Share

12

Bu Ratih terus saja mendesak Zaki agar membawanya ke tempat kerja. Keinginanya menggebu untuk mencarikan jodoh untuk Zaki.Yang baik bibit, bebet dan bobotnya. Begitulah katanya

"Iya. Suatu saat. Pasti aku ajak ibu ke tempat kerja ku,"jawab Zaki akhirnya. Ia juga tidak bisa memastikan kapan bisa mengajak ibunya untuk kesana. Yang tak mungkin juga untuk membawanya.

Selepas magrib, Zaki bersantai di teras. Suasana yang ramai dan hangat. Banyak anak-anak para penghuni kontrakan bermain di depan. Riuh tapi penuh kebersamaan. Yang tidak pernh ia temui sebelumnya dulu.

Perumahan yang berpagar tinggi membuat penghuninya menjaga privasi dengan ketat seolah sudah mendarah daging menjadi hunian Zaki sedari lahir.

"Mas Zaki, sudah jujur saja sama ibunya,"kata Anwar yang tiba-tiba datang mengagetkan.

Zaki sedikit terlonjak.

"Ah kamu War. Mengagetkan saja,"jawab Zaki.

"Bukan maksud syaa menguping mas. Tapi suara ibunya Mas Zaki itu kencang,"

Zaki mendesah pelan.

"Tidak segampang itu, War. Ibuku it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status