Malam ini, Nila sudah keramas yang kedua kalinya dalam satu hari. Wanita itu lalu mengeringkan rambutnya di depan cermin. Sementara Jason sudah terlelap tanpa mandi lebih dulu. Pria itu memang benar-benar.Nila kemudian mendatangi kamar Haiden untuk melihat kondisi putranya. Saat membuka pintu, rupanya Haiden tengah melakukan video cal menggunakan tab dengan Rheanna.“Hai Mamila!” sapa Rheanna yang langsung membuat Haiden menoleh.Nila lalu duduk di pinggiran kasur Haiden, “Hai Anna, bagaimana kabarmu?”“Aku baik Mam. Aku menghubungi Haiden untuk mendengarkan hafalanku tentang nama-nama provinsi di Indonesia,” jelas Rheanna.Nila lalu mangut-mangut, “Coba, bacakan hafalan kamu sayang. Sudah sampai mana?”“Aku sih baru hafal sepuluh Mam, kata Bu Guru setiap pertemuan minimal lima daerah.”“Coba sebutkan, Mamila ingin dengar,” titah Nila.“Sumatera Selatan, Sumatera Utara ... Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa ... Tenggara Barat, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Papua.”Nila memb
Malam ini hujan turun dengan sangat deras, petir dan kilat bergantian menunjukkan dirinya. Derasnya hujan malam ini, menutupi pergerakan seorang wanita yang sedang menyusup di rumah musuhnya.“Cepat lakukan tugasmu bodoh!” sentak wanita itu dengan suara sepelan mungkin kepada rekannya di rumah ini. Ya, ada penghianat di sini, selama ini.Seseorang yang baru saja mendengar instruksi di telinganya segera menghampiri teman-temannya. Pria itu masih diam, berusaha menyiapkan mentalnya untuk kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.“Loh, kok kalian masih di sini? Tadi katanya semua pengawal di panggil Pak Jason, di suruh ke paviliun samping. Pak Jason sepuluh menit lagi datang loh, katanya yang datang setelah beliau dapat hukuman,” ujar pria itu.“Yang benar kamu Yu? Bisa-bisanya baru bilang. Pasti penting, orang hujan-hujan begini,” timpal temannya.Rencana berlangsung sesuai yang diharapkan, pria yang dipanggil dengan sebutan ‘Yu’ itu berhasil membawa semua pengawal laki-laki di rumah i
Sementara itu di sebuah mobil boks yang di bagian belakang berisi sekitar sepuluh orang pria, dan dibagikan depan ada seorang wanita yang sedang menggendong bayi mungil. Sedangkan yang menyopiri mereka adalah seorang pria berbadan gempal.Wanita itu terkekeh mengingat bagaimana caranya meneror habis-habisan keluarga Jason.Malam itu, setelah memastikan semua bahan bakar sudah berada di tempatnya dan sesuai porsinya, wanita itu kembali masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.Wanita itu berjalan dengan santai sembari meletakkan beberapa speaker berukuran kecil di setiap jalan yang ia lalui menuju kamar Haira. Sampai saat tiba di lantai dua, wanita itu langsung menuju ke kamar Haira. Saat tiba di depan pintu kamar, Mia keluar dari dalam sana.Hal itu tidak membuat si peneror takut, ia justru tertawa. Mia yang tidak mengerti siapa wanita itu sontak mengernyitkan dahinya. “Maaf, Anda siapa?” “Malaikat pencabut nyawamu,” balas wanita itu dengan seringai tajam. Keduanya lalu terlibat
Nila melepas rok tutu yang ia pakai hingga menyisakan legging dan sweter hitam. Mereka bertiga sudah bertemu dengan mobil boks yang di sekitarnya terdapat sekitar tujuh sampai sepuluh orang.“La, jangan pernah lari apa pun yang terjadi. Hutan ini, kita nggak pernah tahu apa isi di dalamnya. Jadi kamu, jangan jauh-jauh dari aku atau Roland,” ujar Jason.Ketiganya lalu turun dan berjalan ke arah orang-orang itu. Mereka tidak meletakkan Nila di depan atau di belakang, tapi di tengah-tengah mereka.“Di mana anak saya sialan?!” teriak Jason.“Punya hak apa Anda berteriak pada kami? Ingin cari anak kok di hutan, cari saja di panti asuhan.”Orang-orang dengan pakaian serba hitam itu lalu tertawa terbahak-bahak, sampai akhirnya Jason mendekat dan mencengkeram kerah salah satu dari mereka.“Katakan di mana putra saya, atau ... saya akan membuat tubuh Anda membusuk di dalam hutan ini!”Bugh!Jason tidak sabar lagi, pria itu langsung menonjok pria yang meremehkan ucapannya hingga tersungkur di t
Mendengar ucapan Mala, Roland menyadari satu hal. Wanita itu ... tidak benar-benar peduli dengan wajah anak laki-laki yang harus diserahkan. Jason pernah menugaskan Roland mencari tentang putra dari Mala. Wajahnya berbanding terbalik dengan Haiden, tapi Mala bisa menganggap Haiden adalah putranya. Poinnya di sini adalah, mereka hanya perlu membawa anak laki-laki dengan tinggi seperti Haiden yang mau mengaku sebagai Haiden sekaligus putra dari Mala. Iya! Begitu! Roland mendapatkan poinnya.“Aku akan membawakan Tuan Muda, tapi kau harus memberikan Haira lebih dulu,” ujar Roland pada akhirnya. Sontak saja Nila dan Jason menatapnya nyalang.“Anda tenang saja, saya yakin Mala bisa mengurus Tuan Muda dengan baik,” ujar Roland dengan dua kedipan mata.Sepasang suami istri itu mengerti dengan cara kerja yang dibicarakan oleh Roland! “Aku tidak akan pernah memberikan putraku kepada wanita gila sepertinya.”“Nona, tenanglah. Dia memang gila, tapi bukankah dia hanya terobsesi merawat Tuan Muda
Setibanya di rumah sakit, mereka semua di rawat tanpa terkecuali. Jason dan Roland yang tubuhnya penuh luka karena baku hantam. Haira karena jadi alergi karena terkena angin malam, Bayu yang lengannya terkena peluru tapi tidak sadar, Nila adalah yang lukanya paling ringan, hanya di bagian lutut dan lengannya terdapat luka.Mereka semua memilih di rawat, kecuali Nila. Pagi harinya istri Bayu datang dengan tergesa-gesa. Wanita itu berpapasan dengan Nila yang baru saja keluar dari kamar inap Jason.“Mbaknya cari siapa?” tanya Nila.“Ini, saya sedang mencari suami saya. Semalam kecelakaan waktu kerja, katanya di rawat di sini,” papar wanita tersebut.“Tapi, di lorong ini ... Mbaknya istrinya Bayu?” tanya Nila memastikan. Karena Jason sudah berpesan untuk mengosongkan lorong ini. Di lorong ini hanya ada empat kamar. Di mana ada dua kamar yang saling terhubung. Jason memesan kamar yang saling terhubung itu untuk dia Nila dan Haira sementara sisanya untuk Roland dan Bayu.“Kok Mbaknya tahu n
“Sebenarnya ... Mas Jasonlah selingkuhan Tamara, karena Tamara dan kekasihnya berhubung sejak SMA.”Jawaban Nila membuat dua wanita paruh baya di sebelahnya benar-benar terperangah. “Maksud kamu, selama empat tahun Tamara berhubungan sama dua laki-laki sekaligus begitu?” Setelah melihat Nila yang mengangguk dengan ragu-ragu, sontak saja Maya menyahuti, “Apa nggak takut kena HIV?”“Bukannya HIV itu kalau sudah tiga kali berganti pasangan ya Ma?” tanya Nila dengan polosnya.“Dua juga mungkin saja La, intinya berganti-ganti,” tukas Maya.“Berarti, seharusnya Tamara sudah melahirkan bayi bukan?” sahut Santi yang sudah berpikir keras.“Seharusnya Ma, tapi sejak hari itu aku tidak pernah bertemu Tamara sama sekali.”“Tapi kemarin aku bertemu Ibunya di pusat perbelanjaan, katanya sedang persiapan pernikahan,” ujar Maya.“Mungkin saja akhirnya Papanya merestui Tamara dan kekasihnya menikah. Bukankah halangan keduanya menikah adalah karena restu Papanya?” ujar Nila.“Tidak mungkin La, Mama ta
Siang ini Tamara sangat bersemangat, karena untuk pertama kalinya ia akan melihat wajah calon suaminya. Ya, walaupun sudah H-3, setidaknya dia tahu wajah calon suaminya.Wanita itu sedang bersiap di lantai atas, tanpa tahu bahwa calon suaminya sudah ada di lantai bawa dan tengah berbincang dengan Papanya.“Jadi, kamu sudah ambil cuti ke Bos kamu?” “Sudah Pa, saya hanya dapat satu Minggu. Selebihnya saya akan kembali bekerja, namun kemungkinan tidak senonstop dulu,” cetus pria itu.“Nonstop?” “Saya dua puluh empat jam di rumah Bos saya. Karena saya tidak hanya asisten pribadinya di kantor, tapi juga tangan kanannya. Jadi, untuk keamanan anak dan istrinya pun menjadi tanggung jawab saya. Tapi Papa tenang saja, setelah saya menikah saya akan mencari rumah di dekat rumah Bos saya. Bagaimanapun saya tidak bisa meninggalkan tugas ini Pa.”“Tidak masalah, bawa saja Tamara ke mana pun kau mau. Setelah menjadi suaminya dia adalah tanggung jawabmu sepenuhnya.”“Arsen, Papa yakin ... awal pern