“Kalian baru sampai?” Elma bertanya, tidak seperti biasanya kali ini wanita itu sangat ramah membuat Kalila was-was.Kalila mengendus ada sesuatu yang sedang direncanakan Elma.“Ya, kami baru sampai ... sedang apa kalian di sini?” King masih mau bertanya, itu dilakukannya hanya untuk menghargai Arjuna.Arjuna terlihat tidak nyaman tapi kadung diseret ke meja itu dan mau tidak mau harus berbaur dengan mereka.“Boleh kita duduk di sini ‘kan Kejora? Kalila?” Elma bertanya super ramah, lihat saja senyum manisnya yang sampai ke mata.Kalila semakin yakin jika selain sakit jiwa, gerak-gerik Elma juga seolah sedang merayakan kemenangan dan ini sangat tidak bagus untuk kesehatan jantung adiknya.“Masih banyak kursi lain, silahkan pilih ...,” ujar Kalila-si jutek sambil menunjuk deretan meja.Ia tidak akan memberi kesempatan kepada Elma untuk menyakiti Kejora dengan cara apapun.Elma sama sekali tidak terpancing, ekspresi wajahnya masih sama. Arjuna menarik Elma agar segera pergi dari sana ta
King mendapat informasi mengenai kegiatan Kakek dan Ayah dari Kalila pagi ini.Mengenakan outfit untuk olah raga golf lengkap dengan tas berisi berbagai macam stick golf, King turun dari mobil mewahnya. Melangkah mantap memasuki sebuah bangunan untuk melakukan reservasi di meja resepsionis sebelum turun ke padang golf yang luas.Tentu saja Andra dan Narendra Gunadhya sudah terlebih dahulu ada di sana ditemani para sekertaris mereka.“Tuan Gunadhya.” King menyapa Andra dan Narendra dalam satu kali sebut.Kedua pria beda generasi itu pun menoleh. “Tuan muda Alterio,” balas keduanya bersamaan.Pengusaha sukses mana di Indonesia ini yang tidak mengenal Alterio, terlebih Alterio tidak memiliki banyak anggota seperti Gunadhya.Gunadhya patut berterimakasih kepada Narendra terutama Aura karena dari rahimnya lah banyak lahir penerus Gunadhya.“Panggil saja King,” pinta King sambil menjabat tangan Andra dan Narendra secara bergantian.“Kita main bersama?” ajak Andra dan langsung disambut antu
“Ada yang mau lo ceritain sama gue?” Pertanyaan Kalila itu tertahan beberapa hari, ia menghabiskan banyak waktu melepas rindu dengan mengobrol bersama orang-orang tersayang.Belum lagi disela waktu bersama keluarga ia masih harus memantau pekerjaannya di Jerman.Kejora tersenyum kemudian melipat bibirnya ke dalam, demi apapun Kalila benci melihat sang adik yang pura-pura tegar seperti itu.Awalnya Kalila pikir jika perasaan Kejora kepada Arjuna sama seperti perasaan kepada beberapa mantan adiknya yang lain.Tapi melihat kekecewaan mendalam yang tersirat di mata Kejora saat mengetahui Arjuna akan menikah dengan Elma membuat Kalila yakin jika cinta Kejora untuk Arjuna bukanlah cinta biasa.Kalila berdecak lidah, melipat tangannya di dada lalu melempar pandangan ke arah hutan pinus yang mengelilingi Villa.“Atau mau gue bocorin sama Ayah dan Bunda biar mereka yang introgasi kalian berdua?” ancam Kalila yang selalu bisa membuat siapapun tidak berdaya.Kejora beranjak dari ranjang kemudia
Tatapan antisipasi dari Kejora, sungguh menyakiti hati Arjuna tapi ia harus menerimanya karena telah menghancurkan hati gadis itu berulang kali.Benak Kejora bertanya-tanya, apa yang dilakukan Arjuna di lantai dua Villa ini?Apa Arjuna mengikutinya ketika ia hendak mengisi daya ponsel di kamar?Kejora memaksakan sebuah senyum, ia menunduk lalu melewati Arjuna. Berusaha mengabaikan sang mantan kekasih.Langkah Kejora tertahan saat tangan Arjuna mencekal pergelangan tangannya.“Aku minta maaf.” Kalimat itu akhir-akhir ini sering Kejora dengan dari mulut Arjuna.Kejora memejamkan mata lantas mengembuskan napas pelan bermaksud menetral gejolak di dalam dadanya.“Maaf untuk rasa sakit yang mana? Karena terlalu sering Bang Juna nyakitin Kejora.” Kejora bertanya dengan maksud menyindir.“Semua ... maaf karena tidak memilihmu, maaf karena bersikap brengsek setelah melepaskanmu, maaf karena telah membohongimu tentang perhiasan, maaf karena akan menikahi Elma dan maaf dari semua prilaku yang m
Setelah lamaran King terhadap Kalila yang menyabotase pesta Baby shower penerus Gunadhya yang baru itu keesokan harinya Kedua orangtua King terbang menuju Indonesia.Zachery Alterio dan istrinya secara langsung mendatangi kedua orangtua Kalila juga Kakek dan Neneknya untuk mewakili King meminta ijin meminang Kalila sekaligus menentukan hari pernikahan putra dan putri mereka.King yang memang tidak tahan ingin segera menyatu dengan tubuh Kalila selain terdesak umur yang sudah mencapai kepala tiga tidak mau membuang waktu lagi. Maka waktu mereka yang sempit di Indonesia dipadatkan dengan acara baru yang dibuat secara mendadak.Acara kumpul keluarga pun berlanjut pada acara tunangan Kalila dan King yang di gelar mewah di sebuah resort milik Gunadhya di pulau Dewata Bali. Hanya dua hari saja mereka memberi waktu bagi pihak EO untuk mewujudkan pesta tunangan terindah sepanjang masa bagi Kalila dan Arjuna.Kata siapa uang tidak bisa membuat bahagia? Nyatanya dengan uang bisa mempermudah
“Ra ... Kenapa cowok kamu dateng sama cewek lain?” Kama-kembarannya Kalila bertanya dengan raut bingung sambil menunjuk Arjuna yang baru masuk ke tempat acara digandeng seorang wanita berpakaian super seksi mirip wanita penjaja cinta satu malam di pinggir jalan.Setau Kama sang adik sangat menyukai Arjuna sampai bertingkah aneh mengejar-ngejar pria itu.Mata Kejora membulat kemudian mengalihkan tatapannya ke arah lain. “Bang Juna bukan cowok Kejora lagi,” balas Kejora menatap ke arah Samudra yang terhampar luas di sampingnya.“Kalau gue lempar si Tante dari tebing ini bakal ketauan enggak ya?” batin Kejora mempertimbangkan ide yang baru saja tercetus di benaknya.Kama menatap Kejora dengan segudang pertanyaan, ia mengendus sesuatu mungkin telah terjadi di antara Arjuna dan Kejora.“Raraaaaa!!!” teriakan Azalea membuat Kejora beserta Kama menoleh kemudian berdiri.Akhirnya Kejora bertemu kembali dengan ipar satu frekuensinya dan ia sangat senang.“Yayaaa!” balas Kejora antusias kemudia
Karma seakan sedang menyapa Kejora, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat kemesraan Arjuna dan Elma.Kejora jadi introspeksi diri, mungkin cemburu-kesal-dan marah ini yang Arjuna rasakan ketika melihatnya begitu mesra dengan Marvin.Mendadak mood Kejora berubah buruk, tubuhnya lemas rasanya ingin mengganti pakaian dengan piyama lalu meminum dua butir obat tidur kemudian menenggelamkan dirinya di atas ranjang sehingga ia tidak perlu menyiksa diri lebih lama lagi dengan melihat perhatian Arjuna kepada wanita sakit mental itu.Arjuna seperti seorang pria sejati yang sangat menyayangi kekasihnya, membawakan Elma minuman dan makanan yang memang sudah disajikan sambil menunggu acara di mulai.Kejora tau jika Elma sengaja berbisik-bisik dengan Arjuna kemudian mencetuskan tawa bahagia hanya untuk membuatnya jengkel.Tidak berapa lama tampak Kalila berjalan di dampingi Ayah dan Bunda juga Kakek dan Nenek melewati gerbang yang berada di bagian timur taman yang sengaja didecor indah dengan le
“Apa kamu benar-benar mencintai Kejora?” Untuk pertama kalinya Arjuna menggunakan nada rendah ketika berbicara dengan Marvin.Lelaki itu pun tersenyum. “Kenapa kamu masih mengkhawatirkan Kejora?” Alih-alih menjawab, Marvin malah bertanya dengan maksud meledek menghasilkan dengkusan kesal dari Arjuna.“Sebetulnya apa yang sedang kamu rencanakan? Kamu melamar Elma, berjanji akan menikahinya tapi hati kamu belum bisa melepaskan Kejora ... jika kamu benar-benar mencintai Kejora, seharusnya kamu bisa memperjuangkan cintamu.” Marvin malah memberi saran, sejujurnya ia gemas dengan sikap pengecut sepupunya itu.Arjuna bungkam, menatap pantai kosong di depannya.Bagi Arjuna tidak semudah itu ia bisa memperjuangkan cintanya kepada Kejora.Ada nyawa Elma yang harus ia selamatkan demi persahabatan dan rasa cintanya untuk wanita itu di masa lalu.“Aku mencintainya, jadi tidak perlu mengkhawatirkan Kejora dan berhenti mengganggu gadisku!” tegas Marvin kemudian beranjak berdiri dari pasir.Setelah
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya