KAPAN AYAH PULANG?
BAB KE 25
BERTEMU DARTO
18+
Aku menatap Faiz yang memiringkan tubuh padaku, sehingga aku merasakan hangat tubuhnya. Mata kami bertemu, aku melepaskan seulas senyum, untuk mengusir kecemasan yang ada di wajah Faiz.
"Air mata ini bukan tangis kesedihan, Nak. Tapi air mata kebahagiaan dan rasa syukur, karena Tuhan telah mempertemukan kita dengan orang-orang baik seperti Bu RT dan Bu Parmi. Bilang terima kasih pada beliau, Nak!" kataku sambil mengusap-usap pucuk kepala Faiz.
Faiz berdiri lalu mengucapkan terima kasih ke arah mereka satu persatu dengan menundukkan badan.
"Terima kasih, Bu RT!"
"Terima kasih, Bu!""Terima kasih, Mas Dito!""Terima kasih, Mas Rian!"Mereka menjawab ucapan terima kasih Faiz sambil tertawa. Mungkin cara Faiz mengucapkan terima kasih pada mereka terlihat lucu dan menggemaskan.
Mungkin juga karena gemas, Rian dan Dito mengu
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 26PERPISAHAN YANG MENYEDIHKAN18+POV : TINAMataku seolah tidak berkedip membocorkan ke arah Mas Darto dengan debar dada semakin bertalu-talu. Tubuhku terasa gemetar karena takut.Mas Darto menoleh ke kanan dan ke kiri seolah akan
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 27MBAK NURMA TELAH PINDAH18 +POV : TINAMau tidak mau kalung sebagai mahar pernikahan dari Mas Thoriq terpaksa harus kujual. Sedih rasanya, tapi apa boleh buat.Tidak ada jalan lain, karena itulah satu-satunya yang tersisa sebagai bekal kami untuk mengarungi Ibu Kota. Dalam hati aku berharap, semoga Mbak Nurma bisa memberiku pekerjaan, atau setidaknya mencarikan pekerjaan yang cocok untukku."Bang, bisa antarkan aku ke toko mas yang terdekat terlebih dulu? Soalnya aku ada perlu sebentar," kataku pada tukang bajaj, setelah kami tawar-menawar harga sewa bajaj dari terminal ke alamat yang tertulis di kartu nama Mbak Nurma.Ternyata harga yang kami sepakati tidak mencukupi dengan sisa uang receh yang aku miliki. Di perjalanan tadi pengeluaran kami cukup banyak. Karena mahalnya harga seporsi nasi di rumah maka
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 28TAK ADA HARAPAN LAGI UNTUK BERTEMU MBAK NURMA18+POV : TINAMeski hanya beralas kasur tipis, namun tidurku begitu nyenyak. Bangun di pagi hari, badan ini terasa begitu segar. Mungkin hal yang sama juga dirasakan oleh Faiz. Terlihat dari
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 29DITAGIH BANG KALIT YANG PEMARAH18+POV : TINAMungkin kalau telat hanya satu minggu Bang Kalit tidak akan menagih, karena aku orang baru, dan juga belum punya pekerjaan. Setidaknya ada dispensasi lah, pikirku.Tapi, apa yang kupikirkan ternyata berbeda dengan kenyataan. Belum satu minggu Bang Kalit sudah datang ke tempatku untuk menagih uang sewa kos-kosan.Dengan sedikit rasa takut, aku menghadapinya. Dalam hati berdoa agar Bang Kalit bisa memaklumi keadaanku saat ini."Ini sudah tiga hari kamu telat membayar sewa. Kapan mau bayar?" tanya Bang Kalit. Kelihatan tampangnya tidak sedap untuk di pandang.Bang Kalit memang tidak pernah telat dalam menagih sewa. Pas jatuh tempo, malamnya dia akan datang menemui penghuni kos, dan meminta haknya.Begitu menurut cerita para penghuni kos-kosan yang lain. Tapi, sem
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 30DIUSIR BANG KALIT18+POV : TINAAku hanya diam sambil mengusap-usap pucuk kepala Faiz dengan segala rasa yang berkecamuk di hati.Kupingku seperti berdenging mendengar omongan orang tersebut.
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 31LEMPARARAN FAIZ BIKIN KO BANG KALITPOV : TINA"Apa melotot!? Nantang saya, kamu, ya?!" Bentak Bang Kalit penuh emosi, mungkin karena menyukaiku yang suka menantang.Tidak hanya matanya yang melotot, tapi wajahnya kini juga memerah.
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 32POV : TINAAku tidak menyangka kalau Faiz seberani ini. Aku berjongkok dan merangkul Faiz ke dalam pelukkan. Memeluknya dengan rasa haru.Terima kasih, Sayang! Terima kasih, Nak!
KAPAN AYAH PULANG?BAB KE : 33POV : TINA"Konci kost mu biar saya yang pegang. Nanti kami yang akan memindahkan semua barang-barangmu. Simpan saja dulu di tempatku. Nanti kalau sudah dapat kontrakan, baru kamu ambil barang-barangmu ke tempat saya," lanjut istri Mas Bowo sambil memberi saran. ."Iya, Tina! Takutnya nanti Bang Kalit kembali ke sini dan memperpanjang masalah. Dia pasti akan merampas barang-barangmu. Nanti, biar kami saja yang memindahkannya ke tempat