Beranda / Romansa / Jodoh di Tangan Mama / BAB 10 - Melihatmu Tersenyum Membuatku Lega

Share

BAB 10 - Melihatmu Tersenyum Membuatku Lega

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 13:44:29

Athalia melepas jas lab-nya sembari berpikir menu apa yang ingin ia pesan.

Perempuan itu terbiasa memilih menu yang inginkan sejak beberapa jam sebelum waktunya, jika ia tahu mau makan di mana. Hal itu ia lakukan untuk menghemat waktu.

“Tha, makan siang di mana hari ini?” tanya Safira, salah satu rekannya sesama nose di Heavenly & Co. “Mau coba ramen yang baru buka di mall sebelah itu nggak?”

“Yah, aku udah janjian sama orang, Sa.” Athalia meringis. “Next time ya.”

“Sama siapa?” Safira lebih tertarik dengan siapa Athalia makan siang hari ini. Perempuan itu tersenyum menggoda Athalia. “Sama pacar ya?”

“Bukan, temen kok.” Safira memang terhitung pegawai baru di lab Heavenly & Co, makanya ia belum tahu kalau Athalia sudah punya kekasih atau mengenal Marcell sebagai kekasihnya. “Duluan ya, Sa.”

Safira mengiakan sembari berseru kalau semua bisa berawal dari teman terlebih dahulu dan hanya ditanggapi tawa oleh Athalia.

Begitu tiba di lobi gedung, Athalia bergegas ke pelataran dan menemukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 11 - Cinta Itu Tak Lagi Ada

    Marcell: Aku liat-liat kamu masih pergi sama cowok itu.Marcell: Jadi kamu lebih milih dia daripada aku? Setelah semua yang aku lakuin buat kamu selama ini?Marcell: Dasar brengsek. Balas chat-ku!Marcell: Besok aku pulang, ayo kita ketemu, jalang!Athalia tak sengaja menjatuhkan ponselnya begitu selesai membaca pesan dari Marcell dan ketakutan itu menyebar ke seluruh tubuhnya, ia pun langsung memilin jemarinya dengan cemas.Padahal sejak Marcell bertemu Asa untuk pertama kalinya, Athalia sudah menjelaskan siapa Asa dan bagaimana hubungannya dengan lelaki itu. Memang, sejak bertahun-tahun pacaran dengan Marcell, Athalia sudah terbiasa tak memiliki teman dekat apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 12 - Apa Kamu Mau Bersamaku Lebih Lama Lagi?

    “Aku mau putus dari Marcell.”Asa baru saja menyerahkan termos berisi teh hangat yang tadi sengaja ia buat di pantry kantor kepada Athalia, ketika mendengar suara Athalia yang terdengar kering dan rapuh itu.“Kamu yakin?” tanya Asa yang tak jadi menjalankan mobilnya.Hari ini Athalia pulang agak telat karena pekerjaannya mendadak bertambah di pukul tiga sore. Asa yang tidak keberatan akan hal itu, mencicil pekerjaannya dan bahkan menyempatkan diri membuatkan minuman untuk perempuan itu.Makanya saat di pelataran lobi tidak ada mobil yang mengantre di belakang mobilnya, Asa pun tidak langsung menjalankan mobil itu dan memilih untuk menoleh kepada Athalia.Perempuan itu sendiri tengah menunduk dan memilin jemarinya dengan gelisah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 13 - Apa Setelah Ini Aku Masih Akan Tetap Hidup?

    “M-Marcell?” Athalia tak bisa mengendalikan bibirnya yang gemetar saat mengucapkan nama lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya tersebut. “Katanya kamu belum pulang hari ini.”“Surprise,” sahut Marcell dengan dingin.“Gimana ceritanya kamu bisa masuk ke sini?”Tanpa menjawab pertanyaan Athalia, Marcell bangkit dari duduknya dan menghampiri Athalia yang langsung mundur begitu melihatnya.Hal itu tak luput dari pandangan Marcell dan semakin membuatnya geram. Lelaki itu segera meraih rambut Athalia dan menjambaknya dengan kencang hingga perempuan dengan pakaian serba monokrom itu berteriak kesakitan.“Bukannya jawab pertanyaanku, kamu malah nanya balik! Dasar nggak sopan!” bentak Marcell. “Selama aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 14 - Tenang, Ada Aku di Sini

    “Belum sadar juga, Ma?”Padma Hardjaja menggeleng begitu mendengar pertanyaan Asa, yang baru saja masuk ke kamar rawat inap Athalia, bertanya mengenai kondisi Athalia.“Abang udah makan?” tanya Padma pada anaknya tersebut.“Udah.” Asa mengangguk. Lelaki itu mencium punggung tangan Padma dan mengusap bahu mamanya. “Mama habis ini pulang aja, biar ganti Abang yang jagain Athalia.”“Mama bisa di sini lebih lama lagi kok.”“Nanti Mama sakit kalau tidurnya di tempat yang nggak nyaman.” Asa bersikukuh.Meskipun ranjang untuk yang menunggui pasien di kamar ini cukup nyaman, tapi tetap saja tidak senyaman ranjang di rumah.Padma pun menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 15 - Makanya, Dengerin Apa Kata Mama

    “Aku kapan dibolehin pulang, Sa?”“Kata dokter masih beberapa hari lagi.”“Lama banget.”Asa tersenyum lembut melihat bagaimana Athalia cemberut karena jawabannya. “Kenapa? Udah bosen di sini?”“Iya.” Athalia mengangguk pelan. “Aku seneng sih selalu ada yang nemenin aku, tapi kamu tahu kan… rasanya beda. Tetep aja ini rumah sakit.”“Iya, aku tahu. Nanti kita coba tanya dokter lagi ya?”Begitu mendengar tawaran Asa, kedua manik mata Athalia langsung berbinar senang. “Iya, nanti kita tanya ke dokter ya, aku udah mendingan kok.”Asa mengiakan saja. Tetapi, lelaki itu tahu kalau beberapa kali Athalia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 16 - Tinggallah Bersamaku

    Athalia tahu kalau ia bukan anak yang disayang oleh kedua orangtuanya, tapi mendengar apa yang ibunya katakan dua hari yang lalu, tentu membuat kondisinya jadi kembali menurun.Seharusnya ia bisa pulang kemarin, tapi dokter dan Asa meminta Athalia untuk tinggal agak lebih lama sampai kondisinya benar-benar membaik.Meski nyatanya, Athalia tak tahu definisi ‘membaik’ itu seperti apa. Tubuhnya kadang masih terasa sakit, meski lebih seringnya ia merasa baik-baik saja. Berbanding terbalik dengan kondisi fisiknya, Athalia justru merasakan kekosongan yang menderanya begitu dalam.“Hai.”Sapaan hangat itu tentu saja membuat Athalia secara otomatis tersenyum dan menoleh ke sumber suara. Asa datang dengan membawa dua gelas kertas berisi kopi yang masih hangat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 17 - Jangan Jadikan Aku Bebanmu

    Athalia memicingkan matanya begitu Asa masuk ke kamar rawat inap yang selama beberapa hari ini ia tempati.“Kamu nggak dateng sendiri ya?” tanya Athalia dengan curiga.Asa tak tahu kalau insting Athalia bisa sekuat itu. Akhirnya Asa membuka pintu kamar Athalia dengan lebih lebar untuk memperlihatkan sosok Ilana dan Meisie yang terkikik geli.“Surprise!” pekik Ilana dengan senang. “Hari ini kita mau anter Mbak Atha pulang.”“Astaga….” Athalia hanya bisa mendesah pelan. “Kalian padahal nggak perlu repot-repot dateng ke sini lho.”“Nggak repot kok, Mbak. Kan Bang Asa yang nyetir,” sahut Meisie dengan kalem seperti biasanya.Asa membiarkan kedua adiknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 18 - One Call Away

    “Jadi Atha nggak pindah ke sini, Bang?”Di belakang Asa, Ilana dan Meisie terkikik geli begitu mereka tiba di rumah dan ayah mereka langsung menanyakan hal tersebut kepada si sulung Tanaka.“Nggak, Pa.” Asa menjawab dengan kalem.Lelaki itu mencium punggung tangan orangtuanya secara bergantian dan duduk di salah satu kursi rotan yang ada di teras belakang rumahnya.Ayah dan ibunya memang sering duduk-duduk santai di sini kalau sedang senggang. Jadi tak heran kalau hari ini ruang tengah terasa lengang dan Asa menemukan orangtuanya ada di teras belakang.“Yah….” Perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun di sebelah ayah kandung Asa itu mendesah pelan. “Kok nggak pindah, Bang? Aman nggak sih kosannya? Mama agak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Kita adalah Sepasang Kekasih

    “Mama tahu florist yang bagus dan bisa cepet jadi nggak? Florist langgananku tutup.”“Tahu, Mama ada beberapa florist langganan.” Padma meraih ponselnya dan dugaan Asa, mamanya itu sedang mengirim beberapa kontak florist untuknya.Denting singkat di ponselnya membuktikan dugaan Asa. Asa meraih ponselnya dan tersenyum lebar melihat sederet kontak yang dikirimkan Padma.“Thank you, Ma!” Asa tersenyum lebar dan ia bisa merasakan tatapan ingin tahu dari kedua orangtuanya.Siang ini Asa makan siang bertiga dengan orangtuanya. Padma datang ke kantor dan mengajaknya untuk ikut makan siang bersama. Asa pun mengiakan tanpa pikir panjang. Ia selalu suka berada di sekitar keluarganya sekalipun saat ia sudah menikah seperti sekarang.

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Selamanya, Dia adalah Tuan Putri Kesayangan Asa

    “Sekarang aku ngerti perasaannya Mbak Aline.”“Mbak Aline?”Asa mengangguk, ia menaruh ponselnya ke saku jas dengan asal, lalu menghampiri Athalia yang masih duduk di depan meja rias. Istrinya hari ini sangat terlihat cantik, padahal mereka hanya akan menghadiri pernikahan dari anak rekan bisnisnya.Kalau sudah begini, Asa harus mengubur dalam-dalam ketidakrelaannya untuk mengajak Athalia ke pesta tersebut. Asa tidak boleh egois dengan berpikir bahwa orang lain tidak boleh melihat istrinya yang secantik ini.“Dulu kan Mbak Aline kayaknya nggak begitu suka sama aku, waktu kita baru deket dan pacaran,” ungkap Asa yang kini sudah berdiri di belakang Athalia.Dengan perlahan dan lembut, Asa mengambil alih kalung yang sedang Athalia berusaha

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Harga untuk Sebuah Kebahagiaan

    “Ika Handaru tertangkap dalam OTT KPK pada Jumat malam, di kediaman salah satu pejabat terkait kasus suap untuk tender proyek pemerintahan di kawasan….”“Wow.”Asa berdecak pelan saat benar-benar mendengar apa yang dikatakan oleh pembawa acara di siaran berita pagi. Terlihat sosok Ika Handaru berjalan dengan tangan diborgol di depan dan ada dua orang berseragam yang mengapitnya.Setelah Marcell dipenjara dan vonis hakim diserukan lantang, Ika memang masih mencoba mengintimidasi Asa dan Athalia. Tapi semua itu selesai saat Asa kembali melaporkan perbuatannya ke polisi.Tidak cukup dengan itu, Asa juga mengancam supaya Ika ti

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Akhirnya Mereka Berdamai dengan Masa Lalu

    “Kamu nggak mau istirahat sebentar, Bang?”Asa menggeleng tanpa menatap mamanya, yang baru saja bertanya. Lelaki itu tetap bertahan duduk di samping ranjang Banyu—sang kakek yang tengah tertidur setelah beberapa jam lalu mengeluh dadanya terasa nyeri.“Kamu belum makan dan tidur lho, Bang.”“Iya sih, Ma, tapi aku mau nemenin Eyang dulu di sini….”“Sampai kapan?”Sampai kapan?Asa tidak benar-benar tahu jawabannya, jadi ia hanya menggeleng sekenanya. Apakah sampai tengah malam nanti bisa dibilang cukup? Atau lebih baik sampai besok pagi?

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Waktu yang Telah Lama Ia Nantikan

    “Kayaknya setiap kita ketemu, Naya makin cantik deh, Tha,” puji Aline. Ia menyenggol pelan bahu Athalia yang duduk di sebelahnya dengan iseng.Athalia tersenyum malu. Padahal yang dipuji adalah anaknya, tapi rasanya ia tetap tidak bisa meyembunyikan senyum malu sekaligus bangganya.“Makasih, Tante Aline.” Athalia menirukan suara anak kecil, seolah yang baru saja membalas pujian dari Aline adalah anaknya, Naya.Aline yang duduk di samping Athalia pun tertawa karenanya. “Tapi beneran lho, Naya makin cantik deh. Hati-hati nih, pas gede yang deketin pasti banyak banget.”Athalia meringis. “Bapaknya bakal jadi super duper protektif kayaknya.”

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 100 - Akhir dari Kisah Mereka

    Rasa tidak percaya diri mulai menguasai Athalia, tapi ia memutuskan untuk tetap memulas wajahnya dengan makeup. Semenjak beberapa bulan ini, Athalia jadi agak malas merawat kulit wajahnya.Berjibaku menjadi ibu baru membuat Athalia masih jungkir balik untuk mengatur waktunya dan tentu saja, memakai serangkaian skincare menjadi hal terakhir yang melintas di benaknya.Makanya saat kemarin Asa mengajaknya keluar untuk dinner berdua saja dalam rangka hari jadi pernikahan mereka yang kedua, Athalia sempat ragu.Sepertinya Asa menyadari apa yang menjadi keraguan Athalia. Asa meyakinkannya kalau Athalia baik-baik saja, ia masih cantik—dan bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan hanya untuk pergi keluar malam ini.“Inget, Tha, jangan minderan.&rdq

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 99 - Kehidupan yang Tidak Pernah Dibayangkan oleh Asa

    Sudahkah Asa mengatakan pada orang-orang di luar sana, kalau ia sangat suka menggenggam tangan istrinya, Athalia?Hmm, Asa lupa. Tapi seingat Asa, kedua adiknya pernah iseng bertanya mengenai kebiasaan Asa yang satu itu. Kadang-kadang pun Athalia masih suka keheranan, kenapa Asa suka sekali menggenggam tangannya hingga mereka menjadi seperti dua orang yang nyaris tidak terpisahkan.Seperti saat ini.“Tangan kamu nggak lembap emangnya?”Asa mengernyit. “Lembap kenapa?”“Soalnya dari tadi kita gandengan terus.”Kekehan kecil meluncur dari bibir Asa yang segera menggeleng, sebagai jawaban untuk pertanyaan Athalia. “Nggak. Kamu emangnya ngerasa begitu?”&ld

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 98 - Satu Sore yang Menenangkan

    “Si Kakak udah mulai kelihatan ya.”“Iya.” Athalia setuju dengan pernyataan suaminya barusan. “Berarti aku kelihatan lebih gemukan dong ya? Perutku kelihatan lebih besar lima kali lipat dari sebelumnya.”“Hmmm.” Asa berhenti melangkah dan menjauh sedikit dari Athalia. Matanya menyipit, menatap sang istri dari puncak kepala hingga ujung kaki.Gestur pura-pura serius itu memancing tawa Athalia. Athalia menggoyangkan genggaman tangan mereka yang masih menyatu.“Ya nggak perlu ngelihatin aku segitunya juga dong, Sayang,” rajuk Athalia.Ganti Asa yang tertawa dan ia pun kembali memangkas jarak di antara mereka. Keduanya kembali berjalan menelusuri mall yang sore ini mereka da

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 97 - Bersiap Menyambut Hari Baru

    "Kayaknya Mbak Atha belum tidur deh, Bang. Abang langsung temenin Mbak Atha aja gih sana."Baru saja Asa tiba di ruang tengah rumahnya, ia disambut kedua adiknya yang menatapnya dengan khawatir.“Athalia udah di kamar?” Asa melonggarkan dasinya. Sepulangnya dari kantor, Asa lanjut ke kantor polisi dan menemui pengacaranya untuk berkonsultasi mengenai laporannya dan Athalia terhadap Marcell.“Udah,” jawab Meisie. “Tapi… tadi tuh mamanya si brengsek itu telepon Mbak Atha. Mbak Atha udah balik marahin dia sih, tapi nggak lama setelah itu Mbak Atha minta waktu sendiri di kamarnya dan kita nggak tega buat gangguin dia.”Meisie adalah sosok yang jarang memaki atau menyebut seseorang sebagai bajingan atau brengsek. Tapi saat sekarang adiknya itu dengan mudah menyebut Marcel

DMCA.com Protection Status