Beranda / Romansa / Jerat Pesona Mantan Posesif / Bab 11 : Selamat Malam, Daniel

Share

Bab 11 : Selamat Malam, Daniel

Penulis: Freesia Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 22:58:22
Semenjak ruang rahasia Daniel diketahui Nagita, keheningan menyelimuti mereka, menjadi sosok asing satu sama lain meski berada dalam satu atap yang sama. Mansion terasa lebih kosong, hampa, dan tanpa ada kehangatan di dalamnya.

Daniel setiap pagi berangkat bekerja lebih awal. Nagita hanya menatap punggung Daniel yang menghilang ditelan pintu seiring waktu, membiarkan kepergian Daniel tanpa perlu mengucap sepatah katapun.

Tidak ada lagi percakapan selepas perdebatan di ruang rahasia itu. Baik Nagita maupun Daniel, keduanya kompak memilih bungkam.

Namun, perang dingin itu bukan berarti Daniel mengabaikan Nagita sepenuhnya. Setiap malam tiba, pria itu mengecek kamar Nagita, berdiri di depan pintu, memandangi dari jauh dan memastikan bila Nagita sudah terlelap tidur.

Suara pintu terbuka ... Nagita tentu menyadari itu tanpa sepengetahuan Daniel. Ia kerapkali membuka mata, terbangun dari tidurnya ketika suara pintu mulai terdengar. Walaupun tidak ada interaksi langsung yang tercipta,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 12 : Rapat Keluarga Nagita

    Daniel menatap kosong jendela kantor yang memamerkan pemandangan kota. Walau raga Daniel berada di sana, di dalam gedung megah itu, tapi jiwanya melayang pada peristiwa yang kurang mengenakkan untuk Daniel resapi dalam ingatan. Penolakan keluarga Nagita adalah kegagalan yang mampu menjadikan harapan pria itu pupus perlahan. Ingatan di ruang rapat keluarga Nagita seakan terus menghantui Daniel. "Apa-apaan?" desis Daniel tak suka kala saat itu tidak sesuai yang Daniel bayangkan. Tangan pria itu terkepal. Daniel tahu bahwa keputusannya saat itu untuk masuk ke ruang rapat adalah sebuah langkah yang nekat, tapi karena kegigihan yang tak terbendung, Daniel memberanikan diri menyusup masuk ke kediaman keluarga Nagita. Setelah mengelabui satpam yang berjaga di depan pintu gerbang—menyamar sebagai karyawan di perusahaan keluarga Nagita yang ingin memberikan berkas penting perusahaan—Daniel dipersilahkan masuk. Daniel lalu berjalan mantap mendekati pintu besar di ujung koridor. Sayup-sayup

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 13 : Mencair di Dapur

    Dapur Daniel begitu luas dengan meja marmer berkilau, dilengkapi peralatan dapur yang tertata rapi di sekelilingnya. Nagita memandangi ruangan dapur dengan tatapan berbinar. Setidaknya berada di sini membuat rasa bosan Nagita mereda, sebab terkurung dalam mansion tanpa tahu dunia luar tentu saja teramat menjemukan. Nagita butuh kegiatan yang bisa membangkitkan semangatnya untuk terus bertahan. "Memasak mungkin bisa membuatku merasa lebih tenang," gumam Nagita. Senyuman manis seketika terbit di bibir mungilnya. Perempuan itu lalu membuka lemari es, mengeluarkan bahan, mulai menyiapkan bumbu-bumbu untuk memasak. "Sempurna!" sahutnya tersenyum kecil melihat alat dan bahan telah lengkap di depan mata."Sudah lama tidak melihatmu memasak," sahut Daniel yang tiba-tiba menghampiri Nagita. Pria itu melangkah mendekat, melihat apa yang sedang dimasak oleh Nagita. "Sop ayam, ya?"Nagita mengangguk sebagai jawaban. Setelah sempat berselisih, hubungan mereka berangsur lebih baik. "Kau mau?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 14 : Hanya Kebebasan Semu

    Suasana kota di malam hari tampak begitu hidup, dihiasi gemerlap lampu jalan dengan berbagai kendaraan yang berlalu-lalang. Hembusan angin sejuk menelusup masuk ke dalam mobil, membelai wajah lembut Nagita yang duduk tepat di samping Daniel. Mereka sedang dalam perjalanan menuju restoran. "Bagaimana? Apa rasanya aneh?" Daniel bertanya penasaran seraya sibuk menyetir. Matanya yang fokus memerhatikan jalan sesekali melirik ke arah Nagita. Perempuan itu kini mengenakan wig pendek dengan kacamata hitam sesuai permintaan Daniel. "Ini cukup aneh. Aku tidak terbiasa dengan penampilan seperti ini, tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya," aku Nagita cepat, tidak keberatan bila harus mengabulkan keinginan Daniel. Nagita tidak masalah jika harus menyamarkan penampilan agar seseorang tidak mengenalinya. Yang penting sekarang ia bisa mengirup udara segar, menikmati sedikit kebebasan dalam hidupnya walau sekejap. Mereka lalu tiba di restoran bernuansa klasik dengan kaca-kaca besar yang meman

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 15 : Memulai Pemburuan

    Claudia ... hamil? Fakta mengejutkan yang Nagita dengar sungguh membuat dirinya mual. Perempuan itu dengan cepat keluar dari kamar mandi, tidak ingin mendengar kelanjutan apapun lagi. Ia melangkah mantap tanpa menoleh sekali pun ke belakang, tidak terpengaruh untuk mencari tahu apakah Claudia ikut keluar dari kamar mandi atau belum. Kehamilan Claudia membuatnya semakin mantap untuk melepas Jordan, meskipun ada tetesan air mata yang meluncur di pipi mulus Nagita. Butiran kristal yang sukses membuat Nagita terlihat menyedihkan, segera dihapus kasar oleh Nagita. Ia tidak suka terlihat lemah dan berlarut dalam kesedihan. Nagita akan tunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Langkahnya tergesa untuk kembali ke meja dengan wajah tegar. Namun saat sampai, meja yang ia tempati justru terlihat kosong tanpa adanya Daniel. Nagita sampai mengedarkan pandangan ke sekeliling, siapa tahu matanya menangkap keberadaan Daniel. 'Apa ia meninggalkanku?' Nagita bertanya dalam hati. Dirinya terlihat bingung m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 16 : Dua Bodyguard Nagita

    Nagita duduk sendirian diiringi musik piano yang mengalun lembut di telinga. Restoran mewah ini terasa sunyi dan sepi bagi Nagita. Ia memandangi hidangan di atas meja yang belum disentuhnya sama sekali, berharap rasa bosan ini segera pergi. Nagita tidak suka perihal menunggu, tapi justru kali ini ia melakukannya dengan suka rela. Ia menunggu Daniel kembali, sebab hanya itulah opsi yang Nagita miliki. Nagita tahu pemikiran Daniel dan seposesif apa pria itu. Nagita tidak mungkin bisa kabur meski tengah berada di luar sekali pun. Pasti banyak mata-mata di sekitar sini tanpa Nagita sadari. Tiba-tiba dua sosok familiar mendekati meja Nagita. Gilbert dan Lucas datang menghampirinya. Nagita tersenyum lega. Akhirnya kesepian yang Nagita alami berakhir juga. "Silakan duduk," tawar Nagita dengan senyuman ramah yang tidak lepas dari bibirnya. Gilbert dan Lucas lantas mematuhi perintah Nagita, duduk pada kursi yang tersedia. Diam-diam kedua pria itu saling lirik, merasa canggung karena Nagita

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 17 : Penjagaan Ketat

    Pagi ini, di mansion Daniel, Nagita menyesap secangkir teh ditemani Gilbert dan Lucas. Ia memandang Gilbert dan Lucas yang ikut duduk di seberangnya, terkekeh kala kedua bodyguard-nya masih tampak sigap memerhatikan sekeliling ruangan. Mereka duduk tegap dengan raut wajah serius walaupun tidak ada sesuatu yang mengancam di mansion ini, berjaga-jaga penuh perhatian. "Minumlah," Nagita menawarkan teh yang ada di meja. Uapnya menguar, menandakan teh tersebut masih keadaan hangat. "Aku juga menawarkan biskuit." Gilbert dan Lucas mengangguk, mengambil secangkir teh yang telah disediakan dengan kompak. Kedua bodyguard itu kali ini tampak lebih santai dan menikmati suasana dengan nyaman. Wajah serius mereka mulai mengendur. Keduanya bahkan menikmati biskuit renyah yang ditawarkan Nagita. Gilbert dan Lucas terlihat rileks, tapi sebagai seorang bodyguard, tentu saja mereka tetap waspada penuh kehati-hatian meski sedang bersantai. Nagita menyadari gelagat itu. Nagita memulai percakapan, "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 18 : Menguak Sebuah Kebenaran?

    Setelah menimbang-nimbang, Nagita akhirnya mengiyakan ajakan Daniel untuk makan siang bersama. Gilbert dan Lucas seperti biasa tetap mengawal Nagita dengan siaga. Mobil mereka melaju menuju kantor Daniel, melesat melewati jalan yang sibuk dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Mobil itu lalu berhenti tepat di kantor pusat Daniel. Gilbert dengan cekatan membukakan pintu mobil untuk Nagita. "Mari, Nona." Nagita turun dari mobil bersama Gilbert dan Lucas. Mereka memasuki gedung kantor Daniel yang megah. Gilbert dan Lucas dengan cepat dikenali karyawan, mengetahui bahwa keduanya adalah orang kepercayaan Daniel Ananta Dirga, CEO perusahaan tempat mereka sekarang bekerja. Kehadiran Nagita yang diapit oleh Gilbert dan Lucas menimbulkan tanda tanya besar bagi karyawan perusahaan Daniel. Sepenting itukah perempuan ini sampai harus dikawal oleh orang kepercayaan Daniel?Bisik-bisik mulai terdengar setiap Nagita melewati para karyawan. Mata mereka mengikuti langkah kaki Nagita, bertanya-

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 19 : Daniel Adalah Pelaku?

    "Menjauh dariku!" bentak Nagita. Matanya berubah tajam, menatap Daniel penuh amarah yang memuncak. "Kalau bukan karenamu, Laura tidak akan mati seperti ini!" Nagita menggertak penuh tuduhan. "Aku bisa jelaskan ...," Daniel berujar pelan, mencoba tidak terpancing emosi di hadapan Nagita, memilih bersikap tenang. "Aku tidak seburuk itu, Nagita. Ini tidak seperti yang kau bayangkan ...." Nagita menggeleng lemah, mundur perlahan saat Daniel melangkah mendekatinya. "Apa yang perlu dijelaskan lagi? Bukankah semua sudah jelas?" lirih Nagita dengan tubuh gemetar.Menurut Nagita, motif pembunuhan Laura semata-mata karena Daniel ingin melindungi dirinya, tidak ingin dicap sebagai penculik Nagita bila pelayannya buka suara. "Aku benci caramu menghancurkan orang-orang di sekitarku!" Daniel membisu, membiarkan Nagita meluapkan amarahnya meski kata-kata itu begitu menusuk jantungnya. Daniel tahu perempuan ini sedang diselimuti rasa sedih dan kehilangan, sehingga Daniel tidak ingin membalasnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 31 : Penangkapan Daniel

    Di ruang kerja Daniel yang luas dan tertata rapi, pria itu menatap layar ponselnya dengan perasaan tak karuan. Laporan yang ia terima dari Gilbert membuat ia spontan menggebrak meja. Jordan sialan! Apa pria itu belum puas mengusik Nagita? Rasanya kepala Daniel mendidih mengetahui kabar tersebut. Terlebih, ia terbakar cemburu saat Nagita masih menunjukkan kepedulian pada pria seberengsek Jordan. Hatinya tercabik panas saat tahu Nagita masih berbaik hati menemani Jordan di rumah sakit padahal pria itu jelas berniat jahat. Namun, yang membuat Daniel sedikit tenang adalah Nagita baik-baik saja. Perempuan itu aman berada di bawah pengawasan Gilbert dan Lucas. 'Aku segera menyusul.'Daniel segera mengirim pesan itu pada Gilbert. Rasanya Daniel tidak puas jika tidak melihat Nagita di depan matanya. Rasa rindu yang kian membesar tidak bisa lagi Daniel tahan. Daniel bisa gila jika rindu ini hanya sebatas rindu belaka. Ia perlu menyalurkan rindunya dengan menemui Nagita. Ia akan terus men

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 30 : Siapa Yang Nagita Cintai?

    Nagita mencium bau khas rumah sakit yang menyengat hidung. Ditemani Gilbert dan Lucas, Nagita berada dalam salah satu ruang rawat inap, berdiri di sisi ranjang kamar Jordan. Nagita menatap dalam layar monitor yang berbunyi pelan, menandakan bahwa Jordan masih hidup walaupun pria itu entah kapan akan terbangun. Ia terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit. Lengannya telah dipasangi selang infus. Luka lebam yang Jordan terima terlihat membiru. "Kau terlalu baik pada pria tidak tahu diri itu, Nona," simpul Gilbert sembari bersender di dinding dengan tangan bersedekap. Ada rasa kesal dalam hatinya melihat pria seberengsek Jordan masih bernyawa dan dilarikan ke rumah sakit atas permintaan Nagita. Nagita menghela napasnya, menatap Jordan sembari mengingat kenangan yang sempat mereka ukir bersama. "Dia mungkin pantas mendapatkan ini, tapi dia pernah menjadi bagian dalam hidupku. Aku tidak setega itu jika meninggalkannya terluka." "Jadi Nona masih mencintai Jordan ...," Luca

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 29: Dalam Sebuah Pengejaran

    "Aku tidak ingin anak dari Claudia. Aku hanya ingin punya anak darimu, Nagita." Bualan yang Jordan lontarkan membuat Nagita spontan menjaga jarak. Nagita mundur beberapa langkah saat matanya menangkap sorot penuh hasrat dari mata Jordan. "Menjauh dariku!" Nagita terus mundur, sampai akhirnya pergerakannya terhenti karena dinding yang membatasi. Jordan melangkah lebih dekat, menempelkan telapak tangannya ke dinding, mengurung Nagita dengan senyuman miring. "Aku hanya menginginkanmu, Nagita. Hanya kamu satu-satunya." Nagita benci situasi ini. Saat Jordan mengatakan omong kosong itu, membuat hatinya jelas teriris. Apa yang Jordan katakan sebagai satu-satunya? Nagita justru menyadari bahwa ia hanyalah salah satunya. Tanpa pikir panjang, Nagita mendorong dada Jordan sekuat tenaga. "Berengsek!" Nagita mulai berlari mendekati pintu. Jordan yang menyadari Nagita berniat kabur, dengan cekatan mengejar Nagita, mencengkeram pergelangan tangan Nagita dengan kuat. "Mau lari ke mana, Saya

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 28

    Nagita terbangun dengan nuansa yang nampak berbeda. Tidak ada lagi kamar putih gading yang luas tapi terasa seperti penjara saat ia membuka mata. Namun, meski begitu, ini juga bukan kamar lama Nagita setelah ia memutuskan pergi dari mansion Daniel. Ini kamarnya yang baru. Nagita membeli apartemen baru dengan black card milik Daniel. Entah Daniel menyadari ini atau tidak, yang jelas Nagita terpaksa bertahan hidup dengan kartu hitam yang berharga itu. Semua kebutuhannya bisa terpenuhi hanya dengan memegang kartu yang diberikan oleh Daniel. Mereka memang tidak lagi tinggal bersama, tapi kartu ini menjelaskan bahwa keduanya masih terikat. Tidak banyak yang Nagita lakukan di apartemen barunya. Aktivitasnya hanya merenungi nasib. Ia kehilangan semangat, menutup diri dari berbagai aktivitas. Untuk keperluan makan pun, ia lebih memilih gofood. Beberapa hari ini hanya kegiatan monoton dan memuakkan itu yang Nagita lakukan. Keluarganya pun tidak mencarinya. Ini semakin membuat Nagita kecewa

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 27 : Pergi Menemui Ibu

    Semua barang milik Nagita berada di apartemen, dan sayangnya ia tidak punya akses untuk masuk ke dalam sana. Nagita merasa buntu, terjebak tanpa tahu jalan keluar. Nagita bahkan baru menyadari satu hal, ia tidak punya ongkos untuk pergi menemui keluarganya. Nagita merasa sendirian, seperti anak tersesat yang tidak tahu jalan pulang. Nagita lalu iseng meraba tas yang ia bawa, yang di dalamnya ia masukkan wig dan juga kacamata. Nagita merasa ... kedua benda itu akan ia gunakan di lain kesempatan. Firasatnya mengatakan benda itu penting untuk Nagita simpan. "Hah?" Dan betapa terkejutnya Nagita saat menemukan black card terselip di dalamnya. Daniel rupanya diam-diam memasukkan benda itu ke dalam tas Nagita. Perempuan itu sontak bernapas lega. Meski Daniel melepasnya pergi, tapi pria itu masih menunjukkan kepedulian yang nyata untuk Nagita. Namun .... Nagita ragu untuk menggunakan kartu eksklusif itu. Bukankah ia tak ingin terlibat lagi? Bukankah ia bertekad untuk tak mau merepotk

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 26 : Pulang Yang Tertolak

    Nagita menahan diri agar tidak mendesah nikmat di depan Daniel, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Sensasi panas menelusup masuk ke tubuh Nagita. Perempuan itu menahan napas saat Daniel bermain-main di lehernya, menyentuhnya dengan penuh gairah, sengaja meninggalkan tanda merah di leher Nagita. Daniel sejenak menghentikan aksi, menatap Nagita yang masih terdiam tanpa mengatakan sepatah kata. "Apa kau menyukainya?" Daniel bertanya lembut. Tubuh Nagita menegang, menatap Daniel yang begitu dekat dengan dirinya. Jantungnya berdegup kencang. Bohong jika ia tidak menyukai sentuhan yang Daniel lakukan. "Apa aku ...." "Lakukan saja," terang Nagita seakan terhipnotis begitu cepat, mengizinkan Daniel untuk berbuat lebih banyak lagi pada tubuhnya. Nagita tahu mereka sudah melewati batas, tapi kenikmatan yang Daniel berikan membuatnya terhanyut dan melayang. Ia sungguh menikmati rangsangan yang Daniel berikan. Daniel lalu menatap Nagita penuh gairah. Tatapan Daniel kini seperti hewan buas

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 25 : Penantian Hari Kebebasan

    "Kau bisa pulang hari ini, Nona Nagita," jelas Dokter Joshua. "Kondisimu semakin baik, tapi tetap pastikan dirimu beristirahat dengan cukup." Nagita mengangguk pelan. Akhirnya setelah penantian panjang, ia diperbolehkan pulang atas izin dokter. "Terima kasih banyak, Dok," balas Nagita lembut. Daniel berjalan mendekat. Ia bersyukur menyaksikan Nagita berangsur pulih, tapi tidak bisa dipungkiri bila ada kesedihan yang nampak dari sorot mata Daniel. "Kau siap?" Suara Daniel terdengar berat. Ada perasaan tidak rela terselip dalam pertanyaannya, tetapi Daniel mencoba bersikap tegar. Pria itu mengulurkan tangan, membantu Nagita berdiri dari ranjang. Nagita mengangguk mantap sebagai jawaban. Hari kebebasan yang ia nanti selama ini akhirnya tiba. Seharusnya hari ini ia merayakan perpisahan dengan bersorak girang, tetapi Nagita hanya tersenyum tipis tanpa gairah. Daniel menuntun jalan Nagita dengan sabar. Tangannya merangkul Nagita sembari berjalan menuju mobil yang telah ia siapkan. Nagi

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 24 : Berangsur Pulih

    Cahaya mentari pagi menyelinap masuk dari jendela kamar. Dengan perlahan Nagita membuka mata, terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemah. Kepalanya tengah berdenyut-denyut, tapi ia memaksakan diri untuk mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya. Nagita lalu memerhatikan sekeliling, spontan terkejut ketika menemukan mesin monitor berada di dalam kamarnya. "Apa ini?" Dengan rasa keterkejutan itu, ia memandang tajam mesin monitor yang menampilkan detak jantungnya yang terlihat stabil, seakan menunjukkan bahwa ia masih diberi kesempatan untuk hidup lebih lama lagi. "Isshhh ...," ringis Nagita yang kini merasakan nyeri pada pergelangan tangan. Perempuan itu sontak teringat tindakan yang pernah ia lakukan. Helaan napasnya terdengar saat matanya menangkap sebuah perban yang terlilit di lengan kirinya. Sesaat, Nagita tidak menyangka bila ia sampai bertindak senekat itu. 'Aku hampir mati bunuh diri ...,' gumamnya pada diri sendiri, bergidik ngeri. Namun, sesuatu yang hangat membuat

  • Jerat Pesona Mantan Posesif   Bab 23 : Kehilangan Kesadaran

    Daniel terbelalak saat tubuh Nagita tersungkur, jatuh tepat dalam pelukannya. Atmosfer yang semula terasa tegang kontan berubah dingin dan menyesakkan, menghantam tepat jantung Daniel penuh rasa cemas. Kaki Daniel terkulai lemas, terduduk di lantai sembari memeluk tubuh dingin Nagita dengan tangan gemetar. "Nagita, sadarlah!" Daniel berseru khawatir dengan wajah pucat, mencoba menghentikan pendarahan di pergelangan tangan, merobek kaosnya untuk membalutkannya di luka Nagita. "Bertahanlah ...." Suara Daniel lirih, tersirat penuh akan kecemasan. Di luar kamar, Gilbert dan Lucas tak tinggal diam, tidak tahan bila hanya berdiam diri tanpa bertindak. Mereka menyadari kericuhan tak bisa lagi mereka abaikan, sehingga mereka mendobrak pintu tanpa harus menunggu perintah. Kedua bodyguard itu menerobos masuk saat pintu berhasil dibuka. Seketika itu pula Gilbert dan Lucas terbelalak kaget melihat apa yang ada di depan mata mereka. Lihatlah, tangan Daniel kini berlumuran darah, sedangkan tubu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status