Jane melihat ada dua mobil masuk ke dalam pekarangan halaman kediaman Kyle, dan ia tahu benar siapa pemiliknya.Erick dan Bryan keluar dari mobil dan berjalan ke arahnya. Jika Erick ingin Naina ada dalam mobil lain itu artinya pria itu ingin bicara serius dengannya. Dan Jane sangat yakin jika ini berkaitan dengan putri sulungnya."Selamat siang Nyonya Jane," sapa Bryan ketika melihat Jane tersenyum padanya."Selamat siang Tuan Bryan, pasti kami akan merepotkan anda lagi," sahut Jane setelah memeluk sekilas pria yang tak pernah sekalipun tersenyum itu."Mana Naina?" tanya Erick yang tak melihat keberadaan gadis yang sudah ia anggap sebagai putri bungsunya."Dia sedang berkemas di kamar, kau tahu dari tadi ia bertanya banyak hal! Aku bahkan bingung pertanyaan mana yang harus aku jawab dulu!"Erick hanya tertawa mendengarnya, ia tahu benar bagaimana watak bungsu dari keluarga Wilson. Itu sebabnya ia meminta bantuan Bryan karena ia tahu hanya dengan pria itu Naina bisa 'jinak'."Tuan Brya
PRAANNGGG...Reynard meraih vas bunga dan melemparnya hingga hancur berantakan. Emosinya meledak karena sampai saat ini dia belum bisa menemukan Serra. Kini ia sedang ada di ruang kantornya.Semua orang yang ia kerahkan bahkan tak bisa mengendus kemana wanita yang yang cintai itu pergi. Sayangnya Bryan juga sedang tugas keluar kota karena ada proyek yang harus pria itu tangani. Proyek yang ia serahkan karena saat ini seharusnya ia masih dalam cuti pernikahannya.Ya, seharusnya sekarang ia menjalani masa masa bahagianya. Selain istri ia juga mendapat anugerah seorang anak. Seharusnya kebahagiannya sudah lengkap, tapi karena kebodohannya semua sirna."Maaf Tuan, tapi kami tak bisa melacak ponsel mereka. Sepertinya ponsel Nyonya Jane dan Nona Naina sedang tidak aktif. Lagipula kami yakin jika Tuan Erick sudah mengantisipasinya!"Reynard membuang pandangannya, ia hampir lupa jika Serra dan keluarganya ada dalam lindungan Erick Kylen sang mantan pemimpin badan inteligen.Setelah dari rumah
"Sebuah kehormatan anda berdua mau mengunjungi saya di rumah saya sendiri Tuan Muda Alexander. Saya akui nyali anda berdua cukup besar untuk datang ke tempat ini. Jika anda pikir saya akan takut maka anda salah! Saya tak terlalu memikirkan tentang anak perusahaan milik saya yang diakuisisi oleh Jayde's. Pasang surut di dunia bisnis itu sudah biasa!" sapa sinis Carlos Vendez pada dua tamu yang tak pernah diundangnya.Reynard Jayde dan Giorgio Alexander siang ini datang di mansion-nya hanya dengan beberapa orang saja. Carloz kurang lebih tahu apa maksud kedatangan kedua putra Alexander itu.Dua pria muda itu memaksa masuk ke dalam mansion dengan sempat baku tembak dengan orang orangnya. Dan sayangnya walau mereka menang jumlah tapi tetap saja tak sanggup membendung putra putra Alexander dan pasukannya."Aku kesini hanya ingin butuh jawabanmu, kenapa kau mengganggu keluarga Wilson? Jauhi mereka dan jangan pernah berani berbuat lebih jauh karena bukan hanya perusahaanmu, tapi aku akan mem
"Tuan Rey, bantuan datang lagi dengan jumlah yang sama seperti tadi. Sepertinya ini taktik mereka! Mereka buat seolah tidak siap dengan serangan kita padahal mereka sudah merencanakan ini dengan sangat baik. Carloz hanya umpan untuk memancing kedatangan kita!"Reynard hanya mendengus kasar ketika mendengar penjelasan dari salah satu penjaga yang saat ini selalu berada dibelakangnya. "Berengsek, jadi mereka adalah orang orang Mendoza? Berapa sisa orang orang kita?" tanya Reynard dengan mata yang masih tajam melihat sekitarnya. Kadang dia mengambil senjata dari musuh yang sudah tergeletak tak bernyawa karena ia tak membawa cukup peluru untuk senjata yang ia bawa. Reynard akui jika kali ini dia ceroboh, terlalu menganggap remeh lawannya. Sungguh dia tak menduga jika saat ini harus berhadapan langsung dengan klan Mendoza. Dia sangat tahu sepak terjang klan kejam itu, tapi dia tak merasa harus memusuhinya karena sebelumnya ia memang tak mempunyai masalah dengannya."Sudah tiga orang gug
Beberapa jam yang lalu..."Apa masih jauh? tanya Mia yang sekarang duduk disisi suaminya yang sedang menyetir. Mereka ingin pergi ke tempat Serra di bawa. Suatu tempat di daerah pegunungan dengan udara sejuk yang jauh dari keramaian kota. Seperti biasa, sang Tuan Besar Alexander lebih senang mengendarai sendiri tanpa menggunakan seorang supir. Sengaja ia dan Erick menempatkan keluarga Wilson di suatu tempat yang tak diketahui banyak orang agar lebih aman.Di tempat itu mereka juga leluasa mengatur sistem keamanan tanpa membuat kekhawatiran Serra dan keluarganya. Dan agar putranya bisa lebih introspeksi diri ketika sedang berjauhan dari calon istrinya. Belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi."Sebentar lagi kita sampai. Boleh aku minta sesuatu padamu?""Aku tidak boleh menangis dan berbicara masa lalu. Itu yang ingin kau minta?"Dimitri terdengar menghela nafas, ia hanya tak ingin Serra maupun Naina mendengar kisah masa lalu kedua orang tua kandung mereka. Dia masih ingat
"Mereka cantik sekali, dari dulu aku ingin punya anak perempuan tapi nyatanya Tuhan memberiku anugerah dua pria tampan!" ujar Mia dengan pandangan terarah pada Serra dan Naina yang fokus pada layar laptop didepannya.Serra dan Naina sempat menyapanya tadi, tapi Mia dan Jane memilih duduk di pinggiran kolam renang sambil menikmati secangkir teh agar tak menganggu kegiatan mereka. Serra sedang membantu persiapan ujian kelulusan adiknya."Ya mereka cantik sekali, aku jatuh cinta ketika pertama kali melihat mereka. Mereka begitu mungil dan tak berdaya waktu itu. Mata Serra sembab karena tahu jika sudah kehilangan ibunya, dan dia ketakutan karena waktu itu tak ada seorang pun yang ia kenal di rumah sakit!" "Aku sudah mendengar semua dari suamiku ehh...maksudku dari dia, maaf!" gugup Mia menyadari sudah salah berkata, Jane pasti mengira jika penyebutan 'suamiku' adalah pengukuhan jika seorang Dimitri Alexander adalah miliknya."Dia memang suamimu Mia, tak ada yang salah dengan itu. Kami su
Giorgio duduk bersandar disalah satu pilar besar kediaman Carloz, sebenarnya Reynard sudah memaksanya untuk pergi ke rumah sakit. Tapi ia masih ingin menikmati luka pertamanya, luka tembak yang ia dapat karena membasmi musuh keluarganya. Beberapa saat yang lalu Reynard sudah pergi untuk menemui Dimitri, sedang dia masih duduk ditempat ini dengan alasan mengawasi tim sweeping membawa orang orangnya yang gugur ataupun terluka."Hei hentikan! Biarkan mereka!" seru Gio ketika melihat seorang penjaga ingin menyeret pergi seorang wanita yang menghampiri sebujur mayat yang mungkin adalah keluarganya. Dilihat dari pakaiannya wanita itu adalah seorang maid di kediaman Carloz. "Giorgio..." Giorgio menoleh ketika mendengar suara wanita dari arah belakang. Matanya memicing ketika melihat seorang wanita dengan wajah yang sepertinya tidak asing untuknya."A-aku Kathleen, apa kau tak ingat aku?"Giorgio spontan berdiri ketika melihat wanita yang mengaku bernama Kathleen itu mendekat padanya. Satu
"Ckk kenapa kau tengil sekali? Itu hanya luka kecil, jangan berlebihan," ujar Reynard yang sebal melihat Gio yang hanya mengenakan kaos oblong hingga memperlihatkan luka tembak di lengannya yang sudah dibebat."Memang apa salahnya aku memakai baju ini? Aku terlihat sangat tampan!" sahut Gio, menyambar kunci mobil yang ada di atas meja. Saat ini mereka masih ada dikota asal Carloz, karena masih mengurus pengobatan para penjaga yang terluka dan yang gugur dalam pertempuran. Walau jumlahnya tidak banyak tapi tetap saja Reynard merasa bertanggung jawab pada seluruh penjaga yang bekerja padanya."Kau mau kemana?" tanya Reynard ketika Gio berlalu keluar kamar hotel, padahal hari sudah hampir larut."Aku ingin keluar sebentar, aku butuh merefresh otak dan hatiku setelah patah hati!" "Maksudmu?" "Kau mengambilnya dariku, jadi sekarang aku butuh beberapa gelas beer agar bisa melupakannya!" sahut Gio sambil tertawa, sengaja menggoda kakaknya. Dia tahu jika Erick masih melarang Reynard berte
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Adiknya harus menjalani beberapa prosedur medis untuk memastikan jika kanker tak akan tumbuh lagi at
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya. Pria itu akan selalu berusaha berada di sisi istrinya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, akhir akhir ini perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Dia mendengar
Adrian terbangun dengan mengerjabkan matanya, indera penciumannya terganggu dengan bau gurih dan wangi masakan. Hal yang ia rindukan setelah sepuluh tahun terakhir ini kehilangan ibunya.Ibunya meninggal tak lama setelah ia kehilangan ayahnya. Dan ayahnya adalah pengganti ayah Serra sebagai pemegsjg tampu tertinggi klan Mendoza, tapi karena membuat sistem yang berbeda ayahnya dibenci dan akhirnya klan terbagi menjadi dua bagian.Karena rasa cintanya pada kedua orang tuanya sampai sekarang Adrian masih terus berusaha meneruskan perjuangan mereka, yaitu mengarahkan klan-nya ke arah yang lebih baik. Dia ingin dunia mengenal nama Mendoza sebagai klan terhormat, bukan sebagai klan kotor penuh kejahatan.Dia masih sangat muda waktu itu, tapi ia beruntung karena didukung oleh orang orang yang masih setia pada ayahnya. Hidupnya selalu penuh ancaman, dan hal itulah yang menempanya menjadi pria yang lebih kuat. Tak sekalipun ia gegabah mengambil tindakan, semua langkahnya selalu penuh perhitung
"Apa? Kak Adrian meminta Deela ikut bekerja dengannya? Jangan bercanda?" ujar Serra tak percaya ketika baru saja suaminya mengatakan jika sahabatnya sudah diminta bekerja menjadi asisten kakak sepupunya."Semalam dia sudah memintanya secara resmi padaku sayang, dia bilang sangat kerepotan jika melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten disampingnya. Adrian memperbesar pengaruh bisnis agar lebih mudah mengendalikan sayap kiri klan yang tidak pernah mendukungnya."Serra menghela nafas panjang, pantas saja semalam suaminya bersikukuh meninggalkan Deela. Reynard sengaja meninggalkan Deela agar Adrian bisa mengantarnya pulang, mungkin pria itu ingin hubungan Adrian dan Deela lebih dekat."Bagaimana jika Deela menolak? Dia tak punya pengalaman menjadi asisten pribadi. Jika sedang bekerja maka dia akan menjadi sosok yang perfeksionis," ujar Serra masih khawatir jika kakak sepupu maupun sahabatnya bukanlah partner kerja yang baik "Adrian menawarkan gaji tiga kali lipat lebih besar, se
Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Deela bisa bernafas lega, dia sudah sampai di halaman depan area rumah sewanya. Dari balik jendela mobil ia bisa melihat jika kedatangan mereka sangat menarik perhatian penghuni lain area tempat tinggalnya.Wajar saja terjadi karena mobil yang ia tumpangi merupakan salah satu mobil termahal yang hanya beberapa gelintir orang saja memiliki. Dan lamunannya buyar ketika tiba tiba pintu mobil sudah terbuka lebar untuknya. Adrian ternyata sudah berdiri di sisi pintu, pria itu membukakan pintu untuknya! Tapi sejak kejadian di supermarket tadi ia tak berani menatap netra setajam elang itu. Sungguh ia sama sekali tak menduga jika pria itu mau dan mampu mengangkat tubuhnya.Tapi ini bukan negeri dongeng di mana upik abu di gendong pangeran untuk dibawanya ke istana dan kemudian akan hidup berbahagia selamanya. Dia cukup tahu diri tentang siapa dirinya. Adrian adalah pria tampan kaya raya yang tak akan mungkin ia jangkau, pria itu juga t
Deela langsung turun dari mobil ketika mereka berhenti disebuah mini market yang ada di pinggiran kota. Tak peduli dengan suara yang berkali kali memanggilnya, yang ada di otaknya sekarang hanyalah beberapa batang coklat, satu bungkus besar keripik kentang dan sebotol susu pisang dingin yang pasti menyegarkan tenggorokannya.Dan benar saja, tak berapa lama wanita itu sudah memenuhi keranjang belanjanya. Dan Adrian sudah berdiri disamping kasir seakan sedang menantinya. Deela segera mengikuti arah pandang Adrian yang terus saja memandang ke bawah, dan dia berdecak malas ketika menyadari jika ia sedang tidak mengenakan alas kakinya. Kakinya pegal karena seharian ini tak melepas sepatunya. Sepatu yang ia kenakan di kantor adalah sepatu hak yang tak terlalu tinggi, tapi tetap saja tak nyaman jika dikenakan terus menerus. Dan tanpa sadar ia melepas sepatunya tadi di dalam mobil."Kau seperti suku primitif yang baru pertama kali masuk ke dalam toko. Lantainya dingin sekali, kau bisa sakit
Deela melihat ke arah sekitarnya, dirinya seperti seorang perempuan di sarang penyamun. Dia satu satunya wanita yang ada di tempat ini. Dan seperti biasanya, tak akan ada yang seorang pun memperhatikannya. Dia tak menyalahkan Serra yang terlebih dulu pulang tanpa mengajaknya karena ia yakin situasinya tak memungkinkan untuk pulang bersama sama. Tapi sesaat kemudian dia bisa bernafas dengan lega ketika dua penjaga Jayde's datang menghampirinya."Nona Deela, Nyonya Muda meminta kami untuk mengantar anda pulang. Beliau juga meminta kami membeli ini untuk Nona," ujar salah satu penjaga memberikan satu kantong plastik penuh berisi beberapa anak dan coklat. Serra tahu jika sahabatnya sangat suka dengan cemilan setelah makan malam."Terimakasih, sebaiknya kita pulang sekarang saja. Besok pagi pagi sekali aku harus berangkat kerja, ada tugas yang harus aku selesaikan," sahut Deela sangat bersemangat melihat banyaknya makanan ringan di tangannya.Wanita itu segera mengikuti langkah dua penjag
"Ehh...Tuan Adrian? Saya hanya membawa ini untuk kentang dan sayurannya," ujar Deela dengan menunjukkan dua wadah yang tadi dibawanya. "Tapi tidak begitu dengan yang aku lihat, kembali ke tempatmu sekarang juga.""Memang apa yang sedang anda lihat? Saya disini untuk membantu mereka, bukan sedang menari telanjang dan menggoda mereka!" seru Deela, tanpa sadar matanya menatap tajam pria yang berdiri menjulang didepannya. Dia hanya tidak suka dengan kata kata bernada ancaman yang ditujukan padanya.Tinggi badannya yang hanya sebatas dada pria arogan didepannya membuatnya harus mendongakkan kepala."Turuti kata kataku, atau...""Atau apa? Membunuhku? Kau bukan siapa siapa bagiku! Jadi kau tidak punya hak untuk mengatur hidupku. Jangan kau pikir semua orang harus tunduk di kakimu Tuan Adrian yang terhormat," ujar Deela dengan suara pelan tapi penuh penekanan. Dia bahkan tidak menggunakan kata kata formal lagi pada kakak sahabatnya itu.Sebenarnya Deela sedang menahan rasa takutnya karna sa
"Kau suka?" tanya Gio memeluk istrinya dari belakang. Sekarang mereka berada di sebuah resort pinggir pantai yang ada di Bali. Liburan kali ini adalah hadiah pernikahan mereka dari Mia Alexander."Suka sekali, sudah lama aku ingin kesini. Sayangnya Serra dan kakakmu tak bisa berlibur disini bersama kita.""Mana mau kakakku pergi bersama, dia pasti lebih suka pergi ke pulau tak berpenghuni agar tak ada satupun orang yang bisa mengganggu mereka," ujar Gio yang membuat istrinya tertawa.Gabrielle sangat paham bagaimana watak Reynard karena sudah cukup lama mereka bersahabat. Reynard bukanlah pria yang bisa bersikap hangat ataupun lembut pada wanita. Tapi dia akan benar benar menjaga apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya jika sudah menjatuhkan hatinya."Rasanya aku masih tak percaya berada disini bersamamu, bertahun tahun menjadi sahabat kakakmu tapi aku bahkan tak pernah bertemu secara langsung denganmu," ujar Elle mencium sekilas rahang suaminya. Angin pantai di sore hari membuatn