Share

11

Bu Anis tersenyum getir. Sementara Anggi berdiri dengan geram

"Ngontrak ya bu?"

"Eee.. Ee.. Ee.."

Bu Ratih salah tingkah.

"Iya. Kami ngontrak tante."jawab Zaki dengan pasti.

Bu Anis semakin melebarkan senyum getirnya.

"Saya kira juragan kontrakan. Kalian dulu priyayi kan ya? Kok bisa ngontrak?"

"Ya beginilah hidup tante. Ada saatnya diatas. Pun ada saatnya dibawah."

Zaki mencoba bersikap tegas. Meskipun dibelakangnya Bu Ratih selalu menyembunyikan wajah dan diam seribu bahasa.

"Saya minta ma'af kalau ibu saya ada salah,"lanjut Zaki.

Bu Anis memaksakan sebuah senyum lagi. Dia mengangkat tangan pertanda abai.

"Ya sudahlah. Tidak apa-apa. Lain kali jangan diulang lagi saja begitu. Kasihan kan yang kalian tipu,". Bu Anis mencoba memberi wejangan.

Bu Ratih yang sedari tadi bersembunyi dibalik punggung Zaki, kini mencoba memperluhatkan wajahnya kembali.

"Menipu bagaimna? Saya tidak bilang apa-apa ke anda ya. Anda sendiri yang ngeyel untuk kesini. Saya juga sedikitpun tidak memeras atau memi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status