Chapter: Pernikahan Dania Pulang kampung. Sebenarnya aku sudah ke sini bersama mas Akbar saat mudik lebaran kemarin. Saat ini aku pulang kampung juga karena lamaran. Mas Akbar hanya mengantar kami dan kembali pulang. Ia tidak bisa lama di sini. Lagipula ini hanya lamaran. Akan tetapi, ia tampak ragu untuk pergi."Kenapa?" tanyaku."Gak ada pria yang deket kamu lagi, kan?" tanyanya."Ya enggak lah. Cuman Fahmi aja, Mas.""Hehe," Hemmm, aku menautkan kedua alisku. Sepertinya dia takut jika aku punya kedekatan dengan pria lain. Sore hari dengan suasana khas pedesaan. Kami menyambut tamu undangan yang merupakan keluarga Fahmi. Aku menyaksikan lamaran adikku satu-satunya itu. Meski dalam suasana bahagia, aku mengingat almarhum ayahku. Entahlah, hatiku merasa sedih ketika melihat adikku. Saat Dania menikah nanti, ayahku tidak bisa menjadi wali untuk adikku itu.---- Sebulan kemudian. Kami pulang kampung lebih awal. Aku melihat Dania begitu cantik seperti Ratu di hari ini."Nisa eh Kakak ipar," uc
Terakhir Diperbarui: 2022-07-23
Chapter: Tamu Aku mematung saat sampai di rumah ibu mertua. Ya, bagaimana tidak. Fahmi juga ada di antara yang lainnya. Ia nampak tersenyum penuh makna. Dengan bingung aku pun duduk di antara Dania dan ibuku."Kak," panggil Dania. "Ya," "Kita mau ngadain lamaran. Kakak pulang ya!" ucap Dania. Aku mengernyitkan kening."Loh, lamaran siapa?" tanyaku."Fahmi mau lamar Dania. Meskipun Dania masih kuliah. Lagipula Fahmi dan Dania kuliah di tempat yang sama meski beda fakultas. Mereka lebih sering bersama. Lebih baik dinikahkan saja." Jelas Ibu. Jika dipikir mereka semakin lengket. Terlebih Dania kuliah di tempat yang sama dengan jarak yang lumayan. Hemmm, mungkin dengan begitu ada yang menjaganya."Boleh Nisa ngobrol dulu sama Fahmi, Bu?" tanyaku. Manik mataku mengisyaratkan agar Fahmi mengikuti. Ia nampaknya tertunduk. Ya, elah. Apa dia mau membuat drama kalau aku calon kakak ipar yang galak."Jel
Terakhir Diperbarui: 2022-07-19
Chapter: Pernikahan Bianca Hari ini aku memakai gaun berwana peach dengan hijab yang senada dipakai. Tidak lupa memasang korsase berwarna perak di dada sebelah kiri. Riasan wajah yang kupakai adalah sengaja memakai 𝑚𝑎𝑘𝑒𝑢𝑝 yang natural."Dek," panggil pria yang sudah beberapa tahun menjadi suamiku itu."Ya,""Gak salah,""Gak salah apanya?""Cantik banget,""Cuman rayuan supaya aku datang ke pesta dia, kan?" "Biar kamu gak salah paham lagi, Sayang.""Terserah, deh." Kami pun akan berangkat. Aira sudah ku titipkan di rumah ibu. Ya, Aira memang tidak suka keramaian dengan musik yang ber-𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 tinggi. Sehingga, mau tidak mau putriku harus dititipkan di rumah neneknya. Mas Akbar dengan tersenyum mempersilahkan ku masuk ke dalam mobil. Sepatu ber-hak tinggi ini memang membuatku sedikit pegal."Jangan maksain!" Sepertinya suamiku tahu apa yang aku pikirkan saat ini."Lah, kan mau ke pesta bukan mau jalan-jalan dengan baju kasual, Mas."
Terakhir Diperbarui: 2022-07-18
Chapter: Merajuk Membisu. Entah apa yang aku rasa saat ini. Pastinya aku tidak mau berbicara dengan pria bergelar suamiku itu. Bertahun-tahun aku pikir wanita itu tidak akan mengganggu kami lagi. Nyatanya, wanita itu mempunyai beragam cara agar mendapatkan mas Akbar. Sepanjang perjalanan aku membisu. Entah mengapa pria itu begitu peduli dengan Bianca. Seharusnya dia bersikap masa bodo dan pergi saja, bukan malah sok perhatian pada Bianca yang akhirnya ingin dinikahi saat itu juga."Sayang," panggilnya. Namun, tidak aku hiraukan."Dek," panggilnya lagi."Apa sih? Berisik!" Ucapku ketus."Kamu marah?" tanyanya. Udah tahu ekspresi wajah sekarang marah bukan ketawa senang malah nanya."Enggak," jawabku ketus."Maaf, Dek!" Ucapnya."Sejak kapan dia ganggu Mas lagi?" tanyaku."Sebulan yang lalu," jawabnya."Ya udah. Tuh nikahin dia!" "Ya enggak dong, Dek.""Bukannya peduli banget sama Bianca?
Terakhir Diperbarui: 2022-07-17
Chapter: Misteri Undangan Di sebuah kamar dengan nuansa merah mudah. Aku menatap dengan bahagia. Ya, putri kecil berumur dua tahun baru saja terbangun dari tidurnya."Ekhem," suara mas Akbar menghentikan aktivitasku yang sedang memperhatikan putri kecil bernama Aira."Iya, Mas. Ada apa?" tanyaku."Sekarang ada acara, tapi...,""Acara apa?" tanyaku."Acara pernikahan Bianca," jawab pria itu sedikit ragu. Nama yang diucapkan pria di hadapanku itu adalah nama wanita pernah mengejar mas Akbar. Lalu, untuk apa dia mengundang suamiku."Mas mau ke sana?" tanyaku."Aku gak mungkin ke sana tanpa izin kamu, Sayang,""Ya, datang aja. Toh, dia mau menikah sama orang lain bukan sama Mas,""Takutnya kamu cemburu, Dek. Atau kamu juga ikut deh,""Gak mungkin lah, Mas. Aira gak suka tempat ramai," tolakku. Aku Sebenarnya penasaran dengan wanita itu, tapi Aira tidak suka keramaian."Gak bakal marah?" tanyanya.
Terakhir Diperbarui: 2022-07-16
Chapter: Kado Terindah Rasa pusing menimpaku, sehingga membuat ibu mertua datang dan membantuku. Walau sekarang mas Akbar memperkerjakan pembantu harian yang bisa pulang saat sore harinya."Kita ke Dokter ya, Nak. Ibu khawatir sama kamu.""Tapi, Bu. Anisa ngerepotin Ibu.""Nisa, gak ngerepotin Ibu loh." Mertuaku ini memanglah baik. Padahal dulu aku pernah bertanya pada ibu mertua mengapa sampai menerimaku. Aku yang tak punya apa-apa saat dilamar mas Akbar. Beliau hanya berkata "Harta itu bisa dicari. Kebahagian anak adalah utama. Ibu pun pernah mengalami pahitnya hidup. Karena itulah Akbar harus bisa hidup lebih baik dari kami," Aku pikir saat itu terpaksa menerimaku karena demi kebahagiaan mas Akbar, tapi saat ibu pernah mendengar aku membahas wanita yang mengejarnya itu pernah ditemui oleh mas Akbar ibu marah besar dan membelaku. "Untuk alasan apapun. Jangan pernah menemui wanita yang tidak lagi mempunyai urusan lagi? Apalagi dia menyukaimu," tegas ibu saat itu. Ibu mer
Terakhir Diperbarui: 2022-07-15
Chapter: Bab 9 Tetap Saja Kaku Hari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar
Terakhir Diperbarui: 2022-08-08
Chapter: Bab 8 Mencoba mendekati KiranaPagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib
Terakhir Diperbarui: 2022-08-04
Chapter: Bab 7 Hanya BimaHari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta
Terakhir Diperbarui: 2022-08-01
Chapter: Bab 6 Berencana BerceraiPagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b
Terakhir Diperbarui: 2022-07-29
Chapter: Bab 5 Bertemu Melda Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di
Terakhir Diperbarui: 2022-07-23
Chapter: Bab 4 Pencarian Melda Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan
Terakhir Diperbarui: 2022-07-20