Home / Pernikahan / Jodohku Calon Adik Iparku / Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

Share

Jodohku Calon Adik Iparku
Jodohku Calon Adik Iparku
Author: Siti Nurul B

Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

Author: Siti Nurul B
last update Last Updated: 2022-07-13 05:26:07

Malam ini adalah malam di mana seorang gadis akan mengakhiri masa lajangnya. Akan tetapi, ia tidak menginginkan hal itu karena meski ia yang dipilih oleh si pria dan keluarganya. Gadis itu tetap tidak ingin menikah dengan pria pilihan ibunya.

"Gak mau. Amel gak mau menikah dengan pria itu," rajuk Melda pada ibunya.

"Tapi Sayang. Kamu tahu, kan? Pria bernama Arjuna Wijaya itu kaya raya," bujuk Vina.

"Mama mau jual aku," mata Melda menatap ibunya dengan tajam.

"Melda, kamu selama ini selalu mama turutin kemauan kamu. Sekarang, kamu harus menikah dengan Arjuna itu," tegas Vina.

"Kenapa gak kak Kirana aja yang nikah sama dia?"

"Kamu tahu kakak kamu penampilannya kayak gimana cupu dan kutu buku,"

"Ya setidaknya mama bisa manfaatkan kak Kirana yang nantinya nikah sama Arjuna. Lagian, aku sayang sama Bima. Aku gak mau pisah sama dia," ucap Melda. Ia memang sudah menduga kalau kakaknya itu tidak mungkin dijodohkan pada pria itu. Pria itu sangat tidak menyukai kehadiran Kirana selama ini.

'Maaf kak, aku malah berkata seperti itu,' ucap Melda dalam hati.

Plak, sebuah tamparan mendarat di pipi Melda. Sebenarnya, hanya Melda yang merupakan anak kandungnya. Sementara itu, Kirana hanyalah anak tiri dan suaminya pun sudah tidak ada. Ia tidak bisa bekerja, hingga ia mencarikan jodoh untuk putrinya. Ia begitu senang saat keluarga Wijaya terpesona dengan Melda. Namun, sepertinya Melda sangat tidak suka dengan perjodohannya dengan Arjuna itu karena ia memiliki Bima.

"Mama kenapa nampar aku? Aku anak kandung Mama,"

"Iya, kamu anak kandung Mama. Sayangnya Mama selalu manjain kamu dan sekarang malah kayak gini," cecar Vina.

Wanita itu pun pergi meninggalkan putrinya. Ia bahkan mengunci Melda di kamar agar tidak kabur sampai hari besok.

"Apa gunanya kaya banget? Mending kalau dijadiin ratu. Kalau dijadiin upik abu gimana?" gumam Melda. Ia sangat takut dengan hal itu.

Selama ini ibunya memang beruntung karena menikah dengan ayah tiri yang sangat baik. Mungkin karena kebaikan itu pula yang membuat Melda tidak seperti anak yang lain yang begitu terpengaruh oleh ibunya untuk sebuah harta.

"Padahal kak Kirana juga gak jelek amat. Kenapa mereka selalu menganggap kak Kirana rendah," gerutunya, "tapi jangan deh. Aku ngerasa Arjuna itu gak pantas buat kak Kirana. Huh, aku gak mau nikah sama pria itu,"

Melda mulai berpikir untuk kabur. Ia tidak ingin pergi ke gedung esok harinya untuk menikah dengan pria yang belum tahu pasti sifatnya seperti apa.

Melda dan Bima berpacaran cukup lama. Pria itu sederhana, tapi sangat perhatian. Bahkan, keluarga pria itu selalu ramah padanya. Saat ia sakit pun mereka tidak pernah absen untuk menjenguk. Segala perhatian itu membuat ia tidak memikirkan kekayaan. Ia selalu berharap Bima yang menjadi suaminya bukan yang lain.

"Ayolah, Bima!" ucap Melda dalam sebuah telpon dengan sedikit berbisik.

[Ibumu tidak setuju dengan kita.]

"Aku tidak kabur tanpa alasan. Aku hanya ingin membuat mama sadar kalau aku nyaman dengan keluargamu dan kamu,"

[Kami juga sangat sedih dengan hal ini,]

"Bawa aku pergi jauh. Beri mamaku jeda agar mengubah pikirannya,"

[Ibumu akan membuatku seperti orang yang tidak bertanggungjawab, Melda.]

"Apa kau mencintaiku?" tanya Melda terisak.

[Aku sangat mencintaimu,]

"Apa kau rela aku dengan pria lain di pelaminan nanti?" tanya Melda.

[Aku tidak akan rela. Aku akan kesana? Walau aku tahu ini salah.]

"Aku tidak akan tinggal di rumah kamu, Bima. Aku tahu kalian sangat baik. Tidak mungkin aku membuat kalian tampak buruk. Hanya saja. Aku butuh bantuan kamu untuk pergi dari sini,"

[Baiklah,] ucap Bima setuju.

Melda menutup panggilan. Ya, Vina tidak sadar kalau Melda bisa menggunakan ponsel untuk mencari bantuan. Ia menatap keluar jendela. Entah apa yang harus ia lakukan karena ia berada di lantai dua.

"Aku harus berani," ucap Melda. Ia mulai mencari cara agar bisa turun.

Tiba-tiba ia teringat adegan dimana seorang gadis kabur dari rumah dengan sprei yang terikat.

"Semoga saja bisa," ucap Melda penuh harap. Ia kemudian mengikat sprei yang ada.

Dengan cepat ia pun menyiapkan beberapa berkas untuk kembali mencari pekerjaan baru nantinya.

Usai turun dengan susah payah. Melda pun berlari begitu cepat. Ia pun akhirnya bertemu dengan seorang pengemudi motor yang tidak lain adalah Bima.

"Kamu yakin, Mel?"

"Aku yakin, tapi sepertinya kamu tak yakin,"

"Aku akan berusaha membuat ibumu luluh nanti,"

"Cepat kita pergi!"

"Baiklah,"

"Apa keluargamu tahu aku kabur?"

"Tahu,"

"Lalu?"

"Mereka mungkin harus menghadapi ibumu nanti," ujar Bima.

"Maaf, Bim! Aku malah membuat kamu dan keluarga kamu dalam situasi seperti ini,"

"Kamu hanya berjuang untuk cinta kita, Melda. Aku ikhlas menghadapi ibumu dibandingkan harus melihat kamu bersanding dengan pria lain di pelaminan nanti," ujar Bima.

Keduanya pun pergi meninggalkan tempat mereka bicara saat ini sebelum ada yang menyadari kalau Melda melarikan diri.

Melda dan Bima menghela napas panjang. Dengan dadakan Melda mencari sebuah kontrakan dengan uang simpanannya.

"Sama cowoknya, Mbak?" tanya ibu pemilik kontrakan.

"Gak dong, Bu. Kami belum menikah. Pria ini calon suami saya,"

"Oh, begitu. Syukurlah!"

"Mel, aku pulang dulu ya. Jaga diri kamu!" ucap Bima.

Pria itu pun berlalu pergi. Melda masuk ke dalam kamar kostnya.

Melda menatap sekitar kamar. Ia kemudian merebahkan tubuhnya yang cukup lelah. Sekarang, ia lolos dari pernikahan. Namun, nanti ia akan membuat masalah baru.

"Aku tidak bisa mengakhiri perjuanganku dengan Bima sampai saat ini. Pria itu lebih mengerti aku dan keluarganya pun sama. Sedangkan ibuku sendiri hanya memikirkan kekayaan karena kekayaan ayah hampir habis. Kenapa ayah meninggal begitu cepat?" gumamnya.

Melda kembali teringat masa kecilnya. Ia tidak dibedakan oleh ayah sambungnya. Kasih sayang pria itu diberikan padanya dan Kirana.

"Aku harap keluarga itu membatalkan pernikahan. Tapi, apa yang terjadi jika mereka meminta ganti rugi atas uang yang dikeluarkan untuk pernikahan. Aku harap kak Kirana tidak jadi jaminan." Melda mengacak rambut frustasi.

Walau selama ini ibunya yang membedakan ia dan Kirana dan terkadang ia pun memang terhasut ibunya. Semakin lama ia pun semakin berpikir kalau Kirana selalu mengalah untuknya dan kali ini ia pun mulai menghawatirkan kakak tirinya itu.

[Jangan terlalu banyak pikiran. Ada masalah yang harus kita hadapi nanti,] pesan Bima.

[Baiklah,]

Melda menghela napas panjang. Gadis itu berusaha untuk tenang dan memejamkan mata.

Sementara di tempat lain. Seorang gadis tengah membaca buku novel. Besok akan ada acara, tapi sayangnya gadis itu tidak diperbolehkan untuk datang oleh Vina. Tanpa berkomentar gadis itu pun setuju. Ia tahu kalau ibu sambungnya akan malu dengan hadirnya ia di pernikahan adik tirinya nanti. Walau dalam hati ia ingin melihat adik tirinya tersenyum bahagia di pernikahannya nanti.

Dalam sunyi, ia pun mulai memikirkan pangeran di negeri dongeng. Ia ingin menjadi Cinderella yang berubah menjadi cantik jelita.

Related chapters

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 2 Pernikahan

    Pukul dua dinihari. Kirana berada di alam mimpi. Ia baru tertidur beberapa jam sebelumnya karena terlalu asik membaca buku novel sampai selesai."Melda kabur! Pengantin perempuannya kabur!" Sebuah suara mengejutkan Kirana. Dengan santai, ia lebih memilih berada di bawah selimut. Namun, setengah jam kemudian. Terdengar berisik di bawah sana membuat Kirana ingin tahu."Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau anak saya kabur," sesak wanita yang tak lain adalah Vina."Kamu mempermalukan kami? Atau mungkin ini akal-akalan kamu saja. Aku sudah memberimu lima ratus juta dan bahkan membiayai pernikahan anak kita. Sekarang kami tahu watak anakmu itu. Dia memang cantik, tapi sikapnya saat ini mencerminkan kalau dia bukan wanita baik-baik,""Jaga ucapan Anda, Nyonya!" Kirana yang kesal memberanikan diri untuk menghampiri wanita itu."Adik saya tidak seperti itu, Nyonya.""Bukankah dia pergi dengan pria lain? Padahal, sebentar lagi ia akan menikah dengan anakku,""Maaf Nyonya! Apakah itu seb

    Last Updated : 2022-07-17
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

    Kirana memasak makanan untuk sarapan. Ia tampak begitu cekatan melakukan apa pun, padahal ada seorang pembantu harian di rumah itu."Nyonya, biar saya aja," ujar wanita berumur empat puluhan itu."Enggak apa-apa, Bik. Saya masak buat sendiri, takutnya kalau untuk pak Arjuna tidak terpakai nanti." Jelas Kirana."Tapi...," Wanita paruh bayah itu merasa ragu. Ia tidak ingin tuannya marah karena membuat istri tuannya mengerjakan pekerjaannya."Bibi masak buat beliau saja, ya!" ucap Kirana. Wanita itu pun mengangguk setuju. Dengan cepat ia memasak sederhana, tapi cukup menggugah selera."Nyonya, setiap sore saya pulang setelah memasak makanan untuk tuan dan menyimpannya di kulkas." Jelas wanita itu."Siang juga gak apa-apa. Lagian disini hanya ada saya, kan?""Tapi...,""Tenang aja! Pak Arjuna tidak akan berani marah karena saya yang...," ucapannya terhenti saat melihat Arjuna muncul ke dapur."Mas. Hemm, aku cuman meringankan pekerjaan bibik saja. Bukankah pekerjaan tidak terlalu

    Last Updated : 2022-07-17
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 4 Pencarian Melda

    Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan

    Last Updated : 2022-07-20
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 5 Bertemu Melda

    Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di

    Last Updated : 2022-07-23
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 6 Berencana Bercerai

    Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b

    Last Updated : 2022-07-29
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 7 Hanya Bima

    Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "π‘ƒπ‘™π‘’π‘Žπ‘ π‘’, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta

    Last Updated : 2022-08-01
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 8 Mencoba mendekati Kirana

    Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib

    Last Updated : 2022-08-04
  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 9 Tetap Saja Kaku

    Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar

    Last Updated : 2022-08-08

Latest chapter

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 9 Tetap Saja Kaku

    Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 8 Mencoba mendekati Kirana

    Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 7 Hanya Bima

    Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "π‘ƒπ‘™π‘’π‘Žπ‘ π‘’, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 6 Berencana Bercerai

    Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 5 Bertemu Melda

    Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 4 Pencarian Melda

    Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

    Kirana memasak makanan untuk sarapan. Ia tampak begitu cekatan melakukan apa pun, padahal ada seorang pembantu harian di rumah itu."Nyonya, biar saya aja," ujar wanita berumur empat puluhan itu."Enggak apa-apa, Bik. Saya masak buat sendiri, takutnya kalau untuk pak Arjuna tidak terpakai nanti." Jelas Kirana."Tapi...," Wanita paruh bayah itu merasa ragu. Ia tidak ingin tuannya marah karena membuat istri tuannya mengerjakan pekerjaannya."Bibi masak buat beliau saja, ya!" ucap Kirana. Wanita itu pun mengangguk setuju. Dengan cepat ia memasak sederhana, tapi cukup menggugah selera."Nyonya, setiap sore saya pulang setelah memasak makanan untuk tuan dan menyimpannya di kulkas." Jelas wanita itu."Siang juga gak apa-apa. Lagian disini hanya ada saya, kan?""Tapi...,""Tenang aja! Pak Arjuna tidak akan berani marah karena saya yang...," ucapannya terhenti saat melihat Arjuna muncul ke dapur."Mas. Hemm, aku cuman meringankan pekerjaan bibik saja. Bukankah pekerjaan tidak terlalu

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 2 Pernikahan

    Pukul dua dinihari. Kirana berada di alam mimpi. Ia baru tertidur beberapa jam sebelumnya karena terlalu asik membaca buku novel sampai selesai."Melda kabur! Pengantin perempuannya kabur!" Sebuah suara mengejutkan Kirana. Dengan santai, ia lebih memilih berada di bawah selimut. Namun, setengah jam kemudian. Terdengar berisik di bawah sana membuat Kirana ingin tahu."Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau anak saya kabur," sesak wanita yang tak lain adalah Vina."Kamu mempermalukan kami? Atau mungkin ini akal-akalan kamu saja. Aku sudah memberimu lima ratus juta dan bahkan membiayai pernikahan anak kita. Sekarang kami tahu watak anakmu itu. Dia memang cantik, tapi sikapnya saat ini mencerminkan kalau dia bukan wanita baik-baik,""Jaga ucapan Anda, Nyonya!" Kirana yang kesal memberanikan diri untuk menghampiri wanita itu."Adik saya tidak seperti itu, Nyonya.""Bukankah dia pergi dengan pria lain? Padahal, sebentar lagi ia akan menikah dengan anakku,""Maaf Nyonya! Apakah itu seb

  • Jodohku Calon Adik IparkuΒ Β Β Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

    Malam ini adalah malam di mana seorang gadis akan mengakhiri masa lajangnya. Akan tetapi, ia tidak menginginkan hal itu karena meski ia yang dipilih oleh si pria dan keluarganya. Gadis itu tetap tidak ingin menikah dengan pria pilihan ibunya."Gak mau. Amel gak mau menikah dengan pria itu," rajuk Melda pada ibunya."Tapi Sayang. Kamu tahu, kan? Pria bernama Arjuna Wijaya itu kaya raya," bujuk Vina."Mama mau jual aku," mata Melda menatap ibunya dengan tajam."Melda, kamu selama ini selalu mama turutin kemauan kamu. Sekarang, kamu harus menikah dengan Arjuna itu," tegas Vina."Kenapa gak kak Kirana aja yang nikah sama dia?""Kamu tahu kakak kamu penampilannya kayak gimana cupu dan kutu buku,""Ya setidaknya mama bisa manfaatkan kak Kirana yang nantinya nikah sama Arjuna. Lagian, aku sayang sama Bima. Aku gak mau pisah sama dia," ucap Melda. Ia memang sudah menduga kalau kakaknya itu tidak mungkin dijodohkan pada pria itu. Pria itu sangat tidak menyukai kehadiran Kirana selama ini.'Ma

DMCA.com Protection Status