Share

Pilihan

"Arka!"

Kara berteriak kencang dan langsung berlari panik ke arah sang anak yang tiba-tiba terlihat terjatuh dari kejauhan.

Dengan napas yang tak karuan, ia segera membopong tubuh mungil tersebut ke tempat yang tak begitu ramai. Sampai akhirnya dirinya segera merebahkan anak lelakinya itu secara pelan, dan menatap wajah pucatnya.

Oh, astaga. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Bukankah sedari tadi Arka nampak sehat-sehat saja? Bahkan setelah mengantre cokelat fountain, anak lelakinya itu masih bisa bercengkrama dengan para pemusik yang tengah menghibur tamu-tamu Keluarga Piterson

"Bunda! Arka enggak kuat! Sakit!" lirih anak kecil itu seraya meremas kuat perutnya.

Tangis Arka pecah, tetapi tak bersuara. Wajah pucatnya semakin terlihat, seiiring dengan dinginnya genggam tangan mungil yang Kara rasakan.

Sungguh, Kara benar-benar kalut. Ia bingung harus melakukan apa, sampai-sampai beberapa orang mulai berdatangan mengerubungi dirinya dan juga sang anak.

"Kara, Arka kenapa?"

Suara itu sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status