Share

Bab 5 Bertemu Melda

Author: Siti Nurul B
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan.

Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya.

"Kirana," panggil Arjuna.

Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu.

"Melda," lirih Kirana.

Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap.

Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya.

"Melda," panggil Kirana.

"Kakak,"

"Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca.

"Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,"

"Tapi Mel, bukan gini caranya,"

"Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka.

"Mas Arjuna," lirih Melda.

Pria yang disebut namanya itu pun menatap Melda dengan tajam. Ia pun melihat ke arah Bima.

"Jadi ini pria yang kau cintai," suaranya begitu menakutkan dua wanita itu.

"Ya, kami saling mencintai." Ucap Bima.

Dua pria itu saling menatap seperti tatapan elang.

"Kurang ajar," pekik Arjuna. Pria itu memberi bogem mentah pada Bima.

Bima yang tidak kalah marah karena pria itu merendahkannya pun membalas. Perkelahian cukup membuat dua wanita itu ketakutan, terlebih malu karena di tempat umum.

Kirana mencoba melerai dua pria itu. Namun, tangan Arjuna melayang di pipinya hingga ia pun pingsan.

"Kak Kirana," pekik Melda.

"Kirana bangun," Arjuna panik.

"Jangan sentuh kakakku," pekik Melda.

"Dia istriku. Aku berhak atas dirinya," tegas Arjuna.

Melda membiarkan Arjuna membawa kakaknya itu. Kemudian ia dan Bima menyusul dengan motor Bima.

Di Rumah sakit. Arjuna tampak gelisah karena Kirana belumlah sadar.

"Kalian sudah menikah?" tanya Melda.

"Ya,"

"Lalu untuk apa kau marah-marah pada kami,"

"Aku masih mencintaimu," ucap Arjuna.

"Maaf! Aku tidak akan pernah bisa mencintai kamu. Aku mencintai Bima. Jangan sia-siakan kakakku. Dia sangat baik. Ayahnya pun sangat baik," ucap Melda.

Arjuna membisu. Pikirannya kini pada Kirana. Tanpa ia tahu kalau Kirana sudah sadar sedari tadi. Ia mendengar pengakuan suaminya itu pada Melda.

"Kakak," lirih Melda saat melihat Kirana keluar.

"Mel,"

"Kakak gak apa-apa, kan?" tanya Melda.

"Kakak gak apa-apa,"

"Kak aku lebih baik pulang ke kostan. Nanti aku hubungi. Nomor Kak Kirana masih sama?"

"Iya,"

Melda dan Bima pun berjalan menjauh. Pria yang kini berada di hadapan Kirana pun menatap punggung Melda yang semakin lama semakin menjauh. Sementara itu, Kirana pun memilih untuk berjalan mengambil tas kemudian melangkah tanpa bicara.

"Kirana," panggil Arjuna. Kirana tidak menggubris panggilan suaminya itu. Ia pun kembali berjalan meski merasa sedikit pusing.

"Aku bantu, Ki."

"Tidak perlu," ketus Kirana.

Kirana berjalan diikuti Arjuna yang tidak tahu harus berbuat apa. Sikapnya tadi memang berlebihan dan Kirana malah menjadi korban.

Sesampai di rumah. Kirana berjalan dengan belanjaan yang ditentengnya. Ia tidak berbicara apapun pada suaminya.

"Masih sakit?" tanya Arjuna. Wanita itu menggeleng, padahal ia berbohong soal itu.

"Obatnya,"

"Biar nanti saja," ujar Kirana.

Wanita itu tampak serius untuk memasak. Seperti biasa, Kirana pasti akan membisu walau di ajak bicara.

"Ki, aku minta maaf! Aku tidak sengaja," tutur Arjuna pada istrinya itu.

"Tidak perlu minta maaf,"

"Ki, aku...,"

"Marah karena Melda dengan pria lain. Aku sudah tahu. Tidak perlu dibahas!" Pungkas Kirana.

Wanita itu menyiapkan makanan di meja. Ia tampak acuh, meski suaminya terus menerus mengekornya.

"Enak," puji Arjuna.

Kirana masih membisu. Ia tahu itu hanya basa-basi agar ia bicara. Wanita itu menandaskan makanan lalu mencuci piring yang sudah dipakai. Dengan cepat ia meninggalkan pria itu.

"Oh, ya. Kamu masih mencintai dia, kan? Kita sekamar pun seperti orang asing. Lebih baik kita beda kamar agar lebih privasi dan Melda tidak sungkan untuk kembali sama kamu," seloroh Kirana.

Dengan cepat Kirana pergi ke kamar. Selama ini ia dan Arjuna memang tidur terpisah. Terkadang Arjuna pun tidur di kamar tengah. Hal itu tidaklah aneh. Arjuna masih mengharapkan Melda mau menikah dengannya.

"Kirana," panggil Arjuna saat Kirana benar-benar membereskan barang-barangnya.

"Kirana," panggilnya lagi. Namun, masih tetap tidak dihiraukan oleh Kirana.

Pelukan menghentikan aktivitas Kirana. Jantungnya berdegup dengan cepatnya. Bahkan, pria yang memberanikan diri untuk memeluknya itu pun merasakan hal yang sama.

Kirana tersadar dan melepaskan pelukan suaminya itu. Ia kembali membereskan barang dan pergi begitu saja.

Air mata sudah tak dapat Kirana bendung lagi. Ia menangis di kamar tamu. Dadanya merasa sesak. Pada kenyataannya ia memang tidak pernah ada di hati pria itu.

Suara tangis terdengar sayup. Arjuna mendekatkan telinga ke daun pintu. Kali ini ia mendengar tangis wanita itu. Mungkin itulah sebabnya Kirana ingin kamar mereka terpisah.

Pagi hari. Kirana keluar dengan mata yang memerah.

"Kirana," panggil Arjuna.

"Hemm,"

"Kamu gak apa-apa?" tanya Arjuna.

"Aku gak apa-apa," jawab Kirana.

"Kamu mau kemana?" tanya Arjuna.

"Aku mau ke rumah ibu. Ada yang harus aku bawa," jawab wanita itu lagi.

"Aku antar?"

"Kamu kerja, kan? Lagipula jam segini ibu di luar. Aku cuman ngambil berkas,"

"Berkas?" Arjuna menautkan alis.

"Aku ada tawaran pekerjaan," ucap Kirana.

"Kamu gak perlu kerja, Kirana!"

"Aku harus. Aku gak bisa bergantung sama kamu. Hanya menghitung hari atau pekan kita tidak akan bersama. Sekarang kamu urus saja Melda," seloroh Kirana.

Arjuna tampak mematung. Ia tidak berbicara apapun. Ya, itu adalah kesepakatan yang tidak disepakati. Kirana pergi dan Arjuna hanya menatap punggung Kirana yang semakin menjauh, lalu menghilang dari pandangannya.

Di perjalanan Kirana terus memikirkan hubungannya. Ia tidak mungkin bertahan jika tak ada sedikit pun rasa cinta di hati suaminya itu. Kirana menatap ke luar jendela. Ia harus bisa hidup seperti tidak pernah mengenal Arjuna mulai sekarang.

Di rumah masa kecilnya itu. Kirana membuka pintu rumahnya. Ia menatap rumah yang tidak beraturan. Mungkin karena sekarang tidak ada ia yang membereskan. Kirana masuk ke dalam kamar mengambil berkas yang ada.

"Kirana," sebuah suara mengejutkannya.

"Bibi,"

"Kenapa kamu di sini?"

"Kirana mau kerja. Melda udah ketemu. Kemungkinan mas Arjuna juga akan menceraikan Kirana." Jelas Kirana.

"Maaf Bibi tidak bisa membantumu,"

"Tidak apa-apa,"

"Kamu gak di sini dulu,"

"Ada kerjaan yang belum selesai. Lagipula kalau ada ibu nanti malah banyak ini itu,"

"Baiklah. Jaga diri kamu!" imbuh wanita itu. Kirana mengangguk

Dengan melangkah cepat, Kirana pergi dari rumah itu. Mobil melaju, ia melihat rumah penuh kenangan itu dengan pilu.

Related chapters

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 6 Berencana Bercerai

    Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 7 Hanya Bima

    Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 8 Mencoba mendekati Kirana

    Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 9 Tetap Saja Kaku

    Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

    Malam ini adalah malam di mana seorang gadis akan mengakhiri masa lajangnya. Akan tetapi, ia tidak menginginkan hal itu karena meski ia yang dipilih oleh si pria dan keluarganya. Gadis itu tetap tidak ingin menikah dengan pria pilihan ibunya."Gak mau. Amel gak mau menikah dengan pria itu," rajuk Melda pada ibunya."Tapi Sayang. Kamu tahu, kan? Pria bernama Arjuna Wijaya itu kaya raya," bujuk Vina."Mama mau jual aku," mata Melda menatap ibunya dengan tajam."Melda, kamu selama ini selalu mama turutin kemauan kamu. Sekarang, kamu harus menikah dengan Arjuna itu," tegas Vina."Kenapa gak kak Kirana aja yang nikah sama dia?""Kamu tahu kakak kamu penampilannya kayak gimana cupu dan kutu buku,""Ya setidaknya mama bisa manfaatkan kak Kirana yang nantinya nikah sama Arjuna. Lagian, aku sayang sama Bima. Aku gak mau pisah sama dia," ucap Melda. Ia memang sudah menduga kalau kakaknya itu tidak mungkin dijodohkan pada pria itu. Pria itu sangat tidak menyukai kehadiran Kirana selama ini.'Ma

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 2 Pernikahan

    Pukul dua dinihari. Kirana berada di alam mimpi. Ia baru tertidur beberapa jam sebelumnya karena terlalu asik membaca buku novel sampai selesai."Melda kabur! Pengantin perempuannya kabur!" Sebuah suara mengejutkan Kirana. Dengan santai, ia lebih memilih berada di bawah selimut. Namun, setengah jam kemudian. Terdengar berisik di bawah sana membuat Kirana ingin tahu."Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau anak saya kabur," sesak wanita yang tak lain adalah Vina."Kamu mempermalukan kami? Atau mungkin ini akal-akalan kamu saja. Aku sudah memberimu lima ratus juta dan bahkan membiayai pernikahan anak kita. Sekarang kami tahu watak anakmu itu. Dia memang cantik, tapi sikapnya saat ini mencerminkan kalau dia bukan wanita baik-baik,""Jaga ucapan Anda, Nyonya!" Kirana yang kesal memberanikan diri untuk menghampiri wanita itu."Adik saya tidak seperti itu, Nyonya.""Bukankah dia pergi dengan pria lain? Padahal, sebentar lagi ia akan menikah dengan anakku,""Maaf Nyonya! Apakah itu seb

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

    Kirana memasak makanan untuk sarapan. Ia tampak begitu cekatan melakukan apa pun, padahal ada seorang pembantu harian di rumah itu."Nyonya, biar saya aja," ujar wanita berumur empat puluhan itu."Enggak apa-apa, Bik. Saya masak buat sendiri, takutnya kalau untuk pak Arjuna tidak terpakai nanti." Jelas Kirana."Tapi...," Wanita paruh bayah itu merasa ragu. Ia tidak ingin tuannya marah karena membuat istri tuannya mengerjakan pekerjaannya."Bibi masak buat beliau saja, ya!" ucap Kirana. Wanita itu pun mengangguk setuju. Dengan cepat ia memasak sederhana, tapi cukup menggugah selera."Nyonya, setiap sore saya pulang setelah memasak makanan untuk tuan dan menyimpannya di kulkas." Jelas wanita itu."Siang juga gak apa-apa. Lagian disini hanya ada saya, kan?""Tapi...,""Tenang aja! Pak Arjuna tidak akan berani marah karena saya yang...," ucapannya terhenti saat melihat Arjuna muncul ke dapur."Mas. Hemm, aku cuman meringankan pekerjaan bibik saja. Bukankah pekerjaan tidak terlalu

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 4 Pencarian Melda

    Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan

Latest chapter

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 9 Tetap Saja Kaku

    Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 8 Mencoba mendekati Kirana

    Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 7 Hanya Bima

    Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 6 Berencana Bercerai

    Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 5 Bertemu Melda

    Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 4 Pencarian Melda

    Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 3 Anggap Saja Aku Pembantu!

    Kirana memasak makanan untuk sarapan. Ia tampak begitu cekatan melakukan apa pun, padahal ada seorang pembantu harian di rumah itu."Nyonya, biar saya aja," ujar wanita berumur empat puluhan itu."Enggak apa-apa, Bik. Saya masak buat sendiri, takutnya kalau untuk pak Arjuna tidak terpakai nanti." Jelas Kirana."Tapi...," Wanita paruh bayah itu merasa ragu. Ia tidak ingin tuannya marah karena membuat istri tuannya mengerjakan pekerjaannya."Bibi masak buat beliau saja, ya!" ucap Kirana. Wanita itu pun mengangguk setuju. Dengan cepat ia memasak sederhana, tapi cukup menggugah selera."Nyonya, setiap sore saya pulang setelah memasak makanan untuk tuan dan menyimpannya di kulkas." Jelas wanita itu."Siang juga gak apa-apa. Lagian disini hanya ada saya, kan?""Tapi...,""Tenang aja! Pak Arjuna tidak akan berani marah karena saya yang...," ucapannya terhenti saat melihat Arjuna muncul ke dapur."Mas. Hemm, aku cuman meringankan pekerjaan bibik saja. Bukankah pekerjaan tidak terlalu

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 2 Pernikahan

    Pukul dua dinihari. Kirana berada di alam mimpi. Ia baru tertidur beberapa jam sebelumnya karena terlalu asik membaca buku novel sampai selesai."Melda kabur! Pengantin perempuannya kabur!" Sebuah suara mengejutkan Kirana. Dengan santai, ia lebih memilih berada di bawah selimut. Namun, setengah jam kemudian. Terdengar berisik di bawah sana membuat Kirana ingin tahu."Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau anak saya kabur," sesak wanita yang tak lain adalah Vina."Kamu mempermalukan kami? Atau mungkin ini akal-akalan kamu saja. Aku sudah memberimu lima ratus juta dan bahkan membiayai pernikahan anak kita. Sekarang kami tahu watak anakmu itu. Dia memang cantik, tapi sikapnya saat ini mencerminkan kalau dia bukan wanita baik-baik,""Jaga ucapan Anda, Nyonya!" Kirana yang kesal memberanikan diri untuk menghampiri wanita itu."Adik saya tidak seperti itu, Nyonya.""Bukankah dia pergi dengan pria lain? Padahal, sebentar lagi ia akan menikah dengan anakku,""Maaf Nyonya! Apakah itu seb

  • Jodohku Calon Adik Iparku   Bab 1 Kaburnya Calon Pengantin

    Malam ini adalah malam di mana seorang gadis akan mengakhiri masa lajangnya. Akan tetapi, ia tidak menginginkan hal itu karena meski ia yang dipilih oleh si pria dan keluarganya. Gadis itu tetap tidak ingin menikah dengan pria pilihan ibunya."Gak mau. Amel gak mau menikah dengan pria itu," rajuk Melda pada ibunya."Tapi Sayang. Kamu tahu, kan? Pria bernama Arjuna Wijaya itu kaya raya," bujuk Vina."Mama mau jual aku," mata Melda menatap ibunya dengan tajam."Melda, kamu selama ini selalu mama turutin kemauan kamu. Sekarang, kamu harus menikah dengan Arjuna itu," tegas Vina."Kenapa gak kak Kirana aja yang nikah sama dia?""Kamu tahu kakak kamu penampilannya kayak gimana cupu dan kutu buku,""Ya setidaknya mama bisa manfaatkan kak Kirana yang nantinya nikah sama Arjuna. Lagian, aku sayang sama Bima. Aku gak mau pisah sama dia," ucap Melda. Ia memang sudah menduga kalau kakaknya itu tidak mungkin dijodohkan pada pria itu. Pria itu sangat tidak menyukai kehadiran Kirana selama ini.'Ma

DMCA.com Protection Status