Share

22

Zaki terlonjak kaget bukan main. Ia turun dari montor dengan buru-buru. Bahkan ia lupa sekedar mengucapkan kalimat terimakasih untuk Fatihah.

Fatihah yang melihatpun turut merasa iba. Ia memilih untuk menunggui.

Ibunya terduduk lemas dengan pandangan kosong. Bahkan kehadiran Fatihah pun tak ia gubris. Biasanya ia akan cerewet dengan wanita pilihan Zaki.

"Ibu kenapa?"tanya Zaki dengan panik.

"Kita diusir dari kontrakan, Ki,"jawab Bu Ratih dengan lemas dan lirih.

"Memangnya salah kita apa bu? Kita bayar uang kontrakan tepat waktu."keluh Zaki.

Bu Ratih justru menangis. Namun tangisanya tidak meronta. Sepertinya ia sudah lelah menangis.

"Tadi ada tiga orang laki-laki berpenampilan seperti preman kesini. Dia mengusir ibu dengan paksa sembari mengeluarkan barang-barang kita di kontrakan dengan kasar juga. Semua dilempar keluar. Bahkan ibu tidak sempat menatanya dengan rapi. Ibu malu menjadi bahan tontonan Ki. Seperti kita ini buruan dept collector saja."

Zaki merasa geram. Pasti saat i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status