Andriek malah tersenyum."Gak mau apa-apa kok."
"Terus... Ngapain Lo pegang wajah gue? Jangan bilang kalau Lo mau......." Keyla langsung menghentikan perkataannya.
"Mau apa? Kamu pikir Aku bakalan cium kamu? Gak usah kepedean lah Aku cuma mau ngerasain muka kamu aja kok, Kira-kira udah berapa hari sih kamu gak ke beauty care?"
"Lo ngeledekin gue?" Mata Keyla melotot dan bergegas bangun dari bantal empuknya.
"Kemaren-kemaren di kasi uang gak mau, kasian juga sih sebenernya sama kamu, tapi...."
"Tapi apa? Lo seneng sekarang karena nyokap bokap gue udah jatuh miskin. Iyakan?"
"Gak juga sih." Andriek menjawab, sambil bangkit dari posisinya.
"Gue gak butuh belas kasihan Lo! Selama gue bisa cari kerja, gue gak bakalan minta uang Lo kok!"
Andriek tersenyum sinis."Kamu yakin bisa kerja sendiri? Mau kerja apa? Lalu biaya kuliah kamu gimana? Inget ya Kamu kuliah bukan karena dapat biaya siswa dan kuliah kamu itu semesternya mahal
Tok.... Tok.... Tok...Pintu terketuk."Andriek....Key. Kalian tidak makan?" Suara Mamah baru terdengar. Andriek menoleh pada pintu."Iya Mah sebentar lagi." Andriek yang jawab."Ya. Mamah tunggu di ruang makan ya." Ucapnya Mamah Nia kemudian dan Andriek mengiyakan saja.Beberapa menit kemudianMakan malam telah usai. Kali ini mereka berkumpul di ruang tengah sambil menonton acara televisi serta mengobrol apa saja. Akan tetapi, Keyla yang saat itu merasa kepalanya pusing segera meminta izin kepada semua orang bahwa dia ingin beristirahat duluan."Semuanya Key istirahat dulu ya. Lagian juga mata key udah ngantuk." Pamitnya pelan. Semuanya hanya memberikan jawaban yang sama yaitu menganggukan kepala. Mereka membicarakan banyak hal."Jadi, kamu akan bawa Key pulang besok Ndriek?" Tanya Mamah Nia datar sambil menatap menantunya dengan tatapan percaya."Iya Mah, Keyla jugakan musti ngelanjutin kuliahnya.""Ya sud
30 menit kemudian. Mereka sudah berpenampilan rapi, sarapan pagi juga sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu rasanya pagi ini begitu sangat berbeda. Entah apakah itu, Apakah bisa di bilang sebuah kebersamaan yang singkat? ya tentu saja. Mereka berdua akan memulai kehidupan mereka lagi. "Mah Key pergi dulu." Ucap gadis itu lirih sambil mendekap Mamahnya dengan sangat erat. "Iya... Hati-hati di jalan, Mamah akan selalu merindukanmu." Mamah Nia balas memeluknya sama eratnya, tanpa mereka sadari setetes kristal bening menjatuhi pipi mereka. Air mata itu mengalir tanpa permisi. Keyla merasa bahwa dekapan itu sangat menenangkan perasaannya sekarang dia baru sadar Mamah adalah segalanya. Tanpa Mamahnya mungkin sekarang dia tidak akan seperti ini, semua tampak berubah begitu saja. Pelukan itu silih bergantian pada Oma, pada Papahnya juga.Mungkin mereka rasa itu belum cukup. Keyla ataupun Andriek harus berpamitan walau hanya sekedar menjengguk Opanya di k
Malam telah datang fengan kegelapan yang ia punya, sunyi, hanya desiran angin yang terdengar serta suara jangkring yang berbisik-bisik penuh kenikmatan.Rumah mereka memang sedikit jauh dari kata keramaian, bukan tidak ada tetangga ataupun orang-orang yang lalu lalang, sebab malam itu benar-benar sunyi dan sepi. Langit yang kelam menampakan suasana suram di atas sana sepertinya hujan akan turun. Di dalam kamar yang kira-kira berukuran 2x2 meter. Keyla mengeluarkan beberapa buku panduannya yang sengaja akan dia pelajari untuk persiapan besok.Dan sementara Andriek sedang asyik dengan gadget di tangannya. Keyla memperhatikannya yang tengah tersenyum-senyum sendiri. Otaknya di penuhi tanda tanya aneh. Merasa ada yang mengganjal, Keyla langsung mendekatinya."Jujur sama gue." Ucapnya spontan."Jujur? Maksud kamu apa sih?"Keyla tak menjawab sambil mengambil tongkat Andriek dan mematahkannya."Key, Kamu apa-apaan sih?" Andriek buru-buru bangkit d
Keesokan harinya.Mereka sudah bangun pagi-pagi dan Andriek juga sudah membuat menu sarapan pagi yaitu roti bakar berselai susu. Roti bakar itu, dia susun rapi di atas meja dapur. Di kejauhan Keyla terus memperhatikannya berdiri, mematung sambil membawa buku dan tas kuliahnya. Menyadari bahwa ada yang memperhatikannya saat ini Andriek langsung menoleh padanya."Kenapa dari tadi berdiri terus? Gak ada niat buat bantuin ya?" Celetuknya datar."Ya. Kalau emang Lo butuh bantuan gue siap aja kok." Jawab Keyla dia pun melangkah mendekati Andriek."Sini biar gue aja yang bawa." Keyla merebut piring berisi makanan ringan dari tangan Andriek. Andriek membiarkannya saja. Matanya kini menatap pada wajah cantik Keyla.Tapi...Jujur saja dia ingin bukan Keyla yang menemaninya saat ini, tapi Angel. Keyla sudah meletakan piring itu dan duduk tanpa memperhatikan Andriek lagi. Dia sudah bersiap-siap untuk memulai sarapannya. Merekapun sarapan dalam keheningan.
"Tunggu."Keyla menghentikan langkahnya, tapi dia tidak mengatakan apapun.Pria itu mendekatinya. "Liat muka ku."Perintah Andriek kemudian.Keyla menjadi sedikit bingung.'Apa sih maksud Andriek?' Tapi keyla mematuhi saja perintah anehnya. Dia tatap betul-betul muka Andriek."Apa di muka Lo ada sesuatu?" Tanya Keyla masih bingung.Andriek tersenyum, dan senyum itu sangat manis. Keyla menjadi sedikit ragu untuk terus menatapnya, perasaannya menjadi bertambah sulit di mengerti, degup jantungnya pun berdetak tak beraturan. Dan ini adalah kedua kalinya, dia rasakan kepada seorang pria. Apakah dia jatuh cinta?"Gak ada. Terus kamu juga gak perlu naik angkot tapi Aku yang antar." Ujar Andriek, membuyarkan tanda tanya di hati Keyla. Lelaki berbaju merah itu langsung menggandeng tangannya keluar dan Andriek menghentikan langkah mereka di depan sebuah sepeda ontel bercat kuning."Sepeda? Lo dapat dari mana sepeda kayak beginian? Udah deh ga
"Sekarang Lo tuh udah gak ada pamornya sama sekali!" Hina Queen lagi dan suaranya itu sangat tinggi. Sehingga orang-orang yang berada di dalam kelas jadi mengalihkan perhatiaannya pada mereka berempat. Keyla tak dapat mengatakan apapun bibir merahnya terasa kelu. Queen telah mempermalukannya."Keyla ngenes banget hidup Lo!"Queen langsung memutar langkahnya.Spontan saja Keyla sangat tersinggung dan sakit mendengar ocehan pedas yang di lontarkan Queen kepadanya. Keyla segera menutup mulutnya dan tergesa-gesa menuju toilet. Gak ada satu pun sahabatnya yang perduli padanya saat itu Keyla telah kehilangan segalanya. Ternyata sahabatnya hanya membutuhkan Keyla di saat dia memiliki uang, uang atau harta habis. Keyla dicampakan begitu saja oleh sahabatnya.Sungguh tak adil hidup ini jika yang di pandang hanya uang, uang, uang saja. Dan karena keterburuannya tanpa sengaja dia menabrak Riko di depan pintu masuk, melihat wajah Key yang sembab Rikopun mengejar langkahnya.
Andriek telah sampai di perkarangan rumah kontrakannya. Dia langsung menuntun sepedanya menuju halaman rumah tetangganya."Selamat pagi tante!" Teriaknya tiba-tiba.Tapi rumah tetangganya itu terlihat sepi seperti gak ada orang."Tanteeeee....." Teriaknya lagi kali ini lebih kenceng. Udah kayak pake speaker aja. "Yaah... kemana sih Tante Dian, di panggil-panggil kok gak muncul-muncul sih, Aku bawa kabur sepedanya baru tau dia."Gerutu Andriek lirih."Hai Mas ganteng, Nungguin Tante ya?" Kejut seseorang suaranya lantang kenceng bikin si Andriek hampir jantungan."Eh Tante ngagetin aja sih." Jawab Andriek datar sambil menoleh ke belakang. Wanita itu kira-kira umurnya 40 tahun ada tompel di wajahnya dan dia juga seorang janda yang udah 10 tahun di tinggal mati oleh sang suami. Tante Dian namanya memiliki bentuk badan yang gemuk, kulitnya hitam, rambutnya kriwil-kriwil. Dan Dia adalah pemilik rumah kontrakan yang sekarang di tinggalin
rumah NenekMamah Nia dan Papah Rama tampak duduk di sebuah sofa yang berada di kamar kakeknya Key. Mereka sepertinya sedang mengkhawatirkan sesuatu semenjak kepergian Andriek dan Keyla dari rumah ini sepertinya penyakit Kakek Key bertambah parah. Kata dokter yang memeriksanya, Kakek Dino mengalami Depresi yang terbilang sangat berat. Belum lagi sakit komplikasi yang di deritanya beberapa tahun yang lalu, masih sering kambuh. Itu membuat mereka bingung. Ketika akan di bawa kerumah sakit kakek Dino selalu saja menolak. Dia selalu bilang kalau penyakitnya akan baik-baik saja.Sebenarnya bukan masalah biaya, apa lagi Nenek Lasmi sudah memiliki sebuah usaha restoran yang di beri nama sea food dan penghasilan dari restoran itu juga cukup membantu. Setiap hari Kakek Dino menghabiskan waktunya dengan berdiam diri di depan jendela kamarnya. Bahkan untuk berkomunikasi saja jarang sekali. Entah apa yang ada di pikiran kakek tua itu.Perubahan itu terjadi 10 tahun yang lal