Dua minggu kemudian..."Ibu cantik sekali!" seru Naina yang melihat ibunya selesai merias diri, hari ini adalah hari pernikahannya ibunya dan Erick Kylen.Jane mengenakan dress selutut warna putih, tatanan rambut disanggul klasik dengan sebuah kalung mutiara menambah anggun penampilannya. Wajah gugupnya sangat terlihat, walau bukan pernikahan pertamanya tapi tetap saja ini menjadi momen yang membuat suasana hatinya tidak karuan."Ayolah Bu tersenyumlah! Ini adalah hari bahagiamu...hari bahagia kami semua!" ujar Serra memeluk erat ibunya, ada air mata yang ia tahan di kedua sudut matanya. Sungguh ia bahagia karena Jane dan Erick yang sudah ia anggap sebagai orang tua kandungnya pada akhirnya bersatu dan terikat dalam sebuah ikatan suci pernikahan."Kalianlah kebahagiaan lbu, tanpa kalian ibu tak akan pernah punya tujuan hidup! Terimakasih sudah menjadi putri putri lbu yang sangat mengagumkan!" Serra dan Naina menghambur ke pelukan ibunya. Tak pernah sekalipun mereka merasa menjadi an
Beberapa saat sebelumnya..."Kenapa kita meninggalkan mereka Kak? Setahuku semuanya sudah dipersiapkan. Kalau kita ke depan itu artinya kita akan bertemu Kak Reynard. Bukankah katamu sementara kau tak mau bertemu dengannya?" tanya Naina ketika dia dan kakaknya baru saja meninggalkan kamar Jane.Mereka sedang berjalan menuju area samping mansion dimana acara pernikahan akan diadakan. Belum sempat ia menjawab pertanyaan adiknya, seseorang sudah memeluknya erat dan menciumi pucuk kepalanya bertubi tubi. Dan Serra tahu benar siapa yang merengkuhnya."Kalian sedang membicarakan tentang aku? Bagaimana kabarmu sayang? Sungguh kau semakin cantik. Dan bagaimana kabarmu Nai?""Hampir setiap hari dia membicarakan tentang dirimu kakak ipar," jawab Naina mengedipkan satu matanya ketika Serra melihatnya kesal. Dan gadis itu segera berlaku agar tak mengganggu waktu pasangan penuh cerita itu. Naina melambaikan satu tangannya ketika melihat Bryan yang ternyata juga hadir di pernikahan hari ini. Pria
Semua tamu sudah pulang dan Jane kini ada di kamarnya yang merupakan kamar utama di kediaman. Sejak Jane dan kedua putrinya menginap Erick lebih sering tinggal di mess para penjaganya.Jane sudah membersihkan diri dan mengganti bajunya dengan piyama, dan berkali kali ia melirik pintu kamarnya. Rasanya gugup ketika tahu bahwa mulai malam ini dia dan Erick akan tidur di kamar bahkan di ranjang yang sama.CEKLEKKK..."Hei kau belum tidur? Ini sudah sangat larut, maaf tadi aku minum dengan beberapa penjaga. Kami berbicara hingga lupa waktu."Jane memejamkan matanya ketika Erick menghampiri dan mengecup pucuk kepalanya. Jantungnya bertalu keras ketika pria yang baru saja menjadi suaminya masih berdiri di belakangnya sambil melihat pantulan dirinya di kaca."T-tidak apa apa!""Kau gugup Nyonya Kylen? Biasanya kau yang paling cerewet jika aku lupa waktu. Hei lihat aku..." Erick mengelus lembut kedua bahu istrinya dengan sangat lembut ketika mata mereka bertemu di pantulan cermin rias. Dia s
Serra dan Naina sudah menunggu di depan saat Reynard datang untuk menjemput mereka. Pria itu membawa mobilnya sendiri tanpa seorang supir. Rencananya sebelum ke kediaman Wilson mereka akan ke rumah sakit terlebih dahulu untuk memeriksakan kandungannya."Kita berangkat sekarang?" Naina langsung melirik ke arah Serra karena nada bicara Reynard yang terdengar datar. Sepertinya calon kakak iparnya sudah kembali ke setelan awal, dingin dan sinis. Pria itu mengangkat satu demi satu koper milik dua wanita di depannya.Dalam perjalanan pun pria itu bungkam seribu bahasa, sesekali bertanya pada Naina tentang dimana gadis itu akan meneruskan pendidikannya. Sepertinya mengabaikan keberadaan Serra yang duduk disampingnya. Beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke rumah sakit yang direkomendasikan oleh Elle. Reynard memang membukakan pintu untuk Serra, tapi pandangannya mengarah ke arah lain.Naina yang tanggap situasi langsung berjalan disamping Serra, gadis itu tahu situasi canggung in
Sampai di perusahaan Reynard segera naik menuju kantornya, disana ia sudah disambut oleh Bryan dengan setumpuk berkas yang harus ia lihat dan tanda tangani."Pagi ini Nona Kath sudah kembali aktif di Stockholm, salah satu direksi menghubungi saya tadi," lapor Bryan yang sedikit heran dengan raut datar atasannya.Padahal yang ia tahu Reynard selalu bersemangat setelah bertemu dengan kekasih hatinya. Malah ia sempat mengira jika sore ini atasannya tak akan kembali ke perusahaan karena memilih tinggal di kediaman Wilson."Biarkan saja, kita lihat saja kemampuan wanita itu. Bisakah dia mengurus perusahaannya dengan baik. Kau sudah hubungi Gio? Kemana anak itu, kenapa akhir akhir ini ponselnya sulit sekali dihubungi!" keluh Reynard.Sejak serangan mereka ke kediaman Carloz adiknya menjadi sangat sibuk. Gio sangat jarang pulang ke mansion dan lebih memilih untuk tidur di kantor karena alasan pekerjaan. "Mungkin Alexander sedang punya banyak proyek," sahut Bryan karena tahu Alexander kurang
Bryan hanya bisa menghela nafasnya ketika melihat atasannya yang memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Dan berkali kali dia mendengar pria disampingnya mengumpat karena jalanan malam yang merayap padat.Sengaja ia berada satu mobil dengan Reynard karena khawatir jika pria pencemburu itu kehilangan kendalinya. Pria itu marah hanya gara gara tidak ingin masakan wanitanya dimakan oleh pria lain!Apalagi bukan hanya satu, tapi ada banyak penjaga yang akan menikmati masakan Serra. Sebenarnya dia juga cemburu, tapi ia tahu tidak bisa marah hanya karena hal itu. Gadisnya hanya berusaha berbuat baik, itu saja."Bry... pesan makanan untuk para penjaga di kediaman Wilson sekarang!""Baik Tuan," sahut Bryan langsung melaksanakan apa yang diminta Reynard. Tapi ia meraup wajahnya kasar ketika melihat foto yang di kirimkan lagi oleh Naina. Dari balik kaca jendela gadisnya diam diam mengambil foto beberapa penjaga uang sudah menghabiskan salad buah dan roti isi tuna buatannya. Dengan caption yang c
HOEEKKK...HOEEKKKGio panik ketika melihat Elle muntah hebat, wajah gadis itu pucat dengan tubuh yang tampak lemah. Bukannya menjauh, Gio malah terlihat sedang memijit tengkuk dokter cantik itu."Pergi, aku tak ingin kau melihatku dalam keadaan seperti ini!" ujar Elle yang masih berdiri dengan dua tangan bertumpu di wastafel kamar mandi."Memang kenapa? Jika bukan aku siapa yang akan membantumu dalam keadaan seperti ini? Tak ada siapa siapa lagi di sini.""Ckk aku tidak sedang terlihat cantik! Aku tak ingin kau melihatku seperti ini," lirih Elle yang sekarang berjalan keluar menuju sofa ruang tengah, gadis itu sempat menolak ketika Gio ingin memapahnya.Penampilannya sangat berantakan! Bahkan dia yakin jika make up-nya sudah berantakan, rambutnya yang terurai setengah basah karena terciprat air di wastafel, dan keringat dingin yang tak hentinya mengalir memperburuk semuanya."Bagiku kau cantik dalam keadaan seperti apapun, perlu aku panggil seorang dokter untuk memeriksa kondisimu?"
"Nona ingin pergi?" tanya seorang penjaga mendekat pada Serra yang pagi itu sudah keluar dari teras depan dengan pakaian formal, lengkap dengan tas kerjanya. Pagi ini Serra memutuskan untuk kembali ke perusahaan karena sampai sekarang ia masih menjadi pegawai di Jayde's. Dia memang kurang begitu tahu apakah posisinya masih sama atau tidak, tapi setidaknya dia pergi ke perusahaan untuk memperoleh konfirmasi.Bisa saja ia bertanya pada Bryan, tapi rasanya tidak enak jika bertanya masalah sekecil ini pada orang kedua di Jayde's itu. Dan tak mungkin ia bertanya pada Reynard, pria itu masih marah padanya."Aku ingin pergi ke Jayde's, tolong jaga Naina dirumah. Hari ini akan datang beberapa teman sekolah yang ingin mengunjunginya." "Baik Nona, tapi kami tak bisa membiarkan anda menyetir sendiri. Sesuai dengan perintah Tuan Erick, apapun alasannya kami harus selalu menjaga anda dan Nona Naina," ujar sang penjaga, selama Erick di ada di Paris keselamatan dua putri keluarga Wilson sepenuhnya