Home / CEO / Jerat Tuan Pebinor / 72. Aku Akan Bercinta Dengan Arsen!

Share

72. Aku Akan Bercinta Dengan Arsen!

Author: Butiran_Debu
last update Last Updated: 2021-06-18 18:54:11

Jacky menatap Arsen dengan mata yang tak senang. Tampak benar seperti dia ingin membunuh suamiku. Aku takut jika tiba-tiba dia mengamuk dan memukul Arsen dengan botol minuman yang terletak di dekan kakinya. Nara mengambil inisiatif untuk memeluk suaminya itu, lalu dia berlagak manja.

"Sayang, jangan mendengarkan Arsen. Dia hanya bercanda untuk mencoba sejauh apa kau akan kesal melihatnya. Bukan begitu, Arsen? Kau hanya bercanda, betul?" kata Nara berusaha tersenyum, tapi aku bisa melihatnya sedang sangat takut di wajah itu. 

Arsen sama sekali tak terpengaruh oleh bujukan Nara, dia masih menatap Jacky dengan mata serius seakan menantang pria tua itu. Dan selanjutnya, Jacky  sendiri lah yang mengubah ekspresinya.

"Ha ha ha." Jacky tertawa lebar. "Tentu saja aku tahu itu bercanda, kau hanya ingin melihat sejauh apa aku mencintai Nara-ku. Arsen, tak perlu kau coba mencobaiku seperti itu." Dia mengangkat gelas dan mengajak Arsen untuk bersulang. 

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fitri Wales
Jgn sampai nara yg hamil menderita terus ya thor..jd penasaran dengan bab berikutnya šŸ˜ semoga arsen sungguh sdh melupakan nara cinta lamanya dan sungguh mencintai nara yg hamil
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 73. Peluk Aku Jika Kau Mencintaiku

    Dia tersenyum sangat lebar, bahkan perlahan Nara membuk mulutnya sehingga tawa tanpa suara itu terlihat sangat besar. Aku malah berpikir mungkin mulutnya akan robek jika dia terus melebarkannya lagi. Dan dengan sangat singat dia menutup lagi mulut itu sebelum mundur ke belakang."Baru aku bilang itu saja kau sudah sangat terkejut, bagaimana jika aku benar-benar tidur dengannya?" katanya, diselingi tawa kecil yang keluar dari balik bibirnya. Ayolah, Nara, tadi kau sangat percaya diri menyebut Arsen tulus padamu. Kenpa sekarang kau terlihat rapuh? Aku sangat kesal kenapa Arsen harus mendapatkan istri lemah seperti dirimu."Aku lemah? Ya, anggap lah aku lemah karena hanya bisa menyuarakan semua ini di dalam kepalaku. Tapi dia mungkin tak tahu betapa aku ingin menjatuhkannya ke dalam laut. Amarahku sangat sulit dikontrol, sehingga kurasakan tubuhku gemetar untuk menahan diri."Menyedihkan," kataku tanpa sadar. Awalnya aku sudah berpikir untuk tidak meladeni perkataa

    Last Updated : 2021-06-19
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 74. Keluar!

    "Nara ..." panggil Arsen, dengan mata sayu menatap perempuan gila yang masih berdiri di depannya. "Nara ..." Dia mengulangi panggilan itu yang membuat darahku terasa turun sampai ke telapak kaki.Aku tak mampu berdiri lebih lama lagi di tempat ini dan ingin sekali berlari ke dalam sana. Tatapan sayu yang diberikan Arsen pada perempuan itu membuat ulu hatiku sangat sakit rasanya."Benar, ini aku Nara. Kau merindukanku, bukan? Arsen, aku sangat merindukanmu," sahut Nara cepat dan dia menghambur ke pelukan Arsen.Ini sudah sangat keterlaluan. Akhirnya aku tahu bahwa Arsen memang berbohong padaku. Dia masih menginginkan perempuan itu meski ada aku istrinya di sini. Jika tak mengingat Arsen pernah berkata agar aku tetap memeluknya di saat rapuh seperti ini, sudah kulepaskan pelukanku dari pinggangnya dan meninggalkan mereka berdua melakukan apa pun yang mereka ingin."Nara ..."Sekali lagi Arsen menyebut nama itu, sebelum dia mendorong Nara menjauh. Kem

    Last Updated : 2021-06-19
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 75. Siapkan Perceraian!

    Arsen melihatku lama. Alisnya menukik ke bawah dan garis bibirnya lurus di tempat. Kurasa sepertinya aku sudah salah bertanya seprti itu."Ma-maaf, aku tak bermaksud tidak percaya padamu. Aku ... anggap saja kau tak mendengarnya. Ya, anggap kau tak mendengar pertanyaanku," ucapku, segera kugigit bibir agar tidak lagi mengatakan apa pun."Hum?" gumamnya. "Tapi sudah mendengarnya, Nara." Lalu bibirnya berkedut tak bisa menahan rasa ingin tertawa yang langsung lepas begitu saja. Arsen tertawa, ya ... dia tertawa membuat rasa gugupku memudar."Buat apa aku keluar? Istriku tidur di sisiku, dan aku harus pergi ke luar sana dalam keadaan mabuk berat?" katanya, lantas mencubit kecil daguku. "Banyak hiu di dalam laut, bisa saja aku terjatuh ke sana dan jadi santapannya."Huft ... syukurlah dia tidak marah justru mengecup pelan puncak kepalaku. Rasanya bulan madu kami begitu indah, layaknya pasangan yang menikah saling mencintai."Kau

    Last Updated : 2021-06-20
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 76. Akan Kubuat Kau Jatuh Cinta.

    Aku dan Arsen sudah kembali ke kamar kami. Dia mendudukkanku di tepian ranjang, sementara dirinya berdiri tepat di depanku. Matanya menatapku beberapa saat dan bibirnya terkunci rapat. Rasanya, dia seperti ingin mengatakan suatu hal tapi terasa sulit."Ada apa? Mereka di luar sana, kenapa kita masuk ke kamar?" tanyaku, mengingatkan dua orang yang bertengkar di luar sana.Arsen menyentuh pundakku lembut dan matanya tertuju ke kedua manikku. Dia melihat aku dengan sorot mata yang seakan sedang memoho."Nara, kau tau aku ingin sekali lepas darinya, bukan?" ucap Arsen. Kuanggukkan kepala sebagai pertanda aku memahami kalimat yang dikatakan olehnya.Dia mengembuskan napas berat sebelum berkata, "Kali ini saja, tolong mengerti padaku sekali ini. Biarkan mereka berada di satu kapal dengan kita, hanya untuk membuat si brengsek itu yakin bahwa aku tak punya hubungan lagi dengan istrinya."Oh ... kuakui ini membuat aku sangat kecewa. Arsen masih

    Last Updated : 2021-06-20
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 77. Akan Kucongkel Matamu!

    Seperti anak kecil saja aku ini di mata Arsen. Dia menggendongku keluar dari kamar kami, dan membawaku naik ke dek atas. Di atas kursi malas itu dia baringkan aku, sebelum akhirnya ikut berbaring di sebelahku. Kami berbagi tempat dengan tidur dengan posisi miring, menikmati angin yang mempermainkan rambut kami."Kau tidak lelah sering menggendongku? Aku sudah tidak ramping lagi, Arsen. Perutku semakin besar dan tubuhku juga menggendut," kataku, mengingat isi pikiranku saat kami di dalam kamar."Tidak. Aku senang bisa menggendongmu seperti itu. Hei, Nara, apa yang sudah kau lakukan sampai aku selalu ingin membuatmu bahagia, hum?"Jika kuingat betapa dia menakutkan di masa lalu, rasanya ini seperti aku sedang berada di sisi laki-laki lain. Bukan Arsen yang selalu ingin kuhind

    Last Updated : 2021-06-21
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 78. Kenapa Seperti Ini?

    Kembali kami duduk di meja makan itu setelah Arsen setuju dengan ajakan Jacky. Alkohol yang tadinya adalah hadiah, kini dibuka oleh pelayan dapur dan menuangkan isinya ke dalam tiga gelas sloki. Ya, hanya mereka bertiga yang meminumnya, sedangkan aku memilih meminta pelayan membuatkan segelas air lemon. Selain karena aku sedang hamil, sejujurnya aku sendiri juga tidak bisa minum. Tapi bagus lah, setidaknya ada aku yang masih waras di sini, jika mereka minum terlalu banyak. Aku bisa mengawasi Arsen untuk tidak melakukan hal yang tidak ingin terjadi."Bagaimana pertemuan kalian, Arsen? Aku dengar, istrimu dulu bekerja di bagian kebersihan. Tak kusangka kau adalah lelaki yang tidak memandang status, tidak seperti laki-laki kebanyakan, yang lebih mengutamakan pernikahan bisnis. Ya ... seperti kami contohnya," kata Jacky, di sela acara minum mereka yang berlangsung.

    Last Updated : 2021-06-21
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 79. Pasangan Iblis Gila!

    Tubuh semakin lemas dan aku merasa tatapanku pun perlahan menggelap. Dengan bergantung pada ujung meja, kubawa diri turun menuju lantai sebelum aku benar-benar kehabisan kesadaran lalu terlalu seperti Arsen. Perut besar ini memaksa aku tetap sadar, menjaga bayiku agar tidak terbentur ke lantai. Setelah berusaha sangat sulit, aku pun ikut terbaring di sebelah tubuh suamiku, menggerakkan tangan sangat pelan untuk menyentuh ujung jarinya. Belum aku bisa menggapai tangan Arsen, semuanya pun menjadi gelap sehingga aku tak bisa melihat dan mendengar apa pun. Kesadaran itu menghilang setelahnya dan entah berapa lama. Yang kutahu, ketika aku mulai tersadar lagi, aku sudah tidak berada di ruang makan. Suara Arsen memanggilku, memaksa kepala ini bergerak sangat pelan untuk mencari keberadaannya di sisi kiri.Tuhan ... apa yang tengah aku lihat ini? Arsen duduk di atas sofa dengan keadaan setengah telanjang, sedangkan Nara berdiri di depannya. Gadis itu tengah membuka satu per satu paka

    Last Updated : 2021-06-22
  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 80. Biar Kubantu Puaskan Suamimu.

    Seperti kata Nara sebelumnya, nafsu Jacky memang sangat gila. Baru sebentar saja dia bersigantung di dada istrinya itu, Jacky tampaknya sudah sangat berhasrat sehingga dia menarik Nara dengan sangat keras. Mangangkat Nara dari atas pangkuan Arsen. Dia mendudukkan Nara di pangkuannya dan mereka saling memagut bibir penuh nafsu. Arsen-ku yang menyedihkan tampak seperti tak rela wanita itu diambil darinya, tapi beruntung dia tidak menyerobot. Arsen sepertinya juga berusaha melawan pengaruh obat di dalam dirinya, tapi terlalu sulit sehingga dia hanya diam menjadi penonton. Sedikit lega aku saat melihat bagian bawah Arsen ternyata masih tertutup sempurna dengan boxer. Dia tidak melakukannya dengan Nara.Entah karena efek obat yang dipaksa kuminum, tubuhku mulai terasa ringan sekarang. Gerak yang tadinya sangat sulit kulakukan, kini bisa dengan gampang aku membuat diri duduk di atas ranjang. Aku segera berjalan menuju suamiku, memeluknya, sehingga Arsen sangat terkejut."Nar

    Last Updated : 2021-06-22

Latest chapter

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 128. Happy Ending

    Setelah membersihkan diri lebih dulu, kududukkan diri di depan meja rias yang besar itu. Hari ini Arsen akan kembali dari luar kota, dan kupikir ingin menyambut suamiku dengan dandanan yang sedikit menarik. Dia pasti merindukanku, dan akan semakin senang dia melihatku nanti dengan riasan ini. Setelahnya, tak lupa kuganti pakaian dengan gaun yang baru kubeli siang tadi, memang sengaja aku membelinya demi menyambut Arsen kembali.Tepat setelah kupikir siap, pintu kamar diketuk dari luar sana. Hatiku melambung seketika itu juga, menduga suamiku akhirnya kembali. Dengan sedikit berjingkrak, kubuka handel pintu sembari menyambut suamiku dengan kedua tangan melintang.“Selamat datang suamiku ...!” seruku sangat girang.Tapi apa ini? Bukannya wajah Arsen, tapi Bi Ratna lah yang berdiri di depanku. Sedikit malu aku dengan tatapan lurusnya yang tertuju pada penampilanku.“Eh, Bi Ratna. Ada apa, Bi?” tanyaku menghilangkan rasa gugup.

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 127. Roda Itu Berputar.

    Sudah tiga hari ini Arsen harus pergi ke luar kota untuk mengurus beberapa pekerjaan yang diminta oleh papanya. Jujur, aku sudah sangat merindukan suami yang sangat manja dan bawel itu, sampai-sampai ketika menyusukan Joseph pun hanya wajahnya lah yang terbayang di mataku. Mungkinkah ini yang disebut dengan jatuh cinta sangat dalam? Seperti aku tidak bisa mengendalikan diriku dari rasa rindu yang menggetarkan jiwa.Ketika baru saja kuletakkan Joseph di atas boks tidurnya, ponselku sudah berbunyi di atas nakas. Beruntung suara nyaring itu tidak mengganggu tidur putraku. Hanya menepuk bokongnya beberapa kali, Joseph sudah kembali terlelap. Ah ... itu ulah Arsen. Ketika dia akan berangkat tempo hari, Arsen membuat nada ponselku sangat besar. Katanya agar aku tidak beralasan tidak mendengar suara ponsel ketika dia menghubungiku.Dan lihat siapa yang menelepon sekarang? Siapa lagi jika bukan dia. Lantas kugeser layar ponselku pada posisi menerima, dan wajahnya segera terlih

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 126. Mereka Pelayanmu.

    "Ini, makan lah yang banyak."Arsen meletakkan sangat banyak potongan daging dan sayuran di atas piringku.

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 125. Sayang, Aku belum ....

    “Sayang, aku tidak melihat gelas kopinya!”Arsen berseru dari dapur, menghentikanku yang baru saja akan membuka baju.“Itu ada di laci atas kepalamu, Sayang. Mendongak lah dan buka lacinya!” balasku tak kalah kencang.“Laci yang mana? Aku tidak melihatnya!”Ini tidak akan berhasil. Jika aku terus berteriak, Joseph akan terbangun dari tidurnya yang belum lima belas menit. Lantas kubenarkan lagi letak pakaianku sembari mendatanginya ke dapur.Dia memang selalu begitu. Apa pun tak pernah terlihat oleh matanya. Entah karena malas mencari atau memang dia tak bisa menemukan sebuah barang dengan benar, hanya dia dan Tuhan lah yang tahu.“Di mana itu? Di mana gelas kopinya?”Kulihat Arsen tengah membuka-buka laci di atas kepalanya tapi tidak juga melihat gelas yang dia cari. Astaga ....Mengambil posisi berdiri di sebelahnya, kuraih salah satu gelas dari dalam laci dan menyera

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 124. Joseph-ku Bahagiaku. END

    Sejak pagi masih terbilang samar, semua orang sudah sibuk mempersiapkan diri untuk menjemput Joseph ke rumah sakit. Ini terlalu membahagiakan sampai kami tidak sabar menunggu hari sedikit lebih siang.Lihat lah Papa Sudrajat yang sangat bersemangat menuruni anak tangga. Beliau lah yang lebih sibuk sejak tadi dan beliau pula yang lebih lama berbenah, seakan cucunya sudah bisa menilai penampilan seseorang.Aku tersenyum melihat papa mertua yang biasanya tak pernah absen berangkat ke kantor itu, kini seperti seorang anak kecil yang tidak menunggu diajak jalan-jalan.“Kalian belum siap? Sudah pukul sebelas, kita harus berangkat sekarang.”“Siapa yang sangat lama turun dari kamarnya? Kurasa kami sudah menunggu tiga puluh menit di sini,” sahut Mama Riana menimpali perkataan suaminya.“Kenapa tidak memanggilku jika begitu? Aku pikir kalian belum siap.”Aku dan Arsen hanya tertawa mendengar perbincangan dua orang

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 123. Aku Sangat Bahagia.

    Tak dapat kuhindarkan pacuan jantung yang memicu sangat cepat kala mendengar perkataan dari papa mertua. Telapak tangan segera berkeringat dan dudukku tak bisa tenang sekarang. Bayangan buruk segera menghampiri kepala ini, membuat dugaan-dugaan buruk di dalam sana. Apakah Joseph mengalami penurunan? Tak sabar aku ingin mendengar penjelasan dari Papa Sudrajat. Dengan sedikit memajukan tubuh, aku lantas bertanya pada beliau. ā€œJo-Joseph? Apa yang terjadi pada Joseph?ā€ Arsen segera memeluk dan memberikan kata-kata penenang untukku. Tapi suaranya seakan menghilang oleh pikiran buruk yang sudah lebih dulu merasuki pikiran ini. Tak sabar kutunggu papa mertua melanjutkan perkataannya yang tertunda. ā€œPapa Mertua, katakan ada apa dengan Joseph-ku?ā€ ā€œSayang, tenangkan dirimu. Kau tidak boleh seperti ini,ā€ peringat Arsen, meremas pundakku tempat tangannya bertengger. Kemudian dia berbicara pada papanya. ā€œBiar aku antar Nara ke atas, nanti papa bisa berbic

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 122. Kau Lelaki Yang Baik Hati.

    ā€œNara ....ā€ Dia memanggil namaku pelan. Tangannya semakin dekat ke wajah, sehingga bisa aku rasakan udara yang dibawanya. Berusaha untuk tidak terpengaruh, aku kembali mengingatkannya meski suaraku terdengar bergetar. ā€œAku adik iparmu, Arlan. Kau tidak boleh melakukannya,ā€ kataku, tapi Arlan tidak mengindahkan kalimat itu. Punggung jarinya menyentuh permukaan kulitku sehingga kaki di bawah sana semakin gemetar. Tidak. Jika seseorang berpikir aku menikmati perlakuannya, jelas itu salah. Aku hanya ingin menunjukkan pada lelaki ini bahwa aku tidak setakut yang dia bayangkan. Aku tidak ingin Arlan merasa diriku melihat dirinya seperti monster yang menakutkan dan harus dijauhi. Aku tidak ingin dia merasa dirinya tidak diinginkan oleh kami. Maksudku ... keluarga. Ya, karena sekarang aku adalah menantu di keluarganya, jadi aku juga menempatkan diri sebagai keluarga baginya. Harus kulihat, sejauh apa dia sebenarnya ingin dimengerti. Beberapa detik dia s

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 121.

    Arsen tahu Arlan memiliki perasaan padaku, sebab itu dia tak pernah merasa rela membiarkan aku pergi untuk menemui saudaranya. Dia tentunya takut jika masalah ini akan merembet lebih jauh lagi, sehingga membuat kegaduhan ke depannya. Tapi setelah kuyakinkan Arsen bahwa aku pasti bisa menjaga diri, dia hanya mengangguk ketika melepaskan aku pergi menemui saudaranya.“Hati-hati, Sayang. Ingat, kau harus segera menghubungiku jika sesuatu terjadi. Dan berusaha lah membuat Arlan tidak marah,” pesannya. Dia mengecup puncak kepalaku berkali-kali dan mengatakan dia sangat mencintai diriku.Ah ... aku sendiri juga merasa gemetar ketika memasuki apartemen milik Arlan, membayangkan mungkin dia akan semakin marah melihat kedatanganku.Ketika kutekan bell di sebelah pintu, seseorang lantas membukanya dan mengatakan Arlan berpesan tidak ingin diganggu.“Tapi ini sangat penting, Bi. Tolong biarkan aku masuk,” ucapku pada asisten rumah yang sudah

  • Jerat Tuan PebinorĀ Ā Ā 120. Mari Kita Luruskan.

    ā€œAku akan gila dengan semua ini.ā€ Mama Riana tertunduk lemas. Sedangkan aku hanya bisa diam mengusap pundak mama mertua yang pastinya sedang sangat tertekan. Beliau memegangi wajah di atas kedua telapak tangannya dengan mulut yang terus saja mengoceh tentang kelakuan dua putranya yang ... memang sangat keterlaluan. ā€œBagaimana jika Naomi benar melakukan aborsi? Aku akan membunuh Arsen yang dengan bodohnya menyarankan hal gila itu padanya!ā€ Beliau mengangkat wajah dan menatapku. ā€œLihat lah, Nara, aku adalah ibu yang gagal mendidik putra-putranya, sampai kalian harus menderita karena itu. Aku sangat menyesal yang selalu menuruti keinginan dua anak itu,ā€ ucapnya lagi. Setiap kata yang beliau ucapkan adalah penyesalan dan menyalahkan diri sendiri. Rasanya sangat tak adil, padahal bukan beliau yang bersalah. Semua ini adalah kesalahan Arlan dan juga Arsen yang sangat tidak tahu diri. ā€œJangan membeb

DMCA.com Protection Status