Beranda / Pernikahan / Jodohku Calon Adik Iparku / Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

Share

Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

Penulis: Siti Nurul B
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kirana memasak makanan untuk sarapan. Ia tampak begitu cekatan melakukan apa pun, padahal ada seorang pembantu harian di rumah itu.

"Nyonya, biar saya aja," ujar wanita berumur empat puluhan itu.

"Enggak apa-apa, Bik. Saya masak buat sendiri, takutnya kalau untuk pak Arjuna tidak terpakai nanti." Jelas Kirana.

"Tapi...," Wanita paruh bayah itu merasa ragu. Ia tidak ingin tuannya marah karena membuat istri tuannya mengerjakan pekerjaannya.

"Bibi masak buat beliau saja, ya!" ucap Kirana. Wanita itu pun mengangguk setuju.

Dengan cepat ia memasak sederhana, tapi cukup menggugah selera.

"Nyonya, setiap sore saya pulang setelah memasak makanan untuk tuan dan menyimpannya di kulkas." Jelas wanita itu.

"Siang juga gak apa-apa. Lagian disini hanya ada saya, kan?"

"Tapi...,"

"Tenang aja! Pak Arjuna tidak akan berani marah karena saya yang...," ucapannya terhenti saat melihat Arjuna muncul ke dapur.

"Mas. Hemm, aku cuman meringankan pekerjaan bibik saja. Bukankah pekerjaan tidak terlalu sulit. Lagipula ada aku disini,"

Sang ART pun memilih untuk undur diri. Ia tidak mau mencampuri urusan meski hanya menjadi pendengar.

Arjuna menatap istrinya itu penuh tanya. Ia tidak menyangka kalau Kirana akan seberani itu.

"Ada apa?" tanya Kirana.

"Tidak,"

"Di mata kamu aku hanya pembantu, bukan? Jadi tidak akan menjadi aneh, jika aku mengerjakan semua eh sebagian pekerjaan rumah saat ini," ujar Kirana dengan sedikit menyindir.

"Ki, aku gak bermaksud...,"

"Gak bermaksud apa justru bermaksud untuk merendahkan. Aku sadar diri kali, Mas. Kamu itu kan, ganteng dan tajir. Wanita lain banyak yang terpesona. Kamu menganggap aku bukan tipe kamu, kan? Tapi aku bersyukur karena hal itu. Tidak akan ada hal lain terjadi di rumah ini selama kita bersama. Ah, aku lupa selama satu bulan berada di bawah atap yang sama," wanita itu menatap sinis dirinya.

"Kirana,"

"Segera cari Melda untuk menggantikan posisiku sebagai istrimu!" pungkas Kirana.

Kirana bergegas kamar. Sementara itu, Arjuna pun terdiam. Ia tidak menyangka kalau perkataannya yang dulu menyakiti hati wanita itu.

-----

Akhir pekan. Ibu mertua Kirana datang berkunjung. Rumah tampak sepi karena keduanya jarang sekali bersenda gurau apalagi membicarakan hal pribadi.

"Ibu," panggil Kirana. Ia terkejut dengan kehadiran ibu mertuanya itu.

"Dimana Arjuna?" tanya wanita itu.

"Aku di sini, Bu." Jawab Arjuna keluar dari kamar.

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya wanita bernama Jeny itu.

"Tentu saja, Bu. Kami baik-baik saja," ucap Kirana dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

Arjuna nampak mencuri pandang istrinya itu. Ya, wanitanya itu selalu ketus saat bersamanya.

"Makan yuk! Ibu bawa makanan,"

Kirana dan Arjuna mengangguk secara bersamaan.

Arjuna memperhatikan sikap Kirana yang begitu hangat pada ibunya. Sementara itu, ia bersikap dingin padanya.

'Mungkin salahku juga. Aku mencintai wanita lain, padahal dia istriku,' pikir Arjuna.

Jeny melihat ke penjuru rumah. Tidak ada asisten rumah tangga hari ini.

"Ar, kok gak ada bibinya kemana?" tanya Jeny.

"Emmm," Arjuna tampak kebingungan untuk menjawab.

"Tiap hari minggu libur. Kasihan kalau tiap hari kerja,"

"Tapi,"

"Tidak apa-apa, Bu. Saya ada di rumah. Jadi, saya bisa mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari minggu. Lagipula badan saya suka pegal kalau gak banyak gerak," tutur Kirana. Namun, itu bukan alasan yang diberikan Kirana pada Arjuna.

Wanita yang menjadi mertuanya itu pun pulang. Kirana menghela napas panjang.

Sebuah pelukan membuat Kirana mematung. Saat ia tersadar, ia pun melepas pelukan pria itu.

"Apaan sih, Mas?" ketus Kirana.

"Jangan pura-pura jadi cewek judes terus ngomong ketus. Tadi aja kamu baik sama ibu," protes Arjuna.

"Lah, ya lah. Masa mau ketus sama mertua,"

Kirana berjalan untuk meninggalkan pria yang baru satu kurang menjadi suaminya itu. Namun, Arjuna menariknya ke dalam pelukan.

Kirana menjadi salah tingkah. Ia kembali mencoba melepas pelukan dari Arjuna.

"Jangan peluk-peluk! Kalau Mas ketemu Melda kita kan harus berpisah." Ucap Kirana.

Arjuna membisu. Ia tidak menyangkal ucapan istrinya. Meski ia mencari Melda, tapi hatinya seperti mulai menyukai istrinya itu.

Tanggal merah. Biasanya Arjuna ke luar rumah saat hari libur. Seharusnya ia pun pergi ke tempat dimana Melda berada sekarang. Akan tetapi, kali ini ia merasa ingin di rumah saja.

"Nyonya,"

"Ada apa, Bik?"

"Hari ini ada keluarga datang, tapi...,"

"Bibi libur aja. Keluarga itu penting. Bibi beruntung. Saya sudah tidak punya keluarga. Ada pun jauh dan sulit bertemu,"

"Hemm, apa Nyonya tidak apa-apa?"

"Tentu saja,"

Arjuna yang keluar dari kamar menatap wanita itu tanpa henti. Kirana memang baik. Mungkin karena kesan pertama dan alasan lainnya yang membuat sikapnya pada Arjuna berbeda.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Nyonya Muda?" tanya Arjuna.

"Hemm, emang bisa?"

"Ya elah. Pekerjaan gini kecil," ucap Arjuna percaya diri.

"Baiklah," Kirana setuju untuk menerima bantuan dari Arjuna.

Keduanya melakukan pekerjaan bersama-sama. Akan tetapi, pria itu malah memperlambat selesainya pekerjaan.

"Kalau gak bisa ya gak bisa aja. Dikira gampang. Pekerjaan rumah dianggap sepele," celoteh Kirana.

"Iya maaf! Tapi seneng juga,"

"Senang apanya?" tanya Kirana heran.

"Kamu gak ketus lagi,"

"Oh, begitu."

"Aku tahu kamu baik. Kamu cuman kesal saja sama aku, kan?" goda Arjuna.

"Gak juga,"

"Terus,"

"Aku kesal pada diriku sendiri selalu menerima jika disakiti,"

"Hemm,"

"Oh, ya. Bagaimana dengan Melda?" tanya Kirana. Ia ingin tahu keberadaan Melda secepatnya.

"Melda, ya. Hemmm...," Arjuna tampak tidak bersemangat untuk membahasnya.

Sedari tadi ia melupakan tentang Melda dan ia begitu senang saat menggoda Kirana. Pada akhirnya, ia pun harus memikirkan Melda kembali.

"Hemm...entahlah," Arjuna sepertinya lebih memilih pura-pura tidak tahu saja.

"Eh, iya. Kamu lulusan apa sih?" tanya Arjuna.

"D tiga,"

"Kok, kamu gak kerja di luar."

"Aku masih cari kerja,"

"Lalu, Melda?"

"Melda lebih suka jadi model, tapi dikekang juga. Jadinya gak karuan,"

"Maaf soal aku yang...,"

"Sudahlah. Aku tahu kok kamu juga menganggap aku pembantu. Penampilanku memang cupu. Aku terkadang fokus dengan buku di kamar dan jarang ke luar rumah,"

"Bukan cuman itu, tapi...,"

"Kamu yang sengaja mengatakan kalau aku bukan type kamu,"

"Kamu memang berbeda," ucap Arjuna.

"Tiap orang beda lah. Beda orang beda isi kepala. Sikap atau apapun itu gak akan ada yang sama meskipun satu ibu,"

"Bener juga, sih."

"Oh, ya. Aku harap kamu dengan cepat cari Melda," ujar Kirana. Pria itu mengangguk pelan.

Entah bisa atau tidak ia mendapatkan Melda. Di hatinya kini mulai ada keraguan

untuk mencari wanita yang dicintainya itu.

Hari ini ia merasa Kirana berbeda. Wanita itu lebih bisa diajak bicara dan terbuka.

Bab terkait

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 4 Pencarian Melda

    Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 5 Bertemu Melda

    Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 6 Berencana Bercerai

    Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 7 Hanya Bima

    Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 8 Mencoba mendekati Kirana

    Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 9 Tetap Saja Kaku

    Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

    Malam ini adalah malam di mana seorang gadis akan mengakhiri masa lajangnya. Akan tetapi, ia tidak menginginkan hal itu karena meski ia yang dipilih oleh si pria dan keluarganya. Gadis itu tetap tidak ingin menikah dengan pria pilihan ibunya."Gak mau. Amel gak mau menikah dengan pria itu," rajuk Melda pada ibunya."Tapi Sayang. Kamu tahu, kan? Pria bernama Arjuna Wijaya itu kaya raya," bujuk Vina."Mama mau jual aku," mata Melda menatap ibunya dengan tajam."Melda, kamu selama ini selalu mama turutin kemauan kamu. Sekarang, kamu harus menikah dengan Arjuna itu," tegas Vina."Kenapa gak kak Kirana aja yang nikah sama dia?""Kamu tahu kakak kamu penampilannya kayak gimana cupu dan kutu buku,""Ya setidaknya mama bisa manfaatkan kak Kirana yang nantinya nikah sama Arjuna. Lagian, aku sayang sama Bima. Aku gak mau pisah sama dia," ucap Melda. Ia memang sudah menduga kalau kakaknya itu tidak mungkin dijodohkan pada pria itu. Pria itu sangat tidak menyukai kehadiran Kirana selama ini.'Ma

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 2 Pernikahan

    Pukul dua dinihari. Kirana berada di alam mimpi. Ia baru tertidur beberapa jam sebelumnya karena terlalu asik membaca buku novel sampai selesai."Melda kabur! Pengantin perempuannya kabur!" Sebuah suara mengejutkan Kirana. Dengan santai, ia lebih memilih berada di bawah selimut. Namun, setengah jam kemudian. Terdengar berisik di bawah sana membuat Kirana ingin tahu."Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau anak saya kabur," sesak wanita yang tak lain adalah Vina."Kamu mempermalukan kami? Atau mungkin ini akal-akalan kamu saja. Aku sudah memberimu lima ratus juta dan bahkan membiayai pernikahan anak kita. Sekarang kami tahu watak anakmu itu. Dia memang cantik, tapi sikapnya saat ini mencerminkan kalau dia bukan wanita baik-baik,""Jaga ucapan Anda, Nyonya!" Kirana yang kesal memberanikan diri untuk menghampiri wanita itu."Adik saya tidak seperti itu, Nyonya.""Bukankah dia pergi dengan pria lain? Padahal, sebentar lagi ia akan menikah dengan anakku,""Maaf Nyonya! Apakah itu seb

Bab terbaru

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 9 Tetap Saja Kaku

    Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 8 Mencoba mendekati Kirana

    Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 7 Hanya Bima

    Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 6 Berencana Bercerai

    Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 5 Bertemu Melda

    Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 4 Pencarian Melda

    Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

    Kirana memasak makanan untuk sarapan. Ia tampak begitu cekatan melakukan apa pun, padahal ada seorang pembantu harian di rumah itu."Nyonya, biar saya aja," ujar wanita berumur empat puluhan itu."Enggak apa-apa, Bik. Saya masak buat sendiri, takutnya kalau untuk pak Arjuna tidak terpakai nanti." Jelas Kirana."Tapi...," Wanita paruh bayah itu merasa ragu. Ia tidak ingin tuannya marah karena membuat istri tuannya mengerjakan pekerjaannya."Bibi masak buat beliau saja, ya!" ucap Kirana. Wanita itu pun mengangguk setuju. Dengan cepat ia memasak sederhana, tapi cukup menggugah selera."Nyonya, setiap sore saya pulang setelah memasak makanan untuk tuan dan menyimpannya di kulkas." Jelas wanita itu."Siang juga gak apa-apa. Lagian disini hanya ada saya, kan?""Tapi...,""Tenang aja! Pak Arjuna tidak akan berani marah karena saya yang...," ucapannya terhenti saat melihat Arjuna muncul ke dapur."Mas. Hemm, aku cuman meringankan pekerjaan bibik saja. Bukankah pekerjaan tidak terlalu

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 2 Pernikahan

    Pukul dua dinihari. Kirana berada di alam mimpi. Ia baru tertidur beberapa jam sebelumnya karena terlalu asik membaca buku novel sampai selesai."Melda kabur! Pengantin perempuannya kabur!" Sebuah suara mengejutkan Kirana. Dengan santai, ia lebih memilih berada di bawah selimut. Namun, setengah jam kemudian. Terdengar berisik di bawah sana membuat Kirana ingin tahu."Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau anak saya kabur," sesak wanita yang tak lain adalah Vina."Kamu mempermalukan kami? Atau mungkin ini akal-akalan kamu saja. Aku sudah memberimu lima ratus juta dan bahkan membiayai pernikahan anak kita. Sekarang kami tahu watak anakmu itu. Dia memang cantik, tapi sikapnya saat ini mencerminkan kalau dia bukan wanita baik-baik,""Jaga ucapan Anda, Nyonya!" Kirana yang kesal memberanikan diri untuk menghampiri wanita itu."Adik saya tidak seperti itu, Nyonya.""Bukankah dia pergi dengan pria lain? Padahal, sebentar lagi ia akan menikah dengan anakku,""Maaf Nyonya! Apakah itu seb

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

    Malam ini adalah malam di mana seorang gadis akan mengakhiri masa lajangnya. Akan tetapi, ia tidak menginginkan hal itu karena meski ia yang dipilih oleh si pria dan keluarganya. Gadis itu tetap tidak ingin menikah dengan pria pilihan ibunya."Gak mau. Amel gak mau menikah dengan pria itu," rajuk Melda pada ibunya."Tapi Sayang. Kamu tahu, kan? Pria bernama Arjuna Wijaya itu kaya raya," bujuk Vina."Mama mau jual aku," mata Melda menatap ibunya dengan tajam."Melda, kamu selama ini selalu mama turutin kemauan kamu. Sekarang, kamu harus menikah dengan Arjuna itu," tegas Vina."Kenapa gak kak Kirana aja yang nikah sama dia?""Kamu tahu kakak kamu penampilannya kayak gimana cupu dan kutu buku,""Ya setidaknya mama bisa manfaatkan kak Kirana yang nantinya nikah sama Arjuna. Lagian, aku sayang sama Bima. Aku gak mau pisah sama dia," ucap Melda. Ia memang sudah menduga kalau kakaknya itu tidak mungkin dijodohkan pada pria itu. Pria itu sangat tidak menyukai kehadiran Kirana selama ini.'Ma

DMCA.com Protection Status