Hao Yu berjalan sendiri melewati kota yang hari ini nampak sepi. Entah kapan wabah itu menyebar, tapi kota hari ini terlihat sepi.
Hao Yu tidak tahu jika kota akan sesepi ini karena kemarin masih baik-baik saja dan tadi pagi Hao Yu pergi ke hutan.
“Sekarang, Bahkan aku tidak punya uang hanya untuk sekedar membeli makanan,” ucap Hao Yu memegang pinggangnya yang biasa disimpan kantong kecil berisi uang.
Hari sudah semakin malam, Hao Yu lapar, Hao Yu juga lelah. Ia mendekati pendopo kecil yang tidak jauh dari hutan yang akan ia tuju.
Di balik Kenapa itu ada sebuah rumah. Namun, Hao Yu Hanya duduk di pendopo itu sembari bersandar ke tiang pendopo.
“Ah, nyaman sekali,” ucapnya sembari meluruskan kaki.
Hao Yu memejamkan matanya sesaat. Ia lantas melihat ke arah pedang yang ia bawa. Pedang yang kata Ketua adalah Padang Kaisar siluman.
“Aku tidak tahu jika Ketua ternyata bekerja sama dengan siluman untuk menangkap siluman jahat,” ucap Hao Yu sembari memperhatikan pedang yang ia pegang.
Pikiran Hao Yu berkelana ke setiap cerita Ketua, ia masih percaya tidak percaya dengan semua yang di katakan Ketua.
Di saat Hao Yu tengah melamun, seketika Hao Yu di kagetkan dengan suara seseorang memanggilnya.
“Tuan Muda,” ucapnya.
Hao Yu replek berdiri dan melihat seorang wanita cantik berdiri di dekatnya. Hao Yu yang memang sangat menyukai melihat wanita cantik untuk sesaat terpesona.
“Tuan Muda,” panggil wanita itu sembari menggerakan tangannya di depan wajah Hao Yu.
Hao Yu tersadar, ia menggaruk tenggkuknya dan menunduk malu, meneymbunyikan pipi yang seketika merah merekah karena salah tingkah di ketaui sang gadis yang ia kagumi menegurnya.
“Eh, i-iya, Nona,” jawanya dengan sedikit transisi kata yang terbata-bata.
“Habis perjalan jauh, ya?” tanya gadis cantik dengan pipi tirus dan kulit putih bersih di depan Hao Yu.
“Iya, aku menumpang untuk istirahat sebentar di sini.” Sekarang Hao Yu terlihat sudah menguasai dirinya sendiri.
“Kenapa tidak di rumah saja?” tawarnya.
“Tidak apa, aku hanya sebentar,” jawab Hao Yu.
“Tidak apa, mari. Biar saya sediakan minum,” ajaknya dengan senyum tipis dan pandangan menatap wajah Hao Yu.
Bagaimana bisa Hao Yu menolak ajakan gadis cantik, apalagi di berikan senyum yang begitu manis.
“Mari,” ajaknya sembari berbalik.
‘Sebentar saja,’ batin Hao Yu dengan hati senang mengikuti gadis itu.
Lagi pula, Hao Yu juga haus. Sepanjang perjalanan ia tidak minum atau makan apa-apa.
Hao Yu di bawa masuk ke dalam rumah gadis itu. Pandangannya mengelilingi setiap ruangan.
“Apa di sini tidak ada orang?” tanya Hao Yu
“Di dalam ada orang tuaku,” jawab Hadi itu dengan suara lembutnya.
“Silahkan duduk,” ucapnya mempersilahkan Hao Yu duduk di kursi kayu.
Hao Yu segera duduk, ia melihat tempat itu dengan seksama. Entahlah, kenapa ada rasa penasaran dalam dirinya untuk memperhatikan setiap sudut rumah itu.
Tidak berapa lama, gadis cantik itu datang kembali dengan teko kecil dan cangkir lalu menyimpannya di depan Hao Yu.
Ia duduk di depan Hao Yu. “Silahkan,” ucapnya mempersilahkan Hao Yu untuk minum setelah ia menuangkan satu cangkir air dan mendekatkannya ke depan Hao Yu.
Hao Yu merasa terhormat sekali di persilahkan dengan begitu manis oleh gadis itu.
Hao Yu mengambil minuman itu dan meneguknya.
“Siapa nama, Tuan?”
“Aku Hao Yu, ah tidak perlu panggil Tuan. Aku rasa kita seumuran,” ujar Hao Yu.
"Baiklah, Hao Yu. Nama ku Jia Li."
"Cantik."
Jia Li hanya tersenum tipis mendapat pujian dari Hao Yu.
Tidak berapa lama ada sepasang wanita dan laki-laki paruh baya datang menghampiri Hao Yu.
"Ada tamu," ucapnya basa basi.
Padaha sebelumnya Jia Li sudah mengatakan jika ada pemuda yang singgah karena kemalaman.
Hao Yu berdiri dan memberikan salam dengan membungkukkan tubuhnya.
“Tadi, aku sedang istirahat sebentar di pendopo, tapi Nona ini mengajak aku masuk. Jadi aku ikut masuk.”
“Itu bagus, kau bisa istirahat dulu di sini,” ucap Lelaki tua itu.
Tangannya bergerak seolah mempersilahkan Hao Yu untuk duduk kembali. Hao Yu mengerti dan segera duduk kembali, diikuti oleh pasangan itu. Setelah itu, Hao Yu memperkenalkan diri sama halnya yang dia lakukan kepada Jia Li.
“Kamu dari mana dan mau kemana?” tanya Lelaki tua yang bernama Fengying, ayah Jia Li.
Sementara Jianying, ibu Jia Li hanya diam sembari memperhatikan wajah Hao Yu yang begitu tampan. Memang siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan Hao Yu, pemuda itu begitu tampan, wajahnya bercahaya. Putih bersih dan hidung tegap, rahang tegas dan bibir tipis berwarna merah jambu itu mampu membius setiap membius setiap wanita yang ia temui.
Begitu pun dengan Jia Li yang sedari tadi tidak henti mencuri-curi pandang dan Ibu Jia Li.
“Aku dari Desa Zisine. Aku akan melakukan perjalanan menuju lembah raja obat untuk mencari obat penangkal wabah yang saat ini menyebar di tempat kami,” jelas Hao Yu.
“Lembah raja obat?” kaget Fengying.
Lembah raja obat sudah sangat terkenal dengan jalannya yang begitu mengerikan jika perjalanan dari tempat ini ke lembah raja obat. Mungkin jika tidak melewati gunung Sintang seperti di tempat lainseperti di tempat lain, semuanya tidak akan sesulit itu sampai mengagetkan Fengying.
“Benar.”
“Apa kau yakin akan datang ke sana? Sendirian?”
Hao Yu menghembuskan napas panjang. “Keselamatan orang-orang yang berdampak wabah itu sekarang bergantung pada ku. Yakin tidak yakin aku harus tetap pergi,” jawab Hao Yu.
Fengying melihat ke arah putrinya setelah menghembuskan napas panjang. Jia Li yang mengikuti pandangan Fengying terheran-heran mengapa ayahnya menatap dirinya seperti itu.
Hao Yu juga yang mengikuti pandangan Fenying menghadap ke arah Jia Li.
“Memang wabah apa yang tersebar sampai kamu repot-repot datang ke lembah raja obat?”tanya Fengying.
Hao Yu kembali menoleh Fengying.“Entahlah, Tuan. Tapi wabah itu membuat banyak orang sesak, seolah napasnya tertahan. Bahkan, banyak dari mereka yang mati mendadak,” jawab Hao Yu.
Fengying menatap wajah Hao Yu lekat-lekat, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang aneh pada pancaran aura wajah pemuda di depannya.
Hao Yu yang di tatap sedemikian lekat, merasa tidak nyaman. Mungkin jika di tatap Jia Li, Hao Yu akan merasa senang-senang saja, tapi ini di tatap laki-laki.
“Ke-kenapa, Tuan memandang aku seperti itu?” tanya Hao Yu dengan transisi kata yang terbata-bata.“Wajahmu tampan,” jawab Fengying membuat Hao Yu memalingkan muka. Begitu pula dengan Jia Li. Bisa-bisanya ayahnya memuji laki-laki muda. “Em ... Ini sudah larut malam. Sebaiknya perjalanannya dilanjutkan besok saja. Jia Li sangat mengenal jalan menuju lembah raja obat, nanti dia akan mengantar mu,” ucap Fengying.“Hah? Jia Li sangat mengenal.”Bukankah jalan menuju lembah raja obat itu sangat mengerikan, tapi mengapa Jia Li bisa sudah terbiasa jalan sana. “Iya, mungkin jika kamu di temani orang sini langsung, kamu bisa selamat,” ucap Fengying seolah meremehkan jika Hao Yu tidak bisa jalan sendiri. Namun, Hao Yu tidak merasa tersinggung, ia menyukai Jia Li. Tidak masalah, ini kesempatannya untuk berdekatan dengan Jia Li.“Baiklah, jika itu tidak merepotkan Jia Li,” jawab Hao Yu. Hao Yu memandang Jia Li, percaya tidak percaya, tapi Jia Li begitu cantik, tidak mungkin sudah terbiasa jal
“Tentu saja.” Fengying berjalan mendekati meja kayu keci dan mengambil sesuatu dari sana. Lalu mendekati Jia Li kembali. “Ini Pil ajaib, carilah kesempatan agar Hao Yu meminum pil ini. Ini akan membuktikan jika dia benar-benar anak kaisar siluman dan Dewi langit,” ucap Fengying sembari menyerahkan satu pil yang ditutup oleh kain hitam."Bukankan jika aku ikut dengannya aku juga akan mengetahui siapa dia sebenarnya? Dengan seberapa kuat dia bertarung dan.”“Tidak Jia Li! Jika dia bisa bertarung, semua orang juga bisa bertarung, apalagi dia datang dari Sekte Pemburu Sekte,” ucap Fengying. Jia Li menerima pil dari tangan Fengying karena kasihan melihat ayahnya itu terus memegang pil yang di sodorkan padanya, tapi tidak kunjung di terima.“Ayah benar.”“Jika Hao Yu memakan pil itu, ia akan menunjukkan siapa dirinya. Jadi jangan sia-siakan kesempatan ini.”“Baik, Ayah.”Pagi hari sekali, Hao Yu melanjutkan perjalanan bersama Jia Li setelah mereka sarapan bersama di rumah Tuan Fengying.
Hao Yu mengeluarkan pedangnya, ketika kedua siluman itu semakin mendekat, Hao Yu langsung menebas kedua siluman itu sekaligus. “Aaaaaggh.”Mereka terjatuh, Hao Yu mengambil kesempatan untuk menolong Jia Li. “Kau tidak apa-apa?” tanya Hao Yu memberanikan diri merangkul Jia Li.“Aku tidak apa-apa,” jawab Jia Li. Jia Li menatap mata Hao Yu, jelas sekali terpancar warna biru bercahaya di sana. ‘Dia bukan dewa hakim, menghajar siluman saja harus dengan cara mengelabui dulu. Namun, dia di takdirkan menjadi dewa hakim suatu saat jika dia dapat melewati rintangan yang ada,’ batin Jia Li saat melihat mata Hao Yu.Dan sekarang, ia di tugaskan oleh ayahnya untuk menyelidiki Hao Yu, singkat saja. Ia adalah kegagalan bagi perjalanan Hao Yu. “Menyebalkan sekali, Cih,” decih Fang Yin.“Hao Yu, kau harus tahu, dia bukan wanita baik yang akan menolong mu, kau sudah di kelabui dengan kecantikannya,” ucap Fang Yin membuat Hao Yu yang pada beradu pandang dengan Jia Li menoleh pada Fang Yin, Hao Yu ti
Netra Jia Li terlihat berkaca, mengetahui akan menangkapnyaJia Li memandang Hao Yu dengan sedih. Hao Yu yang melihat kesedihan di mata Jia Li pun tidak tega. Bagaimana bisa, ia yang baru pertama kali bersinggungan dengan perempuan dan sekarang ia sudah menyakitinya.‘Siluman juga tergolong dalam kebaikan dan kejahatan. Yang kita tangkap adalah siluman yang berniat menghancurkan semesta. Tidak dengan siluman baik yang tidak melakukan kesalahan,’ batin Hao Yu mengingat jika Ketua mengatakan itu sebelum Hao Yu pergi. “Jika kau ingin menangkap ku, aku tidak masalah. Tangkap saja aku,” ucap Jia Li menyerahkan diri dengan wajah sedih dan memejamkan mata, seolah ia siap jika Hao Yu akan memasukkannya e dalam kendi arak itu. Wajau dalam hatinya ia tidak menginginkan itu terjadi, bagaimana bisa ia membiarkan rencananya gagal begitu saja.“Tidak Jia Li, aku tidak akan menangkap mu,” ucap Hao Yu membuat Jia Li membuka matanya. “Kau bersungguh-sungguh?” tanya Jia Li tidak percaya. “Aku be
“Hemmm ...,”aum Raja Hutan.“Dia mengerti bahasa kita?” tanya Hao Yu dengan perasaan bergidik ngeri melihat caranya bicara. “Dia mengerti, hanya saja dia tidak bisa berbahasa seperti kita,” ujar Jia Li.“Oh, pantas saja.” Hao Yu menegakkan tubuhnya dan sedikit mengangkat dagu seolah ia sedang menantang raja hutan, tanpa sedikitpun memiliki rasa takut.“Hei, aku dengar kau membuat jebakan yang begitu banyak di tempat ini? Kenapa seperti itu? Aku tidak akan mengganggumu, aku hanya permisi untuk lewat. Jadi bisa biarkan aku lewat sekarang,” ucap Hao Yu.“Haoammm ....” Bukannya membiarkan Hao Yu untuk lewat, tapi raja hutan malah memasang tubuhnya untuk menghalangi Hao Yu.“Hao Yu, sepertinya dia tidak membiarkan kita lewat. Dia selalu membunuh setiap orang yang lewat ke sini, Jadi mungkin kita juga tidak akan dibiarkan untuk lewat.”“Apa tidak ada jalan lain?” tanya Hao Yu. “Setiap titik di tempat ini di penuhi jebakan, kalau tidak izin dan
Hao Yu tersungkur ketika pedang sang perampok berhasil menusuk dadanya dan mendorong Hao Yu sampai punggung Hao Yu menubruk pohon Pinus.“Aaggghh.”Hao Yu berusaha keras menahan pedang itu agar tidak menusuk jantung. Namun, perampok itu begitu kuat dan terus menekan. Darah di tangan Hao Yu sudah membasahi pedang sang perampok.Pedang itu semakin menusuk sampai membuat Hao Yu menahan sakit di telapak tangan dan dadanya. Ia menatap netra penjahat itu, hal itu di manfaatkan perampok untuk semakin menekan pedangnya sampai menusuk dada Hao Yu. “Aaaah,”Pedang di cabut kembali sampai Hao Yu terjatuh dengan menumpukan kedua lututnya di tanah. Tidak berapa lama ia terjatuh tengkurap, tangannya lemas berlumuran darah. “Ambil kantongnya!” ujar perampok itu pada salah satu anak buahnya. Anak buah penjahat itu langsung menuruti perintah tuannya dan mengambil kantong kain kecil yang di gantungkan di sabuk pakaian Hao Yu. “Ja-jangan,” di ambang ke sadaran-nya, Hao Yu masih berusaha menahan uang
“Dia kenapa?” tanya Aigau melihat beberapa anggota sekte datang sembari membawa seseorang yang sudah terlepas lemah.“Ada siluman datang dan mengacau kotak. Ketujuh pemanah kita tewas di tangannya, dan Shi Jian,” ujarnya sembari melihat Lelaki dewasa yang di bawa mereka sudah tewas tergeletak di tanah. Hao Yu segera berdiri dan mendekati Shi Jian bersamaan dengan Aigau. Hao Yu melihat di leher Shi Jian, salah satu pemanah yang tewas itu terluka parah di lehernya. “Jangan di sentuh!” ujar Hao Yu saat menyadari ada asap yang keluar dari luka Shi Jian ketika Aigau akan menyentuh untuk memastikan.“Heh, Lemah. Jangan sok tahu kau. Aku menyentuhnya untuk memastikan luka ini di akubatkan siluman atau bukan.”“Tapi di luka itu sepertinya ada racun.”Aigao berdiri dan menatap Hao Yu meremehkan. “Tau apa kau tentang luka yang ada racunnya?” tanya Aigao mengangkat dagu, angkuh.Hao Yu terdiam, ia menelan saliva bisa saja. Berdiri tegak berhadapan dengan Aigao. “Katakan!”bentak Aigao.Hao Y
Hao Yu memasang telinga untuk mendengarkan dengan seksama apa yang akan di ceritakan oleh Ketua. Sang ketua berjalan menghampiri meja kayu dan duduk di lantai depan meja pendek itu. Hao Yu mengikutinya dan duduk di depan ketua. Ia masih menunggu ketua bicara.“Sebenarnya, 19 tahun yang lalu. Ada kaisar siluman yang menyamar menjadi manusia demi mendapatkan pengetahuan agar bisa menjadi dewa kaisar siluman, kaisar terkuat dan tak terkalahkan. Namun, dalam perjalanan itu ia malah bertemu dengan seorang gadis biasa dari alam manusia. Kaisar siluman jatuh cinta, tanpa gadis itu tahu jika sebenarnya laki-laki yang ia cintai adalah siluman. Dan tanpa siluman tahu juga, gadis biasa yang ia nikahi ternyata seorang dewi langit. Mereka menikah, pernikahan mereka tercium oleh dewa siluman dan dewa langit. Pernikahan siluman dan dewi langit sangat ditentang sampai membuat Kaisar langit turun ke bumi.Pasangan itu sangat di incar kaisar langin dan Dewa Kaisar Siluman. Menyulut api amarah Kaisar
“Hemmm ...,”aum Raja Hutan.“Dia mengerti bahasa kita?” tanya Hao Yu dengan perasaan bergidik ngeri melihat caranya bicara. “Dia mengerti, hanya saja dia tidak bisa berbahasa seperti kita,” ujar Jia Li.“Oh, pantas saja.” Hao Yu menegakkan tubuhnya dan sedikit mengangkat dagu seolah ia sedang menantang raja hutan, tanpa sedikitpun memiliki rasa takut.“Hei, aku dengar kau membuat jebakan yang begitu banyak di tempat ini? Kenapa seperti itu? Aku tidak akan mengganggumu, aku hanya permisi untuk lewat. Jadi bisa biarkan aku lewat sekarang,” ucap Hao Yu.“Haoammm ....” Bukannya membiarkan Hao Yu untuk lewat, tapi raja hutan malah memasang tubuhnya untuk menghalangi Hao Yu.“Hao Yu, sepertinya dia tidak membiarkan kita lewat. Dia selalu membunuh setiap orang yang lewat ke sini, Jadi mungkin kita juga tidak akan dibiarkan untuk lewat.”“Apa tidak ada jalan lain?” tanya Hao Yu. “Setiap titik di tempat ini di penuhi jebakan, kalau tidak izin dan
Netra Jia Li terlihat berkaca, mengetahui akan menangkapnyaJia Li memandang Hao Yu dengan sedih. Hao Yu yang melihat kesedihan di mata Jia Li pun tidak tega. Bagaimana bisa, ia yang baru pertama kali bersinggungan dengan perempuan dan sekarang ia sudah menyakitinya.‘Siluman juga tergolong dalam kebaikan dan kejahatan. Yang kita tangkap adalah siluman yang berniat menghancurkan semesta. Tidak dengan siluman baik yang tidak melakukan kesalahan,’ batin Hao Yu mengingat jika Ketua mengatakan itu sebelum Hao Yu pergi. “Jika kau ingin menangkap ku, aku tidak masalah. Tangkap saja aku,” ucap Jia Li menyerahkan diri dengan wajah sedih dan memejamkan mata, seolah ia siap jika Hao Yu akan memasukkannya e dalam kendi arak itu. Wajau dalam hatinya ia tidak menginginkan itu terjadi, bagaimana bisa ia membiarkan rencananya gagal begitu saja.“Tidak Jia Li, aku tidak akan menangkap mu,” ucap Hao Yu membuat Jia Li membuka matanya. “Kau bersungguh-sungguh?” tanya Jia Li tidak percaya. “Aku be
Hao Yu mengeluarkan pedangnya, ketika kedua siluman itu semakin mendekat, Hao Yu langsung menebas kedua siluman itu sekaligus. “Aaaaaggh.”Mereka terjatuh, Hao Yu mengambil kesempatan untuk menolong Jia Li. “Kau tidak apa-apa?” tanya Hao Yu memberanikan diri merangkul Jia Li.“Aku tidak apa-apa,” jawab Jia Li. Jia Li menatap mata Hao Yu, jelas sekali terpancar warna biru bercahaya di sana. ‘Dia bukan dewa hakim, menghajar siluman saja harus dengan cara mengelabui dulu. Namun, dia di takdirkan menjadi dewa hakim suatu saat jika dia dapat melewati rintangan yang ada,’ batin Jia Li saat melihat mata Hao Yu.Dan sekarang, ia di tugaskan oleh ayahnya untuk menyelidiki Hao Yu, singkat saja. Ia adalah kegagalan bagi perjalanan Hao Yu. “Menyebalkan sekali, Cih,” decih Fang Yin.“Hao Yu, kau harus tahu, dia bukan wanita baik yang akan menolong mu, kau sudah di kelabui dengan kecantikannya,” ucap Fang Yin membuat Hao Yu yang pada beradu pandang dengan Jia Li menoleh pada Fang Yin, Hao Yu ti
“Tentu saja.” Fengying berjalan mendekati meja kayu keci dan mengambil sesuatu dari sana. Lalu mendekati Jia Li kembali. “Ini Pil ajaib, carilah kesempatan agar Hao Yu meminum pil ini. Ini akan membuktikan jika dia benar-benar anak kaisar siluman dan Dewi langit,” ucap Fengying sembari menyerahkan satu pil yang ditutup oleh kain hitam."Bukankan jika aku ikut dengannya aku juga akan mengetahui siapa dia sebenarnya? Dengan seberapa kuat dia bertarung dan.”“Tidak Jia Li! Jika dia bisa bertarung, semua orang juga bisa bertarung, apalagi dia datang dari Sekte Pemburu Sekte,” ucap Fengying. Jia Li menerima pil dari tangan Fengying karena kasihan melihat ayahnya itu terus memegang pil yang di sodorkan padanya, tapi tidak kunjung di terima.“Ayah benar.”“Jika Hao Yu memakan pil itu, ia akan menunjukkan siapa dirinya. Jadi jangan sia-siakan kesempatan ini.”“Baik, Ayah.”Pagi hari sekali, Hao Yu melanjutkan perjalanan bersama Jia Li setelah mereka sarapan bersama di rumah Tuan Fengying.
“Ke-kenapa, Tuan memandang aku seperti itu?” tanya Hao Yu dengan transisi kata yang terbata-bata.“Wajahmu tampan,” jawab Fengying membuat Hao Yu memalingkan muka. Begitu pula dengan Jia Li. Bisa-bisanya ayahnya memuji laki-laki muda. “Em ... Ini sudah larut malam. Sebaiknya perjalanannya dilanjutkan besok saja. Jia Li sangat mengenal jalan menuju lembah raja obat, nanti dia akan mengantar mu,” ucap Fengying.“Hah? Jia Li sangat mengenal.”Bukankah jalan menuju lembah raja obat itu sangat mengerikan, tapi mengapa Jia Li bisa sudah terbiasa jalan sana. “Iya, mungkin jika kamu di temani orang sini langsung, kamu bisa selamat,” ucap Fengying seolah meremehkan jika Hao Yu tidak bisa jalan sendiri. Namun, Hao Yu tidak merasa tersinggung, ia menyukai Jia Li. Tidak masalah, ini kesempatannya untuk berdekatan dengan Jia Li.“Baiklah, jika itu tidak merepotkan Jia Li,” jawab Hao Yu. Hao Yu memandang Jia Li, percaya tidak percaya, tapi Jia Li begitu cantik, tidak mungkin sudah terbiasa jal
Hao Yu berjalan sendiri melewati kota yang hari ini nampak sepi. Entah kapan wabah itu menyebar, tapi kota hari ini terlihat sepi.Hao Yu tidak tahu jika kota akan sesepi ini karena kemarin masih baik-baik saja dan tadi pagi Hao Yu pergi ke hutan.“Sekarang, Bahkan aku tidak punya uang hanya untuk sekedar membeli makanan,” ucap Hao Yu memegang pinggangnya yang biasa disimpan kantong kecil berisi uang.Hari sudah semakin malam, Hao Yu lapar, Hao Yu juga lelah. Ia mendekati pendopo kecil yang tidak jauh dari hutan yang akan ia tuju. Di balik Kenapa itu ada sebuah rumah. Namun, Hao Yu Hanya duduk di pendopo itu sembari bersandar ke tiang pendopo. “Ah, nyaman sekali,” ucapnya sembari meluruskan kaki. Hao Yu memejamkan matanya sesaat. Ia lantas melihat ke arah pedang yang ia bawa. Pedang yang kata Ketua adalah Padang Kaisar siluman.“Aku tidak tahu jika Ketua ternyata bekerja sama dengan siluman untuk menangkap siluman jahat,” ucap Hao Yu sembari memperhatikan pedang yang ia pegang.Pik
“Hao Yu, apa yang kau pikirkan?”tanya Ketua karena melihat Hao Yu malah melamun. “Lembah raja obat?” tanya Hao Yu. Entahlah, pikirannya benar-benar kalut. Ia tidak bisa apa-apa dan akan pergi ke lebah raja obat. Bisa kembali hanya nama Hao Yu kalau begitu.“Iya, kau harus datang ke sana. Aku yakin kau bisa mendapatkan bunga Oregano.”“Bagaimana bisa, Ketua? Datang ke sana adalah menentang maut. Di gunung Sintang banyak orang hilang sampai tidak kembali. Tidak jelas kemana hilangnya.” “Aku tahu ini sulit, tapi kau adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan ribuan jiwa. Dan aku yakin kau pasti bisa melewati gunung Sintang dengan mudah.”Ketua melepaskan tangannya dari pundak Hao Yu. Pandangannya beralih pada pedang yang di simpan di pinggir Hao Yu. Hao Yu mengikuti pandangan sang ketua yang menurutnya seolah ketua ingin menunjukan sesuatu.“Pedang Kaisar siluman yang kau pegang akan membantumu. Aku rasa kau juga mulai sekarang harus bisa menggunakan tehnik bela diri yang ku ajarkan
Hao Yu memasang telinga untuk mendengarkan dengan seksama apa yang akan di ceritakan oleh Ketua. Sang ketua berjalan menghampiri meja kayu dan duduk di lantai depan meja pendek itu. Hao Yu mengikutinya dan duduk di depan ketua. Ia masih menunggu ketua bicara.“Sebenarnya, 19 tahun yang lalu. Ada kaisar siluman yang menyamar menjadi manusia demi mendapatkan pengetahuan agar bisa menjadi dewa kaisar siluman, kaisar terkuat dan tak terkalahkan. Namun, dalam perjalanan itu ia malah bertemu dengan seorang gadis biasa dari alam manusia. Kaisar siluman jatuh cinta, tanpa gadis itu tahu jika sebenarnya laki-laki yang ia cintai adalah siluman. Dan tanpa siluman tahu juga, gadis biasa yang ia nikahi ternyata seorang dewi langit. Mereka menikah, pernikahan mereka tercium oleh dewa siluman dan dewa langit. Pernikahan siluman dan dewi langit sangat ditentang sampai membuat Kaisar langit turun ke bumi.Pasangan itu sangat di incar kaisar langin dan Dewa Kaisar Siluman. Menyulut api amarah Kaisar
“Dia kenapa?” tanya Aigau melihat beberapa anggota sekte datang sembari membawa seseorang yang sudah terlepas lemah.“Ada siluman datang dan mengacau kotak. Ketujuh pemanah kita tewas di tangannya, dan Shi Jian,” ujarnya sembari melihat Lelaki dewasa yang di bawa mereka sudah tewas tergeletak di tanah. Hao Yu segera berdiri dan mendekati Shi Jian bersamaan dengan Aigau. Hao Yu melihat di leher Shi Jian, salah satu pemanah yang tewas itu terluka parah di lehernya. “Jangan di sentuh!” ujar Hao Yu saat menyadari ada asap yang keluar dari luka Shi Jian ketika Aigau akan menyentuh untuk memastikan.“Heh, Lemah. Jangan sok tahu kau. Aku menyentuhnya untuk memastikan luka ini di akubatkan siluman atau bukan.”“Tapi di luka itu sepertinya ada racun.”Aigao berdiri dan menatap Hao Yu meremehkan. “Tau apa kau tentang luka yang ada racunnya?” tanya Aigao mengangkat dagu, angkuh.Hao Yu terdiam, ia menelan saliva bisa saja. Berdiri tegak berhadapan dengan Aigao. “Katakan!”bentak Aigao.Hao Y