KAPAN AYAH PULANG?
BAB KE : 18TIDUR BERALAS TIKARPOV : TINA "Tidak usah menanggapi apa yang dikatakan Ibu saya. Ibu memang begitu sifatnya. Sejak kematian Bapak, jiwa Ibu jadi terganggu. Beliau depresi berat, bahkan orang di sini menganggap Ibu stres, bahkan ada juga yang menyebutnya gila," ucap Mas Darto ketika kami memasuki rumah.Aku sedikit terkejut mendengar apa yang disampaikan Mas Darto, tapi ucapannya itu sekaligus dapat mengurangi kesedihanku yang timbul saat pertama berjumpa dengan Ibu mertuaku tadi.
Siapa yang tak akan sedih, pertemuan dengan Ibu mertua yang kubayangkan akan penuh haru dan diiringi pelukan kasih sayang, ternyata yang terjadi malah sebaliknya.
Sungguh diluar dugaanku! Jangankan untuk memeluk, sekedar bersalaman pun dia tidak mau. Bahkan lebih buruk dari itu, kehadiranku dan Faiz seolah-olah tidak dia harapkan. Tapi kini aku dapat memahami kenapa Ibu me
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 19RUMAH BOCOR DAN KAMAR ANGKER18+POV : TINA"Ibu...ibuuu!"Rasanya belum begitu lama, suara Faiz telah membangunkanku. Ketika saya mulai tersadar, rasa pegal, rasa kantuk dan dingin terasa menggerogoti badan, yang membuat saya ing
KELUARGA YANG ANEHPOV : TINAWalau di hantui rasa takut, namun aku tetap melangkah ke arah meja dan mengambil kardus mie yang ada di sana. Karena aku berpikir itulah satu-satunya cara untuk mengatasi lantai yang dinginya.Tanpa alas yang cukup tebal, tentu rasa dingin akan terus menyerang kami sampai pagi, apa lagi saat ini, lantai juga lembab karena bekas air tetesan tadi.Kalau tidak di alas dengan kardus, bisa saja membuat Faiz atau aku masuk angin, jelas h
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 21ANTARA KABUR ATAU JANGAN18+POV : TINASepanjang jalan menuju rumah, pikiranku berkecamuk. Semua yang Diberitahukan Bu Parmi dan Bu Tursinah, memenuhi syarat otakku, yang membuat rasa cemas dan takut semakin menjadi.
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 22 RUMAH YANG TAK TERURUS18+POV : TINALangkah kaki kami semakin mendekati rumah. Semakin dekat semakin keras pula degup di jantung ku.Padahal ketika meninggalkan rumah pagi tadi untuk mencari warung sayuran, tidak ada rasa seperti ini di jantungku. Mungkin hal ini terjadi karena cerita kedua Ibu tadi.Aku menatap Faiz yang berjalan beriringan dengan diriku. Kegalauan semakin mendera demi melihat buah hati ku ini. Lelah perjalanan kemaren masih terlihat di wajahnya."Faiz masih capek, ya? Karena perjalanan kemaren?" tanyaku."Iya, kita di dalam busnya terlalu lama. Tidur juga tidak bisa nyenyak, hingga lelahnya masih terasa sampai sekarang," jawab Faiz.Jawaban Faiz membuat aku semakin ragu untuk meninggalkan
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 23BONEKA KAYU YANG HIDUP18+POV : TINASungguh sangat aneh, seharusnya angin bertiup dari luar ke dalam kamar, bukan malah sebaliknya. Karena kamar itu tertutup dengan rapat dan tak ada satupun jendela di sana.Dan, yang lebih aneh lagi. Angin yang menerpa tubuhku tadi membawa aroma amis berpadu dengan bau bangkai yang membuat aku seperti mau mual.Aku kembali mendorong handle, sehingga daun pintu semakin lebar terbuka dan bau yang menguar semakin tajam. Perlahan mataku memperhatikan isi ruangan kamar itu.Cahaya lampu temaram yang tak pernah padam dari semalam membantu aku untuk mengetahui benda-benda apa saja yang masuk ke kornea mataku.Mataku menyapu dinding geribik yang berhiasan keris dengan berbagai corak dan ukuran. Sesaat
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 24UNTUNG ADA ORANG BAIK18+POV : TINAAku pendatang baru di sini, melihat sikap orang yang berada di rumah bercat biru tadi membuat hatiku sedikit was-was.Apakah ada yang mau menolongku dalam keadaan seperti ini? Rasanya sulit ada orang yang mau membantu orang lain yang baru dia kenal. Apa lagi dengan persoalan yang sedang kuhadapi ini.Tapi ada harapanku pada Bu RT. Bukankah dia yang menceritakan keadaan Mas Darto padaku, dan dia pula yang menganjurkan agar segera pergi dari kampung ini.Akhirnya aku percepat langkahku ke sana, ke warung Bu RT. Sesampainya di warung Bu RT aku mengatakan niatku untuk meninggalkan kampung ini secepatnya.Kebetulan di warung tersebut tidak ada orang lain selain dari Bu RT. Aku merasa bebas menceritakan niat hatiku pada Bu RT. Ternyata dia sangat gembira dengan keputusanku tersebut.Bel
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE 25BERTEMU DARTO18+Aku menatap Faiz yang memiringkan tubuh padaku, sehingga aku merasakan hangat tubuhnya. Mata kami bertemu, aku melepaskan seulas senyum, untuk mengusir kecemasan yang ada di wajah Faiz."Air mata ini bukan tangis kesedihan, Nak. Tapi air mata kebahagiaan dan rasa syukur, karena Tuhan telah mempertemukan kita dengan orang-orang baik seperti Bu RT dan Bu Parmi. Bilang terima kasih pada beliau, Nak!" kataku sambil mengusap-usap pucuk kepala Faiz.Faiz berdiri lalu mengucapkan terima kasih ke arah mereka satu persatu dengan menundukkan badan."Terima kasih, Bu RT!""Terima kasih, Bu!""Terima kasih, Mas Dito!""Terima kasih, Mas Rian!"Mereka menjawab ucapan terima kasih Faiz sambil tertawa. Mungkin cara Faiz mengucapkan terima kasih pada mereka terlihat lucu dan menggemaskan.Mungkin juga karena gemas, Rian dan Dito mengu
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 26PERPISAHAN YANG MENYEDIHKAN18+POV : TINAMataku seolah tidak berkedip membocorkan ke arah Mas Darto dengan debar dada semakin bertalu-talu. Tubuhku terasa gemetar karena takut.Mas Darto menoleh ke kanan dan ke kiri seolah akan