Share

Bab 93

Makan siang kali ini terasa hambar bagi Zola. Jika dibandingkan dengan Tyara, perempuan itu terlihat jauh lebih tenang dan pendiam. Dia tidak akan berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu siang ketika mereka selesai makan. Rombongan tersebut keluar dari restoran secara bersama. Zola sengaja melambatkan langkah kakinya karena berencana untuk tidak menumpang di mobil Boris agar dia tidak mengganggu.

Ketika dia hendak berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Suara dering tersebut menarik perhatian semua orang. Dengan ekspresi datar, perempuan itu menerima teleponnya.

“Halo, Mahendra?”

“Kamu makan di mana? Kebetulan aku di luar, mau aku yang jemput?”

“Boleh,” jawab Zola kemudian memberi tahu restorannya.

“Kebetulan aku di sekitar sana. Aku akan tiba beberapa menit lagi,” ujar Mahendra.

“Ok, aku tunggu.”

Setelah sambungan telepon terputus, Wanto bertanya sambil tersenyum tipis, “Dari nada bicara Bu Zola, seharusnya pacarnya yang telepon, ya? Pere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
eLa
sepertinya tyara butuh tamparan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status