Hari itu telah berlalu.
Terlihat dari kejauhan sebuah taksi berwarna biru, memasuki perkarangan rumah Oma Keyla. Taksipun berhenti, tepat di depan rumah. Setelah membayar, Andriek berjalan memasuki teras rumah itu sambil menenteng tongkatnya.
Dia mengetuk pintu.
"Tok... Tok...."
Tak lama kemudian pintu terbuka,
Ceekleek.
Keyla sudah berdiri, sambil terpaku memperhatikan Andriek. Begitu juga dengan Lelaki itu, dia masih berpura-pura tak melihat. Dalam sekejap suasana menghening. Tanpa ada yang memulai, keduanya diam membisu.
Namun keheningan mereka tak berjeda lama.
"Siapa Key?" Suara Mamah Nia terdengar dari dalam."Kok gak di suruh masuk." Ujarnya lagi, kali ini semakin jelas. "Eh.... Andriek, masuklah." Dia tersenyum.
Yang tadi nya ada rasa penasaran ketika sudah melihat siapa yang mengetuk pintu Mamah pun segera mempersilahkannya masuk. Lelaki berparas tampan, bertubuh atletis menampakan senyumnya juga, kemudi
Andriek malah tersenyum."Gak mau apa-apa kok." "Terus... Ngapain Lo pegang wajah gue? Jangan bilang kalau Lo mau......." Keyla langsung menghentikan perkataannya. "Mau apa? Kamu pikir Aku bakalan cium kamu? Gak usah kepedean lah Aku cuma mau ngerasain muka kamu aja kok, Kira-kira udah berapa hari sih kamu gak ke beauty care?" "Lo ngeledekin gue?" Mata Keyla melotot dan bergegas bangun dari bantal empuknya. "Kemaren-kemaren di kasi uang gak mau, kasian juga sih sebenernya sama kamu, tapi...." "Tapi apa? Lo seneng sekarang karena nyokap bokap gue udah jatuh miskin. Iyakan?" "Gak juga sih." Andriek menjawab, sambil bangkit dari posisinya. "Gue gak butuh belas kasihan Lo! Selama gue bisa cari kerja, gue gak bakalan minta uang Lo kok!" Andriek tersenyum sinis."Kamu yakin bisa kerja sendiri? Mau kerja apa? Lalu biaya kuliah kamu gimana? Inget ya Kamu kuliah bukan karena dapat biaya siswa dan kuliah kamu itu semesternya mahal
Tok.... Tok.... Tok...Pintu terketuk."Andriek....Key. Kalian tidak makan?" Suara Mamah baru terdengar. Andriek menoleh pada pintu."Iya Mah sebentar lagi." Andriek yang jawab."Ya. Mamah tunggu di ruang makan ya." Ucapnya Mamah Nia kemudian dan Andriek mengiyakan saja.Beberapa menit kemudianMakan malam telah usai. Kali ini mereka berkumpul di ruang tengah sambil menonton acara televisi serta mengobrol apa saja. Akan tetapi, Keyla yang saat itu merasa kepalanya pusing segera meminta izin kepada semua orang bahwa dia ingin beristirahat duluan."Semuanya Key istirahat dulu ya. Lagian juga mata key udah ngantuk." Pamitnya pelan. Semuanya hanya memberikan jawaban yang sama yaitu menganggukan kepala. Mereka membicarakan banyak hal."Jadi, kamu akan bawa Key pulang besok Ndriek?" Tanya Mamah Nia datar sambil menatap menantunya dengan tatapan percaya."Iya Mah, Keyla jugakan musti ngelanjutin kuliahnya.""Ya sud
30 menit kemudian. Mereka sudah berpenampilan rapi, sarapan pagi juga sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu rasanya pagi ini begitu sangat berbeda. Entah apakah itu, Apakah bisa di bilang sebuah kebersamaan yang singkat? ya tentu saja. Mereka berdua akan memulai kehidupan mereka lagi. "Mah Key pergi dulu." Ucap gadis itu lirih sambil mendekap Mamahnya dengan sangat erat. "Iya... Hati-hati di jalan, Mamah akan selalu merindukanmu." Mamah Nia balas memeluknya sama eratnya, tanpa mereka sadari setetes kristal bening menjatuhi pipi mereka. Air mata itu mengalir tanpa permisi. Keyla merasa bahwa dekapan itu sangat menenangkan perasaannya sekarang dia baru sadar Mamah adalah segalanya. Tanpa Mamahnya mungkin sekarang dia tidak akan seperti ini, semua tampak berubah begitu saja. Pelukan itu silih bergantian pada Oma, pada Papahnya juga.Mungkin mereka rasa itu belum cukup. Keyla ataupun Andriek harus berpamitan walau hanya sekedar menjengguk Opanya di k
Malam telah datang fengan kegelapan yang ia punya, sunyi, hanya desiran angin yang terdengar serta suara jangkring yang berbisik-bisik penuh kenikmatan.Rumah mereka memang sedikit jauh dari kata keramaian, bukan tidak ada tetangga ataupun orang-orang yang lalu lalang, sebab malam itu benar-benar sunyi dan sepi. Langit yang kelam menampakan suasana suram di atas sana sepertinya hujan akan turun. Di dalam kamar yang kira-kira berukuran 2x2 meter. Keyla mengeluarkan beberapa buku panduannya yang sengaja akan dia pelajari untuk persiapan besok.Dan sementara Andriek sedang asyik dengan gadget di tangannya. Keyla memperhatikannya yang tengah tersenyum-senyum sendiri. Otaknya di penuhi tanda tanya aneh. Merasa ada yang mengganjal, Keyla langsung mendekatinya."Jujur sama gue." Ucapnya spontan."Jujur? Maksud kamu apa sih?"Keyla tak menjawab sambil mengambil tongkat Andriek dan mematahkannya."Key, Kamu apa-apaan sih?" Andriek buru-buru bangkit d
Keesokan harinya.Mereka sudah bangun pagi-pagi dan Andriek juga sudah membuat menu sarapan pagi yaitu roti bakar berselai susu. Roti bakar itu, dia susun rapi di atas meja dapur. Di kejauhan Keyla terus memperhatikannya berdiri, mematung sambil membawa buku dan tas kuliahnya. Menyadari bahwa ada yang memperhatikannya saat ini Andriek langsung menoleh padanya."Kenapa dari tadi berdiri terus? Gak ada niat buat bantuin ya?" Celetuknya datar."Ya. Kalau emang Lo butuh bantuan gue siap aja kok." Jawab Keyla dia pun melangkah mendekati Andriek."Sini biar gue aja yang bawa." Keyla merebut piring berisi makanan ringan dari tangan Andriek. Andriek membiarkannya saja. Matanya kini menatap pada wajah cantik Keyla.Tapi...Jujur saja dia ingin bukan Keyla yang menemaninya saat ini, tapi Angel. Keyla sudah meletakan piring itu dan duduk tanpa memperhatikan Andriek lagi. Dia sudah bersiap-siap untuk memulai sarapannya. Merekapun sarapan dalam keheningan.
"Tunggu."Keyla menghentikan langkahnya, tapi dia tidak mengatakan apapun.Pria itu mendekatinya. "Liat muka ku."Perintah Andriek kemudian.Keyla menjadi sedikit bingung.'Apa sih maksud Andriek?' Tapi keyla mematuhi saja perintah anehnya. Dia tatap betul-betul muka Andriek."Apa di muka Lo ada sesuatu?" Tanya Keyla masih bingung.Andriek tersenyum, dan senyum itu sangat manis. Keyla menjadi sedikit ragu untuk terus menatapnya, perasaannya menjadi bertambah sulit di mengerti, degup jantungnya pun berdetak tak beraturan. Dan ini adalah kedua kalinya, dia rasakan kepada seorang pria. Apakah dia jatuh cinta?"Gak ada. Terus kamu juga gak perlu naik angkot tapi Aku yang antar." Ujar Andriek, membuyarkan tanda tanya di hati Keyla. Lelaki berbaju merah itu langsung menggandeng tangannya keluar dan Andriek menghentikan langkah mereka di depan sebuah sepeda ontel bercat kuning."Sepeda? Lo dapat dari mana sepeda kayak beginian? Udah deh ga
"Sekarang Lo tuh udah gak ada pamornya sama sekali!" Hina Queen lagi dan suaranya itu sangat tinggi. Sehingga orang-orang yang berada di dalam kelas jadi mengalihkan perhatiaannya pada mereka berempat. Keyla tak dapat mengatakan apapun bibir merahnya terasa kelu. Queen telah mempermalukannya."Keyla ngenes banget hidup Lo!"Queen langsung memutar langkahnya.Spontan saja Keyla sangat tersinggung dan sakit mendengar ocehan pedas yang di lontarkan Queen kepadanya. Keyla segera menutup mulutnya dan tergesa-gesa menuju toilet. Gak ada satu pun sahabatnya yang perduli padanya saat itu Keyla telah kehilangan segalanya. Ternyata sahabatnya hanya membutuhkan Keyla di saat dia memiliki uang, uang atau harta habis. Keyla dicampakan begitu saja oleh sahabatnya.Sungguh tak adil hidup ini jika yang di pandang hanya uang, uang, uang saja. Dan karena keterburuannya tanpa sengaja dia menabrak Riko di depan pintu masuk, melihat wajah Key yang sembab Rikopun mengejar langkahnya.
Andriek telah sampai di perkarangan rumah kontrakannya. Dia langsung menuntun sepedanya menuju halaman rumah tetangganya."Selamat pagi tante!" Teriaknya tiba-tiba.Tapi rumah tetangganya itu terlihat sepi seperti gak ada orang."Tanteeeee....." Teriaknya lagi kali ini lebih kenceng. Udah kayak pake speaker aja. "Yaah... kemana sih Tante Dian, di panggil-panggil kok gak muncul-muncul sih, Aku bawa kabur sepedanya baru tau dia."Gerutu Andriek lirih."Hai Mas ganteng, Nungguin Tante ya?" Kejut seseorang suaranya lantang kenceng bikin si Andriek hampir jantungan."Eh Tante ngagetin aja sih." Jawab Andriek datar sambil menoleh ke belakang. Wanita itu kira-kira umurnya 40 tahun ada tompel di wajahnya dan dia juga seorang janda yang udah 10 tahun di tinggal mati oleh sang suami. Tante Dian namanya memiliki bentuk badan yang gemuk, kulitnya hitam, rambutnya kriwil-kriwil. Dan Dia adalah pemilik rumah kontrakan yang sekarang di tinggalin
KEESOKAN HARINYASeperti biasa Pagi-pagi begini, Keyla pasti sedang berkutik dengan kegiatan nya di dapur. Dua hari yang lalu dia pernah merasa sangat terpuruk, sehingga semua pekerjaan nya hampir-hampir ia lalaikan semua. Keyla sedang mengiris bawang bombay untuk mencampurkan adonan omelet nya. Menurut nya membuat menu sarapan pagi harus lah lebih praktis."Sayang?" sapa Andriek tiba-tiba sambil memeluk Keyla dari belakang."Andriek! Apaan sih lo ngagetin aja!" Keyla memarahi nya karena Andriek terasa membuat jantung nya copot.Lelaki itu tersenyum. "Maaf, emang kamu lagi ngelamunin apa?" Tanya nya."Apa perlu gue kasi tahu.""Sejak kapan sih, kamu udah mulai main rahasia-rahasian sama Aku." Andriek semakin mempererat pelukan nya."sejak hari ini.""Jangan, Aku mau kamu selalu terbuka sama Aku." Sambung Andriek lagi."Iya bercanda doang kok, udah ah minggir lagi masak nih, ganggu tau!" Keyla berusaha menyingkirkan tanga
Andriek kini memperbaiki posisinya, dia merentangkan tangannya, dan mulai merasakan angin yang berhembus sangat dingin. Setelah satu menit akhirnya keyla kembali. Keyla kemudian duduk di tepian ranjang tiba-tiba saja Andriek langsung menarik pundaknya. Hingga membuat tubuh sang isteri jatuh menindih tubuhnya.Sejenak mereka saling berpandangan..Saling mengagumi keindahan yang mereka miliki. Tanpa ragu dan tanpa harus menunggu lama, Andriek pun semakin mendekatkan wajahnya, serta menempelkan bibirnya pada bibir keyla. Dalam sekejap keduanya berciuman terasa hangat manis bercampur menjadi satu."Aku mencintai kamu sayang." Ucap Andriek lembut di sela-sela ciuman mereka. Ia lanjutkan lagi kali ini lebih panas. Dia memainkan lidahnya di sana. Membuat pertahanan Keyla seketika meruntuh, nafasnya pun berpacu sangat kencang. Sesekali Andriek memberinya jeda untuk mengambil oksigen. Kini tangan Andriek menelusuri setiap lekuk tubuh indah Key, hingga membuat wanita itu be
Keyla pulang dengan sakit hati yang ia bawa, kenapa Riko tega sekali mengacam dirinya. Apakah sekarang dia benar-benar akan menghancurkan pernikahan yang baru saja Keyla bina. Sungguh kejam Riko, hatinya telah di butakan oleh cinta. Keyla turun dari taksi membayar dan kemudian masuk dengan langkah yang tak pernah ada semangat. Ketakutan datang seperti mengikat dirinya.Ceklek...Dia membuka pintu kamar, meletakan baby Ken di atas box bayi. Perlahan langkahnya mendekati ranjang tempat tidur yang telah menjadi saksi cinta mereka. Keyla membaringkan tubuhnya memejamkan mata untuk sejenak. Dia lelah, bukan, bukan fisiknya yang lelah tapi otaknya.Bagaimana mungkin dia akan pergi meninggalkan Andriek, lalu menceraikan Andriek dengan paksa. Bukan kah itu suatu kebodohan? Dia baru saja akan memulai rumah tangga mereka dengan cinta. Setelah adanya perjodohan paksa. Ya itu dulu, ketika Keyla tak pernah bisa berpikir sangat jernih.
Di kantor Reza.Andriek masih terlihat sibuk di meja kerjanya. Hari ini adalah, hari kedua dia bekerja, tentu nya itu masih sangat berat bagi dia, di tambah lagi, dia belum memiliki sebuah pengalaman layaknya pekerja yang profesional.Ceklek...Terdengar pintu di buka. Dan muncul lah wajah tampan si Reza dengan segala pesona yang ada di dalam dirinya. Dia tersenyum. Andriek menatapnya saja."Hai, bagaimana jabatan yang ku berikan? Apa kau masih susah mengimbanginya?" Tanya Reza datar. Sambil memperhatikan setiap inci wajah sahabatnya itu."Ya, ini sangat sangat membuatku pusing tujuh keliling Reza. Eeh bukan Reza, maksudku president." Jawabnya pelan.Reza tersenyum sedikit. "Sejak kapan, Aku memerintahkan mu mengubah nama panggilanku Ndriek?""Sejak Aku mulai bekerja di perusahaan milikmu Pak.""Ah Kau ini biasa sajalah.""Kenapa? Bukankah itu suatu penghormatan yang ku lakukan buat atasanku. Bos lebih tepatnya." Andriek mem
"Gue rasa pertemuan kita udah cukup Rik, gue mau pulang dan masih banyak kesibukan yang musti Gue kerjain." Jawab Key mantap sambil mengangkat tubuh mungil baby Ken yang masih dalam keadaan tenang di atas meja."Jika, itu pilihan yang terbaik buat lo, pergilah tapi setelah ini jangan pernah menyesal lo ngak akan pernah liat Andriek untuk selamanya."Keyla langsung menghentikan aktifitasnya sejenak, Riko benar-benar membuat pikiran nya semakin gundah. "Apa ini artinya lo ngancem gue?""Ya, tentu saja ini adalah sebuah ancaman, permainan baru akan segera di mulai Key.""Apakah lo udah gila?""Gue hanya gila karena cintamu. Semoga lo ngak akan salah dalam bertindak." Riko tersenyum licik. Strategi terakhir yang dia miliki adalah dengan cara mengancam."Gue ngak takut sama ancaman lo!""Oh, benarkah? Bagaimana jika Andriek pergi dari dunia ini selamanya meninggalkan lo sendiri dan tentu nya itu karena kesalahan dari lo sendiri.""A
Jam dinding menunjukan pukul 09:00 WIBDan Keyla teringat akan janji orang misterius itu, agar menemui nya di caffe mawar. Ya, keyla akan menepati nya lagian ini berhubungan dengan suami nya. 10 menit kemudianTaksi berhenti tepat di depan halaman yang cukup luas milik caffe mawar. Kendaraan yang terparkir pun tidak terlalu banyak. Apa mungkin karena ini masih pagi ya? mungkin saja. Sehingga para pengunjung belum memenuhi caffe itu. Dengan langkah yang sedikit ragu Keyla menjejak kan kaki nya pada anak tangga. Kini jantung nya seperti berhenti untuk berdetak, ada kegugupan yang dia rasa. Namun pada akhirnya dia buka juga pintu penghalang itu. Dia menatap kesekeliling cafee hatinya bertanya di mana orang misterius itu? "Dreett.." Ponsel milik nya bergetar, dengan tangan yang gemetar keyla langsung merogoh tas nya untuk mengambil ponselnya. "Lo nyariin gue? Gue pakai baju merah samperin gue kesini." Keyla langsung menekan tombol off dan se
Keyla masih bingung akan keadaan ini, siapa yang telah mencoba untuk bermain-main dengan diri nya. Ini seperti sebuah ancaman buat keluarga kecilnya. Keyla menghela nafasnya sejenak. Mencoba mengambil oksigen yang terasa menyesakan dada nya. Dia letakan kembali ponsel genggam nya yang berwarna merah cerah itu. Pandangan nya terasa kosong. Tiba-tiba saja lelaki yang berada di atas tempat tidur itu, menunjukan reaksi yang membaik dengan langkah yang terburu-buru Keyla mendekati Andriek. "Ndriek Lo udah sadar." Ucapnya pelan seakan nadanya bertanya. Andriek hanya memandanginya saja kemudian menjawab dengan anggukan kecilnya, dia berusaha untuk bangun. Namun Keyla segera melarang. "Jangan bangun dulu Ndriek. Takutnya kepala lo pusing." Andriek tersenyum, yang masih menampakan ketampanan nya walaupun baru bangun tidur. "Jangan berlebihan sayang Aku baik-baik saja kok." Andriek menjawab sambil menegakkan tubuh nya yang masih terasa nyeri akibat pukulan dari orang t
"Iya Bang gue serius lah." Jawab Aliya dengan suara yang lebih menyakinkan Riko. Dan ekspresi Riko hanya tersenyum menanggapi cerita tentang Andriek. Tak lama kemudian pelayan restauran datang membawakan pesanan mereka. "Bang tolong jawab dengan jujur ya." Ucap Aliya serius. "Lo masih cinta sama Keyla?" Riko langsung terkekeh mendengar nya."Kenapa Kok kayaknya Lo serius banget nanyain Gue. Kayak polisi aja, bikin deg-deg kan." "Tau ah bang terserah elo!" "Yea elah kok malah ngambek sih, iya deh gue bakalan jujur sama elo dan jawabannya gue masih sayang banget sama Keyla. Menurut Lo gimana, Apa perasaan gue ini salah?" Riko menatap wajah Aliya tajam, dia berharap gadis itu memberinya nilai, atas kesuksesan dalam mempertahankan cintanya sampai kini. "Ya Gue harus bilang apa ya? Di bilang salah tapi kita juga punya hak buat jatuh cinta kepada siapa aja cuma alangkah
Siang itu.Riko tengah duduk di depan meja kerjanya, sambil sesekali melirik jam tangannya.Belakangan ini dia sedang di sibukan dengan beberapa pekerjaan kantornya.Sekarang dia sudah resmi menjadi direktur utama di perusahaan milik Papanya.Itu pun di karenakan kesehatan Papahnya yang tidak lagi stabil, sudah hampir dua tahun ini, Papanya mengidap sakit jantung koroner. Penyakit yang bisa membuat pasiennya menjadi was-was. Riko pun sebenarnya tengah galau karena sang Papa meminta ia agar segera menikah sedang kan Riko merasa belum tertarik kepada gadis manapun selain Keyla. Dia memijit keningnya yang terasa berdenyut. Dan berpikir apa yang harus ia lakukan.Tiba-tiba saja pintu ruangan nya terketuk.Tok... Tok...Riko menoleh kearah pintu serta mempersilahkan seseorang itu untuk masuk."Masuk!" Ujarnya datar.Ceklek....Pintu pun terbuka, Aliya tampak tersenyum memandangi Kakak sepupunya itu."Hai bang." Sapa nya kal