Share

Ep 5

Author: Veraluchy
last update Last Updated: 2024-02-21 01:42:03

Sadewa Aryana School, sekolah swasta yang dibangun di atas lahan luas dengan segala fasilitas mumpuni. Sekolah milik seseorang yang berasal dari keluarga Atmadja Bersaudara.

Sekolah ini sudah berdiri sejak tahun sembilan puluhan dikelola oleh Seluruh keluarga secara turun Temurun.Memiliki bangunan bergaya Eropa, sekola ini memiliki seribu siswa dan siswi yang berasal dari keluarga tak biasa.Tak heran para muridnya berasal dari kalangan anak anak pengusaha, Artis, bahkan Para Pejabat Negara bersekolah di sana.

Termasuk salah satunya Alona, yang kini sedang duduk dibangku kelas sembilan.

“Alona…kamu tahu tidak?” Sambil berlari Sarah menghampiri.

“Apa sih Sarah, pagi pagi udah heboh aja!” Balas Alona yang baru saja tiba dan duduk di kursi miliknya.

“Guru bahasa Inggris kita diganti!”

“Diganti gimana maksudnya?”

“Diganti sama guru baru. Katanya sih gurunya dari Amerika, ya ampun kok bisa ya!”

“Hah massa?” Alona masih tidak percaya ia malah asik melahap sarapan yang ia bawa dari rumah.

“ Benar Alona.. namanya pak Jen.. Jen siapa ya ? Aku lupa!”

“Jendral maksud kamu haha?” Alona terbahak

“Nah... Pak Jendra!”

Deg!

“Mungkin Jendra yang lain Alona, bukan dia!” Alona bergumam dalam hati.

“Kenapa kamu Alona, kok bengong?”

“Nggak.. gak papa aku!” Alona coba menetralkan suasana.

“Duh..! Gurunya asik gak ya? Katanya sih usia empat puluh tahunan gitu, udah bapak bapak, aku khawatir dia kolot, gak ikut perubahan zaman”

“Kan katamu dari Amerika Sarah, pasti lebih modern lah!” Kilah Alona menenangkan.

***

Matahari masih bersembunyi, ia belum menampakkan diri. Tetapi Rajendra sudah siap dan rapi untuk menjalankan aktivitas barunya.

Menjadi seorang guru seperti yang disarankan oleh Maria sang sepupu, rupanya menjadi alternatif utama untuk Jendra saat ini.

Apalagi Nakula, sebagai ayah ia juga turut mendukung keputusan Jendra yang akhir akhir ini sering membuat sang ayah naik darah.

“Sudah mau berangkat kamu Jendra?” Tanya Nakula yang rutin menikmati kopi setiap pagi.

“Ya Ayah”

“Semangat dong! Ini kan pilihan kamu ingin menjadi guru sementara. Ayah akan selalu mendukung, yang penting kamu tetap mau dinikahkan dengan anak Baskara.”

“Ayah masih pagi sudah bahas pernikahan”

“Lho! Kan memang…”

Belum menyelesaikan kalimatnya, Rajendra sudah memotong ucapan sang ayah.

“Sudah ayah! Jendra mau berangkat.” Rajendra bergegas mengambil helm dan segera pergi.

Moge berwarna hitam dari merek ternama telah berhenti di area parkir sekolah. Suara dan gaungannya menghipnotis banyak pasang mata, baik siswa maupun siswi teralih pandang kepadanya.

Rajendra lelaki tampan yang sudah berusia itu membuka helm yang rapat menutupi wajahnya. Dengan gagah dan penuh kharisma ia turun dan melangkah menuju ruang kepala sekolah.

“Wow tampan sekali, guru baru yah?”

“Motornya keren parah sih!”

“Widih, kalau ini sih oppa, tampan sekali!”

Berkerumun para siswa dan siswi saling berbincang.

“Selamat siang pak!” sapa Rajendra saat memasuki ruang Kepala Sekolah.

“Selamat siang! Rajendra.. selamat datang,silahkan duduk!” sambut sang kepala sekolah yang sebelumnya sudah mendapat arahan dari pemilik Yayasan.

“Bagaimana perjalananmu? tidak terlalu buruk bukan? tidak jauh lah dengan Negeri Paman Sam tempat dulu kamu tinggal”

Tak banyak menjawab, Rajendra hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari Kepala Sekolah. Lelaki tampan dengan wajah kotak ini tidak terlalu suka berbasa basi. Apalagi ia mengajar di sekolah milik sang Kakek.

“Boleh saya tahu untuk jadwal kelas yang akan saya pegang Pak?”

“Waw sepertinya Anda sudah tidak sabar untuk segera mengajar yah?! Oke tunggu!” Kepala Sekolah mengambil secarik kertas yang sudah berisi jadwal untuk Rajendra.

Dibantu sang sepupu, rupanya tak mempersulit langkah Rajendra untuk menjadi seorang Guru. Sebenarnya Ayah Maria sudah sejak lama menawarkan Rajendra untuk mengelola yayasan milik keluarga ini, namun selalu ia tolak. Alasannya selalu karena kurang ketertarikan pada dunia pendidikan.

Pada saat Rajendra meminta untuk menjadi tenaga pengajar, seakan menjadi pintu utama bagi Ayah Maria. Beliau sangat yakin, tata kelola Rajendra dalam pendidikan dan ekonomi sudah tak diragukan lagi.

Selesai berbincang dengan sang kepala sekolah Rajendra kini diantar masuk menuju ruang guru. Tak disangka sambutan para Guru pada Rajendra benar benar diluar dugaan. Kabar Rajendra akan menjadi guru bahasa di sekolah ini sudah tercium seminggu sebelumnya, antusias para guru sudah sangat tinggi, terutama para guru perempuan yang begitu sumringah melihat sosok Rajendra, mau kalangan tua ataupun muda, bagi mereka Rajendra sangatlah mengagumkan.Usia sudah matang tidak tergambar di wajah tampannya.

“Selamat datang pak Jendra! Selamat bergabung di sekolah kami” sambut para guru kepada Rajendra yang baru saja melangkahkan kaki di ruang guru.

Wajah Jendra menjadi pucat, aliran darah seakan berhenti mengalir, ia bukanlah tipikal lelaki yang senang dirayakan.

Rajendra bingung harus bagaimana, jujur ia tak pandai bersosialisasi. Jendra memilih mengangguk saja, lalu cepat duduk di kursi miliknya.

“Apa apaan ini?” pekiknya didalam hati.

***

“Mau kemana Alona, pelajaran belum selesai?” bisik Sarah pada teman sebangkunya itu.

“Aku mau ke belakang, kepalaku penat melihat rumusan angka disana.” Balas Alona yang kini sedang mengangkat tangannya.

“Ada apa Alona?” Tanya Bu guru yang Yang sedang memberi materi.

“Izin ke toilet ya bu!” ucap Alona lalu pergi setelah mendapatkan izin.

“adeuhh akhirnya menghirup lagi udara luar!” Gumam Alona sambil berjalan menelusuri lorong kelas. Lorong iu sepi, hanya terdengar suara para guru saja yang sedang mengisi materi pelajaran.

“Seperti aku kenal suaranya!” Ucap Alona saat melintas di lorong kelas IX. Alona menjinjitkan kakinya saat ia coba mengintip dari balik jendela.

“Ya Tuhan, i itu.. bukannya itu Tuan Jendra?” Ucapnya kaget dengan mata terbelalak dan mulut menganga. “Dia mengajar di sekolah ini? kok aku tidak tahu?” Alona tidak percaya. “Bentar bentar aku harus pastikan lagi, mungkin penglihatanku yang salah.” lanjutnya sambil mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya. Ia buka aplikasi chatting yang tertulis nama Jendra. “Ah sial !! dia tak pasang foto profil lagi!” Alona kembali mengintip dari balik jendela. Ia pastikan dengan seksama, siapa lelaki yang sedang mengajar disana.

Hampir saja ketahuan, lelaki itu menengokkan wajahnya ke arah jendela. Ia melangkah menuju pintu kelas. Dengan terbirit Alona lari sekencang kencangnya.

“Hosh hosh hosh” nafas Alona tersengal sengal.

“Hampir saja! bagaimana ini? kenapa dia mengajar disini?” ucapnya sambil memegangi dada yang sedang kembang kempis.

“Alona sedang apa kamu disini?” tanya seorang Guru Matematika yang kebetulan melintas

“Eh ibu, i itu Alona mau ke ruang musik” terpaksa Alona berbohong, hanya ruangan musik yang menyelamatkan Alona dari omelan sang guru, ruangan yang hanya lima langkah dari tempat ia bernaung sekarang.

Dengan cepat Alona memasuki ruangan musik, Guru Matematika itu masih memperhatikan gerak gerik Alona yang mencurigakan. Alona bingung, apa yang harus ia lakukan didalam sebuah ruang musik yang besar. Ia melihat ada sebuah piano besar di dekat jendela. Alona hampiri dan duduk disana.

Jemari lentik milik Alona mulai menari diatas sana.

Sebuah alunan sendu ia mainkan. Penuh penghayatan dan makna yang dalam. Ya, Alona memang pandai memainkan alat musik, termasuk memainkan nada dengan jari cantiknya.

“Eh pak Jendra, baru selesai kelas ya pak?” Sapa sang guru matematika kepada Jendra yang baru saja melintas di hadapannya.

“Iya bu, hehe”

“Habis ini kelas mana lagi pak jadwalnya?” Sang guru matematika itu tersipu, wajahnya memerah.

“Sudah tidak ada bu, mari saya duluan” Ucap Jendra lalu meneruskan langkahnya, begitu juga guru Matematika yang kini sudah berlalu berlawanan arah.

“Siapa yang bisa memainkan piano secantik ini?” gumam Rajendra membatin saat mendengar alunan musik piano yang berasal dari ruang didekatnya.

Alunan ini adalah alunan favorit yang sering ia dengar. Rajendra mendekatkan langkahnya untuk mencari tahu.

“Pak Jendra?!” Sapa seorang Guru Sains, langkah itu terhenti. Jendra berbalik pada sosok yang menyapa.

“Ya bu..”

“Ini saya dapat titipan dari Pak Kepsek” secarik kertas rendra terima.

“Oh baik, terima kasih bu, saya kesana sekarang!” niat Rajendra menghampiri sumber suara urung, ia harus menghampiri panggilan Kepala Sekolah.

Related chapters

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 6

    Sore itu, Alona menatap layar ponselnya, membaca pesan dari Rajendra yang berbunyi, "Malam ini kita bertemu! Ayahku memintaku untuk menemuimu!" Alona merasa gugup, namun tidak ada alasan menolak.Sementara itu, Alona berada di kamar milik bundanya yang kini dikuasai oleh ibu tirinya. Alona duduk di lantai, menunggu ibu tirinya memilih pakaian yang akan dikenakannya nanti malam."Alona, kamu mau-maunya ya dijodohkan sama bapak tua, haha. Untung saja aku gak mau. By the way, makasih ya sudah menyelamatkan masa depanku, haha," ujar Tiara, kakak tirinya, sambil terkekeh di atas sofa besar. Dia menikmati jajanan kesukaannya tanpa peduli perasaan Alona.Alona menahan amarahnya, matanya berkaca-kaca. Dia merasa diperlakukan tidak adil, namun tak bisa berbuat apa-apa. Hatinya berkecamuk, antara ingin menolak perjodohan tersebut dan rasa takut akan masa depannya.Tiara melihat kegugupan Alona dan melanjutkan ejekannya, "Wah, kayaknya Alona sudah tak sabar ya mau ketemu calon suaminya yang tua-

    Last Updated : 2024-03-14
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 7

    Begitu bel masuk berbunyi, Rajendra berjalan masuk ke kelas dengan langkah pasti dan percaya diri. Wajah tampannya terlihat sangat serius, matanya yang tajam menatap para murid yang sedang duduk di bangku mereka. "Selamat pagi, murid-murid," ucap Rajendra dengan suara yang tegas dan jelas."Saya Rajendra, guru bahasa Inggris kalian menggantikan Miss X yang sudah tidak mengajar. Saya ingin selama saya mengajar tidak ada keributan apapun. Hanya saya yang berbicara. Kalian bisa bertanya pada waktu yang sudah saya sediakan," kata Rajendra saat pertama kali berdiri di depan kelas 9.Murid-murid saling berbisik, penasaran dengan sosok guru baru mereka. Beberapa dari mereka tampak senang, sementara yang lain mungkin masih ragu. Rajendra melanjutkan, "Hari ini siapa yang tidak masuk?""Alona, Pak," jawab ketua kelas dengan suara agak ragu."Kemana dia?" tanya Rajendra, mencatat absensi di buku kehadiran."Katanya sakit, Pak," jawab ketua kelas, masih dengan suara ragu."Sakit apa memang? Sepa

    Last Updated : 2024-03-14
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 8

    Setelah Rajendra dan ayahnya meninggalkan rumah, Pretty, ibu tiri Alona, segera datang menghampiri Alona yang sedang terbaring dengan hati yang hancur. Rasa sakit dan kecewa yang dialaminya terasa begitu dalam."Bangun kamu! Bangun!" teriak Pretty dengan nada marah. Alona yang sedang terbaring kembali terkejut dan kaget, langsung duduk dengan wajah pucat."Kenapa kamu tidak cerita kalau Rajendra seperti itu? Pantas saja kau selalu mau dipertemukan dengan dia. Rupanya dia tampan, tidak seperti perkiraanku. Kau mau menipuku, hah?" ujar Pretty sambil melotot."Maaf, Nyonya, bukan begitu maksud saya. Kalau pun saya cerita, apakah Nyonya akan percaya?" jawab Alona dengan suara lirih, menahan tangis."Halah, alasan!" sahut Pretty dengan tangan di pinggang, mencibir tak percaya. Wajah Alona semakin memerah, merasa diperlakukan sangat tidak adil oleh ibu tirinya."Bangun kamu! Jangan tidur di tempat anakku, bawa semua barang barang rongsok mu!" teriak Pretty dengan wajah memerah padam karena

    Last Updated : 2024-03-16
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 9

    Suara mesin motor bergegas masuk ke halaman rumah, membuat heboh seisi rumah. Rajendra menuruni motor miliknya dengan kasar, wajahnya merah padam karena emosi. Mendengar keributan itu, Nakula, ayahnya, segera keluar dari rumah dengan ekspresi bingung dan heran."Apa yang terjadi, Jendra?" tanya Nakula, mencoba menenangkan anaknya yang tampak marah."Apa Ayah juga bersekongkol untuk menipuku, menukar identitas Alona dan Tiara?" Rajendra menuding ayahnya dengan nada mencurigakan."Apa maksudmu, Jendra? Ayah tak mengerti," Nakula terkejut dan bingung dengan tuduhan anaknya.Rajendra pun menjelaskan sambil mengamuk bahwa ia merasa tertipu oleh Alona yang berpura-pura menjadi Tiara. Ia menceritakan bahwa Alona adalah muridnya di sekolah, bukan seorang mahasiswi seperti yang dijelaskan sebelumnya. Setiap kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan emosi dan kekecewaan.Nakula ikut terbelalak, tidak menyangka bahwa ada kesalahpahaman seperti itu. Wajahnya tampak pucat, merasakan betapa sakit

    Last Updated : 2024-03-19
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 10

    Sejak kejadian perdebatan di kamar itu, Rajendra terus berfikir mengenai perjodohannya dengan Alona. Mereka memang sering bertemu di sekolah, namun hubungan mereka kini terasa lebih asing dan tidak ada kehangatan, seolah-olah mereka hanyalah guru dan murid biasa.Rajendra memang sempat mengurungkan niatnya untuk membatalkan perjodohan tersebut, namun setelah adu argumen dengan Alona saat itu, hatinya menjadi ragu dan bimbang. Bahkan saat mengajar di kelas Alona, Rajendra tak lagi melirik wanita itu dengan tatapan yang biasa.Sarah sahabat baik alona yang kini mengetahui seluruh kisah perjodohan mereka, mencoba menegur dan menanyakan perasaan Alona. "Alona, kamu yakin dia tetap mau menjalankan perjodohan itu?" tanya Sarah dengan rasa penasaran dan kekhawatiran.Alona menatap kosong ke arah Rajendra yang sedang mengajar di depan kelas. Wajahnya tampak muram dan penuh pertanyaan. "Aku tidak tahu, Sarah. Aku juga bingung dengan sikapnya sekarang. Tapi yang pasti, aku tidak akan menyerah b

    Last Updated : 2024-03-20
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 11

    Pagi hari itu, matahari bersinar terang menyapa Alona dan Rajendra. Meskipun mereka berada di bawah atap yang sama, namun kenyataannya mereka tidak bangun bersama. Di rumah barunya, Alona telah sibuk sejak pagi menyelesaikan pekerjaan rumah. Ia bahkan memasak sarapan pagi untuk dirinya dan Rajendra, walaupun dalam hati Alona tidak menyukai pernikahan yang dijalaninya.Namun, setidaknya ia tahu apa kewajiban seorang istri. Sebelum berangkat ke sekolah, Alona memastikan segala sesuatu sudah rapi. Sarapan pagi pun telah tersaji dengan apik di meja makan. Alona bergerak cepat, ia tidak ingin Rajendra turun dari kamar sebelum ia berangkat ke sekolah.Setelah selsai sarapan, Alona mengambil tas sekolahnya dan berlari ke pintu keluar. Dalam hatinya berharap jangan sampai Rajendra menyaksikan ia berangkat sekolah.Alona terbirit-birit di jalan, mencari angkutan umum yang bisa mengantarnya ke sekolah. Pagi itu, terasa berat baginya untuk mengendalikan perasaan dan menyembunyikan kenyataan bah

    Last Updated : 2024-03-21
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 12

    Alona pun kini masuk ke kamarnya. Dengan perasaan yang entah bagaimana rasanya, ia membuka tas yang berisi coklat dan buket bunga yang diberikan oleh Daniel, sang kapten basket di sekolahnya. Ia benar-benar tidak menyangka jika seorang Daniel yang populer itu ternyata mengaguminya.Alona memang dikenal sebagai siswi yang baik dan cantik di sekolahnya. Dibalik wajah cantiknya yang menawan, Alona juga memiliki kaki jenjang dan rambut panjang lurus yang selalu terawat. Selain itu, sifat manis dan kepintarannya membuatnya semakin disukai oleh banyak orang. Tidak heran jika seorang kapten basket yang gagah dan tampan seperti Daniel jatuh hati kepadanya.Ketika berjalan di koridor sekolah, Alona selalu mencuri perhatian. Banyak siswa yang terpesona dengan kecantikannya, namun Alona selalu menjaga sikap sopan dan ramah kepada siapapun. Hal ini membuat banyak orang semakin mengagumi kepribadian Alona yang rendah hati.Daniel sendiri adalah sosok yang sempurna di mata banyak siswi. Selain memi

    Last Updated : 2024-03-22
  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 13

    Alona berjalan dengan langkah ringan di lorong kelas, tiba-tiba Daniel muncul di depannya dan menarik lengan Alona dengan cepat hingga bersandar ke tembok. Dengan sigap, Daniel mengunci Alona dengan kedua tangannya yang kuat, membiarkan gadis itu tak bisa bergerak.“Daniel.. apa apaan ini Niel!” Alona terbelalak hebat."Maaf Alona, tapi aku tidak bisa sabar menunggu jawaban dari kamu," kata Daniel dengan tatapan yang serius. "Selama ini aku perhatikan kamu terus menghindar dariku. Bagaimana jawaban atas pernyataan cinta yang kuberikan kepadamu?" Daniel sedikit menekan tubuh Alona dengan lengan yang mengunci.Alona terkejut dengan sikap Daniel yang tiba-tiba berubah begitu agresif. Hatinya berdebar kencang, namun ia tahu bahwa ia tak bisa menerima cinta Daniel. Pasalnya, Alona tengah menjalin hubungan rahasia dengan gurunya, Rajendra, yang juga sudah menikah.Dalam kebingungan, Alona mencoba menenangkan diri dan mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan Daniel. "Daniel, aku min

    Last Updated : 2024-03-24

Latest chapter

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 37

    Setelah beberapa sesi terapi, psikiater menyarankan agar Alona melakukan perjalanan untuk penyembuhan diri.Rajendra mengambil keputusan untuk membawa Alona berlibur ke Hawaii, tempat yang selama ini menjadi impian Alona.. Ia berharap suasana tropis, pantai indah, dan udara segar di sana dapat membantu Alona pulih dari traumanya. Dengan penuh semangat, Rajendra mulai mengurus semua akomodasi yang dibutuhkan, mulai dari tiket pesawat, hotel, hingga jadwal kegiatan yang akan mereka lakukan selama di sana.Ketika Rajendra memberitahukan rencana ini kepada Alona, ia merasa lega karena Alona tidak menolak ide tersebut. Meskipun masih terlihat lesu, Alona setuju untuk pergi bersama Rajendra ke Hawaii.Hari keberangkatan pun tiba, Rajendra dan Alona terbang menuju Hawaii dengan penuh harapan. Mereka tiba di hotel yang sudah Rajendra pesan sebelumnya dan disambut dengan hangat oleh staf hotel. “Bagaimana Alona? Kamu suka kan?” Tanya Rajendra saat membuka godrin yang menutupi kamarnya yang me

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 36

    Setelah selesai merapikan tenda yang telah mereka gunakan untuk berkemah, Jendra bergegas meninggalkan lokasi kemah bersama Alona, sang istri. Sepanjang perjalanan, Jendra tak henti-hentinya memeluk Alona, meyakinkan sang istri bahwa dia akan selalu ada untuk melindungi dan mencintainya. "Kamu tenang ya, Sayang. Aku di sini, akan terus melindungi kamu," ucap Jendra dengan penuh tulus dan kehangatan.Mendengar kata-kata itu, Alona merasa hari itu begitu mencerahkan hatinya. Hatinya yang semula keras dan sulit menerima kebaikan orang lain, kini mulai luluh oleh ketulusan cinta Jendra. Alona tersadar bahwa Jendra sungguh mencintainya, lebih dari siapapun yang pernah ada dalam hidup mereka.Dibanding Saloka, yang sudah dikenal Jendra selama puluhan tahun, Jendra justru memilih untuk percaya pada Alona. Ia merasa beruntung memiliki suami yang setia dan tulus seperti Jendra.Perlahan, Alona menoleh pada Jendra, matanya berkaca-kaca seiring senyuman tulus yang terukir di wajahnya. "Terima k

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 35

    Alona berada di dalam sebuah bangunan khusus toilet umum laki-laki, wajahnya tampak pucat pasi ketakutan. Tiba-tiba, Saloka muncul dari balik salah satu pintu toilet dengan senyum yang jahil dan sinis."Kamu mau apa, Saloka?" tanya Alona dengan suara gemetar, mencoba menyembunyikan rasa takutnya."Sudahlah, Alona, aku tahu Rajendra tidak mencintaimu. Cinta dia habis di Sitha, kau dinikahi aku yakin belum pernah disentuh bukan?" ucap Saloka dengan nada picik, sambil melangkah mendekati Alona.Alona terdiam, hatinya semakin khawatir dan ketakutan. Tiba-tiba, Saloka mengunci pintu toilet, membuat Alona merasa terjebak."Buka pintunya!" pekik Alona, hampir menangis."Tidak, aku tidak mau, lagipula ini toilet khusus lelaki, kamu yang salah berada disini," balas Saloka dengan nada datar, sambil tersenyum jahat."Buka! Atau aku teriak!" ancam Alona, mengumpulkan keberanian yang masih tersisa."Teriak saja, jika kau mau mati," ejek Saloka, mengejek ketakutan Alona.Alona merasa buntu, matanya

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 34

    Malam itu, di tengah hutan pinus yang rimbun, Alona, Rajendra, dan teman-teman mereka berkumpul di sekitar api unggun yang menyala terang. Udara dingin menusuk tulang, dan angin kencang yang meniup dedaunan membuat suasana semakin akrab dan hangat. Di sekitar api unggun, mereka berbagi tugas dalam menyiapkan hidangan malam itu. Beberapa di antara mereka sibuk memasak, mengolah daging untuk barbekyu, dan mengatur piring serta alat makan. Alona dan beberapa teman wanitanya sedang bersemangat membuat minuman untuk menghangatkan tubuh di malam yang dingin ini.Sementara itu, Rajendra dan teman-teman lelaki lainnya bertanggung jawab atas api unggun yang menerangi kegelapan malam. Mereka mengatur kayu bakar dan memastikan nyala api tetap hidup untuk menjaga kehangatan di tengah dinginnya udara. Api unggun yang menyala semakin menambah keakraban suasana malam itu.Meskipun sibuk dengan urusan masing-masing, Rajendra tidak lupa untuk sesekali melirik istrinya, Alona, dari kejauhan. Dia mempe

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 33

    Mentari pagi yang hangat mulai menyelinap masuk melalui celah-celah jendela, mengusik tidur Alona dan Rajendra yang masih terlelap di atas sofa. Semalam, mereka berdua begitu larut dalam perbincangan tentang skema acara yang akan dihadiri, hingga akhirnya memutuskan untuk menonton film komedi bersama. Tanpa terasa, keduanya terlelap dan bermimpi indah."Rajendra, bangun, kita kesiangan!" seru Alona dengan panik, menyadari waktu yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Rajendra yang terkejut bangun, mendengus dan meregangkan tangannya dengan santai. "Jam berapa ini?" tanyanya pada Alona."Jam delapan," jawab Alona cepat, lalu berdiri hendak melangkah pergi. Namun, tanpa disadari, Rajendra menarik tangan Alona hingga membuatnya kembali terjatuh ke atas tubuh rajendra. "Aduh!" pekik Alona, merasakan rasa kaget yang luar biasa."Maaf Alona, mungkin ini lancang," ucap Rajendra dengan wajah yang tampak bersalah. Alona menatapnya dengan ekspresi bingung, mencoba memahami maksud dari tindak

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 32

    Setiap hari, Rajendra semakin menunjukkan rasa cintanya pada Alona. Ia selalu berusaha menjaga dan memenuhi kebutuhan Alona sebagai suaminya. Mulai dari bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, hingga menemani Alona berbelanja keperluan rumah tangga.Rajendra juga sudah tak pernah lagi pergi clubbing seperti dulu. Ia hanya keluar untuk urusan bisnisnya saja, kemudian segera kembali ke rumah dan menghabiskan waktu bersama Alona.Namun, meskipun Rajendra berusaha keras menunjukkan rasa cintanya, Alona belum juga merespon perasaan tersebut. Ia masih belum bisa menerima keberadaan Rajendra sepenuhnya dalam hidupnya. Wajah Alona yang selalu datar dan dingin membuat Rajendra merasa khawatir.Suatu malam, saat makan malam bersama, Rajendra mencoba membuka percakapan dengan Alona. "Alona, aku tahu mungkin aku belum sempurna sebagai suami, tapi aku berusaha untuk lebih baik. Apakah kau bisa melihat usahaku?" tanya Rajendra dengan lembut.Alona menatap matanya, lalu menundukkan pandangannya. "Aku

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 31

    "Selamat ulang tahun ya, Om! Jendra doakan semakin tua semakin jaya!" ucap Jendra sambil tertawa lepas, menggenggam tangan Ayah Maria yang merupakan paman dari Jendra sendiri. Ayah Maria, dengan senyum lebar di wajahnya, merasa senang melihat kehadiran Jendra di pesta ulang tahunnya."Terima kasih, Jendra. Sudah mau datang ke ulang tahunku, padahal biasanya kamu nggak pernah mau datang. Kayaknya setelah menikah, beda ya vibe-nya," bisik Ayah Maria dengan senyum jenaka, menyindir Jendra yang kini sudah berumah tangga.Di samping Jendra, Alona berusaha menampilkan senyuman sumringah, meskipun hatinya masih bercampur aduk dengan sikap Jendra yang begitu berlaku manis padanya. Alona merasa tidak nyaman dengan cara Jendra bercanda dengan Ayah Maria, tetapi ia tidak ingin merusak suasana pesta ulang tahun yang sedang berlangsung.Mata Alona mencuri pandang ke arah Jendra, mencoba mencari tahu apa yang sedang dipikirkan suaminya itu. Jendra, seolah menyadari perasaan Alona, menggenggam tanga

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 30

    Daniel menggeleng sinis, menyaksikan Rajendra yang dengan sigap menahan Alona yang hampir terjatuh. Wajah Daniel penuh dengan kebencian dan pengejekan."Tak sia-sia aku mengakui bahwa Alona adalah istriku, setidaknya ia terbebas dari manusia kasar seperti kamu," ucap Rajendra dengan tegas, melindungi Alona dari tatapan dan niat jahat Daniel.Mendengar ucapan Rajendra, Daniel tersentak, rasa sakit hati dan kehilangan tergambar jelas di wajahnya. Alona yang sedang menangis, kini digenggam erat tangannya oleh Rajendra. Dia membawa Alona menjauh dari pemandangan yang menyedihkan itu.Mereka kini berada di dalam mobil yang terparkir di parkiran kampus, berusaha mencari ketenangan setelah kejadian tersebut. Alona terus menangis, isakannya terdengar memilukan. Rajendra menunggu dengan sabar, berharap gadis itu segera tenang dan bisa berbicara kepadanya.Alona menundukkan kepalanya, menangis tersedu-sedu, dan mencoba menenangkan diri. Rajendra, dengan tangan yang lembut, mengusap kepala Alona

  • Jodoh dari Ibu Tiri   Ep 29

    Alona melangkah gontai di koridor kampusnya, pikirannya penuh dengan ucapan Jendra yang membuat hatinya gelisah. "Aku mau kita sebagai pasangan suami istri yang seharusnya," gumamnya, menirukan ucapan Jendra dengan nada sinis. "Enteng sekali dia berbicara seperti itu, setelah merenggut keperawananku dan menghancurkan hubunganku dengan Daniel," gerutu Alona kesal.Sesampainya di fakultas Daniel, matanya menyapu tiap sudut ruangan dengan tajam mencari keberadaan Daniel. Namun, tidak ada tanda-tanda kehadiran pria yang pernah begitu dekat dengannya itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk bertanya kepada salah satu teman Daniel yang sedang berada di sana."Sudah dua hari dia tidak datang ke kampus," jawab temannya dengan serius. "Ada apa, Alona? Kamu terlihat sedih."Alona menghela napas panjang, mencoba menahan air mata yang hendak jatuh. "Tidak apa-apa," ucapnya seadanya, berusaha tersenyum. "Aku hanya ingin bicara sebentar dengan dia."Dalam hati, Alona merasa semakin hancur. Apakah Daniel

DMCA.com Protection Status