KAPAN AYAH PULANG?
BAB KE : 13
PELAJARAN DARI BOCAH KECIL BERNAMA UCIL18+
"Om, kenapa menangis?" tanya si bocah penuh keheranan.Thoriq tersentak, dengan cepat dia menyeka air yang membasahi pipinya.
"Nggak apa-apa," jawab Thoriq berusaha melepas seulas senyum.
"Nggak apa-apa, kok nangis? Om, sakit?" tanya bocah itu lagi, sambil menatap dalam wajah Thoriq.
Jelas keluguan seorang bocah tersirat dari wajahnya yang polos. Ada rasa kasihan yang timbul di hatinya, apa lagi ketika melihat wajah Thoriq yang sedikit pucat dengan bibir kering.
Memang wajah Thoriq kelihatan agak pucat, mungkin karena kurang tidur selama dalam perjalanan, belum lagi ditambah rasa letih dan lapar yang sedang dia derita.
"Tidak ... Om tidak sakit," jawab Thoriq sambil memasukan berapa butir bawang merah ke dalam kantong kresek yang kini telah berada dalam peganggan si bocah.
Itulah
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 14PENDERITAAN THORIQ BELUM BERAKIR18+Mungkin ruangan itu hanya berukuran kurang dari tiga kali tiga meter ... sangat sempit! Bahkan kamar Thoriq di kampung, jauh lebih besar dari ruangan ini.Diruangan itulah Ucil dan Ibunya tinggal, berbaur dengan segala macam benda-benda keperluan se hari-hari.Lemari plastik yang warnanya telah kusam terlihat berdiri agak miring di pojok ruangan. Mungkin karena usianya yang telah tua. Sehingga tidak kuat lagi tegak dengan sempurna menahan beban yang ada di dalamnya.Bagi sebagian orang, lemari seperti itu tidak lagi terpakai dan akan dibuang ke tempat sampah. Tidak demikian dengan keluarga Ucil, lemari kusam itu masih bisa mereka manfaatkan untuk menyimpan pakaian.Di pinggir ruangan, juga terlihat kardus yang berjejer dekat dinding. Entah apa isinya, Thoriq tidak begitu jelas memperhatikan.Mungkin saja di dalam
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 15PENJARA UNTUK THORIQ18+"Benar, Pak! Saya tidak melakukannya. Malah saya ingin membantu Ibu tersebut. Saya melihat dengan jelas orang yang mencopet dompet Ibu itu," jawab Thoriq ketika dia diinterogasi di pos satpam."Tapi, fakta di dompet itu ada di tangan anda, menurut keterangan yang kami terima," sela seorang satpam yang terlihat lebih tua dibanding yang lain.
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 16OM DARTO, LEBIH BERUNTUNGPOV : FAIZAyah menatap ke arahku, matanya terlihat berkaca-kaca, beliau hanya diam, bahkan tanpa senyum.Aku bingung, kenapa Ayah hanya diam? Kenapa beliau tidak tersenyum atau tertawa seperti biasanya? Ada apa dengan Ayah?Begitu juga dengan aku, rasanya ada sesuatu pada diriku yang tak biasa. Karena ketika melihat Ayah datang, biasanya aku segera berlari mengejar beliau. Kemudian melompat ke dalam pelukkan Ayah. Lalu, kami akan tertawa bersama.Terkadang Ayah mengangkat aku ke atas dengan kedua tangannya. Aku menjadi tinggi, melebihi tinggi Ayah.Tawaku semakin lepas, karena ada rasa geli yang aku rasakan di bagian perut. Geli karena ketinggian, juga geli karena wajah Ayah menekan perutku dengan ciumannya. Hal yang menyenangkan dan membuat aku sangat bahagia.Tapi kenapa sekarang hal itu tidak bisa aku lakuka
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 17IBU OM DARTOPOV : FAIZHari masih gelap! Entah jam berapa, aku tidak tau, kapan kami keluar dari rumah. Angin malam menyambar tubuh. Dinginnya sangat terasa di muka dan ujung tangan, area yang terbuka di bagian badanku.
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 18TIDUR BERALAS TIKARPOV : TINA"Tidak usah menanggapi apa yang dikatakan Ibu saya. Ibu memang begitu sifatnya. Sejak kematian Bapak, jiwa Ibu jadi terganggu. Beliau depresi berat, bahkan orang di sini menganggap Ibu stres, bahkan ada juga yang menyebutnya gila," ucap Mas Darto ketika kami memasuki rumah.Aku sedikit terkejut mendengar apa yang disampaikan Mas Darto, tapi ucapannya itu sekaligus dapat mengurangi kesedihanku yang timbul saat pertama berjumpa dengan Ibu mertuaku tadi.Siapa yang tak akan sedih, pertemuan dengan Ibu mertua yang kubayangkan akan penuh haru dan diiringi pelukan kasih sayang, ternyata yang terjadi malah sebaliknya.Sungguh diluar dugaanku! Jangankan untuk memeluk, sekedar bersalaman pun dia tidak mau. Bahkan lebih buruk dari itu, kehadiranku dan Faiz seolah-olah tidak dia harapkan. Tapi kini aku dapat memahami kenapa Ibu me
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 19RUMAH BOCOR DAN KAMAR ANGKER18+POV : TINA"Ibu...ibuuu!"Rasanya belum begitu lama, suara Faiz telah membangunkanku. Ketika saya mulai tersadar, rasa pegal, rasa kantuk dan dingin terasa menggerogoti badan, yang membuat saya ing
KELUARGA YANG ANEHPOV : TINAWalau di hantui rasa takut, namun aku tetap melangkah ke arah meja dan mengambil kardus mie yang ada di sana. Karena aku berpikir itulah satu-satunya cara untuk mengatasi lantai yang dinginya.Tanpa alas yang cukup tebal, tentu rasa dingin akan terus menyerang kami sampai pagi, apa lagi saat ini, lantai juga lembab karena bekas air tetesan tadi.Kalau tidak di alas dengan kardus, bisa saja membuat Faiz atau aku masuk angin, jelas h
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 21ANTARA KABUR ATAU JANGAN18+POV : TINASepanjang jalan menuju rumah, pikiranku berkecamuk. Semua yang Diberitahukan Bu Parmi dan Bu Tursinah, memenuhi syarat otakku, yang membuat rasa cemas dan takut semakin menjadi.