"Ada apa ini? Kenapa persiapan pernikahanku dibongkar? Kenapa Daddy membatalkan kedatangan semua tamu? Apa jalang itu sudah mengatakan sesuatu padamu?"BUGHHHHH...Dimitri tak bisa lagi menahan kemarahannya, semalaman ia tidak tidur karena menunggu kedatangan Reynard. Sedangkan Mia berdiri karena kaget, pukulan itu begitu keras mengenai rahang putranya, bahkan tubuh Reynard jatuh terjerembab ke lantai."Daddy membelanya? Oohh tentu saja, dia adalah anak dari wanita yang menjadi orang ketiga dalam pernikahanmu. Jane Wilson...dia jalang yang membuat mommy menderita! Apa aku harus mengatakan semua ini di sini!" geram Reynard kembali berdiri tegak di hadapan Dimitri.BUGHHHHH...."Jangan pernah berani menyebut namanya dengan mulut kotormu bangsat!" ujar Dimitri sekali lagi menyarangkan pukulannya pada rahang putranya. Dan tubuh Reynard kembali terpelanting ke lantai."Jangan pernah hakimi seseorang yang bahkan kau tak tahu siapa dia!" akhirnya Mia membuka suaranya. Sungguh, dia tidak tega
"Jadi Jane dan Solene adalah orang yang sama? Kenapa Daddy tak mengatakan apapun tentang Jane ketika tahu aku punya hubungan dengan Serra?""Daddymu punya alasan yang kuat tentang itu. Mommy bukan wanita tangguh seperti Solene, yang bisa menghadapi semua dengan tegar. Dan maaf jika itu membuatmu berpikir jika selama ini mommy menderita karena diduakan. Aku memaksa masuk dalam hidup daddymu, kami menikah hanya karena alasan bisnis."Sengaja Mia belum menceritakan tentang ayah kandung Serra yang meregang nyawa di tangan Dimitri. Mia berpikir jika hal itu malah akan menambah rasa bersalah putranya. Saat ini Reynard butuh sekali dukungan.Reynard meremat kuat rambutnya, Serra pasti tidak akan pernah memaafkannya. Semua kata kotor telah keluar dari bibirnya, kata kata yang pasti sudah mencabik hati dan merendahkan harga diri calon istrinya. Dan dengan mudahnya ia menuduh tanpa terlebih dulu menyelidiki kebenarannya.Dimitri benar, dia tak pantas menyandang nama Alexander di belakang namany
Jane melihat ada dua mobil masuk ke dalam pekarangan halaman kediaman Kyle, dan ia tahu benar siapa pemiliknya.Erick dan Bryan keluar dari mobil dan berjalan ke arahnya. Jika Erick ingin Naina ada dalam mobil lain itu artinya pria itu ingin bicara serius dengannya. Dan Jane sangat yakin jika ini berkaitan dengan putri sulungnya."Selamat siang Nyonya Jane," sapa Bryan ketika melihat Jane tersenyum padanya."Selamat siang Tuan Bryan, pasti kami akan merepotkan anda lagi," sahut Jane setelah memeluk sekilas pria yang tak pernah sekalipun tersenyum itu."Mana Naina?" tanya Erick yang tak melihat keberadaan gadis yang sudah ia anggap sebagai putri bungsunya."Dia sedang berkemas di kamar, kau tahu dari tadi ia bertanya banyak hal! Aku bahkan bingung pertanyaan mana yang harus aku jawab dulu!"Erick hanya tertawa mendengarnya, ia tahu benar bagaimana watak bungsu dari keluarga Wilson. Itu sebabnya ia meminta bantuan Bryan karena ia tahu hanya dengan pria itu Naina bisa 'jinak'."Tuan Brya
PRAANNGGG...Reynard meraih vas bunga dan melemparnya hingga hancur berantakan. Emosinya meledak karena sampai saat ini dia belum bisa menemukan Serra. Kini ia sedang ada di ruang kantornya.Semua orang yang ia kerahkan bahkan tak bisa mengendus kemana wanita yang yang cintai itu pergi. Sayangnya Bryan juga sedang tugas keluar kota karena ada proyek yang harus pria itu tangani. Proyek yang ia serahkan karena saat ini seharusnya ia masih dalam cuti pernikahannya.Ya, seharusnya sekarang ia menjalani masa masa bahagianya. Selain istri ia juga mendapat anugerah seorang anak. Seharusnya kebahagiannya sudah lengkap, tapi karena kebodohannya semua sirna."Maaf Tuan, tapi kami tak bisa melacak ponsel mereka. Sepertinya ponsel Nyonya Jane dan Nona Naina sedang tidak aktif. Lagipula kami yakin jika Tuan Erick sudah mengantisipasinya!"Reynard membuang pandangannya, ia hampir lupa jika Serra dan keluarganya ada dalam lindungan Erick Kylen sang mantan pemimpin badan inteligen.Setelah dari rumah
"Sebuah kehormatan anda berdua mau mengunjungi saya di rumah saya sendiri Tuan Muda Alexander. Saya akui nyali anda berdua cukup besar untuk datang ke tempat ini. Jika anda pikir saya akan takut maka anda salah! Saya tak terlalu memikirkan tentang anak perusahaan milik saya yang diakuisisi oleh Jayde's. Pasang surut di dunia bisnis itu sudah biasa!" sapa sinis Carlos Vendez pada dua tamu yang tak pernah diundangnya.Reynard Jayde dan Giorgio Alexander siang ini datang di mansion-nya hanya dengan beberapa orang saja. Carloz kurang lebih tahu apa maksud kedatangan kedua putra Alexander itu.Dua pria muda itu memaksa masuk ke dalam mansion dengan sempat baku tembak dengan orang orangnya. Dan sayangnya walau mereka menang jumlah tapi tetap saja tak sanggup membendung putra putra Alexander dan pasukannya."Aku kesini hanya ingin butuh jawabanmu, kenapa kau mengganggu keluarga Wilson? Jauhi mereka dan jangan pernah berani berbuat lebih jauh karena bukan hanya perusahaanmu, tapi aku akan mem
"Tuan Rey, bantuan datang lagi dengan jumlah yang sama seperti tadi. Sepertinya ini taktik mereka! Mereka buat seolah tidak siap dengan serangan kita padahal mereka sudah merencanakan ini dengan sangat baik. Carloz hanya umpan untuk memancing kedatangan kita!"Reynard hanya mendengus kasar ketika mendengar penjelasan dari salah satu penjaga yang saat ini selalu berada dibelakangnya. "Berengsek, jadi mereka adalah orang orang Mendoza? Berapa sisa orang orang kita?" tanya Reynard dengan mata yang masih tajam melihat sekitarnya. Kadang dia mengambil senjata dari musuh yang sudah tergeletak tak bernyawa karena ia tak membawa cukup peluru untuk senjata yang ia bawa. Reynard akui jika kali ini dia ceroboh, terlalu menganggap remeh lawannya. Sungguh dia tak menduga jika saat ini harus berhadapan langsung dengan klan Mendoza. Dia sangat tahu sepak terjang klan kejam itu, tapi dia tak merasa harus memusuhinya karena sebelumnya ia memang tak mempunyai masalah dengannya."Sudah tiga orang gug
Beberapa jam yang lalu..."Apa masih jauh? tanya Mia yang sekarang duduk disisi suaminya yang sedang menyetir. Mereka ingin pergi ke tempat Serra di bawa. Suatu tempat di daerah pegunungan dengan udara sejuk yang jauh dari keramaian kota. Seperti biasa, sang Tuan Besar Alexander lebih senang mengendarai sendiri tanpa menggunakan seorang supir. Sengaja ia dan Erick menempatkan keluarga Wilson di suatu tempat yang tak diketahui banyak orang agar lebih aman.Di tempat itu mereka juga leluasa mengatur sistem keamanan tanpa membuat kekhawatiran Serra dan keluarganya. Dan agar putranya bisa lebih introspeksi diri ketika sedang berjauhan dari calon istrinya. Belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi."Sebentar lagi kita sampai. Boleh aku minta sesuatu padamu?""Aku tidak boleh menangis dan berbicara masa lalu. Itu yang ingin kau minta?"Dimitri terdengar menghela nafas, ia hanya tak ingin Serra maupun Naina mendengar kisah masa lalu kedua orang tua kandung mereka. Dia masih ingat
"Mereka cantik sekali, dari dulu aku ingin punya anak perempuan tapi nyatanya Tuhan memberiku anugerah dua pria tampan!" ujar Mia dengan pandangan terarah pada Serra dan Naina yang fokus pada layar laptop didepannya.Serra dan Naina sempat menyapanya tadi, tapi Mia dan Jane memilih duduk di pinggiran kolam renang sambil menikmati secangkir teh agar tak menganggu kegiatan mereka. Serra sedang membantu persiapan ujian kelulusan adiknya."Ya mereka cantik sekali, aku jatuh cinta ketika pertama kali melihat mereka. Mereka begitu mungil dan tak berdaya waktu itu. Mata Serra sembab karena tahu jika sudah kehilangan ibunya, dan dia ketakutan karena waktu itu tak ada seorang pun yang ia kenal di rumah sakit!" "Aku sudah mendengar semua dari suamiku ehh...maksudku dari dia, maaf!" gugup Mia menyadari sudah salah berkata, Jane pasti mengira jika penyebutan 'suamiku' adalah pengukuhan jika seorang Dimitri Alexander adalah miliknya."Dia memang suamimu Mia, tak ada yang salah dengan itu. Kami su