Share

Melahirkan

Author: Planet Zamzan
last update Last Updated: 2023-12-15 15:31:15

“AAAA SAKIT MAS! KAMU JANGAN NGOMONG MULU DONG! INI PERUTKU MULES!”

Di tengah-tengah kepanikan semua orang, Jason justru menghentikan kursi roda di depan gerbang. “Jadi kamu cuma mules? Bukan mau melahirkan sayang?”

“Tidak waras!” Mia mengambil alih kursi roda Nila dan langsung membawanya ke mobil.

Bugh!

“Akh!” adu Jason saat merasakan seseorang memukul kepalanya dengan tas.

“Bagaimana bisa aku melahirkan putra bodoh sepertimu! Istrimu itu kontraksi!”

“Tapi katanya mules Ma, kan seharusnya buang air besar dulu,” balas Jason.

Santi menepuk jidatnya karena ulah Jason yang menurutnya konyol. “Temani istrimu melahirkan, sebelum aku membuatmu menyesal.”

Jason lalu naik ke atas mobil dan menggenggam erat tangan Nila, berusaha menyalurkan kekuatan, meskipun sebenarnya pria itu tidak tahu apa yang sedang dialami istrinya.

“Mama bilang Nila kontraksi, tapi ... Nila bilang perutnya mules? Bukankah yang benar yang merasakan? Apa orang melahirkan dengan cara mules ... seperti ingin buang air bes
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Kejutan

    Setelah di rumah sakit satu Minggu terakhir, malam ini Nila diperbolehkan pulang. Kini Jason dan Nila sedang dalam perjalanan pulang, Nila tampak bahagia sekali.“Cantiknya putri Mama,” ujar Nila sembari mengajak Haira bermain.“Mas, pasti menggemaskan sekali, melihat interaksi antara Haiden dan Haira. Aku sangat tidak sabar melihatnya,” ujar wanita itu.“Aku juga sayang, Haiden sangat lembut kepada Anna. Dia terlihat akan menjadi Kakak laki-laki yang penuh kasih,” balas Jason sembari mengusap kepala Haira.“Aku bahkan membayangkan tujuh belas tahun lagi, saat Haira menjadi anak SMA yang mulai keluar malam. Lalu, Haiden adalah mahasiswa yang sangat over protektif kepada Haira. Dia akan menunggu di depan pintu sampai adiknya pulang. Jika Haira sampai menangis karena ulah seseorang, pasti Haiden akan marah besar.”“Kemarin kamu mengatakan imajinasiku liar, lihatlah dirimu sayang,” balas Jason mencibir.“Aku tidak sedang berimajinasi Mas, tapi aku sedang membayangkan hal yang mungkin ter

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Keluarga Kecil Bahagia

    Haira sudah memasuki usia empat bulan. Nila sudah mulai beraktivitas seperti biasa, satu dua terakhir wanita itu sudah mulai memasak untuk semua orang. Tentang bersih-bersih rumah, masih tanggung jawab ART yang sudah mereka sewa.Nila sedang membuat bolu untuk camilan, karena mereka berencana menonton film setelah mandi nanti. Saat ini Jason sedang tidur bersama Haiden dan Haira di kamar.Setelah menyelesaikan memasak bolu dan beberapa camilan seperti kentang goreng, sosis dan sejenisnya, Nila lalu naik ke lantai atas untuk membangunkan suaminya.Wanita itu tersenyum saat melihat suaminya tidur di tengah-tengah kedua anaknya. Nila tergerak untuk memotret momen tersebut sekedar untuk mengabadikannya di dalam memori.Ia kemudian mendekati Jason dari sisi Haira. Wanita itu mengguncangkan pelan tubuh suaminya, tidak perlu waktu lama sampai akhirnya Jason terbangun.Pria itu lalu turun dari kasur perlahan. Ia lalu duduk di pinggiran kasur untuk mengumpulkan nyawanya. Nila berjongkok di dep

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Tangis si Kecil

    Malam ini, Nila sudah keramas yang kedua kalinya dalam satu hari. Wanita itu lalu mengeringkan rambutnya di depan cermin. Sementara Jason sudah terlelap tanpa mandi lebih dulu. Pria itu memang benar-benar.Nila kemudian mendatangi kamar Haiden untuk melihat kondisi putranya. Saat membuka pintu, rupanya Haiden tengah melakukan video cal menggunakan tab dengan Rheanna.“Hai Mamila!” sapa Rheanna yang langsung membuat Haiden menoleh.Nila lalu duduk di pinggiran kasur Haiden, “Hai Anna, bagaimana kabarmu?”“Aku baik Mam. Aku menghubungi Haiden untuk mendengarkan hafalanku tentang nama-nama provinsi di Indonesia,” jelas Rheanna.Nila lalu mangut-mangut, “Coba, bacakan hafalan kamu sayang. Sudah sampai mana?”“Aku sih baru hafal sepuluh Mam, kata Bu Guru setiap pertemuan minimal lima daerah.”“Coba sebutkan, Mamila ingin dengar,” titah Nila.“Sumatera Selatan, Sumatera Utara ... Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa ... Tenggara Barat, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Papua.”Nila memb

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Teror Brutal

    Malam ini hujan turun dengan sangat deras, petir dan kilat bergantian menunjukkan dirinya. Derasnya hujan malam ini, menutupi pergerakan seorang wanita yang sedang menyusup di rumah musuhnya.“Cepat lakukan tugasmu bodoh!” sentak wanita itu dengan suara sepelan mungkin kepada rekannya di rumah ini. Ya, ada penghianat di sini, selama ini.Seseorang yang baru saja mendengar instruksi di telinganya segera menghampiri teman-temannya. Pria itu masih diam, berusaha menyiapkan mentalnya untuk kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.“Loh, kok kalian masih di sini? Tadi katanya semua pengawal di panggil Pak Jason, di suruh ke paviliun samping. Pak Jason sepuluh menit lagi datang loh, katanya yang datang setelah beliau dapat hukuman,” ujar pria itu.“Yang benar kamu Yu? Bisa-bisanya baru bilang. Pasti penting, orang hujan-hujan begini,” timpal temannya.Rencana berlangsung sesuai yang diharapkan, pria yang dipanggil dengan sebutan ‘Yu’ itu berhasil membawa semua pengawal laki-laki di rumah i

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Hutan (1)

    Sementara itu di sebuah mobil boks yang di bagian belakang berisi sekitar sepuluh orang pria, dan dibagikan depan ada seorang wanita yang sedang menggendong bayi mungil. Sedangkan yang menyopiri mereka adalah seorang pria berbadan gempal.Wanita itu terkekeh mengingat bagaimana caranya meneror habis-habisan keluarga Jason.Malam itu, setelah memastikan semua bahan bakar sudah berada di tempatnya dan sesuai porsinya, wanita itu kembali masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.Wanita itu berjalan dengan santai sembari meletakkan beberapa speaker berukuran kecil di setiap jalan yang ia lalui menuju kamar Haira. Sampai saat tiba di lantai dua, wanita itu langsung menuju ke kamar Haira. Saat tiba di depan pintu kamar, Mia keluar dari dalam sana.Hal itu tidak membuat si peneror takut, ia justru tertawa. Mia yang tidak mengerti siapa wanita itu sontak mengernyitkan dahinya. “Maaf, Anda siapa?” “Malaikat pencabut nyawamu,” balas wanita itu dengan seringai tajam. Keduanya lalu terlibat

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Hutan (2)

    Nila melepas rok tutu yang ia pakai hingga menyisakan legging dan sweter hitam. Mereka bertiga sudah bertemu dengan mobil boks yang di sekitarnya terdapat sekitar tujuh sampai sepuluh orang.“La, jangan pernah lari apa pun yang terjadi. Hutan ini, kita nggak pernah tahu apa isi di dalamnya. Jadi kamu, jangan jauh-jauh dari aku atau Roland,” ujar Jason.Ketiganya lalu turun dan berjalan ke arah orang-orang itu. Mereka tidak meletakkan Nila di depan atau di belakang, tapi di tengah-tengah mereka.“Di mana anak saya sialan?!” teriak Jason.“Punya hak apa Anda berteriak pada kami? Ingin cari anak kok di hutan, cari saja di panti asuhan.”Orang-orang dengan pakaian serba hitam itu lalu tertawa terbahak-bahak, sampai akhirnya Jason mendekat dan mencengkeram kerah salah satu dari mereka.“Katakan di mana putra saya, atau ... saya akan membuat tubuh Anda membusuk di dalam hutan ini!”Bugh!Jason tidak sabar lagi, pria itu langsung menonjok pria yang meremehkan ucapannya hingga tersungkur di t

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Hutan (3)

    Mendengar ucapan Mala, Roland menyadari satu hal. Wanita itu ... tidak benar-benar peduli dengan wajah anak laki-laki yang harus diserahkan. Jason pernah menugaskan Roland mencari tentang putra dari Mala. Wajahnya berbanding terbalik dengan Haiden, tapi Mala bisa menganggap Haiden adalah putranya. Poinnya di sini adalah, mereka hanya perlu membawa anak laki-laki dengan tinggi seperti Haiden yang mau mengaku sebagai Haiden sekaligus putra dari Mala. Iya! Begitu! Roland mendapatkan poinnya.“Aku akan membawakan Tuan Muda, tapi kau harus memberikan Haira lebih dulu,” ujar Roland pada akhirnya. Sontak saja Nila dan Jason menatapnya nyalang.“Anda tenang saja, saya yakin Mala bisa mengurus Tuan Muda dengan baik,” ujar Roland dengan dua kedipan mata.Sepasang suami istri itu mengerti dengan cara kerja yang dibicarakan oleh Roland! “Aku tidak akan pernah memberikan putraku kepada wanita gila sepertinya.”“Nona, tenanglah. Dia memang gila, tapi bukankah dia hanya terobsesi merawat Tuan Muda

    Last Updated : 2023-12-16
  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Berakhir di Rumah Sakit

    Setibanya di rumah sakit, mereka semua di rawat tanpa terkecuali. Jason dan Roland yang tubuhnya penuh luka karena baku hantam. Haira karena jadi alergi karena terkena angin malam, Bayu yang lengannya terkena peluru tapi tidak sadar, Nila adalah yang lukanya paling ringan, hanya di bagian lutut dan lengannya terdapat luka.Mereka semua memilih di rawat, kecuali Nila. Pagi harinya istri Bayu datang dengan tergesa-gesa. Wanita itu berpapasan dengan Nila yang baru saja keluar dari kamar inap Jason.“Mbaknya cari siapa?” tanya Nila.“Ini, saya sedang mencari suami saya. Semalam kecelakaan waktu kerja, katanya di rawat di sini,” papar wanita tersebut.“Tapi, di lorong ini ... Mbaknya istrinya Bayu?” tanya Nila memastikan. Karena Jason sudah berpesan untuk mengosongkan lorong ini. Di lorong ini hanya ada empat kamar. Di mana ada dua kamar yang saling terhubung. Jason memesan kamar yang saling terhubung itu untuk dia Nila dan Haira sementara sisanya untuk Roland dan Bayu.“Kok Mbaknya tahu n

    Last Updated : 2023-12-16

Latest chapter

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Berbeda

    “Tolong! Tolong! Ziva takut! Papa! Kakak!” Haiden sontak terbangun karena racauan Adiknya, tidak hanya Haiden, Jason dan Nila juga langsung masuk ke kamar.“Adikmu kenapa? Terus kamu kenapa tidur di sini?” tanya Nila.“Ziva demam Ma, tadinya aku mau turun ambil kompres tapi tanganku dipeluk, niatku tunggu dia tenang, ternyata malah ketiduran. Terus ini tadi terbangun gara-gara Ziva mengigau,” jelas Haiden.“Astaga, ya sudah, Mama ambilkan kompres dulu di bawah.” Nila langsung turun dan mengambil alat kompres untuk putrinya.Sementara Jason naik ke sisi lain kasur dan mengecek kondisi putrinya. Jika sakit begini Ziva akan sangat manja pada Papa dan Kakaknya. Nila benar-benar menciptakan saingannya sendiri, terbukti dari seberapa manja Ziva kepada para laki-laki di keluarga ini.Jason memberi ruang untuk Nila mengompres Ziva, sehingga posisinya Nila dan Ziva di tengah-tengah Jason dan Haiden. Setelah selesai mengompres Ziva dan memastikan suhu tubuhnya berangsur-angsur turun, ketiganya

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Demam

    Setelah kepergian Papa dan Kakaknya barulah Ziva bisa bernafas lega. Gadis itu lalu segera masuk ke dalam mobil, dan di susul oleh Kafka.“Untung aku buka pesanmu saat di lampu merah. Memangnya kenapa tidak mau terus terang?” “Kak Kafka nggak sadar juga? Masa setelah lihat reaksi mereka, Kakak masih nggak paham? Kakak sama Papaku itu posesif banget! Dari kecil baru Kakak cowok pertama yang jemput aku keluar, teman mainku semuanya perempuan. Kakakku punya kontak mereka semua, berbohong pun rasanya sia-sia. Pamit kerja kelompok aja respons mereka sudah begitu, bagaimana kalau tadi Kak Kafka terus terang? Sudah jelas aku tidak akan bisa keluar sama sekali Kak. Papa dan Kakakku bahkan bisa menjaga aku di kamar seharian penuh, persetan dengan janji temu mereka,” jelas Ziva.“Sebegitunya?” tanya Kafka tidak habis pikir.“Iya! Udah ayo berangkat Kak, kalau macet bagaimana?” tukas Ziva.“Ya sudah.” Kafka kemudian melajukan mobilnya menuju tujuan mereka. Sepanjang perjalanan Ziva sangat akti

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Pantai

    Minggu pagi ini, Nila cukup heran dengan anak-anaknya yang sudah bangun di waktu se pagi ini. Mungkin untuk Haiden itu hal yang wajar, tapi Ziva? Gadis itu bahkan bisa terlelap hingga sore hari jika hari libur seperti ini, alih-alih pergi keluar bersama teman-temannya.Itulah mengapa Haiden kerap memanggilnya putri tidur. Karena kesehariannya memang tidur, tidur, dan tidur. Betapa terkejutnya Nila dan Jason saat sang putri tidur sudah bangun dan mandi di pagi hari.“Dalam rangka apa ini? Kok tuan putrinya Papa pagi-pagi sudah rapi?” Jason merangkul Ziva yang sudah rapi, rambutnya digerai dan dihiasi bandana merah muda.“Ziva ada kerja kelompok Pa,” balas gadis itu.“Alah! Biasanya juga mau ada bencana alam tetap aja tidur. Jujur aja Dek, dalam rangka apa kamu begini?” tanya Haiden yang baru turun dari lantai dua.“Serius!” sergah Ziva dengan wajah kesal.“Mau naik apa? Mobilmu Kakak pakai jalan sama Kak Anna. Mobil Kakak di bengkel, kalau pakai motor nggak enak, pulang malam soalnya,”

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Sastra Inggris

    Pagi-pagi sekali para orang tua berangka ke bandara dengan menggunakan taksi. Mereka akan pergi ke Surabaya selama tiga hari dua malam. Jadi, selama itu Haiden bertanggung jawab penuh atas adik-adiknya. Saat ini waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, Haiden lalu membangunkan Haira lebih dulu. Pria itu menggedor-gedor kamar Haira, setelah lama tidak ada jawaban akhirnya pria itu masuk.Percuma saja membangunkan Haira dengan cara normal, satu-satunya cara adalah melakukan hal di luar nalar seperti ....“Anjing, ini apaan sih? Ganggu banget senter? Senter apaan warna hijau? Biasanya juga kalau nggak kuning ya putih. Ini kalau pecah begini, bisa di lem nggak ya? Ini juga, tongkat buat bantu menyeberangi jalan? Buang aja mendingan, nanti kalau Ziva tanya pura-pura nggak tau aja.”“KAKAK!” Haira menatap nyalang ke arah kakaknya yang duduk di meja rias dengan santai. Koleksi lightstick nya juga masih pada tempatnya.“Akhirnya ketemu juga, cara ampuh membangunkan putri tidur kita yang

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Tumbuh

    Setelah memutuskan pindah ke pulau Dewata Bali dua belas tahun yang lalu. Kini keempat anak itu sudah beranjak dewasa.Haiden Wirabraja sembilan belas tahun, Mahasiswa semester dua. Haira Ziva Wirabraja empat belas tahun, kelas tiga SMP. Zain Bagaskara tiga belas tahun, kelas dua SMP. Zaira Azura Bagaskara dua belas tahun, kelas satu SMP.Haira, Zain, dan Zaira bersekolah di tempat yang sama. Biasanya Zain dan Zaira akan berangkat bersama Roland dan Jason pergi ke kantor. Sementara Haira akan diantar oleh Haiden. Pria itu memang sangat over protektif pada Haira. Itu semua karena tingkah Haira yang benar-benar sangat centil. Kerap kali Haiden menghadiri panggilan orang tua Haira karena gadis itu menggunakan alat-alat kecantikan di sekolah. Bahkan saat jam olahraga, gadis itu tidak segan membawa pengering rambut karena Haira selalu keramas saat merasa tubuhnya gatal dan berkeringat.Kadang kala karena Haira menggunakan cat kukku, memoles wajahnya dengan make up, menggunakan sepatu puti

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Tamara Melahirkan

    “Akh!” Tamara yang merasakan perutnya sangat keram, engap, dan mules sontak menjambak rambut Roland yang terlelap di sebelahnya.“Mas! Perutku! Perutku sakit Mas!” “Aduh, sakit Ra,” keluh Roland saat rambutnya ditarik kuat oleh Tamara.Pria itu kemudian bangun dan langsung menggendong Tamara lalu membawanya ke mobil. Saat melihat Bayu yang sedang berjaga di depan rumah Jason, pria itu segera berteriak.“Bay! Kemari tolong saya!” Bayu segera mendekat lalu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, “Ada apa? Tolong apa?” “Istri saya mau melahirkan, tolong sopiri kami ke rumah sakit,” ujar Roland.Bayu segera naik dan langsung menyopiri Roland ke rumah sakit. Saking paniknya, pria itu sampai lupa meminta izin para Nila.“AAAAAAAA! AYO CEPETAN! PERUTKU SAKIT! INGIN BUANG AIR BESAR RASANYA!”“SAKIT MAS! SAKIT!”“I-iya Ra, ini kepala saya juga sakit kalau kamu jambak begini,” keluh Roland.“Dijambak aja sudah mengeluh! Sini bertukar! Hamil aja kamu, biar tahu rasanya!”Tamara lalu menarik r

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Ulang Tahun

    Sudah dua tahun terakhir sejak pernikahan Tamara dan Roland. Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia satu tahun, bahkan Tamara sedang hamil tua anak kedua mereka. Saat ini Tamara dan Nila sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan, mereka mampir ke Playground untuk meninggalkan anak-anak mereka bermain. Sementara Haiden, Haira dan Zain bermain di Playground, Nila dan Tamara pergi makan berdua sekedar untuk melepas rindu.“Anak kamu laki-laki atau perempuan Ra? Duh, pulang-pulang dari Bali sudah besar aja perutmu,” ujar Nila sembari mengelus perut Tamara.“Perempuan La, Zain senang sekali saat tahu punya adik perempuan,” cetus Tamara.“Oh iya, kamu sudah diberi tahu Roland kan? Kalau setelah kamu melahirkan kita akan pindah ke Bali? Aku sama Mas Jason sudah survei rumah yang nanti akan kita tempati di sana.”“Sudah La, kan tinggal menunggu aku melahirkan saja. Rumah di sana juga sudah terisi seratus persen, tinggal menempati.”“Baguslah, kamu ini delapan bula

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Bali

    Pagi ini Jason dan Roland akan membawa istri masing-masing ke pulau Dewata Bali. Dua pasang suami istri itu sudah berada di pesawat. Jason dan Nila duduk di depan kursi Roland dan Tamara.Setelah perjalanan kurang lebih dua jam, akhirnya mereka tiba di pulau Dewata Bali. Saat tiba mereka langsung dijemput oleh sopir di Bandara. Mereka langsung menuju ke vila untuk beristirahat, karena malam ini Roland dan Jason harus menghadiri rapat.Saat ini Nila sedang meminum coklat dingin di tepi kolam renang luar. Tidak lama kemudian Tamara menghampiri dan menyodorkan sebuah bikini kepada Nila.“Nggak bikini nggak Bali La,” cetus wanita itu.Nila lalu menerima bikini yang disodorkan oleh Tamara. Wanita itu menunjukkan layar tab nya pada Tamara, di mana terpampang pantai yang terdekat dari sini. “Mau pergi ke sana?” tawar Nila.“Boleh, berenang dan berjemur di siang hari sepertinya menyenangkan,” balas Tamara.“Haruskah kita membangunkan mereka?” tanya Nila.“Aku rasa tidak perlu, aku tahu tempa

  • Jerat Obsesi Presdir Tampan   Persiapan Ke Bali

    “Aku jadi ikut kamu ke Bali Mas?” tanya Tamara.“Iya, nanti ada Nona Nila juga di sana,” jelas Roland.“Haruskah aku memanggil mereka seperti itu?” tanya Tamara.“Tidak perlu Ra, aku memanggil demikian hanya demi profesionalitas. Kamu, tidak terikat kontrak apa pun sehingga harus memanggil dengan sebutan itu.”“Kita di sana berapa hari Mas? Aku mau siapkan pakaian, kan kamu bilang besok berangkat pagi.”“Bawa saja untuk dua hari, kalau memang lebih lama di sana, kita bisa membeli peralatan di sana,” ujar Roland.Pria itu lalu masuk ke kamar mandi, sedangkan Tamara masih sibuk memilih pakaian miliknya dan suaminya yang akan dipakai ke Bali.Setelah lima belas menit, Roland keluar hanya dengan melilitkan handuk di bagian bawah tubuhnya sehingga mengekspos bagian dadanya.“Aku pakai baju apa Ra?” tanya Roland.“Itu, di atas kasur sudah aku siapkan,” ujar Tamara yang masih sibuk menata pakaian di dalam koper. Sebisa mungkin wanita itu hanya ingin membawa satu koper berisi perlengkapan hid

DMCA.com Protection Status