri tidak menjawab ucapan Fiona. "Mas! Kok diem aja sih?! Ngomong dong!" ucap Fiona lagi dengan sedikit memekik karena ia takut kalau terlalu keras akan terdengar di telinga Ibra. "Apaan sih? Aku lagi mikir nih!" ketus Fahri. "Mikir apa ngelamun? Dipanggil gak nyaut.""Ck! Mikir lah.""Mikir apa coba?" "Ya mikirin gimana caranya ngebatalin niat Papi untuk menikah dengan Ayra. Memangnya kamu mau kalau Ayra nanti jadi ibu tiri kamu dan jadi ibu tiri mertuaku?""Ya enggak lah enak aja!" "Yaiya makanya lagi mikir ini. Ah, sialan bener si Ayra itu. Aku gak pernah nyangka kalau dia begitu licik.""Itu kan mantan istri kamu, Mas, jadi kamu lah yang lebih paham bagaimana Ayra," sungut Fiona yang juga kesal dengan penuturan Fahri. "Ya makanya aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 7

    "Mau apa kalian kesini?" tanya Ayra datar dan ketus. Wajah yang biasa terlihat ceria itu saat ini tampak sangat dingin. Kalah dinginnya kulkas sama wajahnya Ayra. "Baiklah sepertinya kamu sudah tidak sabar ingin tahu apa yang kami inginkan. Dengarkan baik-baik ini bukan permintaan tapi ini perintah. Dan kamu harus menurutinya." Ayra menautkan kedua alisnya dengan kening yang berkerut. "Menuruti perintahmu? Hello memangnya kamu siapa? Dan apa kamu pikir aku akan menuruti apa yang kamu perintahkan padaku? Oh tentu tidak." Ayra terkekeh seolah-olah dia tengah mengajak lawan bicara yang duduk di depannya saat ini. "Jangan main-main sama aku kamu Ayra! Apa kamu gak tau siapa aku ha!" pekik Fiona dengan suara tertahan. Ia berang dengan kekehan Ayra karena ia merasa jika Ayra tengah menertawakannya. "Bukankah bermain-main itu enak ya? Kan bisa bikin awet muda. Lagian aku gak peduli kamu itu siapa," ucap Ayra lagi dengan santainya. Bahkan, Ayra sudah melipat tangannya di dada dan ia menaik

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 8

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUKalau kalian mau silahkan kalian minta Mas Ibra yang meninggalkanku dan itu pun kalau dia mau. Ups, tapi aku yakin kalau dia tidak akan pernah mau meninggalkanku sebab apa? Sebab dia sangat mencintaiku." "Hei! Lancang sekali kamu mengusirku! Kamu berani mengancamku? Kamu pikir aku takut?" pekik Fiona tiba-tiba. Namun, Ayra hanya memandangnya sinis menyunggingkan senyuman datarnya. "Yah aku mengusirmu. Kenapa? Ini rumahku jadi hakku mau mengusirmu atau bahkan tak menganggapmu di sini. Lagian kenapa aku harus takut padamu memangnya kamu itu siapa?" "Ya karena aku banyak duit. Seharusnya kamu itu menghormatiku. Lihat suamimu! Bahkan aku bisa merebutnya darimu dalam sekejap mata." Fiina membusungkan dadanya. Dengan sombongnya dia mengatakan hal itu di depan Ayra juga Fahri. Bahkan, Fahri benar-benar tidak punya nyali di depan Fiona. Padahal apa yang Fiona ucapkan barusan itu benar-benar membuat harga diri Fahri sebagai seorang pria jatuh hingga hancur

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 9

    "Apa kamu bilang? Kamu mau cari perempuan yang lebih cantik dari aku?!" pekik Fiona dengan wajahnya yang memerah persis seperti emak-emak yang marah akibat sang anak yang susah jika disuruh mandi. Bahkan, harus dikejar-kejar menggunakan rotan terlebih dahulu hingga si anak akhirnya mau mandi. "Ya, ya bukan begitu maksudku Sayang. Itu kan hanya ibarat saja lagian kamu itu selalu yang tercantik buatku. Gak ada yang bisa ngalahin kecantikan kamu maka itulah sebabnya aku lebih milih kamu daripada Ayra. Iya kan?""Alah! Itu alasan kamu aja karena aku sadar sama ucapanmu barusan coba kalau aku gak sadar dan iya-iya aja. Pasti kamu beneran lakukan. Iya kan?""Ya enggak mhnfkinkah. Satu istri aja gak abis. Ngapain Mas mau sok-sok nambah lagi. Udah ah jangan ngambek ntar aku cium nih karena gemas sama imut dan cantiknya kamu." Seketika wajah Fiona menghangat dan ia tersenyum malu-malu meong akibat gombalan yang dilontarkan oleh Fahri. "Au ah gelap." Fiona melipat tangannya di dada sembari mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 10

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU"Lebih muda apanya?! Keren apanya? Yang ada Papi tuh kayak tukang minta-minta yang di pinggir jalan tuh tinggal pake kacamata hitam aja udah deh ntar biar Mas Fahri yang nuntun Papi minta-minta di jalan sana!" "Eh kok jadi aku sih?!""Lha terus siapa? Aku? Ya gak mungkinlah seorang Fiona ngemis. Ih kamu mah suka aneh-aneh deh," sungut Fiona dengan bibir mengerucut. " Jadi Papi penampilan kayak begini gak bagus?" tanya Ibra pada Fiona. "Ya enggak lah, Pi, sama sekali gak ada bagus-bagusnya. Tapi kalau Papi mau si Ayra itu ilfeel sama Papi sih ya gak masalah juga toh sejatinya aku juga kurang setuju Papi sana dia.""Yeee enak aja, ya gak bisa begitulah.""Yaudah kalau mau Ayra suka sama Papinya penampilan yang bener dong." "Eh kok kamu malah mendukung Papi? Bukannya kemarin-kemarin kamu nolak Papi seriusan sama si Ayra?" tanya Ibra dengan kening berkerut. "Yah kalaupun aku menolak Papi mentah-mentah buat nikah sama Ayra apa Papi setuju? Nggak kan?

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08

Bab terbaru

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fahri (ending)

    Ayra beranjak dari tempat duduknya, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya. Ia berusaha penuh untuk membuat Fiona nyaman saat berada di keluarga ini. Ibra yang melihat pemandangan itu pun ikut bahagia. Ia senang karena Fiona sudah menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Fiona.” Panggil Ibra. “Iya?” “Kamu boleh tinggal di sini lagi jika berkenan,” tukas Ibra tulus. “Benarkah?” Fiona menatap tak percaya. Ini seperti sebuah kemustahilan. “Tentu saja. Karena kamu masih anak angkatku,” sahut Ibra seraya menganggukkan kepala. “Terima kasih, Papi.” Keesokan paginya, mereka semua bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit jiwa di mana bapak kandung Fiona berada. Sesampainya di sana, Fiona terlihat sedih melihat kondisi bapaknya yang masih dalam proses penyembuhan. Ibra menepuk pundak Fiona. “Sudah, jangan menangis lagi. Doakan yang terbaik untuk bapakmu.” “Iya, Papi. Aku hanya ingin bapakku sembuh. Itu saja.” Fiona menghapus air matanya. Di lain sisi, saat Fiona

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fiona

    Kini Fiona berada di depan rumah Ayra dan Ibra. Wanita itu terlihat sangat gugup dan juga malu. Cemas jika permintaan maafnya tidak diterima. Ya, memang kesalahannya begitu besar. Jadi, wajar saja bila nantinya Ayra dan Ibra tidak memberikan pintu maaf tersebut kepada dirinya. Fiona juga hanya bisa pasrah jika hal demikian sampai terjadi. Dia tak akan marah apalagi sakit hati untuk respons yang akan diterima. Fiona mencoba menghilangkan rasa gugup dan cemasnya sebelum mengetuk pintu rumah Ayra dan Ibra. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Fiona lakukan berulang kali sampai sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun permintaan maafnya diterima relatif kecil, ia tetap berusaha. Lagi pula, tidak ada salahnya bila Fiona mencoba. Karena bila tidak berusaha, dia tak akan tahu hasilnya.Fiona mengetuk pintu itu dengan dua ketukan. Selang beberapa menit, pintu segera terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Ayra. Secara bersamaan, pasang

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   tidak ada yang gratis di dunia ini, Bu.

    "Ah! Tolong katakan itu di kantor, sekarang mari ikut kami untuk memenuhi prosedur," jelas polisi tersebut dengan lantas menarik tangan Fahri dan mulai memborgolnya.Fahri tentu meronta, ia berusaha menjelaskan semuanya namun kedua polisi itu tak mendengar dan seakan-akan menutup kedua telinganya.Sementara itu, Hilwa mulai meraung-raung memohon untuk tidak membawa anaknya ke kantor polisi."Tolong lepaskan anak saya! Kalian tidak pantas membawanya atas tuduhan tidak dilakukannya!" titah Hilwa dengan berteriak tak karuan, bahkan wanita itu sampai tak segan-segan untuk mencaci petugas polisi tersebut.Keributan itu jelas terdengar sampai ke dalam kamar pribadi milik Nazwa. Gadis yang tengah asyik memainkan gadgetnya merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi di rumahnya.Nazwa pun bangkit dari tempat tidurnya dan berdecih, "Ada apa sih!? Kenapa ribut sekali!?"Tanpa berpikir panjang Nazwa pun lekas beranjak dan keluar dari kamar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.Hingga

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penangkapan Fahri

    "Apa-apaan ini!?" pekik Fahri saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mendapat surat pemecatan dari HRD.Ya! Ketika Fahri tengah sibuk di ruang kerjanya ia tiba-tiba dikejutkan oleh sosok sekretaris yang mendatangi ruangannya dan menyerahkan secarik kertas yang berisikan sebuah surat pemecatan.Hal itu lantas membuat Fahri naik pitam, ia sama sekali tak terima diperlakukan seperti itu oleh Ibra, yang merupakan ayah mertuanya sendiri."M-maaf, Pak. Saya hanya menyampaikannya saja, selebihnya saya tidak tahu pasti," ucap sekretaris itu dengan menundukkan kepalanya. Wanita itu terlihat takut dengan temperamen atasannya yang tiba-tiba naik.Fahri pun berdecih kesal, lalu kembali membaca isi surat tersebut. Hingga ia kembali terkejut saat membaca pernyataan yang menyatakan bahwa Ibra tidak hanya akan memecatnya, namun lelaki itu juga akan melaporkan Fahri kepada pihak berwajib atas tindakan penggelapan dana yang ia lakukan pada perusahaan.Mengetahui hal itu, Fahri semakin geram, amarahnya

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   menceraikan Fiona

    “Fahri pulang! Dia akhirnya pulang setelah berhari-hari,” sorak Fiona yang merasa memiliki secercah harapan dengan kepulangan pria itu.Beberapa hari belakangan, Fiona sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hari-harinya dipenuhi oleh fisik lesu dan perasaan lelah dan tekanan batin.Namun, begitu mendapati bahwa Fahri akhirnya kembali pulang membuat Fiona merasa bersemangat dan berharap-harap cemas. Akankah lelaki itu pulang karena sadar dan ingin meminta maaf, ataukah jangan-jangan ingin melakukan hal lain yang membuat Fiona semakin terpuruk? Itu lah pertanyaan yang memenuhi benak Fiona sekarang ini.Wanita itu langsung bangkit dari sofa dan berjalan beberapa langkah untuk membukakan pintu. Sebelum muncul di ambang pintu, Fiona sedikit merapikan rambut dan kondisi pakaiannya agar terlihat lebih layak untuk menyambut kepulangan suaminya.Fahri pun turun dari mobilnya begitu mesin mobil sudah dia matikan. Wajah pria itu tampak datar dan bahkan tanpa ekspresi. Dari sudu

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   kegundahan bati Fiona

    Fiona masih tak kuasa menahan dadanya yang justru semakin sesak. Dia terus memukul-mukulnya dengan kepalan tangan saking sakit dan perih hatinya saat ini.“Fahri, kamu benar-benar kejam!” isaknya yang sejak ditinggal Fahri tadi sudah menangis dengan lelehan air mata berurai di kedua pipinya yang bening. Fiona bahkan tidak peduli bila saat ini dirinya hanya terduduk di lantai saking gontai dan lemas kedua lututnya mendengar untaian kalimat demi kalimat yang dilontarkan Fahri.Lantai keramik di ruang tengah yang dingin itu menjadi saksi pertengkaran keduanya beberapa saat yang lalu serta menjadi saksi pula betapa hancurnya perasaan Fiona saat ini.“Bisa-bisanya kamu bilang bahwa selama ini kamu hanya memanfaatkanku saja, Fahri!” Fiona masih tidak menyangka. “Padahal, waktu itu wajah kamu begitu tulus saat menyatakan perasaanmu. Kita bahkan harus menghadapi berbagai lika-liku sampai-sampai kau bercerai dengan Ayra.”“Perjuangan kita begitu panjang dan berat. Tapi kenapa … kamu malah ber

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   meninggalkan Fiona dalam kepedihan

    Fahri masih diam saja. Dia asik memilih pakaian apa yang akan dirinya kemas. Fahri terdiam karena dia malas meladeni Fiona. Sampai pada akhirnya telinganya muak mendengar pekikan Fiona.Brak!Saat itu juga Fahri menggebrak meja."Brisik! Kamu gak lihat aku lagi ngapain?!" bentak Fahri yang kini sudah menatap Fiona tajam."Ya makanya kalau ada orang tanya itu dijawab!" balas Fiona tak mau kalah."Kalau aku diam saja itu tandanya aku tidak mau menjawab pertanyaan kamu. Sadar diri dong dari tadi, berisik tau gak!" marah Fahri yang kini sudah mengepalkan kedua tangannya.Ditatap seperti itu sukses membuat Fiona sedih. Fiona hampir saja meneteskan air matanya, tetapi dia cegah dengan mendongak cepat-cepat.Sedangkan Fahri sudah mengalihkan pandangannya ke lain arah. Setelah itu Fahri kembali membereskan pakaian yang sejak tadi menjadi tujuan utamanya datang ke rumah ini."Jahat kamu Mas. Berani-beraninya kamu bentak aku seperti itu," lirih Fiona merasa sedih.Tidak ingin ambil pusing, Fahr

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Fahri sang donjuan

    Saat ini Fahri dan Alina meminta waktu berduaan. Mereka memilih untuk tidak diam rumah. Mereka berjalan-jalan sejenak mencari angin. Hubungan yang baru pertama kali terjalin itu benar-benar sangat menyenangkan bagi Alina. Begitupun dengan Fahri yang tidak bisa tidak tersenyum ketika menatap wanita di sebelahnya itu.Orangtua Fahri sangat menyukai Alina juga. Jadi, sudah tidak ada batasan bagi keduanya untuk tidak dekat. Fahri benar-benar merasa bahagia. Bahkan untuk menjalin hubungan ini mereka tidak perlu pikir panjang lagi."Aku benar-benar bahagia bisa mengenalmu, aku bahkan ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Seiring berjalannya waktu aku pasti tau semua tentangmu," celetuk Fahri begitu serius.Alina yang malu-malu hanya bisa tersenyum manis. Entah mengapa hatinya juga terasa hangat bisa berduaan dengan Fahri."Jangan ditahan kalau mau senyum atau ketawa," ujar Fahri ketika melihat Alina yang entah mengapa menahan semua itu."Kapan kita jalan?" "Ini kan sekarang lagi jalan," ledek

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   petualangan Fahri belum berakhir

    "Benar-benar menyebalkan. Sepertinya aku tak bisa kalau harus terus-menerus bertahan dengannya. Bukannya jadi kaya, yang ada lama-lama aku malah jadi Jatuh Miskin karena Fiona sendiri sekarang selalu minta uang denganku gara-gara tua bangka itu sudah tak ingin memberikan banyak uang untuknya. Masa Fiona hanya dijatah satu bulan tiga juta saja. Dapat apa uang segitu? Untuk keperluan sehari-hari saja pasti tidak akan cukup!" Fahri kian merasa kesal kita kembali mengingat perdebatannya dengan Ibra beberapa hari lalu.Sejenak terdengar ibu Fahri berdecak. "Sudahlah, tidak perlu dipikirkan lagi. Kalau memang sudah tidak berguna ya sudah, buang saja. Dan kita bisa langsung segera mencari yang baru, yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan wanita itu," papar ibu Fahri dengan santainya."Iya, Bu. Aku tahu. Tetapi memangnya siapa yang harus aku kejar? Kemarin-kemarin aku terlalu fokus dan menikmati waktuku dengan Fiona sampai-sampai aku lupa untuk mencari target yang baru saat Fiona s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status