Arsha mengangguk patuh. “Suka pengen yang aneh-aneh, Dok ... tapi katanya itu keinginan bayinya,” adu Kama dengan tampang nelangsa. Sang Dokter tergelak mendengarnya. “Diikutin aja, Pak ... biar Ibunya happy,” balas sang Dokter sama sekali tidak memberi solusi. “Yuk, Bu ... kita ketemu dede bayin
Perayaan Gender Reveal buah hati Kama dan Arsha berlangsung di sebuah resto yang memiliki ruang terbuka sangat luas di pinggir kota. Outdoor party itu di hadiri oleh beberapa pengusaha muda teman baru Kama dan seluruh keluarga baik Marthadidjaya maupun Gunadhya. Ayah dan Bunda bersama Fabian juga
“Kak Vinaaaa!!” Arsha menjerit bahagia sekaligus haru karena Vina bersedia datang jauh-jauh dari Vietnam untuk menghadiri pesta kecil tapi mewahnya. Vina memeluk erat Arsha erat seperti seorang Kakak yang merindukan adiknya, membawa tubuh mungil itu ke kiri dan ke kanan. “Selamat ya, Ca ... kamu m
“Hai keponakan Aunty ... ulu-ulu lucu banget, sih!” Satu detik kemudian terdengar suara tangis Xaidan disusul Xena. Padahal yang Arsha cubit adalah pipi Xaidan tapi Xenna setia saudara karena mendengar kembarannya menangis, ia pun ikut menangis. “Si Caca ih, lo demen banget bikin gue rempong.” Rac
“Bang ... ,” bisik Arsha sambil meringis menahan nyeri. Kama mengeratkan genggaman tangannya, mengusap kepala Arsha lembut. “Kenapa sayang?” balas Kama bertanya setelah mengecup kening istrinya. “Caesar aja deh, Bang ... Caca enggak tahan mulesnya, kaya pengen pup tapi kata susternya tadi bukan.”
“Ayo kita mainkan!” Sang Dokter berseru. “Baaaang,” rengek Arsha, memelas menatap suaminya. “Semangat sayang ... sebentar lagi kita ketemu dede bayi yang sering minta yang aneh-aneh itu ya,” ujar Kama yang tadinya berusaha menenangkan jadi terdengar seperti sedang meracau karena panik. Arsha yang
Davanka Abisheva Gunadhya adalah nama yang diberikan Arsha dan Kama pada anak pertamanya. Banyak makna yang terkandung pada nama tersebut berharap sang anak bisa menjadi pemimpin yang pemberani dan baik hati tapi yang paling penting taat pada Agama. Kama meminta seluruh keluarganya pulang agar bis
Kama menderapkan langkah memasuki rumah yang sudah sepi dengan sebagian lampu telah padam. Menarik longgar dasinya yang terasa mencekik, hari ini ia begitu sibuk bahkan hingga malam pun meeting dengan salah satu klien baru selesai. Mereka semua termasuk pekerjaaannya tidak mau mengerti jika saat i