Home / Romansa / Jodohku Ternyata Mantan Suamiku / Bab 5: Ibumu Telah Membuangmu

Share

Bab 5: Ibumu Telah Membuangmu

last update Last Updated: 2024-05-02 16:03:32

Pagi itu, sinar matahari menyapa hangat di halaman rumah keluarga Alexander. Nora dan Steve tiba di sana, menghadap kedua orang tua Steve—Luna dan Justin.

“Halo, Ibu, Ayah. Perkenalkan, calon istriku, Nora. Aku dan dia akan menikah dalam waktu dekat ini,” kata Steve dengan tegas, memperkenalkan Nora dengan penuh keyakinan.

Nora melirik ke arah Steve, merasakan getaran yang berbeda dalam kata-kata dan sikapnya kali ini. ‘Kali ini dia tidak main-main dengan ucapannya. Kali ini Steve memperkenalkan diriku pada kedua orang tuanya,’ pikirnya dalam hati, mencoba menahan gejolak emosinya.

Luna menyambut kedatangan mereka dengan senyuman hangat. “Halo, Nora. Senang bertemu denganmu. Apakah benar, kalian akan menikah? Kalian saling mencintai, hum?” tanyanya penuh keingintahuan.

Nora menelan ludah, mencoba untuk tetap tenang. “Ya, Ibu. Kami saling mencintai dan hubungan kami juga sudah berjalan selama tiga bulan lamanya. Steve sudah ingin memperjelas hubungan ini, maka dari itu, kami memilih untuk melangsungkan pernikahan kami,” jawab Nora dengan penuh hati-hati.

Namun, tatapan tajam dari Justin membuat Nora merasa tidak nyaman. “Apa kau serius, Steve? Kau … akan menikah dengannya?” tanya Justin dengan nada yang sedikit skeptis, menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Nora.

Steve menatap Nora sejenak sebelum menjawab pertanyaan ayahnya. “Ya, Ayah. Aku akan menikah dengan Nora. Dia kekasihku, maka aku akan menikahinya. Kami saling mencintai,” ucapnya dengan tegas, meskipun ada keraguan yang tersembunyi di matanya.

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Steve rupanya mengundang debaran di hati Nora. Dia merasa sedikit lega karena Steve menyatakan cintanya di depan kedua orang tua mereka, namun, ada juga ketidakpastian yang merayap di dalam dirinya.

Apakah pernikahan ini benar-benar akan membawa kebahagiaan bagi keduanya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

“Padahal aku sudah menyiapkan calon untukmu yang mungkin lebih baik dari pilihanmu, Steve,” ucap Justin akhirnya mengatakan ketidaksetujuannya jika Steve memilih Nora.

Steve menoleh ke arah ayahnya dengan ekspresi datar. “Ayah. Kau pun tahu, aku paling tidak suka dijodohkan! Aku tak ingin kau ikut campur masalah pasanganku. Sudah berulang kali aku katakan, aku hanya akan menikahi wanita yang aku cintai!” ucap Steve dengan tegas, menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap campur tangan ayahnya dalam urusan cinta dan pernikahannya.

Nora, yang mendengar pernyataan itu, secara perlahan menoleh ke arah Steve, matanya penuh dengan keraguan dan tanda tanya.

Apa arti dari kata-kata Steve? Apakah ia benar-benar mencintainya, atau ini hanya sebuah permainan belaka?

Luna, ibu Steve, mencoba menenangkan situasi, “Sudahlah, jangan ribut lagi. Yang penting saat ini Steve sudah memiliki pasangan. Apa kau masih tak percaya pada anakmu sendiri? Steve pasti tahu mana yang terbaik untuknya,” ujarnya dengan suara lembut, mencoba meredakan ketegangan di dalam rumah mewah itu.

Steve mengangguk setuju dengan kata-kata ibunya. “Ya. Ibu benar. Aku lebih tahu mana yang terbaik untukku. Kedatanganku kemari hanya untuk memberi tahu itu saja. Silakan datang ke acara pernikahanku … satu minggu yang akan datang!” ucapnya dengan tegas, menegaskan keputusannya untuk menikahi Nora.

**

Nora dan Steve berdiri di ruang tamu apartemen, suasana tegang melayang di udara setelah perdebatan mereka tentang jadwal pernikahan. Nora menatap tajam ke arah Steve, ekspresi wajahnya mencerminkan ketidakpercayaan.

"Apa kau gila, Steve? Satu minggu lagi?" teriak Nora, suaranya penuh dengan kebingungan dan ketidaksetujuan.

Steve, yang tengah membuka jas di tubuhnya, menatap Nora dengan tatapan datar. Dia merasa tegang dengan situasi ini, namun tidak menunjukkan kelemahan di depan Nora.

"Lebih cepat lebih baik. Ayahku tak suka jika aku menjalin hubungan dengan siapa pun selain pilihannya sendiri, Nora," jawab Steve dengan suara tenang namun tegas.

Nora menghela napas, mencoba untuk menenangkan diri sejenak sebelum melanjutkan protesnya. "Ya, aku tahu. Raut wajah ayahmu sejak tadi memang memasang wajah yang masam. Namun, aku tak menyangka dia akan mengatakan hal itu di depanku secara langsung."

Steve melangkahkan kakinya mendekati Nora, wajahnya penuh dengan ekspresi campuran antara penyesalan dan tekad. "Turuti saja apa yang aku inginkan, Nora. Kau sudah menjadi milikku. Dulu dan sekarang!" bisik Steve dengan nada yang agak rendah, sementara matanya menatap Nora dengan penuh kepastian.

Nora menelan ludah, merasa tidak nyaman dengan tatapan tajam Steve yang membuatnya merasa seperti sedang diperiksa. "Jangan dekat-dekat, Steve," pintanya dengan suara gemetar.

Steve hanya menyunggingkan senyum, mencoba mengendurkan ketegangan di udara dengan candaan. "Apa kau gugup?" godanya sambil meraih tangan Nora.

Nora menggeleng cepat, mencoba untuk menampakkan kepercayaan diri meskipun jantungnya berdegup kencang. "Tidak. Mana mungkin aku gugup. Ingat, Steve. Kita pernah tinggal satu rumah selama tiga bulan lamanya," jawabnya, mencoba mengingatkan Steve akan masa lalu mereka yang pahit.

Steve menghela napas dalam-dalam, merasa terganggu dengan kenangan masa lalu yang diungkit oleh Nora. "Mengapa kau ungkit masa itu lagi? Apa kau tidak terima, aku menceraikanmu?" timpal Steve dengan nada sedikit tertekan.

Nora menggeleng pelan, ekspresi wajahnya memperlihatkan sedikit kesedihan. "Karena hanya itu, satu-satunya obrolan yang bisa aku bicarakan denganmu. Selama tiga bulan itu, duniaku hanya dirimu. Dan ternyata, takdir memanggilku kembali. Aku ... bertemu lagi denganmu," jelasnya dengan suara yang agak bergetar, mencoba mengekspresikan perasaannya yang rumit kepada Steve.

Steve terdiam mendengar ucapan Nora, merenung sejenak tentang kata-kata yang baru saja dia dengar. Dia pun memalingkan wajahnya, mencoba untuk menyembunyikan ekspresi yang tidak diinginkannya dari Nora.

Tapi di balik itu, dia merasa tersentuh dengan apa yang Nora ungkapkan, meskipun dia tidak ingin menunjukkannya dengan jelas.

“Aku ingin tahu, mengapa kau memilihku untuk menjadi istrimu? Sementara wanita cantik dan mapan masih banyak di luar sana.” 

"Kau tak perlu tahu. Yang penting saat ini adalah aku telah menyelamatkanmu dari para bedebah gila wanita itu," ucap Steve dengan nada yang dingin, tidak membuka rahasia tentang alasan di balik tindakannya.

Nora merasa semakin frustrasi dengan ketidakjelasan Steve. Dia ingin tahu, tetapi lelaki itu tampaknya tidak akan memberikan penjelasan apa pun.

Dia mencoba untuk meredakan emosinya sejenak sebelum menjawab, "Baiklah, jika kau tak ingin memberi tahu alasanmu itu. Aku harus pulang, aku harus bertemu dengan ibu—"

"Ibumu sudah tidak tinggal di rumahnya lagi. Dia telah mendapatkan banyak uang dari hasil menjualmu. Lebih tepatnya, dia sudah tidak membutuhkanmu lagi, Nora. Jangan ke mana-mana, tetap di sini, bersamaku," potong Steve dengan suara dingin, memberikan kejutan yang lebih besar kepada Nora.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
woww ibu Nora menikmati uang hasil menjual Nora emang ibu luknut dia itu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 6: Kabar Tentang Pernikahan Steve

    Nora terdiam, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Hatinya terasa hancur mendengar bahwa ibunya telah melupakannya. Dia terduduk di sofa, mencoba mencerna semua informasi itu.Sementara Nora masih tercengang, Steve meninggalkan dirinya dan masuk ke dalam kamarnya tanpa berkata lagi. Hatinya terasa kosong dan hampa saat dia dibiarkan sendiri dalam keheningan ruangan.“Da—dari mana dia tahu kalau ibuku tidak tinggal di rumahnya lagi?” gumam Nora, mencoba memahami bagaimana Steve bisa mengetahui hal itu.Namun sebelum dia bisa bertanya, Steve sudah lebih dulu memasuki kamarnya, meninggalkan Nora dengan pertanyaan yang menggantung di udara. Dia merasa tersesat dan kehilangan dalam keadaan yang tidak pasti.Nora berada di tengah ruang tamu, duduk sendiri dengan pikirannya yang kacau. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ekspresi frustrasi ketika teringat akan sikap misterius Steve, mantan suaminya yang juga calon suaminya."Hh! Menyebalkan. Steve masih sama seperti dulu te

    Last Updated : 2024-05-02
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab7: Terciduk

    Kesunyian yang tercipta membuat semua mata tertuju pada Steve, yang tampak tenang namun sedikit terkejut. Dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah yang datar."Menikah?" ucapnya dengan nada yang tenang, meskipun di dalam hatinya, kekagetannya masih terasa.Semua orang tercengang mendengar kabar tersebut, termasuk Steve sendiri. Namun, dia tetap tenang dan tidak memperlihatkan keterkejutannya."Ya, benar! Tuan Justin pernah menyinggung soal ini. Bahwa beliau akan menikahkan anaknya dengan anak dari rekan kerjanya. Benar begitu, Tuan Steve?" tanya salah satu kolega lain, mencoba mengkonfirmasi rumor yang beredar.Steve merasakan amarah memuncak di dalam dirinya saat namanya disebut bersama dengan keinginan ambisius Tuan Justin. Dia mengepalkan tangannya, berusaha mengendalikan emosinya yang ingin meledak.“Aku memang akan menikah. Namun, bukan dengan pilihan dari ayahku!” tegasnya, suaranya penuh dengan keputusan yang teguh, lalu dengan langkah mantap, dia bera

    Last Updated : 2024-05-07
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 8: Karena Punya Alasan

    Tubuh Steve tiba-tiba tegang begitu Nora membuka matanya. Wajahnya terpancar dengan campuran antara keterkejutan dan kebingungan saat dia melihat Nora yang mulai tersadar.“Steve? Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa aku ada di sini? Astaga, sepertinya aku ketiduran. Maafkan aku, Steve. Aku tidak tahu kalau kamu sudah kembali,” ucap Nora dengan suara yang masih terdengar mengantuk.Steve menelan salivanya, masih terkejut melihat Nora. Dia lalu mengangguk dengan sikapnya yang sedikit salah tingkah. “Ya. Kau tidur di kamarku. Awalnya aku ingin memarahimu karena kamu memakai kamarku sembarangan. Siapa yang menyuruhmu tidur di kamarku, huh?” tanya Steve mencoba mengalihkan kegugupannya karena hampir ketahuan oleh Nora.Mata Nora berkedip-kedip saat mendengar ucapan Steve. “Euh ….” Dia menggigit bibir bawahnya seraya melirik Steve yang tengah menaikkan alisnya menunggu jawaban.“Aku … euh! Maafkan aku, Steve. Aku lupa,” jawab Nora dengan suara yang masih agak terbata-bata, mencoba merangkai

    Last Updated : 2024-05-07
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 9: Bagaimana dengan Ayahmu?

    Nora mendekat dan melihat Steve yang tengah duduk di sofa, dia memutuskan untuk menegurnya."Apa yang ingin kau katakan, Steve?" tanyanya pelan sambil melangkah mendekati Steve yang tampak asyik dengan iPadnya.Steve menutup iPad-nya perlahan dan menatap Nora yang berdiri di depannya. Ekspresi wajahnya terlihat serius. "Kau mau mendengarkanku sambil berdiri seperti itu?" timpal Steve, suaranya datar.Nora tersentak sedikit, lalu memutuskan untuk duduk di samping Steve. "Aku sudah duduk di sampingmu. Apakah aku harus duduk di sofa sebelah sana?" tanya Nora sambil menunjuk sofa di ruang televisi.Steve menghela napasnya, seolah menahan sesuatu. "Tidak perlu," jawabnya pelan, matanya terus menatap Nora dengan serius. "Ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu."Nora mendengarkan dengan seksama, menunggu Steve melanjutkan. "Ya. Silakan. Aku akan mendengarkan," ucapnya mantap, mencoba memberi dukungan pada Steve.Steve mengambil napas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraannya, tampaknya

    Last Updated : 2024-05-08
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 10: Maaf, Telah Membuatmu Kecewa

    Steve menolehkan kepalanya menatap Nora dengan ekspresi yang dingin. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanyanya dengan suara yang sedikit menusuk.Nora menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan ketegangan yang terasa di udara. “Hanya ingin tahu saja. Memangnya tidak boleh, aku bertanya mengenai hal itu?” jawabnya dengan suara yang sedikit bergetar.Steve menghela napas kasar, tanda frustrasi yang tersirat di wajahnya. “Bukan tidak boleh atau aku melarangmu bertanya demikian. Hanya saja, pertanyaanmu itu tidak perlu aku jawab, karena tidak penting,” ujarnya dengan nada yang agak tajam.“Sangat penting, Steve. Bukankah orang tuamu mendesakmu menikah untuk sebuah warisan?” sergah Nora dengan penuh ketegasan.“Ya. Namun, ayahku tidak bisa ikut campur. Perusahaan itu milik ibuku,” jawab Steve sambil menatap Nora dengan tatapan yang dingin.Nora menaikkan alisnya, terkejut dengan informasi yang baru saja dia dengar. “Oh, ya? Aku pikir perusahaan itu milik ayahmu,” ujarnya dengan sed

    Last Updated : 2024-05-08
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 11: Terkagum-kagum

    Pagi itu, di sebuah butik mewah yang cukup terkenal di kota Washington, suasana begitu ramai dengan sibuknya para karyawan yang sibuk mengatur persiapan untuk pelanggan mereka.Steve dan Nora duduk di salah satu sofa, menunggu dengan sabar sang desainer mengambil gaun pengantin yang telah dipesan oleh Steve.“Kenapa gaunnya sudah selesai dibuat? Memangnya kamu sudah memesannya sejak lama?” tanya Nora kepada Steve, mencoba mencari tahu lebih lanjut tentang persiapan pernikahan mereka.Steve menghela napasnya sejenak sebelum menjawab, “Saat pernikahan pertama kita, aku memesannya di sini. Dulu, dia memberiku dua pilihan gaun yang berbeda. Dan aku memintanya untuk menyimpan satu gaunnya.”“Ah, begitu. Pantas saja gaunnya sudah selesai dibuat,” ujar Nora sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, memahami penjelasan Steve. Ia melirik ke arah Steve yang sedang sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.Tak lama kemudian, ponsel Steve bergetar, menandakan adanya panggilan masuk. Ia segera menerima pan

    Last Updated : 2024-05-09
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 12: Masih Belum Memahami

    "Heuh? Aku tidak mendengarmu, Steve. Suaramu terlalu kecil," ucap Nora dengan sedikit frustrasi, mencoba mengetahui apa yang dikatakan oleh calon suaminya itu.Steve menggelengkan kepalanya sambil merapikan dasi kupu-kupunya. Nora yang melihatnya lantas menyunggingkan bibirnya, merasa sedikit kesal karena Steve tampaknya tidak bersedia mengulangi perkataannya.Kedua mereka kembali ke dalam ruang ganti setelah mencoba gaun dan setelan tersebut, masing-masing sibuk dengan pikiran mereka sendiri.Mereka bertemu kembali di ruang tunggu. Nora mengambil tasnya dan berjalan di belakang Steve menuju pintu keluar butik."Ke mana lagi kita, Steve?" tanya Nora, mencoba mencari tahu rencana selanjutnya.Steve memakai kacamata hitamnya dan masuk ke dalam mobilnya tanpa menjawab pertanyaan Nora, membiarkan suasana hening.“Astaga, pria itu. Kalau bukan karena telah menolongku, sudah kulempar dia ke sungai yang penuh dengan buaya!” gerutu Nora kesal dalam hatinya, kesal dengan sikap Steve yang terkad

    Last Updated : 2024-05-09
  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 13: Feeling Justin Tentang Nora dan Steve

    “Tidak, tidak! Ini tidak mungkin,” ucapnya lirih, suaranya penuh dengan kekecewaan dan kebingungan. Dia merasa seperti sedang bermimpi buruk yang tidak bisa dia bangun.Helena merasa dunianya hancur saat melihat undangan pernikahan Steve dengan wanita lain.Tatapan matanya terpaku pada nama Steve dan Nora yang tertera di undangan tersebut. Dengan gemetar, dia menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya.“Ada apa, Helena? Kenapa kamu teriak-teriak seperti itu?” suara lembut sang ayah, Robert, memotong keheningan yang tercipta akibat reaksi Helena yang mendramatisir.Helena menatap ayahnya dengan mata memohon bantuan. “Apa maksud dari semua ini, Ayah? Kau yang memberi tahuku jika Steve masih sendiri dan belum memiliki pasangan untuk menikah. Lantas, kenapa aku mendapat undangan pernikahan Steve?” ucapnya dengan suara bergetar, mencoba untuk menahan air mata yang ingin mengalir.Robert mengambil undangan dari tangan Helena, matanya terfokus pada tulisan yang tercetak di atas kertas terse

    Last Updated : 2024-05-10

Latest chapter

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 105: Sudahi Penderitaan ini

    Sinar matahari Yunani yang lembut menyelinap melalui tirai kamar mereka, membangunkan Nora dan Steve dari tidur yang tenang.Mereka berdua bangun dengan senyum di wajah, merasakan kehangatan pagi dan kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.Steve, dengan tatapan penuh cinta, menatap Nora yang masih berbaring di tempat tidur. "Selamat pagi, sayang. Bagaimana tidurmu?" tanyanya dengan suara lembut.Nora tersenyum, mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Steve. "Tidurku nyenyak, suamiku. Bangun di tempat yang indah ini bersamamu adalah kebahagiaan tersendiri."Steve mengangkat Nora dari tempat tidur dengan lembut, lalu memimpin menuju kamar mandi. "Bagaimana kalau kita memulai hari ini dengan mandi bersama?" katanya sambil tersenyum nakal.Nora tersipu, tapi tak bisa menolak pesona Steve. Dia mengikuti suaminya, merasa antusias untuk mengawali hari dengan cara yang intim dan penuh cinta.Di bawah pancuran air hangat, mereka berbagi momen keintiman yang penuh kasih. Air mengalir melewati t

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 104: The Next Gift

    Di bawah langit Yunani yang biru cerah, di mana langit bertemu laut dalam nuansa biru yang tak terlukiskan, Nora berdiri di tepi pantai dengan mata berbinar, menikmati setiap detik momen yang berharga ini.Angin laut berbisik lembut, mengibaskan rambutnya yang panjang dan halus. Steve, yang berdiri di sampingnya, memandangnya dengan senyum penuh kasih sayang."Nora," katanya lembut, suaranya membawa nada penuh kehangatan yang hanya bisa muncul dari cinta yang mendalam. "Selamat ulang tahun. Aku ingin kamu tahu betapa berartinya kamu bagiku."Nora menoleh, matanya bertemu dengan tatapan penuh cinta Steve. Dia terdiam sejenak, merasakan kebahagiaan yang menggelora dalam hatinya, seperti ombak yang memecah di pantai."Steve, ini terlalu indah. Aku tak pernah membayangkan bisa berada di sini, di Yunani. Ini seperti mimpi."Steve tersenyum, menarik Nora lebih dekat dalam pelukannya. "Aku ingin memberikanmu segalanya, Nora. Semua yang bisa membuatmu bahagia. Karena itu adalah yang paling pe

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 103: Kejutan untuk Nora

    “Woah!”Di bawah langit yang memerah saat matahari mulai tenggelam, Nora dan Steve akhirnya tiba di The Wharf Skyline Views.Tempat itu memancarkan keindahan yang memukau, seolah-olah alam dan kemewahan berpadu dalam harmoni yang sempurna.Pemandangan laut yang luas terbentang, dengan perahu-perahu yang tampak kecil dari kejauhan, membingkai pemandangan kota yang gemerlap di malam hari.“Steve … tempat ini indah sekali.”Dekorasi di dalam ruangan privat yang mereka tempati tidak kalah memukau. Lilin-lilin yang berkerlap-kerlip menghiasi setiap sudut, dan bunga-bunga segar yang tertata rapi menambah kehangatan suasana.Aroma bunga yang lembut bercampur dengan udara laut yang segar, menciptakan suasana yang begitu menenangkan.Nora mengagumi keindahan dekorasi tersebut, menyadari bahwa semua ini telah diatur dengan sangat hati-hati.“Kau menyukainya, hm?” tanya Steve dengan tangan melingkar di pinggang Nora.Wanita itu mengangguk antusias. “Ya. Aku sangat menyukainya, Steve!”Brandon, s

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 102: Bagaimana Mungkin Aku Lupa

    Dua hari kemudian, suasana di ruang rapat pimpinan di kantor Steve terasa tegang namun penuh harapan.Para eksekutif dan pemegang saham utama telah berkumpul untuk membahas masa depan EIF Group, perusahaan yang sahamnya terguncang setelah skandal yang melibatkan Jemmy, mantan pemegang saham mayoritas.Steve, duduk di ujung meja dengan Brandon di sisinya, memulai pertemuan dengan nada serius."Kita semua tahu kondisi saham EIF Group saat ini sangat tidak stabil," ujarnya, memandang para pemegang saham yang hadir. "Jemmy telah meninggalkan perusahaan dalam situasi yang sulit, dan para investor menantikan solusi dari kita."Mike, kepala bagian keuangan, mengangguk setuju. "Benar, saham perusahaan terus menurun karena tidak ada yang memegang kendali. Para investor berharap penuh pada Anda, Tuan Steve, untuk mengambil alih dan membawa perusahaan kembali stabil."Steve mengangguk, wajahnya menunjukkan ketegasan. "Saya siap mengambil alih saham tersebut, tapi dengan syarat saya mendapatkan 7

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 101: Malam yang Indah

    Di sebuah restoran yang penuh dengan nuansa keanggunan dan keindahan, Steve memandang istrinya, Nora, yang sedang melamun sejak tadi.Matanya terfokus pada sesuatu yang jauh, seolah pikirannya berkelana ke tempat yang tak dapat dijangkau oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri.Steve, yang selalu peka terhadap perasaan Nora, memanggilnya dengan lembut, "Sayang, ada yang mengusik pikiranmu?"Nora tersadar dari lamunannya, menggeleng pelan dan tersenyum. "Tidak ada, Steve. Aku hanya menikmati suasana restoran ini. Tempat ini benar-benar indah dan nyaman," jawabnya dengan suara lembut, mencoba mengalihkan perhatian Steve.Meskipun tersenyum, hati Nora sedikit terganggu. Ada sesuatu yang ia harapkan dari Steve, sesuatu yang seharusnya datang sebentar lagi."Apakah kau sedang memberiku kejutan di sini?" tanyanya dengan nada penuh harap, matanya bersinar dengan ekspektasi.Steve terkekeh pelan, menyadari harapan di mata istrinya. "Kejutan, huh? Tidak ada, Sayang. Aku hanya ingin membawamu ma

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 100: Pertemuan yang Terakhir

    "Biarkan kuasa hukumku yang menjelaskan. Kau tinggal tanda tangan saja surat cerai itu untuk diproses di pengadilan,” kata Luna dengan nada tegas.Justin menoleh ke arah Federick yang sudah siap menjelaskan alasan Luna ingin menggugat cerai Justin. Pria itu tersenyum miring, lantas membuka kacamata dan menaruhnya di atas meja berlapis kaca."Jadi, kau ingin berpisah denganku karena Steve sudah tahu semuanya tentang masa lalu kita? Bukankah kau sendiri yang memutuskan untuk selingkuh denganku? Kau sendiri yang bilang jika Frank terlalu sibuk sampai melupakanmu?" tanya Justin, suaranya terdengar penuh ejekan.Luna menghela napas panjang. “Saat itu aku memang bodoh dan egois. Dan mencintaimu adalah hal yang paling aku sesali seumur hidupku. Kau pikir aku bahagia menikah denganmu?“Tentu saja tidak, Justin! Kau hanya ingin mencari keuntungan dariku. Seharusnya aku mendengarkan permintaan anakku untuk tidak menikah lagi. Tapi, karena aku terlena oleh bujuk rayumu, aku mengabaikan anakku se

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 99: Ingin Bercerai Denganmu!

    Jacob, anak kedua Justin, duduk di sofa empuk di depan ayahnya. Matanya terpaku pada layar televisi yang menayangkan berita tentang rencana Steve untuk mengambil alih saham EIF Group. Wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang dalam.“Kau terlalu lambat bergerak, Ayah. Pria itu sudah semakin bersinar, apalagi jika dia benar-benar mengambil alih EIF Group. Namanya akan semakin besar dan tentunya semakin sulit untuk dikuasai,” ujar Jacob dengan nada tajam.Justin menoleh, menatap anak keduanya dengan pandangan penuh penyesalan dan frustrasi. “Steve memang sulit dijangkau, Jacob. Bahkan dia bisa tahu pergerakan musuhnya meski dia sedang berada di ujung dunia. Otaknya terlalu jenius, sama seperti mendiang ayahnya.”Jacob menghela napas panjang, matanya masih terpaku pada layar televisi. “Ya. Tapi, soal cinta, dia sangat lemah. Kau bisa memanfaatkan istrinya untuk menjatuhkan Steve dan mendapatkan apa yang kau mau. Bukan malah menjodohkan dia dengan Helena.”Justin menghela napas kasar menden

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 98: Rapat Ambil Alih Saham EIF Group

    Rapat hari itu berlangsung di ruang konferensi megah yang terletak di lantai tertinggi gedung EIF Group. Dari jendela besar yang mengelilingi ruangan, terlihat pemandangan kota yang sibuk, namun suasana di dalam ruangan jauh lebih tegang dan serius.Steve dan Brandon, berpakaian rapi dalam setelan formal, berjalan masuk dengan langkah mantap. Mereka disambut oleh jajaran pemilik saham EIF Group yang sudah menunggu dengan penuh harap.Ketika semua sudah mengambil tempat, John, salah satu pemilik saham senior, membuka rapat dengan nada yang tegas namun penuh kekhawatiran."Terima kasih atas kehadiran kalian, Tuan Steve. Seperti yang sudah Anda ketahui, situasi EIF Group saat ini cukup sulit karena pemilik utamanya, Jemmy, telah dipenjara. Namun, kami tidak ingin membubarkan bisnis ini. Kami percaya bahwa dengan manajemen yang tepat, EIF Group masih memiliki potensi besar untuk berkembang."Brandon mengangguk, sementara Steve tetap tenang, menunggu penjelasan lebih lanjut. John melanjutk

  • Jodohku Ternyata Mantan Suamiku   Bab 97: Penangkapan Jemmy

    Satu bulan kemudian ….Steve menatap layar televisinya di ruang kerja. Menatapnya dengan tatapan tajamnya sembari melipat tangan di dadanya.‘Pada hari ini, Jemmy, seorang pengusaha terkemuka yang dikenal karena kepemilikan perusahaan besar di sektor teknologi, telah ditangkap oleh Unit Khusus Kepolisian atas tuduhan serius termasuk penggelapan dana, perdagangan narkoba, dan operasi bisnis ilegal.’‘Penangkapan dramatis terjadi di apartemen mewah milik Jemmy di pusat kota Washington. Dalam serangkaian penggerebekan yang cermat, petugas berhasil mengamankan bukti yang menghubungkan Jemmy dengan serangkaian kegiatan ilegal yang melibatkan dana perusahaan yang tidak sah, serta jaringan perdagangan narkoba yang luas.’ ‘Kami telah melakukan penyelidikan intensif terhadap Jemmy selama beberapa bulan terakhir, dan hari ini kami berhasil menangkapnya dengan bukti yang cukup kuat untuk menuntutnya di pengadilan. ‘Selain itu, kami juga menemukan barang bukti berupa narkoba dan dokumen-dokumen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status