Share

54. END

Author: Secret Dita
last update Last Updated: 2024-01-04 12:01:58

“Kak Luther menunggumu di sana.” Lia menunjuk punggung kakaknya yang berdiri tegap di ujung tebing. Kedua tangannya disilangkan ke belakang. Berulang kali menoleh ke segala sisi hamparan laut di bawahnya. Sepertinya Pak Luther fokus sekali merasukkan energi tenang dari air ke dalam jiwa raganya.

Ia berbalik, nyaris tergelincir kerikil. Merasakan kehadiran Eldric yang membuat sendi-sendi kakinya melemah.

“Akhirnya Anda datang,” sambut Pak Luther tersenyum kecut.

“Akan kutinggalkan kalian berdua. Kasian Jake sendirian di kamarnya,” timpal Lia sebelum akhirnya pergi.

Eldric maju ke tak jauh dari bibir tebing, berdiri di samping Pak Luther.

“Saya datang untuk pamit,” ungkap Eldric menyesal.

“Ya, saya barusan membaca berita. Rupanya media paling gesit menyebarluaskan isu panas.” Pak Luther menggelengkan kepala, menyayangkan kondisi kali
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   1. Kelinci Percobaan

    Seorang gadis menyilangkan kaki sambil mengetuk-ngetuk angin. High heels merah yang digunakannya tampak berguncang kecil. Rambut panjang lurus gadis itu menyapu paha saat ia menopang dagu. Kedua bola matanya berputar pertanda ia mulai bosan menunggu. Terdapat sebuah map berisi beberapa lembar kertas putih di kursi sebelahnya. Meski dia cukup risih dengan benda itu, nyatanya manusia lebih membuatnya risih.Dia lantas memanfaatkan benda ringan itu untuk membuat jarak dengan manusia lain. Namun tetap saja, sekali lagi dia harus berhadapan dengan dunia yang menyebalkan.Seorang laki-laki berambut pirang dengan frekles menghampirinya."Halo, boleh saya duduk di sebelahmu?" tanyanya.Gadis itu mendengkus pelan, lalu memutuskan menatap laki-laki itu sambil menyeringai."Sebaiknya jangan, kursi ini terkutuk."Alis laki-laki itu berkerut. Sebelum akhirnya, seorang sekretaris wanita muncul dari balik pintu."Nona Merin?" panggil sekretaris.Tanpa melepaskan seringainya, Merin beringsut bangun s

    Last Updated : 2023-03-15
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   2. Tangga Kematian

    Anak-anak jurusan Game Development terlihat memenuhi aula khusus untuk sidang pertama. Mereka akan mempresentasikan proposal gim buatan masing-masing di tahun terakhir pendidikan.Seorang gadis murah senyum masih menjadi pusat perhatian. Ia tampak sederhana dengan cardigan berwarna pastel dan jeans hitam. Rambut cokelat sebahu dengan poni tipis menambah kesan muda dan fresh. Anak-anak dari berbagai penjuru dunia silih bergantian ingin mengobrol dengannya. Selain karena aura lembutnya, kepintarannya membuat anak-anak universitas penasaran."Isabella, proposalmu pasti tidak akan mengecewakan! Para dewan tidak akan tahan dengan pesonamu, hahaha," goda salah satu laki-laki berkulit tan yang akrab disebut Jacky.Isabella hanya tersenyum tipis dengan pipi memerah.Perhatian gadis itu lalu teralihkan oleh anak-anak yang perlahan menepi. Membuka jalan dan terpana pada kecantikan si gadis bersepatu merah. Sambil berjalan layaknya model, Merin Noella datang dengan jaket rantai andalannya. Bibir

    Last Updated : 2023-03-15
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   3. Little Devil

    Suara sirine menggema di langit universitas. Terdengar jeritan paling keras yang berasal dari DenadaChloe. Beberapa orang menahan tubuh gadis itu yang hampir ambruk saat sahabatnya dibawa oleh petugas medis dengan tubuh tertutup kain putih. Situasi sidang menjadi kacau dan menegangkan. Para dewan akhirnya memutuskan untuk menunda sidang pertama."Denada Chloe," panggil salah seorang polisi membuat tangisnya berhenti.Dia mengusap air matanya dan mencoba berdiri tegak."Apakah Anda adalah sahabat dari Isabella Liu?"Denada langsung mengangguk dengan cepat. "Benar.""Apa Anda bersedia memberikan kesaksian pada kepolisian?" tanya polisi itu memastikan.Tanpa ragu, Denada kembali mengangguk. Namun, kecurigaan sedikit menyeruak di batin Denada sebab tidak dibawa ke kantor polisi. Dia justru digiring memasuki tempat paling ujung di universitas."Apa saya tidak akan memberi kesaksian di kantor polisi?" tanyanya."Tidak. Kepala polisi menunggu kesaksian Anda di markas Profesor Eldric," jelas

    Last Updated : 2023-03-15
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   4. Pelindung

    Untuk pertama kalinya, Merin berjalan tidak sendirian di bawah langit kota. Tidak—sampai sebuah drone mini menjelma sebagai 'sipir penjara'. Meski anti bising, Merin bisa menebak keberadaan drone itu dengan lirikan matanya. Sekali pun alat itu menyelinap di balik bangunan.Di penjuru tempat lain, hanya ada Tim Fantasia di markas baru mereka."Bagaimana? Apa kita munculkan mereka sekarang?" tanya Loey dengan datar.Eldric menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya dari big screen."Tunggu sebentar lagi."Ia kembali mengawasi pergerakkan Merin, sekecil apa pun itu. Tiba-tiba, Merin menghentikan langkah di depan kantor stasiun televisi. Beberapa orang terlihat berkerumun sambil menatap lurus layar raksasa yang tengah memutar berita eksklusif. Kelopak mata Merin berkedut, situasi familier yang ditunjukkan media membuatnya muak.BERITA TERKINI: TRAGEDI PEMBUNUHAN MAHASISWI EAGLE TECH.ISABELLA LIU DITEMUKAN TEWAS DI TANGGA DARURAT ( .... )DIKETAHUI PELAKU YANG DIRAHASIAKAN IDENTITASNYA LAN

    Last Updated : 2023-03-15
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   5. Perbedaan

    "Lapor komandan!" Eldric bercanda.Suara anggun wanita menyusul terdengar. "Makan?""Sudah," jawab Eldric manja, lalu disusul suara pria bersuara berat. [Peregangan?]Raut wajahnya mendadak kaget. "Benar, aku lupa."[Dasar bandel] omel sang ayah. "Sorry, Mr. James Peterson."[Kapan kamu pulang ke Beijing, Nak?] tanyanya.Belum sempat dijawab, Eldric terkekeh kecil sebab mendengar perdebatan kecil di telepon.[Kenapa menanyakan itu? Proyek besar anak kita baru saja dimulai.][Seorang ibu wajib menanyakan kapan pulang, Sayang.]Eldric menggaruk pelipisnya. "Eum ... Nyonya Bae Lui? Aku pasti akan menghubungimu seminggu sebelum pulang, jangan khawatir."[Anak baik, ibu akan menantikannya!][Kalau begitu, sudah dulu ya!] sela Mr. Peterson, [Sayang, ayo jangan mengganggu waktu istirahatnya lagi.]"Sampai jumpa! Aku sayang kalian, selalu."Meski suara kedua orangtuanya lenyap saat ia kembali meletakkan ponsel, kehangatannya masih berbekas. Senyumannya terus melekat, memikirkan bagaimana beru

    Last Updated : 2023-03-15
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   6. Red Code

    Ketika arunika mulai menampakkan wujudnya, Eldric masih terjaga. Memang, dia sudah terbiasa. Namun kali ini, pikirannya diganggu oleh bayang-bayang Merin dan keluarganya. Dia merasa tidak boleh membiarkan hal semalam terulang lagi. Dia harus menjamin keselamatan gadis itu. Semalaman penuh, dia bergumul dengan kegelisahan hanya karenanya.Dia segera menyambar jasnya untuk mengakhiri kegelisahan. Membuka pintu markas berlapis alumunium. Kali ini, markasnya terletak di tengah gedung penelitian PYRAMID—organisasi para ilmuwan pengembang teknologi milik Prof. Takeda. Banyak orang berjas putih terlihat berlalu lalang. Rata-rata, mereka menuju unit markas masing-masing. Membuat Eldric terlihat melawan arus.Eldric merogoh ponselnya dan menghubungi Olivia dengan bahu terus naik-turun.“Kamu mungkin akan kaget dengan rekam jejak semalam, nanti akan kujelaskan. Beritahu anak-anak aku ada urusan di luar,”“Kamu tidak akan menemuinya kan, El?” balas Olivia cemas.Eldric berhenti di depan mobilnya

    Last Updated : 2023-03-29
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   7. Ada Apa?

    Di tempat lain, Loey menegakkan tubuhnya setelah mendapat sinyal dari Scarlett.“Iron terpancing, tapi bukan saatnya dia meledak,” ujarnya dengan santai. Olivia mencondongkan wajahnya ke layar Loey, membuat anak itu merasa tak nyaman.“Merin ingin bertemu Eldric? Kenapa dia melakukan itu?” tanya Olivia terheran-heran.Loey mengangkat bahu dengan bibir ditarik ke bawah.“Sepertinya dia punya motif lain,” tebaknya, “tapi ... bisakah kamu sedikit menggeser wajahmu?”Olivia terdiam, melirik anak itu sambil berkedip cepat. Gadis itu masih di posisinya, membuat Loey memutuskan untuk menggeser kursinya sendiri. Kecanggungan pun tercipta di antara keduanya, tidak—hanya pada Loey. Karena Olivia sama sekali tidak paham maksud anak itu. Memang menurutnya, hal itulah yang tersulit selama bergabung dengan Tim Fantasia.Sementara itu, Jasper masih melaksanakan bagiannya.IRON’S SECURITY GUARDLevel up/entering-to-level-7/add... SUCCEED ...“Aku sudah menaikkan keamanannya supaya tidak meledak,” ce

    Last Updated : 2023-03-29
  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   8. Desperate

    Scarlett tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Cermin full body hancur berkeping-keping menghujani lantai. Sepertinya, sistem Scarlett benar-benar akan mengecap Merin sebagai manusia berbahaya. Sementara itu, Iron masih bersandar di pintu. Karena sistemnya telah diperbaharui, ia tidak terpancing dengan perilaku gila tahanannya.Dada Merin naik-turun. Napasnya tak beraturan. Dia tertawa, sangat keras. Otot-otot wajahnya kembali menegang. “Kenapa? Kalian pikir aku gadis lemah? Kenapa kalian begitu merepotkan!”Scarlett tersenyum. “Dengar Merin, tugas kami adalah memastikanmu tidak bertemu dengan atasan kami.”“Kalau begitu, beri aku kesempatan untuk berbincang saja. Tidak perlu bertemu, aku hanya perlu berbicara padanya sebentar, sama seperti semalam.”Iron terkekeh, terdengar seperti meremehkan permintaan gadis itu.“Kamu pikir semalam kalian berbincang?” Pertanyaan Iron membuat Merin menyipit. Semakin dia mencoba menerka, keraguan perlahan menjalar di benaknya.“Maksudmu?” Daun pi

    Last Updated : 2023-03-29

Latest chapter

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   54. END

    “Kak Luther menunggumu di sana.” Lia menunjuk punggung kakaknya yang berdiri tegap di ujung tebing. Kedua tangannya disilangkan ke belakang. Berulang kali menoleh ke segala sisi hamparan laut di bawahnya. Sepertinya Pak Luther fokus sekali merasukkan energi tenang dari air ke dalam jiwa raganya. Ia berbalik, nyaris tergelincir kerikil. Merasakan kehadiran Eldric yang membuat sendi-sendi kakinya melemah. “Akhirnya Anda datang,” sambut Pak Luther tersenyum kecut. “Akan kutinggalkan kalian berdua. Kasian Jake sendirian di kamarnya,” timpal Lia sebelum akhirnya pergi. Eldric maju ke tak jauh dari bibir tebing, berdiri di samping Pak Luther. “Saya datang untuk pamit,” ungkap Eldric menyesal. “Ya, saya barusan membaca berita. Rupanya media paling gesit menyebarluaskan isu panas.” Pak Luther menggelengkan kepala, menyayangkan kondisi kali

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   53. LAST DAY

    Langka sekali Eldric menjelajahi tidur tanpa mimpi. Di hari-hari kerja, hampir setiap bangun pagi Eldric mencatat bunga tidur yang teramu dari kejadian di dunia nyata dan pikiran alam bawah sadar.Seringkali aktivitas yang terjadi di Fantasia, tereka ulang di mimpinya. Dirinya sendiri masuk dan menjadi pahlawan di sana, sesuai dengan apa yang diinginkan. Eldric mendambakan peran itu, daripada—sebagai pemimpin—sekadar menatap layar yang menampilkan takdir para kriminal istimewa.Berbeda di pulau pribadinya, kualitas tidur Eldric meningkat dalam hal positif. Dia jarang bermimpi buruk, apalagi tentang kematian tahanan-tahanannya.Ketukan pintu beritme pelan mengusik gendang telinga Eldric. Alisnya berkerut-kerut. Terdorong untuk bangun, tapi matanya terlampau rapat bak di lem. “Hmm ... Merin ... Sayangku ....” Eldric mengigau. Telapak tangannya hendak mendarat di perut istrinya, tapi yang ada hanya kekosongan. Lolos begitu saja terdampar di atas seprai.Eldric memaksa kedua matanya terbu

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   52. SAD GIFT

    “Dua hari ... Eldric? Eksekusi?” racau Merin. Ludahnya perih ketika melewati tenggorokkan.Merin melirik tanggal pengambilan gambar. 22/12/2021.“Mereka mengambil gambar hari ini,” kata Merin, “mereka akan membahayakan Eldric besok lusa!” Merin berdiri dalam satu entakkan, jantungnya berdebar tak karuan. Seakan melompat-lompat, bersamaan dengan menggebunya keinginan untuk kembali pada suaminya. Dia memang harus kembali sekarang.Situasi berbalik 180 derajat. Dunia tentramnya akan menemui kehancuran besar yang tak disangka-sangka. Kekacauan di depan mata, dan Merin melaknati semua orang di balik ini semua. Orang-orang biadab yang berani merusak kedamaian kehidupan pernikahannya.Tapi, mengingat alarm kematian suaminya ada di tangannya, Merin terguncang oleh berbagai macam emosi yang menyerbu dari segala penjuru. Amarah, kekecewaan, serta didominasi oleh ketakutan.Merin takut ... sungguh wanita itu takut hal buruk terjadi pada Eldric. Membayangkan Eldric pergi selamanya, sama saja meli

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   51. TIMER

    “Nangis? Eldric! Kamu menangis nonton film anti hero?” seru Merin, berusaha menengadah di leher Eldric.Eldric menggesek dagunya ke puncak kepala Merin. Membiarkan setitik airmata menetes sekaligus supaya perhatian istrinya balik ke layar proyektor. Dinding yang semula putih bersih, sekarang menampilkan jelas adegan-adegan fantastis. Di mana para penjahat kelas kakap serentak berbalik, mengubah langkah mereka dan tidak meninggalkan warga kota yang tengah diserang alien.Tidak acuh pada fakta bahwa mereka sebenarnya melangkah pada kematian. Bunuh diri.Eldric mempererat dekapannya pada Merin, selimut pun ikut andil menggulung keduanya dalam kehangatan.“Kamu tidak merasa tersentuh? Manusia yang biasa anggap jahat, ternyata punya sudut pandangnya sendiri untuk menyelamatkan dunia. Lihat! Mereka masih mengikuti hati nurani,” ujar Eldric.Merin memutar bola mata. “Ya ... di dunia nyata, kuanggap orang-orang itu adalah orang bodoh.”“Loh, kenapa? Mereka rela mati untuk menyelamatkan anak-a

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   50. JOKES

    Permukaan handuk basah yang semula dingin, kini merasukkan kehangatan ke telapak tangan Bu Angel. Sudah kali ketiga dia mencelupkan lagi handuk ke baskom berbahan alumunium. Memerah benda berbulu halus itu hingga kering, lalu ditempatkan di atas kening Merin.Kesadaran Merin tergugah karena dingin menyesap. Sembari berusaha membuka matanya yang rapat, perempuan itu membasahi bibirnya yang kering.“Eldric di mana, Bu?” tanyanya parau.“Aku di sini, jangan khawatir,” sahut Eldric, langsung bersimpuh di bawah ranjang.Satu tangan Merin yang terselip di balik selimut diambil alih oleh Eldric. Dia membungkus tangan itu, hawa panas yang terembus membuat Eldric cemas. Meski yang sebenarnya Merin rasakan adalah dingin yang menusuk.Eldric meringis gelisah. “Demammu kenapa belum turun juga?”“Mungkin kemarin terlalu lama terendam,” kata Merin, pita suaranya setipis desau angin.Bu Angel berdiri. “Karena Nyonya Merin sudah bangun, saya akan siapkan paracetamol, Tuan. Sepertinya, dikompres saja

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   49. Broken

    Tumit Carla menendang kencang kaleng bekas. Dentingannya nyaring membentur tiang di depan markas. Raut wajah Carla kusut, menemui medan yang butuh sedikit tenaga bagi kakinya. Menggerutu, Carla tidak habis pikir kenapa ada tanjakkan segala untuk bisa ke markas.Padahal tadi pagi, dia yang paling bersemangat di antara Olivia dan Loey. Dia adalah orang pertama yang mengisi toilet. Mandi lebih awal dan sudah menyemprot seluruh tubuh dengan parfum beraroma premen karet.Dia semangat menemani Percy lagi, sama seperti beberapa hari ke belakang. Yang tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Walau gadis itu seringkali bingung sendiri apa yang harus dilakukan di sana.Seperti orang bodoh, Carla cuma bisa melongo di depan suster yang mengganti cairan infus juga tak berani bertanya saat dokter memeriksa. Situasi formal selalu jadi momen menyebalkan bagi Carla. Namun ketika memandang Percy dengan kedua matanya yang tertutup rapat, badai bergemuruh lagi di dalam hati gadis itu.Carla merangkapkan

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   48. Revenge

    PADA TENGAH MALAM SEBELUMNYARembulan tepat berada di atas dua golongan manusia. Perempuan yang tengah dilanda mimpi buruk, dan pria paruh baya yang sedang bergelut dengan nerakanya.Masuk lebih dalam di zona merah, laras pistol menekan pelipis pria itu. Dengan tangan terikat ke belakang, seseorang berpakaian serba hitam menendang lututnya. Menahan erangan, dia bertumpu pada lutut agar tidak tersungkur.Dari balik semak-semak, kehadiran Black hampir tak terlihat. Namun, sepasang kaki bersepatu mengkilat berhenti di depan pria yang bersimpuh.“Hai, Luther, rindu buah hatimu?” sapa Black, nadanya mengejek atau barangkali lebih ke tak acuh.Menggeram, Pak Luther mengangkat kepalanya. Tatapan kebencian tercermin dari urat-urat merah di matanya. Namun, alis yang semula berkerut hebat malah menipis. Tatapan Pak Luther segera melemah ketika selembar foto ditunjukkan.Seorang balita. Jake asli. Tersenyum lebar di taman bermain, sementara ada seorang di belakangnya. Mengawasi balita malang itu

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   47. B.O.M.B

    Merin memeluk punggung sofa, pipinya mengembung di bagian atas. Cemberut. Dia sudah seperti itu sejak Eldric memberitahunya kalau kemungkinan teman-temannya batal datang.“Ayo!” seru Eldric, mencolek pipi istrinya sambil berlalu.Keluar dari singgasana megah dan damai, tapi berbahaya saking nyamannya. Kalau mereka terus di situ, bisa-bisa dalam waktu sebulan pulau pribadi itu tak tereksplor. Dihabiskan 24 jam di kasur adem, sofa empuk, cemilan banyak, sambil menonton film kesukaan.Pastinya, Eldric dan Merin akan melakukan itu. Tapi nanti, setelah daftar petualangan mereka di pulau pribadi terceklis.Sangat menyenangkan bagi Merin saat tahu bucket list-nya memuat hal-hal yang belum dicoba sepanjang hidup. Namun ketika jadwal petualangannya tiba, kabar menjengkelkan sialan merusak harinya. Padahal, dia menantikan kedatangan teman-temannya. Pasti heboh kalau mereka tahu pulau Fantasia semenakjubkan dari sekadar yang ditampilkan di layar ponsel. Mau tidak mau, berapa pun persentase mood

  • KAMU KRIMINAL ISTIMEWAKU   46. Silent

    Gemericik air turun hanya di zona para perusuh yang sebagian pingsan; sebagian lainnya menggeliat di jalanan seperti ikan terdampar—bergumul bersama rasa sesak yang ada.Beberapa drone berukuran jumbo perlahan mengubah gemericik itu menjadi serbuan ember tumpah layaknya di waterboom.Semua para perusuh terperajat bangun, anggota AUSTIC menyanggah mereka berdiri, lalu menjaga mereka di suatu titik.“Loey dan Olivia telat sekali mengirim hujan buatan,” kritik Sam.Percy mengendikkan bahu. “Semoga walikota tidak menuduh kita merundung mereka.”“Kenapa kakak tidak membiarkanku di sana sampai drone datang? Gas itu kan tidak akan membuatku dan para perusuh mati,” tanya Carla sambil menyisikan helaian poni yang basah.“Aku tidak tahan melihatmu lama menderi—” Percy memalingkan wajah sambil tersenyum kecil, sementara Carla berkedip polos dan berbinar. Menggemaskan.Percy berdeham. “Kamu terlihat seperti sedang menahan buang air. Kupikir kamu akan ngompol.”“Apa? Memangnya gas itu bisa bikin o

DMCA.com Protection Status