ya ampun... sayang2nya chinta, maaf banget. kirain bab ini udah ke upload semalem T.T, Chinta g sempet buka2 GN seharian ini.. krna kegiatan yang menyita waktu.. nanti chinta usahain up yg baru lagi ....
Hari menegangkan pun tiba, pagi ini di salah satu apartemen mewah milik keluarga Drake Kayla sedang didandani layaknya putri raja. Dia benar-benar hanya duduk manis dan menerima semuanya.Setelah riasan di wajahnya selesai, Kayla duduk di sofa sambil mengirim pesan pada William. Kemudian, Olivia, wanita yang dipercaya oleh Daisy untuk mendampingi Kayla selama ada di tempat ini mendatanginya, membaca daftar agenda dengan suara tenang. “Nona, nanti di acara itu yang pertama kali harus dilakukan adalah berbincang dengan pelukis itu dan juga seorang kolektor yang membiayai acara ini. Pastikan untuk mengingat poin-poin penting yang telah kita bahas kemarin.”Kayla mengangguk, mencoba memusatkan perhatian pada suara Olivia. Namun, pikirannya terus melayang pada saat dirinya akan melakukan “Show Time” sebentar lagi. Dia terlihat jauh lebih anggun dan elegan dari sebelumnya, mulai dari gayanya berjalan, bicara bahkan tingkahnya yang jauh lebih tenang dalam menghadapi beberapa situasi. Transfor
“Maaf, Nona, apa Anda tidak salah?” tanya Kayla dengan nada tenang.“Kamu siapa? Sepertinya kami tidak mengenalmu!” ucapnya dengan sangat lantang, hal ini makin membuat orang-orang makin tertarik dengan keributan yang tercipta barusan.“Saya Kayla Drake, cucu dari keluarga Drake” ucap Kayla mencoba tenang.“Keluarga Drake? Kamu pasti mengada-ada, kan!? Keluarga Drake tidak ada cucu wanita! Kamu pasti menyusup masuk ke sini diam-diam, kan?!”Terdengar beberapa ucapan tidak mengenakkan yang ditangkap oleh telinga Kayla saat wanita itu menyebutkan identitasnya.‘Bukannya keluarga Drake hanya punya satu orang cucu saja?’‘Benar! Apa mungkin dia istri dari si William itu?’‘Mana mungkin, William belum menikah!’‘Benar, William itu akan menikah dengan anak dari keluarga Dyson.’ Kayla diam dan mencoba tetap menjaga emosinya, sembari melihat ke sekitarnya, suara-suara sumbang itu benar-benar terdengar menjengkelkan.“Kamu dari keluarga Drake?” Suara dari balik kerumunan orang-orang itu, terde
Wajah Laura berubah tegang, bibirnya tertarik kaku, dan matanya memancarkan kemarahan yang terpendam. Tangan kirinya mengepal kuat hingga kuku-kukunya menancap di telapak tangan. Sebuah kegelisahan yang tak ia sembunyikan terpancar jelas di wajahnya.“Hei, Kayla! Kamu jangan sembarangan bicara!” Maria memotong, suaranya tajam dan menusuk. Namun, Kayla hanya menatapnya dengan pandangan datar, tanpa sedikit pun rasa gentar.Kayla menarik napas dalam sebelum berkata, “Tuan John, saya meminta maaf jika kehadiran saya mengganggu acara ini. Saya tahu ini bukan tempat untuk masalah pribadi keluarga Drake. Namun, apa yang terjadi di sini tentu tidak akan terjadi jika seseorang tidak memulainya terlebih dahulu.” Tatapannya kini mengarah tajam ke Maria.John, yang berdiri di dekatnya mulai tampak ragu untuk mengambil sikap, sorot matanya menyiratkan kebingungan, namun ia belum mengucapkan sepatah kata pun. Sementara itu, Maria meledak dengan suara penuh kemarahan.“Papa! Dia sedang berbohong!” s
“Jadi, benar Nona Kayla ini adalah istri dari Tuan William?” tanya John sekali lagi dengan nada rendah dan nyaris tak terdengar dengan wajah yang terlihat memucat.Sandra mengangguk, sementara Laura makin terpojok dan terdiam mendengar pernyataan itu.“Dan Tuan William benar-benar memperlakukan istrinya dengan sangat istimewa. Seandainya dia tahu istrinya diperlakukan seperti ini, bukankah akan memberikan dampak yang kurang baik. Lagipula, keluarga Drake juga bukan keluarga sembarangan, apalagi membuat gosip yang tidak benar.” Sandra berkata dengan nada pelan dan terdengar cukup bijak.John menatap anaknya dengan tatapan kemarahan yang tertahan. Sementara Maria, dia nampak gelisah dan melihat ke arah Laura meminta pembelaan.“Maria, cepat minta maaf dengan Nona Kayla sekarang!” perintah John pada anaknya.“Tapi, Pa~!”“Nona, aku benar-benar tidak tahu dan aku sangat minta maaf karena membuat Anda menjadi tidak nyaman sekali.”John berkata dengan suara penuh penyesalan.Kayla hanya menga
Satu hari sebelumnya.Di salah satu kafetaria kalangan atas, Stella Brown duduk dengan sedikit gelisah menunggu seseorang yang mengajaknya bertemu. Kali ini dia sedikit gugup karenanya, pasalnya dia tahu orang yang dia hadapi bukan orang yang mudah. Dia sebenarnya sedikit bertanya-tanya, kenapa orang itu memaksanya untuk bertemu.Beberapa kali dia melihat ponselnya. Lokasi dan jamnya benar di tempat ini, lagipula tempat ini sudah dipesan atas namanya.“Nona Stella Brown?” Suara itu terdengar dari arah belakang, membuat Stella yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya sedikit melonjak karena terkejut dan langsung melihat ke sumber suara.Berdiri di sana seorang wanita paruh baya dengan gayanya yang anggun dan elegan. Dia adalah Daisy Drake. Hal ini tentu membuat Kayla bingung. Daisy Drake mengajaknya bertemu? Apa yang akan dia lakukan? Stella tahu kalau Daisy kurang suka dengan keluarganya, ditambah lagi neneknya tidak ada riwayat berhubungan baik dengan Daisy, keduanya seperti musuh yang
Mendengar hal itu, Stella masih sempat kebingungan, apa maksudnya?“Kalau dari yang kamu ceritakan, setidaknya pasti Kayla sudah bercerita padamu tentang wanita bernama Laura dari keluarga Dyson padamu.” Daisy kembali bicara.Stella mengangguk, Kayla memang cerita masalah ini padanya beberapa waktu lalu melalui panggilan telepon. Dan saat akan bercerita secara langsung malah gagal karena pertemuan mereka selalu ada Daisy yang tiba-tiba muncul.“Aku mendapatkan informasi, saat ini dia sedang ke sana untuk menghadiri acara yang sama dengan Kayla. Menurutku dia sengaja melakukan hal itu untuk menjatuhkan Kayla. Kamu cukup awasi Kayla dan kalau memang benar-benar terdesak, maka majulah untuk membantunya.” Daisy berkata dengan tenang, matanya menyorot tajam pada Stella yang saat ini nampak sangat terkejut. Dia tidak menyangka kalau nenek William saat ini berada di pihak William dan juga Kayla. Apa dia salah menduga tentang Daisy yang sebenarnya?“Nona Brown, apa kamu keberatan?” tanya Dai
Kayla terkejut luar biasa. Sangat jarang Ghafa, kakaknya yang terkenal bawel, pergi tanpa memberitahunya. Biasanya, dia akan membuat acara keberangkatan seperti mengirimakn video rekaman yang di dalamnya akan pamer segala macam detail padanya, memperlihatkan tiket pesawatnya, pesanan hotel dan juga itenary selama dia dalam perjalanan. Tapi belakangan, komunikasi mereka memang tak seintens dulu. Kayla menyadari, mungkin karena dirinya sudah menikah. Mungkin juga Ghafa berpikir, dengan suaminya yang notabene sahabatnya sendiri, Kayla tak lagi butuh banyak perhatian darinya.“Kak Will, berhenti sebentar, dong! Itu beneran Kak Ghafa!” seru Kayla spontan, tubuhnya condong ke depan, matanya terpaku pada sosok yang baru saja lewat di trotoar.William melirik Kayla sebentar, lalu kembali fokus mengemudi. “Terus kenapa kalau itu Ghafa?” tanyanya santai, seolah tak ada yang istimewa.Nada acuh William membuat Kayla semakin yakin ada sesuatu yang disembunyikan. “Apa … Kak Will tahu kalau Kak Gha
“Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny
Kayla terkejut luar biasa. Sangat jarang Ghafa, kakaknya yang terkenal bawel, pergi tanpa memberitahunya. Biasanya, dia akan membuat acara keberangkatan seperti mengirimakn video rekaman yang di dalamnya akan pamer segala macam detail padanya, memperlihatkan tiket pesawatnya, pesanan hotel dan juga itenary selama dia dalam perjalanan. Tapi belakangan, komunikasi mereka memang tak seintens dulu. Kayla menyadari, mungkin karena dirinya sudah menikah. Mungkin juga Ghafa berpikir, dengan suaminya yang notabene sahabatnya sendiri, Kayla tak lagi butuh banyak perhatian darinya.“Kak Will, berhenti sebentar, dong! Itu beneran Kak Ghafa!” seru Kayla spontan, tubuhnya condong ke depan, matanya terpaku pada sosok yang baru saja lewat di trotoar.William melirik Kayla sebentar, lalu kembali fokus mengemudi. “Terus kenapa kalau itu Ghafa?” tanyanya santai, seolah tak ada yang istimewa.Nada acuh William membuat Kayla semakin yakin ada sesuatu yang disembunyikan. “Apa … Kak Will tahu kalau Kak Gha
Mendengar hal itu, Stella masih sempat kebingungan, apa maksudnya?“Kalau dari yang kamu ceritakan, setidaknya pasti Kayla sudah bercerita padamu tentang wanita bernama Laura dari keluarga Dyson padamu.” Daisy kembali bicara.Stella mengangguk, Kayla memang cerita masalah ini padanya beberapa waktu lalu melalui panggilan telepon. Dan saat akan bercerita secara langsung malah gagal karena pertemuan mereka selalu ada Daisy yang tiba-tiba muncul.“Aku mendapatkan informasi, saat ini dia sedang ke sana untuk menghadiri acara yang sama dengan Kayla. Menurutku dia sengaja melakukan hal itu untuk menjatuhkan Kayla. Kamu cukup awasi Kayla dan kalau memang benar-benar terdesak, maka majulah untuk membantunya.” Daisy berkata dengan tenang, matanya menyorot tajam pada Stella yang saat ini nampak sangat terkejut. Dia tidak menyangka kalau nenek William saat ini berada di pihak William dan juga Kayla. Apa dia salah menduga tentang Daisy yang sebenarnya?“Nona Brown, apa kamu keberatan?” tanya Dai
Satu hari sebelumnya.Di salah satu kafetaria kalangan atas, Stella Brown duduk dengan sedikit gelisah menunggu seseorang yang mengajaknya bertemu. Kali ini dia sedikit gugup karenanya, pasalnya dia tahu orang yang dia hadapi bukan orang yang mudah. Dia sebenarnya sedikit bertanya-tanya, kenapa orang itu memaksanya untuk bertemu.Beberapa kali dia melihat ponselnya. Lokasi dan jamnya benar di tempat ini, lagipula tempat ini sudah dipesan atas namanya.“Nona Stella Brown?” Suara itu terdengar dari arah belakang, membuat Stella yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya sedikit melonjak karena terkejut dan langsung melihat ke sumber suara.Berdiri di sana seorang wanita paruh baya dengan gayanya yang anggun dan elegan. Dia adalah Daisy Drake. Hal ini tentu membuat Kayla bingung. Daisy Drake mengajaknya bertemu? Apa yang akan dia lakukan? Stella tahu kalau Daisy kurang suka dengan keluarganya, ditambah lagi neneknya tidak ada riwayat berhubungan baik dengan Daisy, keduanya seperti musuh yang
“Jadi, benar Nona Kayla ini adalah istri dari Tuan William?” tanya John sekali lagi dengan nada rendah dan nyaris tak terdengar dengan wajah yang terlihat memucat.Sandra mengangguk, sementara Laura makin terpojok dan terdiam mendengar pernyataan itu.“Dan Tuan William benar-benar memperlakukan istrinya dengan sangat istimewa. Seandainya dia tahu istrinya diperlakukan seperti ini, bukankah akan memberikan dampak yang kurang baik. Lagipula, keluarga Drake juga bukan keluarga sembarangan, apalagi membuat gosip yang tidak benar.” Sandra berkata dengan nada pelan dan terdengar cukup bijak.John menatap anaknya dengan tatapan kemarahan yang tertahan. Sementara Maria, dia nampak gelisah dan melihat ke arah Laura meminta pembelaan.“Maria, cepat minta maaf dengan Nona Kayla sekarang!” perintah John pada anaknya.“Tapi, Pa~!”“Nona, aku benar-benar tidak tahu dan aku sangat minta maaf karena membuat Anda menjadi tidak nyaman sekali.”John berkata dengan suara penuh penyesalan.Kayla hanya menga
Wajah Laura berubah tegang, bibirnya tertarik kaku, dan matanya memancarkan kemarahan yang terpendam. Tangan kirinya mengepal kuat hingga kuku-kukunya menancap di telapak tangan. Sebuah kegelisahan yang tak ia sembunyikan terpancar jelas di wajahnya.“Hei, Kayla! Kamu jangan sembarangan bicara!” Maria memotong, suaranya tajam dan menusuk. Namun, Kayla hanya menatapnya dengan pandangan datar, tanpa sedikit pun rasa gentar.Kayla menarik napas dalam sebelum berkata, “Tuan John, saya meminta maaf jika kehadiran saya mengganggu acara ini. Saya tahu ini bukan tempat untuk masalah pribadi keluarga Drake. Namun, apa yang terjadi di sini tentu tidak akan terjadi jika seseorang tidak memulainya terlebih dahulu.” Tatapannya kini mengarah tajam ke Maria.John, yang berdiri di dekatnya mulai tampak ragu untuk mengambil sikap, sorot matanya menyiratkan kebingungan, namun ia belum mengucapkan sepatah kata pun. Sementara itu, Maria meledak dengan suara penuh kemarahan.“Papa! Dia sedang berbohong!” s
“Maaf, Nona, apa Anda tidak salah?” tanya Kayla dengan nada tenang.“Kamu siapa? Sepertinya kami tidak mengenalmu!” ucapnya dengan sangat lantang, hal ini makin membuat orang-orang makin tertarik dengan keributan yang tercipta barusan.“Saya Kayla Drake, cucu dari keluarga Drake” ucap Kayla mencoba tenang.“Keluarga Drake? Kamu pasti mengada-ada, kan!? Keluarga Drake tidak ada cucu wanita! Kamu pasti menyusup masuk ke sini diam-diam, kan?!”Terdengar beberapa ucapan tidak mengenakkan yang ditangkap oleh telinga Kayla saat wanita itu menyebutkan identitasnya.‘Bukannya keluarga Drake hanya punya satu orang cucu saja?’‘Benar! Apa mungkin dia istri dari si William itu?’‘Mana mungkin, William belum menikah!’‘Benar, William itu akan menikah dengan anak dari keluarga Dyson.’ Kayla diam dan mencoba tetap menjaga emosinya, sembari melihat ke sekitarnya, suara-suara sumbang itu benar-benar terdengar menjengkelkan.“Kamu dari keluarga Drake?” Suara dari balik kerumunan orang-orang itu, terde
Hari menegangkan pun tiba, pagi ini di salah satu apartemen mewah milik keluarga Drake Kayla sedang didandani layaknya putri raja. Dia benar-benar hanya duduk manis dan menerima semuanya.Setelah riasan di wajahnya selesai, Kayla duduk di sofa sambil mengirim pesan pada William. Kemudian, Olivia, wanita yang dipercaya oleh Daisy untuk mendampingi Kayla selama ada di tempat ini mendatanginya, membaca daftar agenda dengan suara tenang. “Nona, nanti di acara itu yang pertama kali harus dilakukan adalah berbincang dengan pelukis itu dan juga seorang kolektor yang membiayai acara ini. Pastikan untuk mengingat poin-poin penting yang telah kita bahas kemarin.”Kayla mengangguk, mencoba memusatkan perhatian pada suara Olivia. Namun, pikirannya terus melayang pada saat dirinya akan melakukan “Show Time” sebentar lagi. Dia terlihat jauh lebih anggun dan elegan dari sebelumnya, mulai dari gayanya berjalan, bicara bahkan tingkahnya yang jauh lebih tenang dalam menghadapi beberapa situasi. Transfor
Kayla memasukkan beberapa barang terakhir ke dalam kopernya. Siang nanti Kayla akan bertolak ke LA untuk menghadiri acara tersebut. Dari NY ke LA perlu kurang lebih 6 jam perjalanan udara. Memikirkan hal ini saja rasanya sudah membuatnya lelah, ditambah lagi William yang tidak ada bersamanya. Daisy memang mengatakan padanya ada orang kepercayaannya yang akan menemaninya selama di sana, tetapi tetap saja rasanya tidak lebih nyaman kalau tidak pergi dengan suaminya sendiri. Belum sempat dirinya menutup koper itu, tubuhnya merasakan dekapan hangat dari arah belakang. “Sepertinya aku akan merindukanmu nantinya.” William berkata dengan suara pelan di balik telinga Kayla. Kayla hanya menghela napas berat mendengar hal itu. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan menatap dalam mata William. “Apa suamiku nanti akan menyusulku ke sana?” goda Kayla lalu menangkupkan kedua tangannya di wajah William. “Menurutmu?” William bertanya balik. “Entahlah, tapi … aku merasa sangat gugup saat ini.” Kayla m
William menunggu di ruangan itu sudah lima menit dari waktu kesepakatan. Tempat ini membuatnya menjadi sedikit tidak nyaman, hingga akhirnya suara pintu dibuka.Seorang pelayan mengantarkan wanita muda di hadapannya."Tuan, tamu Anda sudah datang." Suara pria itu, membuat William berbalik ke arah pintu setelah sebelumnya dia melihat pemandangan kota dari kaca besar ini. Dan ... hal ini membuat William sangat terkejut, terlebih lagi orang itu sangat dia kenal.“Kayla, itu kamu …?” William berkata ditengah keterkejutannya“Kak Will?” Suaranya tak kalah terkejutnya. Matanya membelalak, berusaha memastikan bahwa ini bukan ilusi atau sekadar mimpi.“Kayla? Kenapa kamu ada di sini?” tanyanya, masih belum bisa menyembunyikan rasa bingungnya.Kayla heran. “Nenek yang menyuruhku datang ke sini. Katanya ini acara penting,” jawabnya, berusaha mengatur napas yang masih tersengal karena kaget.William mengerutkan kening. “Nenek? Dia juga memintaku datang ke sini. Tapi dia tidak bilang apa-apa tenta