“Cancel semua rapat atau pertemuan dengan klien sampai minggu depan, alihkan semua panggilan kecuali yang sangat penting, saya akan selalu memantau perusahaan dari jauh,” titah King kepada Alvin yang beriringan berjalan bersamanya menuju lift.“Ingat Arvin, istriku akan melahirkan dan kamu harus bisa memutuskan apa yang lebih penting dari itu,” sambung King penuh penekanan ketika sudah ada di dalam lift.“Baik ... Tuan,” jawab Arvin cepat. Apa yang bisa ia lakukan selain menjawab seperti itu?Sang Tuan muda sangat mencintai Kalila melebihi kecintaannya pada uang dan kemewahan.Mau tidak mau Arvin harus bisa menghandle semua pekerjaan King yang bisa ia kerjakan selama sang Bos mengambil cuti menemani istrinya melahirkan hingga pulih.Penerus Alterio akan lahir ke dunia yang digadang-gadang akan meneruskan kekayaan tiga generasi yang masih berjaya hingga saat ini.“Saya ucapkan selamat Tuan, sebentar lagi anda akan menjadi Ayah,” ucap Arvin kepada King yang sudah berada di dalam mobil b
Ternyata memiliki dua anak kembar sekaligus itu tidak semudah yang di bayangkan. Sudah tiga malam King dan Kalila bergadang, meski kehadiran Bunda dan Mami sangat membantu tapi tidak mungkin Kalila menyerahkan semuanya kepada Bunda dan sang Ibu mertua.Ketika tangis Elvern Zayn Alterio tercetus karena lapar atau pokoknya basah, sang adik Evrard Zahn Alterio yang sudah tertidur pulas pun ikut terbangun.King bertugas membantu mengganti popok sementara Kalila menyusui.Tidak sedikitpun King merasa jijik atau enggan, malah tampak menikmati tanpa mengeluh dan merasa jika itu adalah tanggung jawabnya karena dia lah yang menginginkan anak.“Sepertinya kita membutuhkan Nanny,” cetus King dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur.“Aku setuju,” balas Kalila yang sangat mengantuk karena baru saja terlelap dan harus terenggut paksa dari alam mimpi.“Besok akan aku carikan,” kata King lagi sambil menggendong Evrad yang sudah diganti popoknya.King menggendongnya di pundak dan si bungsu langsu
Hari yang Kejora tunggu-tunggu telah tiba, akhirnya lulus dari kampus tempat pertama kali ia bertemu Arjuna, cinta sejatinya. Di kampus itu juga ia bertemu Marvin, sahabat yang bisa memahami, menyayangi dan melindunginya.Kejora dan Marvin lulus dengan nilai yang memuaskan.Mereka seringkali belajar bersama dan tentu saja selama itu Arjuna diliputi cemburu yang tidak berkesudahan.Jangan pikir mereka sering bertengkar karena kenyataannya Kejora selalu bisa menenangkan hati Arjuna tapi kemudian itu berulang terus hingga akhirnya Kejora lulus.Sampai kapan pun Arjuna akan selalu dibayangi-bayangi cemburu terhadap Marvin meski mengetahui Kejora tidak memiliki rasa terhadap Marvin begitu juga Marvin yang hanya menyayangi Kejora.Itu adalah hukuman yang harus ditanggungnya karena pernah meninggalkan Kejora.“Marviiiinnnn ...,” jerit Kejora dan yang di panggil kemudian menoleh.Kejora melepaskan genggaman tangannya dari Arjuna lantas berlari berhamburan memeluk Marvin.Pria itu mengangkat
Sebuah resort di Casa Playa Beach, Zakynthos menjadi tempat resepsi pesta pernikahan Kejora.Mengikuti jejak sang Kakak yang menikah di tepi pantai, Kejora juga ingin mengulang kembali moment tersebut hanya saja saat ini dirinya yang menjadi Ratu sehari di pestanya itu.Kejora dan Arjuna turun langsung memilih sendiri apa yang mereka inginkan untuk mewujudkan pesta pernikahan mereka.Beberapa kali Kejora dan Arjuna melakukan survey tempat dan berkomunikasi secara langsung dengan Wedding Organizer di sana yang banyak sekali membantu mereka untuk mewujudkan pesta pernikahan impian.Dan hari ini adalah hari di mana harapan Kejora terkabul yaitu menikah dengan Arjuna.Pria yang ia cintai pada pandangan pertama dan merupakan Karma termanisnya yang mungkin sudah menjadi tradisi dalam keluarga Gunadhya karena sudah menjadi turun temurun.Anak-anak mereka yang akan berjodoh karena orang tua mereka tidak berjodoh.Kejora mematung di depan cermin menatap dirinya sendiri.Gaun pengantin dengan m
Pesta belum berhenti hingga malam tiba, mereka semua menikmati momen tersebut hingga lupa diri dan lupa waktu.Bernyanyi, menari, mengobrol sepanjang acara. Seluruh keluarga berbaur tanpa melihat dari mana mereka berasal atau apa pekerjaan mereka.Yang ada hanya derai tawa kebahagiaan mengumandang tanpa henti apa lagi senyum lebar dari kedua mempelai pengantin yang sedang berbahagia.Sampai puluhan kembang api ditembakan ke langit menjadi penutup pesta malam itu.“Bang ... .” “Ya sayang?” Keduanya sedang menatap langit yang di hiasi kembang api beraneka bentuk nan indah.“Nanti langsung tidur aja ya, Kejora capek.” Arjuna merangkul pundak Kejora agar sang istri bersandar di pundaknya setelah tadi mengeluh kelelahan.“Iya, Abang juga capek ... kita punya banyak waktu untuk malam pertama.” Hari ini memang sangat melelahkan, terutama bagi Arjuna dan Kejora apalagi mereka berdua dari tiga bulan lalu begitu sibuk mempersiapkan pesta impian ini.Segala akomodasi para keluarga juga tidak
Arjuna menepati janjinya, janji yang pernah ia ucapkan pada saat hendak pergi ke pesta ulang tahun Marvin.Saat itu Kejora berkelakar untuk tidak pergi dan menghabiskan malam minggu di rumah Arjuna saja.Menggoda Arjuna yang ketika itu menatapnya tanpa jeda penuh minat.Tapi dengan mata berkilat pria itu mengatakan jika malam ini mereka menghabiskan malam di rumah Arjuna, maka esok hari dijamin Kejora akan sulit berjalan.Bagi Kejora kalimat itu selalu terngiang ditelinganya, kalimat seduktif yang untuk pertama kali ia dengar setelah perjuangan panjangnya mendapatkan Arjuna, sewaktu dulu.Sebelum Arjuna memilih Elma dan melepaskannya.Ucapan Arjuna menjadi nyata, pagi ini Kejora tidak mampu berjalan karena sakit pada bagian intinya.Ketika selaput itu robek rasanya tidak sesakit ini, apa sakit ini akibat dari Arjuna menggempurnya semalaman?Pria itu layaknya kuda yang baru di lepas ke alam bebas setelah lama dikurung.Saat Arjuna menghentaknya memang terasa nikmat tapi setelah kegiata
“Ah, maaf ... aku tidak sengaja.” Kejora meraih tissue di atas meja kemudian mengelap jas seorang pria yang berlumuran kopi karena kecerobohannya.Tanpa sengaja Kejora menyenggol cangkir kopi di atas meja pria tersebut.“Kamu tidak punya mata, ya?!!” bentak lelaki itu kesal seraya berdiri, menghela kasar tangan Kejora.“Maaf,” balas Kejora dengan mata berkaca-kaca menatap sang lelaki.“Ayaaah, Kejora dibentak cowok! Untung cowoknya ganteng.” Kejora mengadu kepada sang Ayah di dalam hati.Lelaki itu memiliki paras luar biasa tampan dengan wajah blasteran yang sering ia temui di Negaranya.Namun sayang, sang lelaki kasar dan tidak berperasaan.Tubuh tegapnya baru saja menyenggol Kejora ketika melewatinya sehingga Kejora harus mundur beberapa langkah agar bisa memberi jalan kepada lelaki itu.Kejora membuang nafas kasar, sakit hati tapi tidak ada waktu untuk menikmati karena ia harus mengejar kelas sebelum dosen berada di sana.**** Kejora berganti ruangan setelah menyelesaika
Pria paruh baya yang masih memiliki tubuh tegap dan ketampanan yang belum memudar itu melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, lidahnya pun berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan si bungsu belum juga tiba di restoran yang telah mereka janjikan.Narendra nama pria itu bersama Aura sang istri baru saja tiba di Bandara dan bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubunginya dan menceritakan jika dirinya sedang dirundung resah, gundah dan gulana yang disebabkan oleh seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di Negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu menolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di Negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar cinta anak Sultan dari Negara kecil dengan kekayaannya yang melimpah.Sempat menjalin kasih selama enam bulan bersama anak Sultan tersebut sampai akhirnya d