Share

Bab 7

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-09-08 21:31:46

"Mau apa kalian kesini?" tanya Ayra datar dan ketus. Wajah yang biasa terlihat ceria itu saat ini tampak sangat dingin. Kalah dinginnya kulkas sama wajahnya Ayra.

"Baiklah sepertinya kamu sudah tidak sabar ingin tahu apa yang kami inginkan. Dengarkan baik-baik ini bukan permintaan tapi ini perintah. Dan kamu harus menurutinya." Ayra menautkan kedua alisnya dengan kening yang berkerut.

"Menuruti perintahmu? Hello memangnya kamu siapa? Dan apa kamu pikir aku akan menuruti apa yang kamu perintahkan padaku? Oh tentu tidak." Ayra terkekeh seolah-olah dia tengah mengajak lawan bicara yang duduk di depannya saat ini.

"Jangan main-main sama aku kamu Ayra! Apa kamu gak tau siapa aku ha!" pekik Fiona dengan suara tertahan. Ia berang dengan kekehan Ayra karena ia merasa jika Ayra tengah menertawakannya.

"Bukankah bermain-main itu enak ya? Kan bisa bikin awet muda. Lagian aku gak peduli kamu itu siapa," ucap Ayra lagi dengan santainya. Bahkan, Ayra sudah melipat tangannya di dada dan ia menaikkan satu kakinya ke atas kakinya yang lain.

"Ck! Aku sedang tidak bercanda Ayra."

"Oke-oke segera katakan apa yang kamu perintahkan padaku wahai baginda putri yang terhormat?"

"Tinggalkan Papiku dan aku akan memberikanmu uang sebesar 500 ratus juta adamu."

"Wahhhh, banyak sekali, dan aku …." Ayra sengaja menjeda ucapannya.

"Kenapa? Pasti kamu kaget kan dengan nominal yang besar. Ya iyalah kan kamu itu miskin."

"Oh ya? Sayangnya kok aku gak tertarik sedikit pun sama uang yang kamu tawarkan. Lagian aku lebih memilih Mas Ibra karena apa? Karena tentu saja duitnya lebih banyak daripada uang yang kamu kasih. Bukankah begitu?"

"Sialan kamu Ayra! Jangan mimpi kamu menikah dengan Papiku! Segera tinggalkan Papi kalau kau tak mau mendapat akibatnya!"

"Meninggalkan Papimu? Dengan alasan apa?"

"Ya karena aku tidak pernah dan tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan Papi. Lagian apa kamu gak malu kalau jalan bergandengan dengan pria yang usianya jauh lebih tua dari padamu?"

"Sama sekali nggak karena apa? Karena aku mencintai Mas Ibra. Bukankah kita sama?"

"Maksud kamu?"

"Ya sama-sama tidak tahu malu cuma bedanya kalau kamu itu kebangetan alias urat malumu sudah putus karena apa? Karena kamu malah jalan sama suami orang dan menjalin hubungan di belakang istrinya selama satu tahun. Jadi, jangan bandingkan tak tahu malunya aku sama tak tahu malunya dirimu karena kita berbeda level." Wajah Fiona memerah karena ia benar-benar merasa tersinggung dengan apa yang Ayra katakan.

"Sialan kamu, Ayra! Seenak jidatmu menghinaku seperti itu!"

"Lho aku bukan menghina tapi bicara fakta. Kalah aku sana Papimu mengenai info perselingkuhanmu dengan pria bejat yang duduk di sampingmu itu. Bahkan, aku yang dulu itu istrinya Fahri aja tidak pernah tahu hubungan kalian selama apa di belakangku. Aku hanya tahu saat suamimu ini mentalakku secara tiba-tiba. Eh Papimu kok yang malah tau lebih banyak tentang kalian.

Dan sepertinya aku sangat tertarik untuk mengorek hal itu lebih dalam dari Papimu. Bersiaplah kalian untuk ditendang dari rumah Mas Ibra agar kalian dapat merasakan bagaimana pedih dan perihnya diperlakukan seperti orang hina oleh orang yang kita sayangi," desis Ayra dengan penuh penekanan. Wajahnya yang tadi tersenyum kini kembali datar.

sejatinya Fahri yang sejak tadi duduk di samping Fiona sudah meneguk salivanya berkali-kali karena baru kali ini dia melihat sisi yang berbeda dari seorang Ayra.

"Pokoknya aku gak mau tahu, kamu harus meninggalkan Papi. Karena aku gak pernah setuju sama hubungan kalian!"

"Lalu apa menurutmu aku peduli denganmu? Bukankah kemarin juga kalian tidak peduli dengan pendapatku yang jelas tidak setuju dengan hubungan kalian? Jadi, nikmati saja semuanya dengan lapang dada. Bukankah itu juga yang aku lakukan menghadapi hubungan kalian yang diawali dengan nafsu dan kebohongan belaka?

Jangan kalian pikir aku juga tak tahu kalau kalian sering melakukannya saat kalian masih berhubungan di belakangku dulu? Dan kamu, Fio! Kamu itu perempuan yang sangat murahan sekali. Kamu rela mengangkangkan kakimu pada suami orang dan kamu rela menggelontorkan uang banyak hanya untuk merebut seorang nahkoda dari awak kapalnya? Sungguh miris sekali. Aku malah jadi sangsi kalau kamu ini sebenarnya anak kandung Mas Ibra. Karena sifat kalian sungguh sangatlah berbeda."

"Apa maksudmu? Kamu pikir aku ini anak pungut Papi Ibra gitu?"

Ayra mengedikkan bahunya dan ia kembali menjawab, "Bisa jadi? Kan aku hanya bilang sanksi. Yang namanya sanksi itu ya bisa iya bisa juga tidak kan?"

"Sialan kamu Ayra! Mulai berani kamu melawanku ha!" Emosi Fiona tersulut. Ibarat dia adalah bensin jija dihidupkan korek api maka, duar! Api itu pasti langsung menyala dan membesar.

"Memangnya kamu siapa sampai aku gak berani melawanmu? Kalau kamu pikir kemarin saat Fahri mentalakku dan aku menerimanya itu bukan berarti aku takut padamu. Melainkan aku memang sudah tak mau memakai barang bekas. Jadi, tentu saja aku membiarkanmu mengambil Fahri dariku.

Aku menganggap dia adalah sampah yang memang sudah waktunya dibuang dan diganti dengan barang baru yang tentunya jauh lebih bagus dan lebih menarik bagiku."

Mendengar ucapan Ayra yang menganggapnya sebagai sampah tentu saja Fahri menjadi berang. Ia tiba-tiba menampar pipi perempuan yang pernah menjadi istrinya itu.

Wajah Ayra memerah di sebelah kanan dan ia meringis karena merasakan perih di pipinya itu. Bahkan, darah sedikit menetes dari sudut bibir yang terluka. Melihat hal itu tentu saja Fiona menarik kedua sudut bibirnya dan ia merasa sangat puas atas apa yang Fahri hadiahkan pada Ayra.

"Kau! Beraninya menyentuh wajahku dengan tangan kotormu itu! Jangan pernah panggil namaku Ayyara Kartika kalau tidak bisa membuatmu menyesali hidupmu yang tidak berguna itu!"

Tangan Ayra sebelah kiri mengepal dan sebelah kanan menunjuk wajah Fahri yang juga menegang. Sedikit banyaknya Fahri gentar karena ia baru sadar atas apa yang ia lakukan pada Ayra dan Ayra bisa saja mengadukan hal itu pada mertuanya, Ibra.

"Ayra, a-aku tidak sengaja. Maaf, lagian kenapa kamu menghinaku dan menyamaiku dengan sampah? Apakah kehadiranku selama ini di hidupmu tidak berarti?" Fiona mendelik mendengar ucapan Fahri.

"Mas! Kamu apa-apaan sih! Kenapa malah mengenang masa lalumu sama dia sih!" pekik Fiona tapi Fahri mengabaikan pekikan Fiona yang sempat memekakkan telinganya.

"Akan kupastikan kalian sangat menyesal telah membuat hidupku berantakan. Pergi kalian dari sini! Karena sedikit pun aku tidak akan mundur dari hubunganku dengan Mas Ibra. Kalau kalian mau silahkan kalian minta Mas Ibra yang meninggalkanku dan itu pun kalau dia mau. Ups, tapi aku yakin kalau dia tidak akan pernah mau meninggalkanku sebab apa? Sebab dia sangat mencintaiku."

Related chapters

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 8

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUKalau kalian mau silahkan kalian minta Mas Ibra yang meninggalkanku dan itu pun kalau dia mau. Ups, tapi aku yakin kalau dia tidak akan pernah mau meninggalkanku sebab apa? Sebab dia sangat mencintaiku." "Hei! Lancang sekali kamu mengusirku! Kamu berani mengancamku? Kamu pikir aku takut?" pekik Fiona tiba-tiba. Namun, Ayra hanya memandangnya sinis menyunggingkan senyuman datarnya. "Yah aku mengusirmu. Kenapa? Ini rumahku jadi hakku mau mengusirmu atau bahkan tak menganggapmu di sini. Lagian kenapa aku harus takut padamu memangnya kamu itu siapa?" "Ya karena aku banyak duit. Seharusnya kamu itu menghormatiku. Lihat suamimu! Bahkan aku bisa merebutnya darimu dalam sekejap mata." Fiina membusungkan dadanya. Dengan sombongnya dia mengatakan hal itu di depan Ayra juga Fahri. Bahkan, Fahri benar-benar tidak punya nyali di depan Fiona. Padahal apa yang Fiona ucapkan barusan itu benar-benar membuat harga diri Fahri sebagai seorang pria jatuh hingga hancur

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 9

    "Apa kamu bilang? Kamu mau cari perempuan yang lebih cantik dari aku?!" pekik Fiona dengan wajahnya yang memerah persis seperti emak-emak yang marah akibat sang anak yang susah jika disuruh mandi. Bahkan, harus dikejar-kejar menggunakan rotan terlebih dahulu hingga si anak akhirnya mau mandi. "Ya, ya bukan begitu maksudku Sayang. Itu kan hanya ibarat saja lagian kamu itu selalu yang tercantik buatku. Gak ada yang bisa ngalahin kecantikan kamu maka itulah sebabnya aku lebih milih kamu daripada Ayra. Iya kan?""Alah! Itu alasan kamu aja karena aku sadar sama ucapanmu barusan coba kalau aku gak sadar dan iya-iya aja. Pasti kamu beneran lakukan. Iya kan?""Ya enggak mhnfkinkah. Satu istri aja gak abis. Ngapain Mas mau sok-sok nambah lagi. Udah ah jangan ngambek ntar aku cium nih karena gemas sama imut dan cantiknya kamu." Seketika wajah Fiona menghangat dan ia tersenyum malu-malu meong akibat gombalan yang dilontarkan oleh Fahri. "Au ah gelap." Fiona melipat tangannya di dada sembari mem

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 10

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU"Lebih muda apanya?! Keren apanya? Yang ada Papi tuh kayak tukang minta-minta yang di pinggir jalan tuh tinggal pake kacamata hitam aja udah deh ntar biar Mas Fahri yang nuntun Papi minta-minta di jalan sana!" "Eh kok jadi aku sih?!""Lha terus siapa? Aku? Ya gak mungkinlah seorang Fiona ngemis. Ih kamu mah suka aneh-aneh deh," sungut Fiona dengan bibir mengerucut. " Jadi Papi penampilan kayak begini gak bagus?" tanya Ibra pada Fiona. "Ya enggak lah, Pi, sama sekali gak ada bagus-bagusnya. Tapi kalau Papi mau si Ayra itu ilfeel sama Papi sih ya gak masalah juga toh sejatinya aku juga kurang setuju Papi sana dia.""Yeee enak aja, ya gak bisa begitulah.""Yaudah kalau mau Ayra suka sama Papinya penampilan yang bener dong." "Eh kok kamu malah mendukung Papi? Bukannya kemarin-kemarin kamu nolak Papi seriusan sama si Ayra?" tanya Ibra dengan kening berkerut. "Yah kalaupun aku menolak Papi mentah-mentah buat nikah sama Ayra apa Papi setuju? Nggak kan?

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 11

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUAku akan pastikan kalau acara lamaran kali ini bukanlah acara lamaran impianmu tetapi acara lamaran terburuk yang paling tidak ingin kamu alami. Bahkan, kurasa mimpi pun kamu tidak akan berani."***Fiona dengan wajah ceria dan mata berbinar keluar dari kamar Ibra. Ia berjalan seolah-olah tubuhnya terasa ringan dan tanpa beban menuju ke kamarnya. Fahri yang sedang asik dengan ponselnya pun mengernyitkan dahi melihat wajah sumringah istrinya itu. "Kamu kenapa kok kayak yang seneng banget? Abis ketiban durian runtuh?""Ini lebih dari sekedar durian runtuh, Mas!" ucap Fiona yang terpekik tertahan. "Apa sih? Kok aku kepo.""Habis ini pasti kamu bakal bangga sama aku, Mas.""Yaudah buruan kasih tau memangnya ada apa. Kan aku jadi penasaran.""Mas lihat deh ini apa?" Fahri mengernyit melihat sesuatu yang dipegang oleh Fiona dengan jari telunjuk dan jempol yang saling menjepit. "Itu kredit card?" Fiona mengangguk cepat masih dengan senyuman di kedua sudut

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 12

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUIa masih terus menatap punggung Dika yang mulai menjauh dengan tatapan tajamnya. Hingga akhirnya punggung pria dengan tinggi badan 170 cm itu hilang dari hadapannya barulah Fahri dan Fiona meninggalkan cafe sepoi-sepoi tempat mereka bertemu. ***"Kamu ngapain sih centil-centil ke temen kamu itu," sungut Fahri sembari sesekali matanya melihat ke arah Fiona yang duduk di sampingnya. Sementara Fahri tangannya tengah sibuk memegang kemudi mobil milik Fiona. "Maksud kamu Dika?""Ya iya siapa lagi? Kan tadi kita habis ketemu sama Dika.""Terus maksud kamu centil gimana sih? Perasan aku biasa aja deh.""Ya begitu tadi duduknya sok-sok deketan sampai aku dikacangin di sana.""Enak lagi jadi kacang, Mas, tinggal hap," seloroh Fiona yang membuat Fahri mencebik. "Ya kali kayak iklan sosis sonike yang satu kali langsung hap.""Hemm terserah kamu aja deh, Mas, lagian kamu kenapa sih aku perhatikan dari tadi kok kayaknya yang kesel banget?""Gimana aku gak kesel

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 13

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU"Yaudah sih ayo kita pulang perasaan dari tadi kita debat yang gak penting ya," ucap Fahri sembari menyengir dan menggaruk kepalanya yang memang gatal. ***"Hai, Pi, baru pulang kerja? Koo timben jam sehininsudsh di rumah? Biasanya juga malam?" sapa Fiona saat melihat sosok Ibra tengah duduk di sofa ruang tamu. Ibra yang mendengar suara sang putri pun menoleh ke arahnya. Fiona mendaratkan tubuhnya tepat di sebelah sang ayah sedangkan Fahri tidak ikut gabung bersama mereka melainkan menuju ke kamar pribadinya sebab ia tengah kebelet. "Emmn kamu gak lupa kan kalau malam nanti kan mau ngelamar Ayra? Jelas Papi pulang cepat dong. Kan Papi mau persiapan.""Oh iya, astaga kenapa aku lupa. Padahal kan aku juga baru saja belikan segala macamnya untuk acara malam nanti." Fiona menepuk dahinya karena untuk kali ini dia benar-benar lupa. "Nah, itu kamu ingat. Oh ya, mana cincin pesanan Papi? Jadi kamu ambil kan?""Jadi dong. Tapi biar aku aja yang bawa, biar

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 14

    "Ayyara Kartika, maukah kamu menjadi pendamping hidupku dalam suka maupun duka dan dalam sehat maupun sakit? Menikahlah denganku dan aku tidak bisa menjanjikan kemewahan dengan harta yang berlimpah padamu tapi aku memiliki hati yang begitu besar untukmu. Apakah kamu mau memiliki hati yang besar itu?" Ibra berlutut dengan salah satu kakinya ditekuk ke depan menghadap Ayra. Sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan Ayra dan tangan kirinya memegang kotak kecil tempat cincin yang ia pesan khusus untuk Ayra. Disaksikan oleh Fiona, Fahri dan juga dua saudara dari Ibra yakni kakak dan adik kandung Ibra juga beberapa tetangga rumah Ayra yang sengaja ia undang sebagai perwalian dari keluarga Ayra karena Ayra yang hanya sebatang kara. Sebenarnya para tetangga yang hadir saling berbisik saat melihat ada Fahri datang bersama keluarga Ibra. Jelas di dalam otak mereka bertanya-tanya kenapa Fahri bisa datang bersama keluarga besar Ibra dan justru Fahri terlihat mesra bersama Fiona? Selama ini m

    Last Updated : 2022-09-08
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 15

    KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMUDan yang lebih mengenaskan lagi, cincin yang Fiona bawa itu justru masuk ke dalam jari manis Fiona dengan sendirinya karena nyatanya cincin itu sedikit longgar dengan ukuran jarinya sehingga memudahkan masuk ke dalam jari Fiona. "Astaga! Tidak!!!!""Mas! I-ini gimana? Malah masuk ke tanganku!" pekik Fiona dengan suara tertahan. Ia masih sadar kalau dirinya berada di depan banyak orang yang kini tengah menatapnya dengan wajah yang seolah-olah ingin tertawa. "D-Dek, itu cincin masuk ke tangan kamu?" Dengan cepat Fiona melepaskan cincin itu dari tangannya. Ia sudah berdetak jantung bahkan, wajah Fahri juga sudah pucat pasi. Ayra sedikit menyunggingkan senyuman samar karena entah kenapa ia sedikit menangkap ada gelagat aneh dari manusia yang ia panggil duo F itu. "Sepertinya ada yang gak beres dari mereka dan aku gak tahu itu apa. Aku harus lebih berhati-hati karena bisa saja rencana mereka ingin mencelakaiku," gumam Ayra dalam hatinya. Bahkan ia masih

    Last Updated : 2022-09-09

Latest chapter

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fahri (ending)

    Ayra beranjak dari tempat duduknya, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya. Ia berusaha penuh untuk membuat Fiona nyaman saat berada di keluarga ini. Ibra yang melihat pemandangan itu pun ikut bahagia. Ia senang karena Fiona sudah menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Fiona.” Panggil Ibra. “Iya?” “Kamu boleh tinggal di sini lagi jika berkenan,” tukas Ibra tulus. “Benarkah?” Fiona menatap tak percaya. Ini seperti sebuah kemustahilan. “Tentu saja. Karena kamu masih anak angkatku,” sahut Ibra seraya menganggukkan kepala. “Terima kasih, Papi.” Keesokan paginya, mereka semua bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit jiwa di mana bapak kandung Fiona berada. Sesampainya di sana, Fiona terlihat sedih melihat kondisi bapaknya yang masih dalam proses penyembuhan. Ibra menepuk pundak Fiona. “Sudah, jangan menangis lagi. Doakan yang terbaik untuk bapakmu.” “Iya, Papi. Aku hanya ingin bapakku sembuh. Itu saja.” Fiona menghapus air matanya. Di lain sisi, saat Fiona

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fiona

    Kini Fiona berada di depan rumah Ayra dan Ibra. Wanita itu terlihat sangat gugup dan juga malu. Cemas jika permintaan maafnya tidak diterima. Ya, memang kesalahannya begitu besar. Jadi, wajar saja bila nantinya Ayra dan Ibra tidak memberikan pintu maaf tersebut kepada dirinya. Fiona juga hanya bisa pasrah jika hal demikian sampai terjadi. Dia tak akan marah apalagi sakit hati untuk respons yang akan diterima. Fiona mencoba menghilangkan rasa gugup dan cemasnya sebelum mengetuk pintu rumah Ayra dan Ibra. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Fiona lakukan berulang kali sampai sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun permintaan maafnya diterima relatif kecil, ia tetap berusaha. Lagi pula, tidak ada salahnya bila Fiona mencoba. Karena bila tidak berusaha, dia tak akan tahu hasilnya.Fiona mengetuk pintu itu dengan dua ketukan. Selang beberapa menit, pintu segera terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Ayra. Secara bersamaan, pasang

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   tidak ada yang gratis di dunia ini, Bu.

    "Ah! Tolong katakan itu di kantor, sekarang mari ikut kami untuk memenuhi prosedur," jelas polisi tersebut dengan lantas menarik tangan Fahri dan mulai memborgolnya.Fahri tentu meronta, ia berusaha menjelaskan semuanya namun kedua polisi itu tak mendengar dan seakan-akan menutup kedua telinganya.Sementara itu, Hilwa mulai meraung-raung memohon untuk tidak membawa anaknya ke kantor polisi."Tolong lepaskan anak saya! Kalian tidak pantas membawanya atas tuduhan tidak dilakukannya!" titah Hilwa dengan berteriak tak karuan, bahkan wanita itu sampai tak segan-segan untuk mencaci petugas polisi tersebut.Keributan itu jelas terdengar sampai ke dalam kamar pribadi milik Nazwa. Gadis yang tengah asyik memainkan gadgetnya merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi di rumahnya.Nazwa pun bangkit dari tempat tidurnya dan berdecih, "Ada apa sih!? Kenapa ribut sekali!?"Tanpa berpikir panjang Nazwa pun lekas beranjak dan keluar dari kamar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.Hingga

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penangkapan Fahri

    "Apa-apaan ini!?" pekik Fahri saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mendapat surat pemecatan dari HRD.Ya! Ketika Fahri tengah sibuk di ruang kerjanya ia tiba-tiba dikejutkan oleh sosok sekretaris yang mendatangi ruangannya dan menyerahkan secarik kertas yang berisikan sebuah surat pemecatan.Hal itu lantas membuat Fahri naik pitam, ia sama sekali tak terima diperlakukan seperti itu oleh Ibra, yang merupakan ayah mertuanya sendiri."M-maaf, Pak. Saya hanya menyampaikannya saja, selebihnya saya tidak tahu pasti," ucap sekretaris itu dengan menundukkan kepalanya. Wanita itu terlihat takut dengan temperamen atasannya yang tiba-tiba naik.Fahri pun berdecih kesal, lalu kembali membaca isi surat tersebut. Hingga ia kembali terkejut saat membaca pernyataan yang menyatakan bahwa Ibra tidak hanya akan memecatnya, namun lelaki itu juga akan melaporkan Fahri kepada pihak berwajib atas tindakan penggelapan dana yang ia lakukan pada perusahaan.Mengetahui hal itu, Fahri semakin geram, amarahnya

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   menceraikan Fiona

    “Fahri pulang! Dia akhirnya pulang setelah berhari-hari,” sorak Fiona yang merasa memiliki secercah harapan dengan kepulangan pria itu.Beberapa hari belakangan, Fiona sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hari-harinya dipenuhi oleh fisik lesu dan perasaan lelah dan tekanan batin.Namun, begitu mendapati bahwa Fahri akhirnya kembali pulang membuat Fiona merasa bersemangat dan berharap-harap cemas. Akankah lelaki itu pulang karena sadar dan ingin meminta maaf, ataukah jangan-jangan ingin melakukan hal lain yang membuat Fiona semakin terpuruk? Itu lah pertanyaan yang memenuhi benak Fiona sekarang ini.Wanita itu langsung bangkit dari sofa dan berjalan beberapa langkah untuk membukakan pintu. Sebelum muncul di ambang pintu, Fiona sedikit merapikan rambut dan kondisi pakaiannya agar terlihat lebih layak untuk menyambut kepulangan suaminya.Fahri pun turun dari mobilnya begitu mesin mobil sudah dia matikan. Wajah pria itu tampak datar dan bahkan tanpa ekspresi. Dari sudu

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   kegundahan bati Fiona

    Fiona masih tak kuasa menahan dadanya yang justru semakin sesak. Dia terus memukul-mukulnya dengan kepalan tangan saking sakit dan perih hatinya saat ini.“Fahri, kamu benar-benar kejam!” isaknya yang sejak ditinggal Fahri tadi sudah menangis dengan lelehan air mata berurai di kedua pipinya yang bening. Fiona bahkan tidak peduli bila saat ini dirinya hanya terduduk di lantai saking gontai dan lemas kedua lututnya mendengar untaian kalimat demi kalimat yang dilontarkan Fahri.Lantai keramik di ruang tengah yang dingin itu menjadi saksi pertengkaran keduanya beberapa saat yang lalu serta menjadi saksi pula betapa hancurnya perasaan Fiona saat ini.“Bisa-bisanya kamu bilang bahwa selama ini kamu hanya memanfaatkanku saja, Fahri!” Fiona masih tidak menyangka. “Padahal, waktu itu wajah kamu begitu tulus saat menyatakan perasaanmu. Kita bahkan harus menghadapi berbagai lika-liku sampai-sampai kau bercerai dengan Ayra.”“Perjuangan kita begitu panjang dan berat. Tapi kenapa … kamu malah ber

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   meninggalkan Fiona dalam kepedihan

    Fahri masih diam saja. Dia asik memilih pakaian apa yang akan dirinya kemas. Fahri terdiam karena dia malas meladeni Fiona. Sampai pada akhirnya telinganya muak mendengar pekikan Fiona.Brak!Saat itu juga Fahri menggebrak meja."Brisik! Kamu gak lihat aku lagi ngapain?!" bentak Fahri yang kini sudah menatap Fiona tajam."Ya makanya kalau ada orang tanya itu dijawab!" balas Fiona tak mau kalah."Kalau aku diam saja itu tandanya aku tidak mau menjawab pertanyaan kamu. Sadar diri dong dari tadi, berisik tau gak!" marah Fahri yang kini sudah mengepalkan kedua tangannya.Ditatap seperti itu sukses membuat Fiona sedih. Fiona hampir saja meneteskan air matanya, tetapi dia cegah dengan mendongak cepat-cepat.Sedangkan Fahri sudah mengalihkan pandangannya ke lain arah. Setelah itu Fahri kembali membereskan pakaian yang sejak tadi menjadi tujuan utamanya datang ke rumah ini."Jahat kamu Mas. Berani-beraninya kamu bentak aku seperti itu," lirih Fiona merasa sedih.Tidak ingin ambil pusing, Fahr

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Fahri sang donjuan

    Saat ini Fahri dan Alina meminta waktu berduaan. Mereka memilih untuk tidak diam rumah. Mereka berjalan-jalan sejenak mencari angin. Hubungan yang baru pertama kali terjalin itu benar-benar sangat menyenangkan bagi Alina. Begitupun dengan Fahri yang tidak bisa tidak tersenyum ketika menatap wanita di sebelahnya itu.Orangtua Fahri sangat menyukai Alina juga. Jadi, sudah tidak ada batasan bagi keduanya untuk tidak dekat. Fahri benar-benar merasa bahagia. Bahkan untuk menjalin hubungan ini mereka tidak perlu pikir panjang lagi."Aku benar-benar bahagia bisa mengenalmu, aku bahkan ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Seiring berjalannya waktu aku pasti tau semua tentangmu," celetuk Fahri begitu serius.Alina yang malu-malu hanya bisa tersenyum manis. Entah mengapa hatinya juga terasa hangat bisa berduaan dengan Fahri."Jangan ditahan kalau mau senyum atau ketawa," ujar Fahri ketika melihat Alina yang entah mengapa menahan semua itu."Kapan kita jalan?" "Ini kan sekarang lagi jalan," ledek

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   petualangan Fahri belum berakhir

    "Benar-benar menyebalkan. Sepertinya aku tak bisa kalau harus terus-menerus bertahan dengannya. Bukannya jadi kaya, yang ada lama-lama aku malah jadi Jatuh Miskin karena Fiona sendiri sekarang selalu minta uang denganku gara-gara tua bangka itu sudah tak ingin memberikan banyak uang untuknya. Masa Fiona hanya dijatah satu bulan tiga juta saja. Dapat apa uang segitu? Untuk keperluan sehari-hari saja pasti tidak akan cukup!" Fahri kian merasa kesal kita kembali mengingat perdebatannya dengan Ibra beberapa hari lalu.Sejenak terdengar ibu Fahri berdecak. "Sudahlah, tidak perlu dipikirkan lagi. Kalau memang sudah tidak berguna ya sudah, buang saja. Dan kita bisa langsung segera mencari yang baru, yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan wanita itu," papar ibu Fahri dengan santainya."Iya, Bu. Aku tahu. Tetapi memangnya siapa yang harus aku kejar? Kemarin-kemarin aku terlalu fokus dan menikmati waktuku dengan Fiona sampai-sampai aku lupa untuk mencari target yang baru saat Fiona s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status