Home / Romansa / Jodohku Ternyata Mantan Suamiku / Bab 3: Steve yang Selalu Salah Paham

Share

Bab 3: Steve yang Selalu Salah Paham

last update Last Updated: 2024-05-02 15:55:31

“Steve?” gumam Nora, suaranya terasa bergetar saat mendengar suara lelaki di sampingnya.

“Ya. Ini aku, Steve. Mengapa? Apa kau merasa terkejut, karena melihatku di sini?” tanya Steve, suaranya tegas dan penuh dengan rasa penasaran.

Nora menggeleng pelan, mencoba menenangkan dirinya. “Tidak. Hanya saja, mengapa kau membeliku dengan harga yang fantastis? Uang tujuh puluh juta dollar bukanlah uang yang sedikit,” tanyanya, suaranya terdengar ragu.

Namun, Steve hanya diam. Dia memilih untuk menatap mata Nora, mencoba membaca setiap ekspresi yang terpancar dari wajah wanita di depannya.

“Ternyata benar, pemberitaan tentangmu di luar sana,” ucap Steve, suaranya terasa dingin, mengingatkan Nora akan perasaan yang pernah terluka sebelumnya.

Nora mengerutkan kening, tatapan matanya penuh dengan kebingungan. “Apa maksudmu? Berita apa yang kau dengar tentangku, Steve?” tanyanya, ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“Tentu saja bahwa kau bukan wanita baik-baik setelah berpisah denganku. Menjual diri dengan nominal yang sangat tinggi. Apa kau sangat membutuhkan uang, setelah berpisah denganku?” potong Steve, suaranya penuh dengan kekecewaan.

Nora menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan gejolak emosinya. “Pemberitaan di luar sana tidaklah benar, Steve—” namun, dia terpotong oleh Steve yang terus menuduhnya.

“Namun, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, kau menjual diri di sana, Nora. Kau mau mengelak apa lagi, huh?” lanjut Steve, suaranya terdengar penuh dengan kekesalan.

Nora merasa sakit hati mendengar kata-kata Steve. “Terserah apa pun perspektifmu mengenai diriku. Yang ingin aku tanyakan adalah, mengapa kau mengikuti acara lelang itu?” tanyanya, mencoba untuk tetap tenang.

Namun, Steve hanya diam. Seolah tak ingin memberi tahu alasan di balik tindakannya. “Mengapa diam saja? Apakah aku tidak boleh tahu?” desak Nora, ingin mendapatkan jawaban.

“Nora. Saat ini kau adalah pelayanku, bukan lagi bagian dari hidupku. Kita sudah berpisah, bukan?” jawab Steve dengan nada dingin, membuat Nora merasa semakin terluka.

Nora mengangguk, meskipun hatinya terasa hancur. “Ya. Kita sudah berpisah. Dan itu yang ingin aku tahu darimu, alasanmu mengapa ingin bertemu denganku lagi,” ucapnya dengan suara yang gemetar.

Steve tertawa dengan sinis. “Ingin bertemu denganmu lagi? Jangan bermimpi, Nora!” jawabnya dengan nada yang kasar.

Nora menelan ludahnya, menatap Steve dengan mata yang penuh dengan kepedihan. Dia merasa seperti harga dirinya kembali diinjak-injak oleh lelaki di depannya.

Nora memperhatikan ekspresi Steve dengan saksama, mencoba membaca setiap nuansa yang terpancar dari wajah lelaki di hadapannya.

“Maaf, jika ucapanku terdengar terlalu percaya diri. Namun, aku sadar diri, kau telah membuangku saat itu,” ucap Nora dengan suara yang tenang, namun penuh dengan kepastian.

Steve memutar matanya dengan malas, tampaknya enggan bertatapan langsung dengan Nora. Rasa kebingungannya terlihat jelas di wajahnya, seperti mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk merespons.

“Duduklah. Memangnya kakimu tidak pegal, berdiri sedari tadi?” titah Steve, suaranya masih terdengar dingin, meskipun ada sedikit kelembutan yang tersembunyi di dalamnya.

Nora mengangguk, menuruti perintah Steve dengan patuh. “Baik, Tuan. Terima kasih,” ucapnya sopan, matanya menatap langsung ke arah mata Steve yang tengah menyelidiki wajahnya.

“Katakan. Kau menyewaku berapa lama?” tanya Nora kemudian, mencoba untuk mengerti situasi yang sedang dihadapinya.

“Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pemilik bar yang telah menjualmu. Kau telah dijual, bukan disewa,” jawab Steve dengan nada yang tajam, mengungkapkan kebenaran yang sulit untuk diterima.

Nora terdiam sejenak, mencerna kata-kata Steve dengan hati yang berat. “Apa? Maksudmu? Aku ….” ucapnya, suaranya terputus oleh rasa kebingungan yang menghantuinya.

“Ya. Kau telah menjadi milikku … lagi. Kau mengerti pelelangan, kan? Yang mana artinya kau telah dijual, bukan disewa. Aku pikir kau wanita pintar. Ternyata sama saja,” lanjut Steve dengan suara yang dingin, namun penuh dengan ketegasan.

Nora menatap Steve dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan. Dia tidak bisa mempercayai bahwa Steve dengan mudahnya menyatakan bahwa dirinya seperti barang dagangan yang bisa dibeli dan dijual.

Nora memandang Steve dengan tatapan yang penuh dengan keberanian, tidak gentar meskipun dihadapkan pada sikap Steve yang tampaknya tidak percaya.

“Aku bukan wanita bodoh, Tuan Steve yang terhormat! Asal kau tahu, aku dijual oleh ibuku yang memiliki banyak utang pada Tuan Liam, si lintah darat pemilik bar itu,” jelas Nora dengan suara yang tegas, berusaha membuat Steve memahami situasinya.

Namun, wajah Steve masih terlihat skeptis. Sepertinya dia belum sepenuhnya mau memercayai ucapannya.

“Apa kau tidak percaya dengan ucapanku? Aku dijual, Steve. Dijual!” desak Nora, suaranya dipenuhi dengan kekesalan dan frustrasi.

“Tak perlu mengulang perkataanmu itu, Nora. Aku tidak tuli, pendengaranku masih normal!” teriak Steve, wajahnya tampak sangat kesal oleh sikap Nora.

Dia menyadari bahwa Nora marah padanya karena menyebutnya wanita bodoh, tetapi Steve tetap bertahan dengan sikapnya. Dia tidak akan menunjukkan penyesalan atas ucapannya sebelumnya.

“Kalau begitu, katakan apa maumu,” ucap Nora dengan suara yang tenang, matanya menatap tajam ke arah Steve, mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh lelaki di hadapannya itu.

Steve merasa terkejut oleh keberanian Nora, tetapi dia tidak akan membiarkan dirinya terlihat terpengaruh olehnya.

Steve masih menatap Nora dengan ekspresi dingin, mencoba memikirkan langkah selanjutnya yang harus diambil. Pertanyaan yang menggelitik selalu melintas dalam pikirannya, namun dia memilih untuk menahannya sebelumnya.

“Apakah benar, kau masih perawan?” Pertanyaan itu akhirnya keluar begitu saja dari bibirnya, terdengar tenang dan lancar.

Nora terdiam sejenak, terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu. Namun, dia segera mengumpulkan kembali keberaniannya. “Kau … kau meragukanku lagi? Oh, Steve. Kau benar-benar membuatku kesal sampai ubun-ubun!” ucapnya dengan nada yang penuh dengan kekesalan.

“Hanya perlu menjawab pertanyaanku saja apa susahnya?” tanya Steve dengan dingin, tatapannya tetap tajam, tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan atas pertanyaannya.

Nora menggertakkan giginya, merasa semakin kesal dengan sikap Steve yang tampaknya meragukannya. “Tidak, tentu saja tidak susah. Tapi apa relevansinya dengan apa yang sedang kita bicarakan?” sahutnya dengan nada yang sedikit tertekan.

Steve hanya mengangguk sekilas, seakan memberi tahu bahwa pertanyaannya tidak bisa dielakkan. “Jawablah pertanyaanku, Nora,” tegasnya, masih dengan ekspresi wajah yang sama dinginnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
dari pada kamu tanya aja Steve lebih baik kamu coba sendiri apakah Nora masih perawan apa gak biar GK tanya² trus kamu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 4: Dibuang lalu Dipungut Kembali

    Nora menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk tetap tenang meskipun emosinya mulai memuncak. “Ya, aku masih perawan. Apakah itu membahagiakanmu, Tuan Steve yang terhormat?” ucapnya dengan nada yang sedikit mengejek.Steve hanya menatap Nora dengan tatapan yang tidak menunjukkan emosi apa pun. “Baguslah. Itu saja yang ingin kutanyakan. Terima kasih atas jawabannya,” ucapnya singkat, sebelum memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan.Nora menyunggingkan bibirnya, menatap wajah mantan suaminya dengan ekspresi campuran antara kesal dan kebingungan. “Pertanyaanmu sangat tidak masuk akal, Steve. Padahal selama tiga bulan kita menikah, kau tak pernah menyentuhku sama sekali,” ucapnya, suaranya dipenuhi dengan ketidakpercayaan.“Jangan mengingatkan itu lagi, Nora!” potong Steve dengan suara tegas, tampaknya malas membahas masa lalu mereka."Mengapa?" tanya Nora ingin tahu. Steve menghela napas kasar. “Aku sudah melupakannya dan kau malah mengingatkan itu lagi,” sahut Steve, tatapannya penu

    Last Updated : 2024-05-02
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 5: Ibumu Telah Membuangmu

    Pagi itu, sinar matahari menyapa hangat di halaman rumah keluarga Alexander. Nora dan Steve tiba di sana, menghadap kedua orang tua Steve—Luna dan Justin.“Halo, Ibu, Ayah. Perkenalkan, calon istriku, Nora. Aku dan dia akan menikah dalam waktu dekat ini,” kata Steve dengan tegas, memperkenalkan Nora dengan penuh keyakinan.Nora melirik ke arah Steve, merasakan getaran yang berbeda dalam kata-kata dan sikapnya kali ini. ‘Kali ini dia tidak main-main dengan ucapannya. Kali ini Steve memperkenalkan diriku pada kedua orang tuanya,’ pikirnya dalam hati, mencoba menahan gejolak emosinya.Luna menyambut kedatangan mereka dengan senyuman hangat. “Halo, Nora. Senang bertemu denganmu. Apakah benar, kalian akan menikah? Kalian saling mencintai, hum?” tanyanya penuh keingintahuan.Nora menelan ludah, mencoba untuk tetap tenang. “Ya, Ibu. Kami saling mencintai dan hubungan kami juga sudah berjalan selama tiga bulan lamanya. Steve sudah ingin memperjelas hubungan ini, maka dari itu, kami memilih unt

    Last Updated : 2024-05-02
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 6: Kabar Tentang Pernikahan Steve

    Nora terdiam, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Hatinya terasa hancur mendengar bahwa ibunya telah melupakannya. Dia terduduk di sofa, mencoba mencerna semua informasi itu.Sementara Nora masih tercengang, Steve meninggalkan dirinya dan masuk ke dalam kamarnya tanpa berkata lagi. Hatinya terasa kosong dan hampa saat dia dibiarkan sendiri dalam keheningan ruangan.“Da—dari mana dia tahu kalau ibuku tidak tinggal di rumahnya lagi?” gumam Nora, mencoba memahami bagaimana Steve bisa mengetahui hal itu.Namun sebelum dia bisa bertanya, Steve sudah lebih dulu memasuki kamarnya, meninggalkan Nora dengan pertanyaan yang menggantung di udara. Dia merasa tersesat dan kehilangan dalam keadaan yang tidak pasti.Nora berada di tengah ruang tamu, duduk sendiri dengan pikirannya yang kacau. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ekspresi frustrasi ketika teringat akan sikap misterius Steve, mantan suaminya yang juga calon suaminya."Hh! Menyebalkan. Steve masih sama seperti dulu te

    Last Updated : 2024-05-02
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab7: Terciduk

    Kesunyian yang tercipta membuat semua mata tertuju pada Steve, yang tampak tenang namun sedikit terkejut. Dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah yang datar."Menikah?" ucapnya dengan nada yang tenang, meskipun di dalam hatinya, kekagetannya masih terasa.Semua orang tercengang mendengar kabar tersebut, termasuk Steve sendiri. Namun, dia tetap tenang dan tidak memperlihatkan keterkejutannya."Ya, benar! Tuan Justin pernah menyinggung soal ini. Bahwa beliau akan menikahkan anaknya dengan anak dari rekan kerjanya. Benar begitu, Tuan Steve?" tanya salah satu kolega lain, mencoba mengkonfirmasi rumor yang beredar.Steve merasakan amarah memuncak di dalam dirinya saat namanya disebut bersama dengan keinginan ambisius Tuan Justin. Dia mengepalkan tangannya, berusaha mengendalikan emosinya yang ingin meledak.“Aku memang akan menikah. Namun, bukan dengan pilihan dari ayahku!” tegasnya, suaranya penuh dengan keputusan yang teguh, lalu dengan langkah mantap, dia bera

    Last Updated : 2024-05-07
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 8: Karena Punya Alasan

    Tubuh Steve tiba-tiba tegang begitu Nora membuka matanya. Wajahnya terpancar dengan campuran antara keterkejutan dan kebingungan saat dia melihat Nora yang mulai tersadar.“Steve? Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa aku ada di sini? Astaga, sepertinya aku ketiduran. Maafkan aku, Steve. Aku tidak tahu kalau kamu sudah kembali,” ucap Nora dengan suara yang masih terdengar mengantuk.Steve menelan salivanya, masih terkejut melihat Nora. Dia lalu mengangguk dengan sikapnya yang sedikit salah tingkah. “Ya. Kau tidur di kamarku. Awalnya aku ingin memarahimu karena kamu memakai kamarku sembarangan. Siapa yang menyuruhmu tidur di kamarku, huh?” tanya Steve mencoba mengalihkan kegugupannya karena hampir ketahuan oleh Nora.Mata Nora berkedip-kedip saat mendengar ucapan Steve. “Euh ….” Dia menggigit bibir bawahnya seraya melirik Steve yang tengah menaikkan alisnya menunggu jawaban.“Aku … euh! Maafkan aku, Steve. Aku lupa,” jawab Nora dengan suara yang masih agak terbata-bata, mencoba merangkai

    Last Updated : 2024-05-07
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 9: Bagaimana dengan Ayahmu?

    Nora mendekat dan melihat Steve yang tengah duduk di sofa, dia memutuskan untuk menegurnya."Apa yang ingin kau katakan, Steve?" tanyanya pelan sambil melangkah mendekati Steve yang tampak asyik dengan iPadnya.Steve menutup iPad-nya perlahan dan menatap Nora yang berdiri di depannya. Ekspresi wajahnya terlihat serius. "Kau mau mendengarkanku sambil berdiri seperti itu?" timpal Steve, suaranya datar.Nora tersentak sedikit, lalu memutuskan untuk duduk di samping Steve. "Aku sudah duduk di sampingmu. Apakah aku harus duduk di sofa sebelah sana?" tanya Nora sambil menunjuk sofa di ruang televisi.Steve menghela napasnya, seolah menahan sesuatu. "Tidak perlu," jawabnya pelan, matanya terus menatap Nora dengan serius. "Ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu."Nora mendengarkan dengan seksama, menunggu Steve melanjutkan. "Ya. Silakan. Aku akan mendengarkan," ucapnya mantap, mencoba memberi dukungan pada Steve.Steve mengambil napas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraannya, tampaknya

    Last Updated : 2024-05-08
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 10: Maaf, Telah Membuatmu Kecewa

    Steve menolehkan kepalanya menatap Nora dengan ekspresi yang dingin. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanyanya dengan suara yang sedikit menusuk.Nora menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan ketegangan yang terasa di udara. “Hanya ingin tahu saja. Memangnya tidak boleh, aku bertanya mengenai hal itu?” jawabnya dengan suara yang sedikit bergetar.Steve menghela napas kasar, tanda frustrasi yang tersirat di wajahnya. “Bukan tidak boleh atau aku melarangmu bertanya demikian. Hanya saja, pertanyaanmu itu tidak perlu aku jawab, karena tidak penting,” ujarnya dengan nada yang agak tajam.“Sangat penting, Steve. Bukankah orang tuamu mendesakmu menikah untuk sebuah warisan?” sergah Nora dengan penuh ketegasan.“Ya. Namun, ayahku tidak bisa ikut campur. Perusahaan itu milik ibuku,” jawab Steve sambil menatap Nora dengan tatapan yang dingin.Nora menaikkan alisnya, terkejut dengan informasi yang baru saja dia dengar. “Oh, ya? Aku pikir perusahaan itu milik ayahmu,” ujarnya dengan sed

    Last Updated : 2024-05-08
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 11: Terkagum-kagum

    Pagi itu, di sebuah butik mewah yang cukup terkenal di kota Washington, suasana begitu ramai dengan sibuknya para karyawan yang sibuk mengatur persiapan untuk pelanggan mereka.Steve dan Nora duduk di salah satu sofa, menunggu dengan sabar sang desainer mengambil gaun pengantin yang telah dipesan oleh Steve.“Kenapa gaunnya sudah selesai dibuat? Memangnya kamu sudah memesannya sejak lama?” tanya Nora kepada Steve, mencoba mencari tahu lebih lanjut tentang persiapan pernikahan mereka.Steve menghela napasnya sejenak sebelum menjawab, “Saat pernikahan pertama kita, aku memesannya di sini. Dulu, dia memberiku dua pilihan gaun yang berbeda. Dan aku memintanya untuk menyimpan satu gaunnya.”“Ah, begitu. Pantas saja gaunnya sudah selesai dibuat,” ujar Nora sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, memahami penjelasan Steve. Ia melirik ke arah Steve yang sedang sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.Tak lama kemudian, ponsel Steve bergetar, menandakan adanya panggilan masuk. Ia segera menerima pan

    Last Updated : 2024-05-09

Latest chapter

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 105: Sudahi Penderitaan ini

    Sinar matahari Yunani yang lembut menyelinap melalui tirai kamar mereka, membangunkan Nora dan Steve dari tidur yang tenang.Mereka berdua bangun dengan senyum di wajah, merasakan kehangatan pagi dan kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.Steve, dengan tatapan penuh cinta, menatap Nora yang masih berbaring di tempat tidur. "Selamat pagi, sayang. Bagaimana tidurmu?" tanyanya dengan suara lembut.Nora tersenyum, mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Steve. "Tidurku nyenyak, suamiku. Bangun di tempat yang indah ini bersamamu adalah kebahagiaan tersendiri."Steve mengangkat Nora dari tempat tidur dengan lembut, lalu memimpin menuju kamar mandi. "Bagaimana kalau kita memulai hari ini dengan mandi bersama?" katanya sambil tersenyum nakal.Nora tersipu, tapi tak bisa menolak pesona Steve. Dia mengikuti suaminya, merasa antusias untuk mengawali hari dengan cara yang intim dan penuh cinta.Di bawah pancuran air hangat, mereka berbagi momen keintiman yang penuh kasih. Air mengalir melewati t

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 104: The Next Gift

    Di bawah langit Yunani yang biru cerah, di mana langit bertemu laut dalam nuansa biru yang tak terlukiskan, Nora berdiri di tepi pantai dengan mata berbinar, menikmati setiap detik momen yang berharga ini.Angin laut berbisik lembut, mengibaskan rambutnya yang panjang dan halus. Steve, yang berdiri di sampingnya, memandangnya dengan senyum penuh kasih sayang."Nora," katanya lembut, suaranya membawa nada penuh kehangatan yang hanya bisa muncul dari cinta yang mendalam. "Selamat ulang tahun. Aku ingin kamu tahu betapa berartinya kamu bagiku."Nora menoleh, matanya bertemu dengan tatapan penuh cinta Steve. Dia terdiam sejenak, merasakan kebahagiaan yang menggelora dalam hatinya, seperti ombak yang memecah di pantai."Steve, ini terlalu indah. Aku tak pernah membayangkan bisa berada di sini, di Yunani. Ini seperti mimpi."Steve tersenyum, menarik Nora lebih dekat dalam pelukannya. "Aku ingin memberikanmu segalanya, Nora. Semua yang bisa membuatmu bahagia. Karena itu adalah yang paling pe

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 103: Kejutan untuk Nora

    “Woah!”Di bawah langit yang memerah saat matahari mulai tenggelam, Nora dan Steve akhirnya tiba di The Wharf Skyline Views.Tempat itu memancarkan keindahan yang memukau, seolah-olah alam dan kemewahan berpadu dalam harmoni yang sempurna.Pemandangan laut yang luas terbentang, dengan perahu-perahu yang tampak kecil dari kejauhan, membingkai pemandangan kota yang gemerlap di malam hari.“Steve … tempat ini indah sekali.”Dekorasi di dalam ruangan privat yang mereka tempati tidak kalah memukau. Lilin-lilin yang berkerlap-kerlip menghiasi setiap sudut, dan bunga-bunga segar yang tertata rapi menambah kehangatan suasana.Aroma bunga yang lembut bercampur dengan udara laut yang segar, menciptakan suasana yang begitu menenangkan.Nora mengagumi keindahan dekorasi tersebut, menyadari bahwa semua ini telah diatur dengan sangat hati-hati.“Kau menyukainya, hm?” tanya Steve dengan tangan melingkar di pinggang Nora.Wanita itu mengangguk antusias. “Ya. Aku sangat menyukainya, Steve!”Brandon, s

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 102: Bagaimana Mungkin Aku Lupa

    Dua hari kemudian, suasana di ruang rapat pimpinan di kantor Steve terasa tegang namun penuh harapan.Para eksekutif dan pemegang saham utama telah berkumpul untuk membahas masa depan EIF Group, perusahaan yang sahamnya terguncang setelah skandal yang melibatkan Jemmy, mantan pemegang saham mayoritas.Steve, duduk di ujung meja dengan Brandon di sisinya, memulai pertemuan dengan nada serius."Kita semua tahu kondisi saham EIF Group saat ini sangat tidak stabil," ujarnya, memandang para pemegang saham yang hadir. "Jemmy telah meninggalkan perusahaan dalam situasi yang sulit, dan para investor menantikan solusi dari kita."Mike, kepala bagian keuangan, mengangguk setuju. "Benar, saham perusahaan terus menurun karena tidak ada yang memegang kendali. Para investor berharap penuh pada Anda, Tuan Steve, untuk mengambil alih dan membawa perusahaan kembali stabil."Steve mengangguk, wajahnya menunjukkan ketegasan. "Saya siap mengambil alih saham tersebut, tapi dengan syarat saya mendapatkan 7

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 101: Malam yang Indah

    Di sebuah restoran yang penuh dengan nuansa keanggunan dan keindahan, Steve memandang istrinya, Nora, yang sedang melamun sejak tadi.Matanya terfokus pada sesuatu yang jauh, seolah pikirannya berkelana ke tempat yang tak dapat dijangkau oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri.Steve, yang selalu peka terhadap perasaan Nora, memanggilnya dengan lembut, "Sayang, ada yang mengusik pikiranmu?"Nora tersadar dari lamunannya, menggeleng pelan dan tersenyum. "Tidak ada, Steve. Aku hanya menikmati suasana restoran ini. Tempat ini benar-benar indah dan nyaman," jawabnya dengan suara lembut, mencoba mengalihkan perhatian Steve.Meskipun tersenyum, hati Nora sedikit terganggu. Ada sesuatu yang ia harapkan dari Steve, sesuatu yang seharusnya datang sebentar lagi."Apakah kau sedang memberiku kejutan di sini?" tanyanya dengan nada penuh harap, matanya bersinar dengan ekspektasi.Steve terkekeh pelan, menyadari harapan di mata istrinya. "Kejutan, huh? Tidak ada, Sayang. Aku hanya ingin membawamu ma

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 100: Pertemuan yang Terakhir

    "Biarkan kuasa hukumku yang menjelaskan. Kau tinggal tanda tangan saja surat cerai itu untuk diproses di pengadilan,” kata Luna dengan nada tegas.Justin menoleh ke arah Federick yang sudah siap menjelaskan alasan Luna ingin menggugat cerai Justin. Pria itu tersenyum miring, lantas membuka kacamata dan menaruhnya di atas meja berlapis kaca."Jadi, kau ingin berpisah denganku karena Steve sudah tahu semuanya tentang masa lalu kita? Bukankah kau sendiri yang memutuskan untuk selingkuh denganku? Kau sendiri yang bilang jika Frank terlalu sibuk sampai melupakanmu?" tanya Justin, suaranya terdengar penuh ejekan.Luna menghela napas panjang. “Saat itu aku memang bodoh dan egois. Dan mencintaimu adalah hal yang paling aku sesali seumur hidupku. Kau pikir aku bahagia menikah denganmu?“Tentu saja tidak, Justin! Kau hanya ingin mencari keuntungan dariku. Seharusnya aku mendengarkan permintaan anakku untuk tidak menikah lagi. Tapi, karena aku terlena oleh bujuk rayumu, aku mengabaikan anakku se

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 99: Ingin Bercerai Denganmu!

    Jacob, anak kedua Justin, duduk di sofa empuk di depan ayahnya. Matanya terpaku pada layar televisi yang menayangkan berita tentang rencana Steve untuk mengambil alih saham EIF Group. Wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang dalam.“Kau terlalu lambat bergerak, Ayah. Pria itu sudah semakin bersinar, apalagi jika dia benar-benar mengambil alih EIF Group. Namanya akan semakin besar dan tentunya semakin sulit untuk dikuasai,” ujar Jacob dengan nada tajam.Justin menoleh, menatap anak keduanya dengan pandangan penuh penyesalan dan frustrasi. “Steve memang sulit dijangkau, Jacob. Bahkan dia bisa tahu pergerakan musuhnya meski dia sedang berada di ujung dunia. Otaknya terlalu jenius, sama seperti mendiang ayahnya.”Jacob menghela napas panjang, matanya masih terpaku pada layar televisi. “Ya. Tapi, soal cinta, dia sangat lemah. Kau bisa memanfaatkan istrinya untuk menjatuhkan Steve dan mendapatkan apa yang kau mau. Bukan malah menjodohkan dia dengan Helena.”Justin menghela napas kasar menden

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 98: Rapat Ambil Alih Saham EIF Group

    Rapat hari itu berlangsung di ruang konferensi megah yang terletak di lantai tertinggi gedung EIF Group. Dari jendela besar yang mengelilingi ruangan, terlihat pemandangan kota yang sibuk, namun suasana di dalam ruangan jauh lebih tegang dan serius.Steve dan Brandon, berpakaian rapi dalam setelan formal, berjalan masuk dengan langkah mantap. Mereka disambut oleh jajaran pemilik saham EIF Group yang sudah menunggu dengan penuh harap.Ketika semua sudah mengambil tempat, John, salah satu pemilik saham senior, membuka rapat dengan nada yang tegas namun penuh kekhawatiran."Terima kasih atas kehadiran kalian, Tuan Steve. Seperti yang sudah Anda ketahui, situasi EIF Group saat ini cukup sulit karena pemilik utamanya, Jemmy, telah dipenjara. Namun, kami tidak ingin membubarkan bisnis ini. Kami percaya bahwa dengan manajemen yang tepat, EIF Group masih memiliki potensi besar untuk berkembang."Brandon mengangguk, sementara Steve tetap tenang, menunggu penjelasan lebih lanjut. John melanjutk

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 97: Penangkapan Jemmy

    Satu bulan kemudian ….Steve menatap layar televisinya di ruang kerja. Menatapnya dengan tatapan tajamnya sembari melipat tangan di dadanya.‘Pada hari ini, Jemmy, seorang pengusaha terkemuka yang dikenal karena kepemilikan perusahaan besar di sektor teknologi, telah ditangkap oleh Unit Khusus Kepolisian atas tuduhan serius termasuk penggelapan dana, perdagangan narkoba, dan operasi bisnis ilegal.’‘Penangkapan dramatis terjadi di apartemen mewah milik Jemmy di pusat kota Washington. Dalam serangkaian penggerebekan yang cermat, petugas berhasil mengamankan bukti yang menghubungkan Jemmy dengan serangkaian kegiatan ilegal yang melibatkan dana perusahaan yang tidak sah, serta jaringan perdagangan narkoba yang luas.’ ‘Kami telah melakukan penyelidikan intensif terhadap Jemmy selama beberapa bulan terakhir, dan hari ini kami berhasil menangkapnya dengan bukti yang cukup kuat untuk menuntutnya di pengadilan. ‘Selain itu, kami juga menemukan barang bukti berupa narkoba dan dokumen-dokumen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status