Share

Bab 85

Penulis: Jus Pir
Lucia berkata, “Nggak ada pengaruh. Tapi akan berpengaruh pada perasaanmu. Untuk apa kamu memedulikan Boris? Seharusnya Tyara yang menjaga dia.”

Zola hanya tersenyum tipis dan berkata, “Benar, tapi sekarang kamia dalah suami istri. Aku nggak bisa kabur dari tanggung jawabku. Mengenai Tyara, aku rasa dia akan menderita kalau aku yang menginap di rumah sakit.”

Apa yang dikatakan oleh Zola memang benar. Perasaan Tyara tampak buruk karena perempuan itu menginap di rumah sakit. Dia langsung datang ke rumah sakit keesokan paginya. Dia sengaja meminta koki untuk menyiapkan bubur.

Waktu masih terlalu pagi dan Boris masih belum tidur dengan cukup. Kemarin malam lukanya sakit hingga membuatnya tidak bisa terlelap. Lelaki itu tertidur ketika nyaris pagi hari. Kedatangan Tyara yang membangunkannya membuatnya terlihat marah.

Tyara tersenyum tipis dan berkata, “Boris, aku minta koki di rumah untuk buat bubur. Tapi nggak ada punya Zola. Kalau Zola lapar, kamu beli sendiri saja. Kamu nggak masalah, ‘k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 86

    Sesaat kemudian, Tyara sudah dijemput oleh manajernya. Perempuan itu tampak sibuk selama beberapa hari terakhir. Tidak hanya mengeluarkan lagu, dia juga harus syuting iklan. Dikarenakan adanya bantuan dari Morrison Group, bertia tentang kembalinya dia dalam media menjadi sangat menggemparkan.Ada banyak orang-orang terkenal yang memberikan ucapan selamat. Namun, yang dikhawatirkan oleh Tyara saat ini adalah dia ingin meminta Jeffry membantunya mengisi lirik lagu. Akan tetapi, lelaki itu sudah mengundurkan diri dan tidak ada yang tahu keberadaannya sehingga tidak ada yang bisa menghubunginya.Tyara diam sejenak dan akhirnya memutuskan untuk bilang pada Boris, "Boris, aku ingin meminta Jeffry membantuku mengisi lirik. Tapi aku nggak ada kontaknya. Kamu bisa bantu aku pikirkan caranya?""Jeffry?""Iya. Selama beberapa tahun terakhir, namanya menghilang begitu saja. Tapi efek dari namanya masih ada. Baik artis maupun para penggemar sangat menyukainya. Kalau dia bisa bantu aku mengisi lirik

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 87

    “Baik, aku bawa dia pulang." Boris tersenyum sambil menatap Zola.Setelah sambungan telepon terputus, dia memberikan ponsel pada perempuan itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain sama sekali."Kenapa kamu melihatku?" tanya Zola."Kakek mau melihatmu kurus atau nggak. Aku harus lebih awal memperhatikanmu dulu. Kalau nggak, aku susah kasih penjelasan ke Kakek," ujar Boris sambil menahan senyum.Zola tercenung sesaat dan berkata, "Aku mengurus karena menjagamu. Aku mau bilang sama Kakek.""Bilang apa sama Kakek?"Tubuh lelaki itu mendadak mendekat dan membuat Zola berubah kaku.Dengan suara rendah dia berkata, "Bilang sama Kakek kalau aku menjahatimu?"Zola mengulurkan tangannya mendorong Boris menjauh. Namun lelaki itu menahan tangan Zola dalam genggamannya sendiri sambil terkekeh kecil dan bertanya, "Coba kamu tebak Kakek berharap aku menjahatimu dengan sembarangan?"Respons lelaki itu membuat Zola berpikiran apakah lelaki di depannya ini sudah jatuh hati dengannya? Namun pemiki

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 88

    Hartono menatapnya dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Zola, dia kurang baik padamu, ya? Kamu nggak perlu menjawab Kakek, Kakek sudah sangat mengerti. Kalau dia cukup baik padamu, kamu nggak akan memilih untuk cerai dan nggak mungkin menutupi perihal kehamilanmu. Dia gagal menjadi seorang suami.""Keluarga Morrison selalu mementingkan perasaan. Baik Kakek dan neneknya atau orang tuanya nggak pernah ada masalah dengan hubungan pernikahan. Kakek juga nggak tahu apakah dulu salah gendong cucu atau nggak?" Hartono memaksakan seulas senyum.Zola merasa bersalah dan tidak tenang. Dia berkata, "Kakek, jangan bilang seperti itu. Sebenarnya bukan semuanya salah dia. Kami hanya nggak cocok saja.""Kamu nggak perlu membelanya. Dia besar di sisi Kakek, jadi Kakek jauh mengerti dia dibandingkan siapa pun. Zola, kegagalan terbesarnya adalah karena kamu nggak mau kasih dia kesempatan. Kamu yang membuat keputusan apakah mau memberi tahu dia. Apa pun itu, Kakek akan mendukungmu."Zola kembali terdi

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 89

    Dimas ikut menyahut, "Tentu saja. Hanya saja dia selalu berada di sekeliling Boris. Kalau begini terus, khawatir akan menyakiti Zola.""Sudah disakiti. Meski mereka cerai, Zola juga akan menjadi keluarga Morrison selamanya. Kalian juga harus siap-siap kalau anak bandel itu diusir dari rumah," kata Hartono dengan nada tidak senang.Dimas dan Rosita saling berpandangan sejenak tanpa berkata apa pun. Rosita berkata, "Pa, Papa suka dengan Zola, begitu juga kami. Tentu saja kami berharap dia bersama dengan Boris.""Cih! Tunggu dia ingin bersama dengan Zola, mungkin dia harus melihat dulu apakah Zola mau bersama dengannya. Kalau dia cerai dengan Zola, dia akan menyesal seumur hidup."Setiap Hartono mengingat bahwa saat ini Zola tengah hamil, dia ingin sekali memukul Boris hingga lelaki itu terbaring di kasur. Dengan begitu maka tidak akan membuat Zola marah.Dimas yang merasa ucapan ayahnya ada maksud tersirat langsung bertanya, "Pa, Zola ada bilang sesuatu dengan Papa?"Lelaki tua itu menat

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 90

    Di dalam ruang rapat.Zola baru saja membuka laptop dan menampilkan sketsa desainnya pada layar besar di hadapannya. Setelah itu dia berkata pada Pak Wanto yang merupakan penanggung jawab Morrison Group, "Seluruh sketsa desainnya sudah termasuk interior dan eksteriornya. Coba dilihat apakah ada yang harus diubah?"Rancangan Zola tampak sangat matang. Tidak hanya baru, tetapi juga terdapat gaya klasik. Akan tetapi, kombinasi keduanya tidak saling bertabrakan. Justru membuat keseluruhan desain tersebut terasa penuh dan serasi.Pak Wanto selaku manajer di Morrison Group sudah berkecimpung di bidang ini selama bertahun-tahun. Dia memiliki pandangan yang cukup jeli dan selalu memperhatikan detail kecil. Namun, dia tidak dapat menemukan kekurangan pada gambar desain yang dikirimkan Zola.Wanto juga memberikan beberapa poin yang perlu diperbaiki, dan Zola dapat menjawabnya dengan lancar. Jelas sekali menunjukkan bahwa perempuan itu telah melakukan banyak persiapan.Wanto  mengangguk dan berka

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 91

    Setelah itu dia bertanya, “Pak Wanto, menurutmu ucapan Bu Zola benar?”Wanto adalah senior di Morrison Group. Dalam hal ini, dia percaya jika Boris tidak akan menggunakan kekuatan uang untuk mengganti sesuatu yang benar. Oleh karena itu dia berkata dengan jujur, “Menurutku ucapan Bu Zola benar.”Pihak Stonerise terdiam sesaat dan tampak bingung. Boris tersenyum tipis dan berkata, “Iya, memang benar.”Maksud tersembunyi dari ucapannya terdengar jelas. Namun tidak ada yang bisa menebak apakah maksud lelaki itu bahwa orang yang benar atau sketsanya yang benar.Akan tetapi, ini hanya masalah kecil saja. Selanjutnya, semuanya berjalan dengan sangat lancar. Mengenai revisi sketsa juga sudah mendapatkan penyelesaiannya. Mereka berbincang hingga tiba waktunya makan siang.Boris melirik jam tangan yang melingkar tangannya. Pemandangan tersebut tidak luput dari tatapan Jesse.“Semuanya sudah bekerja keras, Pak Boris sebagai tuan rumah akan mengundang semuanya makan bersama. Tempat makan sudah di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 92

    Tyara menoleh ke arah Boris dan mengangguk kecil sambil berkata, “Iya, benar. Awalnya aku ingin mengajak Boris makan bersama. Tapi kalian sudah ada janji. Aku ….”“Bagaimana kalau Bu Tyara makan bersama saja? Semakin ramai juga akan semakin seru.”Orang yang bertanya adalah pihak dari Stonerise. Mereka beranggapan hubungan Tyara dan Boris sepertinya hubungan mereka tidak biasa. Oleh karena itu, dia ingin mencoba mendekatkan diri.Boris hanya diam saja dan Tyara hanya melirik lelaki itu meminta izin dan berkata,”Sepertinya nggak baik. Boris, aku bisa mengganggu kalian, nggak?”“Nggak, Bu,” jawab seseorang lagi.Setelah itu, semuanya menunggu jawaban dari Boris. Beberapa detik kemudian, lelaki itu berkata, “Kalau mau ikut, ikut saja.”“Ok, kalau begitu aku ikut kalian,” sahut Tyara sambil tersenyum lebar. Dia berjalan di samping Boris kemudian menyapa Zola, “Zola, kamu juga ada?”Zola tampak enggan membalas, tetapi ada banyak orang di sana sehingga dia memilih untuk berdeham saja. Semua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 93

    Makan siang kali ini terasa hambar bagi Zola. Jika dibandingkan dengan Tyara, perempuan itu terlihat jauh lebih tenang dan pendiam. Dia tidak akan berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu siang ketika mereka selesai makan. Rombongan tersebut keluar dari restoran secara bersama. Zola sengaja melambatkan langkah kakinya karena berencana untuk tidak menumpang di mobil Boris agar dia tidak mengganggu.Ketika dia hendak berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Suara dering tersebut menarik perhatian semua orang. Dengan ekspresi datar, perempuan itu menerima teleponnya.“Halo, Mahendra?”“Kamu makan di mana? Kebetulan aku di luar, mau aku yang jemput?”“Boleh,” jawab Zola kemudian memberi tahu restorannya.“Kebetulan aku di sekitar sana. Aku akan tiba beberapa menit lagi,” ujar Mahendra.“Ok, aku tunggu.”Setelah sambungan telepon terputus, Wanto bertanya sambil tersenyum tipis, “Dari nada bicara Bu Zola, seharusnya pacarnya yang telepon, ya? Pere

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status