Acara belanja antara Rena dan Arsha begitu menyenangkan tanpa keonaran lain yang Arsha perbuat. Mereka bukan hanya membeli gaun tapi juga lengkap dengan tas dan sepatu. Setelah dirasa cukup, Rena membawa Arsha ke sebuah salon tempat para sosialita Vietnam memanjakan dirinya. Ternyata Rena mengena
Sepeninggalan sang Nenek, Kalila meneliti Arsha dari atas hingga bawah. Cukup terpesona melihat Arsha yang cantik dengan make up dan gaun yang pas untuk usianya. “Aku kasih tau ya ... ada cewek yang terobsesi banget sama Abang ...,” ujar Kalila memberitau. “Sini!” Kalila menarik tangan Arsha kem
Sempat tidak percaya melihat Arsha yang mungil mampu membuat Nufaira ketakutan seperti yang ceritakan padanya. Mata Mai memicing dengan banyak kebencian yang terpancar, ia harus menyingkirkan perempuan itu dari hidup Kama dan harus segera dimulainya dari sekarang. Acara berlangsung meriah dengan b
Lagu yang mengiri acara dansa tersebut akhirnya berhenti, Arsha mengembuskan napas setelah entah sejak kapan menahan napasnya. Tidak ada yang terjadi, sungguh melegakan bagi Arsha. Kama membawa Arsha mencari tempat untuk duduk dengan tangan sang wanita yang melingkar di lengannya. Beberapa pasan
Arsha yakin bila Kakek dan Nenek dari Kama itu terlambat tiba di apartemen karena harus mengurus apa yang tadi telah ia perbuat, meminta maaf mungkin. Arsha menjadi merasa bersalah. Akan tetapi semua itu tidak akan berlalu begitu saja, kini mereka berada di ruang keluarga untuk melakukan sidang ter
Arsha beserta Kakek dan Neneknya masih sempat sarapan bersama Kama dan Kalila pagi itu sebelum kepulangan mereka ke Indonesia. “Jadi kapan kamu akan melamar Arsha?” Andra bertanya di sela sarapan paginya. Arsha mendongak. “Enggak jadi Kek, Abang enggak akan ngelamar Caca ... Caca enggak mau nikah
*** Meski kesal dan tidak terima dengan umpatan Arsha tadi, tak urung Kama mengantar Kakek dan Neneknya juga Arsha ke bandara. Perbincangan mengenai pernikahan tidak lagi menjadi pembahasan mereka berganti dengan beberapa masalah perusahaan yang perlu Kama tanyakan bagaimana penyelesainnya pada s
Seorang gadis melambai dari kejauhan, senyumnya selalu membuat hati Aarash bergetar, semakin bergetar seiring langkahnya yang kian mendekat. “Udah lama?” Rachel bertanya sambil menarik kursi di depan Aarash. “Baru aja,” jawab Aarash berdusta, padahal hampir satu jam ia menunggu dan sudah pergi jik