Share

61. Mr. Posesif

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-23 17:51:14

Sakhala duduk di samping Dayana sambil menggenggam tangan wanita itu dengan erat. Dia begitu bahagia setelah mendengar kabar dari dokter bahwa dirinya sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Sakhala tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Dayana meskipun wanita itu tidak bisa mendengarnya karena masih belum sadar.

"Terima kasih, Sayang." Sakhala mencium punggung tangan Dayana dengan lembut. Tanpa sadar air matanya menetes membasahi tangan Dayana.

Dayana mengerjapkan kedua matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat berat ketika pertama kali membuka mata, aroma obat-obatan pun seketika menyeruak di indra penciumannya.

Dayana tersentak, dia terkejut bukan main melihat Sakhala yabg sedang menggenggam jemari tangannya dengan erat sambil menangis.

"Sakha ...," panggilnya pelan.

Sakhala sontak mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Dayana. Senyum bahagia terpancar jelas di wajahnya karena Dayana sudah sadar.

"Syukurlah kamu sudah sadar," ucapnya sambil mengecup jemari tang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   62. Permintaan Maaf

    Dayana akhirnya menuruti perintah Sakhala. Dia memilih duduk di sofabed yang ada di ruang keluarga lalu menyalakan tv berukuran 70 inch yang ada di hadapannya untuk mengusir bosan."Sakha ...," panggil Dayana pelan."Iya, Sayang. Ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?""Apa kamu melihat potato ghost pepperku yang aku beli beberapa hari lalu?" Dayana mengangkat satu-persatu bantal yang ada di sofa karena dia takut camilan kesukaannya itu terselip di bawah. "Aku sudah meminta Bik Suti untuk membuangnya karena mulai hari ini kamu tidak boleh makan sembarangan lagi. Apa lagi makanan pedas," jelas Sakhala dengan nada tegas."A-apa?" Kedua mata Dayana tampak berkaca-kaca, wanita itu merasa sangat sedih karena Sakhala membuang camilan kesukaannya seenaknya."Kamu jahat. Kenapa kamu membuangnya, Sakha?"Sakhala pun mendekat lantas menarik tubuh Dayana ke dalam dekapan. Semenjak Hami Dayana gampang sekali menangis karena perasaannya menjadi lebih sensitif."Maaf kalau aku membuang camilan kesukaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-24
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   63. Wanita Berkepala Batu

    "Siapa yang menelepon, Day?" "Sakha, Ma." Dayana meraih ponselnya lantas segera menjawab telepon dari Sakhala. Padahal Sakhala baru beberapa menit yang lalu berangkat ke kantor, tapi sekarang sudah menelepon."Iya, Sakha. Ada apa?""Apa kamu sudah sarapan?" "Sudah," jawab Dayana sambil mengangguk padahal Sakhala tidak bisa melihatnya. "Sudah minum vitamin?" "Sudah." "Bagus. Kamu baik-baik saja, kan? Nggak mual atau ...," ucap Sakhala terdengar khawatir karena dia takut sekali terjadi sesuatu dengan Dayana. Apa lagi istrinya itu sedang mengandung buah hati pertama mereka. "Aku baik-baik, Sakha. Jangan khawatir, lagi pula aku sedang bersama Mama.""Syukurlah. Aku merasa khawatir sekali karena aku tidak ada di samping kamu." Terdengar helaan napas lega di seberang. "Astaga! Jangan berlebihan, Sakha." Dayana memutar bola mata malas karena Sakhala selalu menelepon setiap lima belas menit sekali untuk memastikan bagaimana keadaannya."Ingat, jangan melakukan aktifitas yang bisa membu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-25
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   64. Lingeri Untuk Malam Ini

    "Aku baik-baik saja, Sa. Jangan khawatir."Salsa menarik bahu Dayana pelan. Dia ingin membantu sahabatnya itu agar tidak jatuh saat berjalan. "Kamu terlihat lemas sekali, Day. Aku takut kamu kenapa-kenapa.""Kamu tenang saja. Lagi pula ini normal bagi wanita hamil. Kamu nanti pasti juga merasakannya," elak Dayana sambil tertawa santai."Jadi, dia little Dayana atau litte Sakhala?" tanya Salsa dengan wajah penasaran.Dayana menghela napas panjang. Apa Salsa membolos saat pelajaran biologi? "Usia kandunganku masih empat minggu, Sa. Aku belum tahu dia laki-laki atau perempuan," jelasnya.Salsa terkekeh pelan mendengar ucapan Dayana. Mereka pun memilih duduk di kursi panjang yang berada tepat di sebelah vending machine. Salsa mengeluarkan beberapa uang koin dari dompet, lalu memasukkannya ke dalam vending machine tersebut untuk membeli minuman."Ini, untukmu." Salsa memberi Dayana satu kotak susu stroberi."Ah, terima kasih." Dayana menyedot susu stroberinya pelan-pelan sambil mengusap p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   65. Sebuah Ancaman

    Dayana langsung berlari ke kamar mandi karena perutnya tiba-tiba terasa sangat mual dan memuntahkan apa pun yang ada di perutnya tapi yang keluar hanya cairan.Sakhala mengerjapkan kedua matanya karena mendengar Dayana muntah-muntah. Dia pun bergegas menghampiri Dayana yang sedang memuntahkan isi perutnya di dalam wastafel."Kamu nggak papa, Sayang?" Sakhala memijit tengkuk Dayana dengan pelan. Dia terlihat sangat panik karena Dayana baru pertama kali ini muntah-muntah. Apa lagi sampai separah ini. "Aku baik-baik saja, Sakha," jawab Dayana lirih karena tubuhnya terasa sangat lemas.Dia pun berkumur untuk membersihkan mulut karena perutnya sudah tidak mual. Namun, tubuhnya semakin terasa lemas hingga membuatnya harus bersandar pada Sakhala. Sakhala pun menggendong Dayana ala bride style lalu mendudukkan wanita itu di atas tempat tidur dengan hati-hati. "Aku tahu ini sangat berat dan melelahkan, tapi aku tidak pernah mendengarmu mengeluh. Terima kasih sudah berjuang untuk anak kita,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   66. Insiden

    Usia kandungan Dayana sudah memasuki tiga bulan. Perut wanita itu sekarang terlihat sedikit membesar. Sebagai seorang suami, Sakhala semakin bersikap protektif terhadap Dayana dan calon buah hatinya. Dia berulang kali meminta Dayana agar berheti bekerja. Namun, istrinya itu selalu menolak dengan alasan bosan jika terus berada di rumah. Dayana dan Sakhala sedang menikmati senja di balkon kamar mereka. Mereka memanfaatkan akhir pekan ini dengan bersantai di rumah. Dayana menyelonjorkan kedua kakinya di atas sofabed minimalis, sedangkan Sakhala duduk di seberang sofa sambil membaca buku. "Sayang ...!" teriak Dayana manja. "Iya, Sayang. Ada apa? Apa kamu perlu sesuatu?""Aku ingin makanan yang sedang viral itu." Sakhala tampak memiringkan kepala, dia tidak tahu makanan viral apa yang dimaksud Dayana. "Bicara yang jelas, Sayang. Aku tidak tahu makanan seperti apa yang kamu inginkan," ucapnya terdengar lembut."Aku ingin croissant waffle.""Baiklah, aku akan memesan makanan itu lewat a

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   67. Kekhawatiran Sakhala

    Sakhala terlihat begitu panik setelah mendapat telepon dari Kevin yang mengatakan jika Dayana sedang dibawa ke rumah sakit. Dia pun cepat-cepat meminta Erick untuk menyiapkan helikopter karena dia ingin pergi ke Jogja sekarang."Terima kasih, Rick." Sakhala berjalan cepat menuju lift. Dia terus mengetuk-ngetuk ujung sepatunya ke lantai karena pintu lift yang ada di hadapannya tidak kunjung terbuka. Padahal dia ingin cepat tiba di Jogja untuk memastikan bagaimana keadaan Dayana. Semoga istri dan calon anaknya baik-baik saja."Kenapa lama sekali." Sakhala berdecak kesal. Sedetik kemudian pintu lift yang ada di hadapannya terbuka. Tanpa menunggu waktu lama Sakhala segera masuk ke dalam lift dan menekan angka lima belas. Dia langsung menaiki tangga menuju halipad yang berada di atas rooftop gedung Jordan Corp begitu tiba di lantai lima belas. Sang pilot ternyata sudah menyiapkan semuanya, tanpa menunggu waktu lama dia segera naik ke helikopter tersebut. Sakhala terlihat sangat gelisah d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   68. Suami Posesif

    Sakhala menatap sedan hitam yang membawa Ruth dengan sendu. Sakhala merasa sangat bersalah sudah membuat mamanya itu khawatir. Sebagai seorang suami dia seharusnya bisa menjaga Dayana dan calon buah hatinya dengan baik. Tapi apa yang dia lakukan? Dia malah mengizinkan Dayana pergi ke Jogja untuk urusan pekerjaan hingga nyaris keguguran."Sakha," panggil Dayana pelan."Iya, Sayang." Sakhala buru-buru menghampiri Dayana, takut jika istrinya itu membutuhkan sesuatu. "Ada apa, Sayang? Apa masih ada yang sakit?" tanya Sakhala khawatir.Dayana menggeleng pelan. "Aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang. Maaf sudah membuatmu khawatir," ucap Dayana untuk ke sekian kalinya. Dia merasa sangat menyesal sudah memaksa Sakhala agar mengizinkannya pergi ke Jogja."Aku tahu kamu profesional dan ingin melakukan yang terbaik untuk pekerjaanmu. Tapi kamu juga harus ingat kalau di dalam perutmu sekarang ada nyawa yang harus kamu jaga, Sayang." Sakhala mengusap rambut Dayana dengan lembut. Kekhawatiran

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   69. Melenyapkan Janin

    "Selamat datang di tempat kerjamu yang baru, Baby."Dayana mengedarkan pandang ke sekitar begitu memasuki ruang kerja Sakhala. Ada sebuah meja yang berada tepat di tengah-tengah ruangan. Di atas meja tersebut ada sebuah papan nama yang terbuat dari emas berluliskan Sakhala Ryu Jordan, CEO of Jordan Corps. Tanpa perlu bertanya, Dayana sudah tahu kalau meja tersebut milik Sakhala.Dayana pun berjalan menuju meja yang tidak jauh dari tempat Sakhala. Barang-barangnya sudah tersusun rapi di atas meja tersebut."Bagaimana? Apa kamu menyukainya?" tanya Sakhala sambil berjalan mendekat ke arah Dayana yang sedang duduk di meja kerjanya. "Aku sangat menyukainya. Terima kasih sudah menyiapkan semua ini untukku, Sakha." Wajah Dayana terlihat berbinar karena hari ini hari pertamanya menjadi asisten pribadi Sakhala."Ke marilah." Dayana meminta Sakhala agar mendekat.Tanpa Sakhala duga Dayana tiba-tiba menarik dasinya lalu mendaratkan sebuah kecupan manis bibirnya. "Terima kasih untuk semuanya. A

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03

Bab terbaru

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   99. Keajaiban Cinta-End

    "Sakha, lihat ini." Dayana mengusap perutnya yang tampak semakin membesar. Sakhala sontak mengalihkan pandang dari layar laptopnya lalu menatap Dayana dan ikut mengusap perut istrinya itu dengan lembut."Halo, Jagoan Papa. Sehat-sehat ya, di dalam perut mama. Papa sudah tidak sabar ingin ketemu sama kamu," ucap Sakhala sambil tersenyum karena merasakan pergerakan dari calon buah hatinya yang masih berada di dalam perut Dayana."Apa kamu bisa merasakannya, Sakha?"Sakhala mengangguk. Kedua matanya tampak berbinar merasakan gerakan dari calon buah hatinya. "Dia pasti tidak sabar ingin bertemu sama mama papanya."Perasaan Dayana seketika menghangat melihat Sakhala yang sedang berbicara dengan calon buah hati mereka. Dia bisa melihat dengan jelas jika Sakhala sangat menyayangi buah hatinya."Sakha," panggil Dayana pelan."Iya, Sayang?" "Dokter Tasqia kemarin bilang kalau aku mungkin akan melahirkan akhir bulan nanti. Tapi kenapa perutku sekarang sering merasa mulas?" tanya Dayana sambil

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   98. Suami Siaga

    Dayana menjalani masa kehamilannya dengan penuh kebahagiaan meskipun ini bukan kehamilannya yang pertama. Minggu ini usia kehamilannya tepat tujuh bulan. Dayana merasa napasnya menjadi lebih berat dan sesak dari pada biasanya karena janin yang ada di dalam perutnya semakin membesar.Sebagai seorang suami, Sakhala berusaha memberikan yang terbaik untuk Dayana. Seperti dua hari yang lalu, dia baru saja membelikan istrinya itu sebuah sofa santai khusus untuk ibu hamil yang harganya puluhan juta. Sakhala sengaja membelinya agar Dayana merasa nyaman. Selain itu dia tidak tega melihat Dayana yang terus mengeluh karena pinggangnya sakit dan pegal-pegal. Dayana menganggap Sakhala terlalu berlebihan. Namun dia sendiri tidak bisa menolak karena Sakhala membeli sofa itu tanpa sepengetahuan dirinya. Selain itu, dia juga tidak ingin berdebat dengan Sakhala karena itu hanya akan menguras energinya.Dayana duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah bahagia. Dia tersenyum saat mengingat pesta gender

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   97. Babymoon

    Keesokan harinya Dayana bangun dengan kondisi tubuh yang segar bugar karena dia semalam tidur dengan sangat nyenyak. Dia bahkan tidak terganggu dengan suara alarm yang dia pasang sebelum tidur.Dayana melirik jam digital yang ada di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Ternyata sekarang sudah jam tujuh pagi dan dia ingat kalau hari ini Sakhala ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat untuk babymoon. "Sakha sudah bangun belum, ya?" gumam Dayana sambil beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati.Biasanya Sakhala selalu membantunya saat turun, tapi beberapa minggu ini dia harus melakukannya sendiri karena perutnya selalu merasa mual bila berada di dekat Sakhala. Mungkin saja ini bawaan bayi yang berada di dalam kandungannya.Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar. "Apa kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Sakhala sambil membuka sedikit pintu kamarnya untuk melihat Dayana. Tingkah lelaki itu benar-benar mirip seorang pencuri yang mengintai rumah korbannya."Aku sudah bangun

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   96. Ide Gila Sakhala

    Dayana terbangun dari tidurnya karena perutnya tiba-tiba terasa sangat mual. Dia pun langsung bangun lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Sakhala yang mendengar Dayana muntah-muntah ikut terbangun dan segera menghampiri istrinya itu. "Kamu nggak papa, Sayang?" Sakhala mengetuk pintu kamar mandi dengan perasaan khawatir. Dayana tidak menjawab panggilan Sakhala dan terus muntah-mutah. Rasanya Sakhala ingin sekali menemani Dayana di dalam sana, akan tetapi dia tidak bisa masuk karena pintu kamar mandi dikunci Dayana dari dalam. "Sayang?!" Sakhala terus berdiri di depan pintu kamar mandi sambil terus memanggil Dayana. Dia akan mendobrak pintu kamar mandi tersebut jika Dayana tidak kunjung keluar. Namun, belum sempat dia melakukannya Dayana tiba-tiba membuka pintu kamar mandi tersebut dengan wajah yang terlihat sedikit pucat. Sakhala segera menghampiri Dayana lalu menuntun wanita itu agar duduk di atas tempat tidur. "Bagaiamana keadaanmu sekarang? Apa sudah

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   95. Kejutan Manis

    Dayana telah dipindahkan ke ruang rawat setelah menjalani proses pemindahan embrio di rahimnya. Wanita itu masih belum sadar karena efek bius. Sakhala tidak pernah beranjak dari sisi Dayana, dia duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Dayana sambil menggenggam jemari tangan wanita itu dengan erat. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dayana membuka mata. Dia mengerjapkan kedua matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya yang menerobos masuk ke dalam indra penglihatannya."Sayang?!" Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya membuka mata. Dia segera menekan tombol Nurse Call untuk memanggil perawat atau dokter agar memeriksa Dayana."Sakha ...," panggil Dayana pelan karena tubuhnya masih terasa lemas. Tiba-tiba saja pintu ruang rawatnya diketuk dari luar disusul dengan masuknya seorang perawat untuk memeriksa kondisinya"Bagaimana keadaan Ibu Dayana sekarang? Apa Anda masih merasa pusing?" tanya perawat tersebut."Tidak, Sus. Tapi saya masih merasa sedikit

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   94. Kabar Baik

    Waktu berjalan dengan begitu cepat, membawa semua hal berlalu bersamanya. Hari ini adalah hari yang penting bagi Sakhala dan Dayana. Sudah genap empat belas hari pasangan itu menunggu hasil dari program bayi tabung yang telah mereka jalani selama kurang lebih satu bulan. "Apa kamu cemas?" tanya Sakhala terdengar lembut. Genggaman tangannya pada Dayana tidak terlepas sedikit pun sejak mereka memasuki halaman rumah sakit."A-aku baik-baik saja."Sakhala menggeleng pelan karena wanita yang berjalan di sampingnya itu tidak pandai berbohong. "Kamu masih ingat ucapanku kemarin malam, kan? Apa pun hasilnya kita pasrahkan sama Tuhan. Yang terpenting kita sudah melakukan yang terbaik," ucap Sakhala berusaha menyalurkan energi positif pada Dayana. "Iya, aku tahu. Terima kasih karena kamu sudah ada di sampingku selama ini," balas Dayana pelan.Kedua pasangan itu pun akhirnya tiba di depan pintu ruangan bercat putih dengan sebuah papan nama bertuliskan Dokter Tasqia, SpOG.Sebelum menarik han

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   93. Proses Berat

    "Sayang!" Sakhala terus mengetuk pintu kamar mandi yang ada di hadapannya karena Dayana tidak kunjung keluar.Apa mungkin Dayana pingsan?"Kamu baik-baik saja, kan? Aku akan mendobrak pintu ini kalau kamu tidak juga keluar!" ucap Sakhala cemas. Dia terus mondar-mandir di depan pintu kamar mandi karena tidak terdengar suara apa pun dari dalam.Apa Dayana baik-baik saja? Sakhala melirik jam tangannya sekilas. Sudah lima menit dia menunggu tapi Dayana belum juga keluar. Sepertinya dia harus mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara Dayana dari dalam."Tunggu, Sakha. Sebentar lagi aku keluar." Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya keluar dari kamar mandi. "Demi Tuhan, Sayang. Aku sudah berdiri di sini selama dua puluh menit. Apa kamu ingin membuatku khawatir?" Dayana malah terkekeh alih-alih merasa bersalah pada Sakhala. "Maaf Sakha. Aku tadi berendam air hangat sambil dengerin musik. Jadi nggak dengar kalau kamu mengetuk pintu.

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   92. Langkah Besar

    Beberapa hari kemudian, Sakhala mengantar Dayana ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter Tasqia mengenai program bayi tabung. Dayana merasa sangat cemas karena ini pengalaman pertama baginya. Meskipun begitu, dia sudah siap dengan semua risiko yang mungkin akan dia temui nanti. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Sakhala karena melihat Dayana duduk dengan gelisah. Kedua mata istrinya berulang kali melihat ke arah pintu ruangan Dokter Tasqia yang masih tertutup rapat."A-aku baik-baik saja, Sakha. Cuma sedikit gugup."Sakhala menggenggam tangan Dayana semakin erat. Telapak tangan istrinya itu terasa sangat dingin dan basah. Dayana pasti merasa sangat gugup sekarang."Tenang saja, ada aku di sini. Semua pasti akan baik-baik saja," ujar Sakhala terdengar lembut. Pintu yang sedari tadi Dayana amati tiba-tiba dibuka dengan pelan dari dalam. Seorang wanita muda yang sedang hamil terlihat keluar dari ruangan tersebut disusul dengan seorang perawat dari arah belakang. "Silakan, Non

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   91. Program Kehamilan

    "Mama bilang apa? Nikah lagi? Apa Mama sudah kehilangan akal? Abang nggak mau Ma." Sakhala menolak dengan tegas permintaan Ruth. "Memangnya kenapa, Bang? Mama menyuruh Abang menikah lagi karena keluarga kita butuh seorang pewaris dari darah Abang. Apa mama salah?"Sakhala mengusap wajahnya dengan kasar. Dia benar-benar merasa kecewa dengan mamanya. Bagaimana mungkin Ruth bisa menyuruhnya untuk menikah lagi? Apa Ruth tidak pernah memikirkan perasaan Dayana?"Mama jelas-jelas salah kalau menyuruh abang menikah lagi demi mendapat keturunan. Apa Mama tidak memikirkan bagaimana perasaan Dayana?" Sakhala mengatupkan rahangnya rapat-rapat, berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak. Sepertinya keputusannya untuk datang ke rumah mamanya setelah pulang dari kantor ini salah karena Ruth semakin menambah beban pikirannya. "Tapi kita butuh seorang pewaris, Bang," ucap Ruth dengan menekan kata pewaris. "Apa Mama lupa kalau kita sudah memiliki Anya?""Tapi dia bukan darah daging Abang." Ruth

DMCA.com Protection Status