Share

Bab 8 : Penghakiman Untuk Cinta

"Bebaskan aku, Daniel ...," ujar Nagita terdengar putus asa. Ia hanya ingin pulang dan menjalankan kehidupan seperti biasa.

Alih-alih mengerti, Daniel terus melangkah mantap, mengabaikan permintaan Nagita yang sesungguhnya begitu Daniel sayangi. Pria itu terus menggendong Nagita, membawanya kembali ke dalam kamar.

Terkesan kejam memang, tapi ini adalah satu-satunya cara supaya Nagita selalu berada di sisi Daniel. Setidaknya, ini juga cara agar Nagita tidak bisa bertemu Jordan dan bisa fokus menyembuhkan diri dari rasa trauma. Tak sudi rasanya bila ada kesempatan yang harus mempertemukan Nagita dan Jordan di suatu kesempatan.

Setibanya di kamar, Daniel dengan hati-hati meletakkan tubuh Nagita di atas tempat tidur yang empuk tanpa melepas tatapan dingin di wajahnya.

"Apa kau sungguh akan menghukumku?" cicit Nagita bertanya, sebab Daniel sempat menyinggung perihal itu, seakan berniat untuk mendisiplinkan Nagita supaya ia jera. "Maaf ...."

Melihat Nagita yang begitu ketakutan di hadapan Daniel, tatapan dingin Daniel seketika luluh lantak begitu saja, digantikan dengan kehangatan yang terasa di udara. Sepanjang hidupnya, ia tak akan pernah bisa menghakimi Nagita, tak akan sanggup melihat penderitaan pada perempuan yang sungguh ia dambakan. Ancaman yang sempat Daniel lontarkan hanyalah sebatas bualan.

"Kau terlalu berharga untuk dijadikan tempat penghakiman, Nagita," jelas Daniel sembari mengelus lembut puncak kepala Nagita.

"Aku akan menghukum Gilbert dan Lucas yang tidak becus bekerja." Tatapan dingin Daniel kembali terlihat.

Nagita menggeleng lemah, keberatan mendengar pernyataan Daniel yang serius menyiratkan kekejaman. "Jangan, aku mohon," sela Nagita, dengan cepat menahan lengan Daniel yang berniat pergi keluar kamar. "Menghukum mereka sama saja menghukumku. Tidak ada bedanya. Aku akan merasa bersalah pada mereka."

Daniel memejamkan mata seraya mengepalkan tangan. Ia mengerang tanda tidak setuju. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia harus mengikuti kemauan Nagita. Meski Nagita terkurung dalam jeratnya, Daniel mencoba memastikan Nagita nyaman dan merasa aman. Daniel tak ingin rasa bersalah tumbuh dalam diri Nagita. Daniel hanya ingin kebersamaan ini membuat Nagita bahagia, bukan malah sebaliknya.

"Baiklah," sahut Daniel seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, memilih mengalah sesuai permintaan Nagita.

Apapun akan Daniel kabulkan kecuali perihal melepaskan.

Nagita tersenyum, bernapas lega. "Aku tahu kamu orang baik, Daniel."

"Beristirahatlah," sahut Daniel penuh perhatian. "Kau pasti lelah karena sempat melarikan diri."

Tanpa menunggu jawaban Nagita, Daniel melangkah pergi, meninggalkan Nagita yang lagi-lagi harus terkurung sendirian.

***

Daniel berdiri penuh percaya diri di depan jendela kantornya, menatap lurus cakrawala yang dipenuhi gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Ia menyesap kopi hangat penuh penghayatan, menikmati pemandangan ibu kota dari atas ketinggian.

Sebagai pewaris tahta satu-satunya keluarga Dirga, ia telah membuktikan dirinya layak mendapat posisi CEO berkharisma yang tak terbendung dalam dunia bisnis. DirgaCorp adalah kekuatan yang sulit dikalahkan. Perusahaan ternama yang amat disanjung sekaligus ditakuti belahan dunia.

Perusahaannya, DirgaCorp, adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, yang tidak pernah kehabisan ide dalam menciptakan inovasi yang penuh gebrakan di pasar global. Dari mulai perangkat lunak canggih hingga infrastruktur jaringan, semua begitu mendominasi.

"Bagaimana hasilnya?"

Gerald, anak buah Daniel yang setia, berdiri di hadapan Daniel dengan membawa berkas map berisi laporan. "Harga saham terus melonjak turun, Tuan. Investor tampaknya semakin meragukan perusahaan Jordan yang penuh ketidakstabilan."

Daniel mengangguk paham. "Perusahaan ecek-ecek itu sebelum kusentuh pun tampaknya sudah mau hancur," nilai Daniel. Senyumnya merekah lebar, mengejek puas.

"Buat perusahaan itu semakin terpuruk, Gerald," perintah Daniel tak terbantah. "Atur strategi agar klien terbesar mereka membatalkan kerja sama. Pastikan semua kontrak beralih pada kita atau diambil alih pesaing mereka."

Gerald mengangguk patuh, mencatat segala instruksi yang Daniel berikan.

"Aku ingin perusahaan itu hancur sehancur-hancurnya."

Bagi Daniel, ini bukan hanya tentang persaingan bisnis, melainkan ajang balas dendam karena hampir menodai perempuan yang Daniel cintai. "Bajingan!" umpat Daniel kasar.

Gerald di sampingnya kontan terkejut melihat reaksi berlebihan yang begitu tiba-tiba dari sikap Daniel. Namun, Gerald memilih pura-pura tuli daripada harus berkomentar lebih. Ia bungkam sembari diam-diam menelan ludah. Gerald tahu, ketika berhadapan dengan musuh, jiwa gelap Daniel semakin mengerikan.

Daniel kemudian memilih duduk, memainkan jari-jarinya dengan ritme teratur mengetuk meja. Pikirannya berkelana pada sesuatu yang tak kalah penting untuk dibahas.

"Bagaimana dengan Pastel Dreams Cafe? Salah satu pelayan mengetahui jejak terakhir Nagita," Daniel menjelaskan. "Laura jelas melihat Nagita pergi bersamaku."

Gerald tanpa ragu menjawab tenang, "Sudah dibereskan, Tuan. Perempuan itu telah dibungkam, ia tak akan berani mengatakan kebenaran."

"Bagus," jawab Daniel puas. Untuk saat ini, tidak boleh ada yang tahu di mana keberadaan Nagita. Belum saatnya Nagita kembali pada hidupnya.

Gerald kembali memberikan informasi terkini, "Ketidakhadiran Nona Nagita cukup membawa guncangan, Tuan. Keluarga Nagita berniat mencari pengganti sementara untuk mengambil alih manajemen di Pastel Dreams Cafe bila Nagita tidak kembali secepatnya."

"Siapa kira-kira?"

"Masih menjadi perdebatan, Tuan. Ayah Nagita tak ingin lagi terlibat langsung dalam dunia bisnis, memilih berperan sebagai konsultan di usianya yang terbilang sudah tua. Sedangkan Tuan Kintano, kakak Nagita, sibuk menjalankan bisnis keluarga sebagai CEO di perusahaan mereka."

Daniel tersenyum mendengarnya. "Itu kabar baik. Kita akan menawarkan bantuan sebelum mereka menemukan pengganti," sahut Daniel penuh optimis. "Bersiaplah, aku tidak sabar mengambil hati calon mertua."

"Maksud Tuan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status