Andra menatap tajam ke arah sang cucu yang baru saja ia pergoki sedang bebuat dosa. Walau jauh dilubuk hatinya yang terdalam, Andra memaklumi apa yang dilakukan Kama karena dimasa lampau ia pun pernah melakukan kenakalan tersebut tapi sebagai Kakek dan yang paling dituakan dalam keluarga Gunadhya,
“Gimana?” Andra bertanya pada sang istri yang telah merebahkan tubuh di sampingnya. Andra simpan Macbook ke atas nakas, tidak lupa melepas kacamata yang ia simpan di tempat yang sama. Pria tua itu telah selesai melihat data statistik pertumbuhan perusahaan yang ia rintis di Vietnam. Sangat puas
“Hari ini Arsha ada acara kemana?” Sang Nenek bertanya lembut setelah menghabiskan sarapan paginya. “Enggak ada Nek, semenjak kecelakaan kemarin Caca janji enggak akan keluar rumah lagi,” jawab Arsha sambil tersenyum ironi. “Kenapa? Memang Arsha enggak bosen di rumah terus?” Arsha hanya tersenyu
Seorang Koki mengambil alih hand mixer dari tangan Arsha meski terlambat karena adonan hanya tinggal tersisa sedikit dan acara membuat kue gagal total, hancur berantakan. “Neeeek, maafin Caca ya!” Arsha yang wajah dan pakaiannya habis terkena adonan meraih lap untuk kemudian ia sapukan ke pakaian R
Acara belanja antara Rena dan Arsha begitu menyenangkan tanpa keonaran lain yang Arsha perbuat. Mereka bukan hanya membeli gaun tapi juga lengkap dengan tas dan sepatu. Setelah dirasa cukup, Rena membawa Arsha ke sebuah salon tempat para sosialita Vietnam memanjakan dirinya. Ternyata Rena mengena
Sepeninggalan sang Nenek, Kalila meneliti Arsha dari atas hingga bawah. Cukup terpesona melihat Arsha yang cantik dengan make up dan gaun yang pas untuk usianya. “Aku kasih tau ya ... ada cewek yang terobsesi banget sama Abang ...,” ujar Kalila memberitau. “Sini!” Kalila menarik tangan Arsha kem
Sempat tidak percaya melihat Arsha yang mungil mampu membuat Nufaira ketakutan seperti yang ceritakan padanya. Mata Mai memicing dengan banyak kebencian yang terpancar, ia harus menyingkirkan perempuan itu dari hidup Kama dan harus segera dimulainya dari sekarang. Acara berlangsung meriah dengan b
Lagu yang mengiri acara dansa tersebut akhirnya berhenti, Arsha mengembuskan napas setelah entah sejak kapan menahan napasnya. Tidak ada yang terjadi, sungguh melegakan bagi Arsha. Kama membawa Arsha mencari tempat untuk duduk dengan tangan sang wanita yang melingkar di lengannya. Beberapa pasan
“Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah
“Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t
“Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d
“Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”
“Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa
Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su
“Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua
Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk
Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang