Kathleen berbaring dengan merentangkan kedua tangannya di atas ranjang yang rasanya sudah lama sekali tidak ia tempati. Saat ini dia sudah berada di apartemen pribadinya, dia tahu jika jalannya untuk pulang sudah dipermudah oleh Gio.Seseorang datang dan menyerahkan tiket pesawat dan kartu debit yang berisi semua penghasilan Stockholm yang memang menjadi haknya. Walau perusahaan milik keluarganya sudah di akuisisi tapi nyatanya Jayde's tak pernah menipunya.Berkali kali ia mencoba mengganggu ketenangan Alexander tapi nyatanya Gio masih mau menolongnya. Dia yakin pria itu yang mengusahakan semua itu untuknya. Dan sejahat jahatnya Reynard padanya nyatanya pria itu tetap menjaga Stockholm, walau pria itu sangat bisa untuk menghancurkannya.Alexander menjaga Stockholm karena mengingat hubungan baik mereka dengan kedua orang tuanya. Keluarga paling berkuasa itu sangat menghargai sebuah hubungan, pantas saja jika mereka sangat di hormati dan disegani oleh para pengusaha dunia.Dan ia juga m
Dua minggu kemudian..."Ibu cantik sekali!" seru Naina yang melihat ibunya selesai merias diri, hari ini adalah hari pernikahannya ibunya dan Erick Kylen.Jane mengenakan dress selutut warna putih, tatanan rambut disanggul klasik dengan sebuah kalung mutiara menambah anggun penampilannya. Wajah gugupnya sangat terlihat, walau bukan pernikahan pertamanya tapi tetap saja ini menjadi momen yang membuat suasana hatinya tidak karuan."Ayolah Bu tersenyumlah! Ini adalah hari bahagiamu...hari bahagia kami semua!" ujar Serra memeluk erat ibunya, ada air mata yang ia tahan di kedua sudut matanya. Sungguh ia bahagia karena Jane dan Erick yang sudah ia anggap sebagai orang tua kandungnya pada akhirnya bersatu dan terikat dalam sebuah ikatan suci pernikahan."Kalianlah kebahagiaan lbu, tanpa kalian ibu tak akan pernah punya tujuan hidup! Terimakasih sudah menjadi putri putri lbu yang sangat mengagumkan!" Serra dan Naina menghambur ke pelukan ibunya. Tak pernah sekalipun mereka merasa menjadi an
Beberapa saat sebelumnya..."Kenapa kita meninggalkan mereka Kak? Setahuku semuanya sudah dipersiapkan. Kalau kita ke depan itu artinya kita akan bertemu Kak Reynard. Bukankah katamu sementara kau tak mau bertemu dengannya?" tanya Naina ketika dia dan kakaknya baru saja meninggalkan kamar Jane.Mereka sedang berjalan menuju area samping mansion dimana acara pernikahan akan diadakan. Belum sempat ia menjawab pertanyaan adiknya, seseorang sudah memeluknya erat dan menciumi pucuk kepalanya bertubi tubi. Dan Serra tahu benar siapa yang merengkuhnya."Kalian sedang membicarakan tentang aku? Bagaimana kabarmu sayang? Sungguh kau semakin cantik. Dan bagaimana kabarmu Nai?""Hampir setiap hari dia membicarakan tentang dirimu kakak ipar," jawab Naina mengedipkan satu matanya ketika Serra melihatnya kesal. Dan gadis itu segera berlaku agar tak mengganggu waktu pasangan penuh cerita itu. Naina melambaikan satu tangannya ketika melihat Bryan yang ternyata juga hadir di pernikahan hari ini. Pria
Semua tamu sudah pulang dan Jane kini ada di kamarnya yang merupakan kamar utama di kediaman. Sejak Jane dan kedua putrinya menginap Erick lebih sering tinggal di mess para penjaganya.Jane sudah membersihkan diri dan mengganti bajunya dengan piyama, dan berkali kali ia melirik pintu kamarnya. Rasanya gugup ketika tahu bahwa mulai malam ini dia dan Erick akan tidur di kamar bahkan di ranjang yang sama.CEKLEKKK..."Hei kau belum tidur? Ini sudah sangat larut, maaf tadi aku minum dengan beberapa penjaga. Kami berbicara hingga lupa waktu."Jane memejamkan matanya ketika Erick menghampiri dan mengecup pucuk kepalanya. Jantungnya bertalu keras ketika pria yang baru saja menjadi suaminya masih berdiri di belakangnya sambil melihat pantulan dirinya di kaca."T-tidak apa apa!""Kau gugup Nyonya Kylen? Biasanya kau yang paling cerewet jika aku lupa waktu. Hei lihat aku..." Erick mengelus lembut kedua bahu istrinya dengan sangat lembut ketika mata mereka bertemu di pantulan cermin rias. Dia s
Serra dan Naina sudah menunggu di depan saat Reynard datang untuk menjemput mereka. Pria itu membawa mobilnya sendiri tanpa seorang supir. Rencananya sebelum ke kediaman Wilson mereka akan ke rumah sakit terlebih dahulu untuk memeriksakan kandungannya."Kita berangkat sekarang?" Naina langsung melirik ke arah Serra karena nada bicara Reynard yang terdengar datar. Sepertinya calon kakak iparnya sudah kembali ke setelan awal, dingin dan sinis. Pria itu mengangkat satu demi satu koper milik dua wanita di depannya.Dalam perjalanan pun pria itu bungkam seribu bahasa, sesekali bertanya pada Naina tentang dimana gadis itu akan meneruskan pendidikannya. Sepertinya mengabaikan keberadaan Serra yang duduk disampingnya. Beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke rumah sakit yang direkomendasikan oleh Elle. Reynard memang membukakan pintu untuk Serra, tapi pandangannya mengarah ke arah lain.Naina yang tanggap situasi langsung berjalan disamping Serra, gadis itu tahu situasi canggung in
Sampai di perusahaan Reynard segera naik menuju kantornya, disana ia sudah disambut oleh Bryan dengan setumpuk berkas yang harus ia lihat dan tanda tangani."Pagi ini Nona Kath sudah kembali aktif di Stockholm, salah satu direksi menghubungi saya tadi," lapor Bryan yang sedikit heran dengan raut datar atasannya.Padahal yang ia tahu Reynard selalu bersemangat setelah bertemu dengan kekasih hatinya. Malah ia sempat mengira jika sore ini atasannya tak akan kembali ke perusahaan karena memilih tinggal di kediaman Wilson."Biarkan saja, kita lihat saja kemampuan wanita itu. Bisakah dia mengurus perusahaannya dengan baik. Kau sudah hubungi Gio? Kemana anak itu, kenapa akhir akhir ini ponselnya sulit sekali dihubungi!" keluh Reynard.Sejak serangan mereka ke kediaman Carloz adiknya menjadi sangat sibuk. Gio sangat jarang pulang ke mansion dan lebih memilih untuk tidur di kantor karena alasan pekerjaan. "Mungkin Alexander sedang punya banyak proyek," sahut Bryan karena tahu Alexander kurang
Bryan hanya bisa menghela nafasnya ketika melihat atasannya yang memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Dan berkali kali dia mendengar pria disampingnya mengumpat karena jalanan malam yang merayap padat.Sengaja ia berada satu mobil dengan Reynard karena khawatir jika pria pencemburu itu kehilangan kendalinya. Pria itu marah hanya gara gara tidak ingin masakan wanitanya dimakan oleh pria lain!Apalagi bukan hanya satu, tapi ada banyak penjaga yang akan menikmati masakan Serra. Sebenarnya dia juga cemburu, tapi ia tahu tidak bisa marah hanya karena hal itu. Gadisnya hanya berusaha berbuat baik, itu saja."Bry... pesan makanan untuk para penjaga di kediaman Wilson sekarang!""Baik Tuan," sahut Bryan langsung melaksanakan apa yang diminta Reynard. Tapi ia meraup wajahnya kasar ketika melihat foto yang di kirimkan lagi oleh Naina. Dari balik kaca jendela gadisnya diam diam mengambil foto beberapa penjaga uang sudah menghabiskan salad buah dan roti isi tuna buatannya. Dengan caption yang c
HOEEKKK...HOEEKKKGio panik ketika melihat Elle muntah hebat, wajah gadis itu pucat dengan tubuh yang tampak lemah. Bukannya menjauh, Gio malah terlihat sedang memijit tengkuk dokter cantik itu."Pergi, aku tak ingin kau melihatku dalam keadaan seperti ini!" ujar Elle yang masih berdiri dengan dua tangan bertumpu di wastafel kamar mandi."Memang kenapa? Jika bukan aku siapa yang akan membantumu dalam keadaan seperti ini? Tak ada siapa siapa lagi di sini.""Ckk aku tidak sedang terlihat cantik! Aku tak ingin kau melihatku seperti ini," lirih Elle yang sekarang berjalan keluar menuju sofa ruang tengah, gadis itu sempat menolak ketika Gio ingin memapahnya.Penampilannya sangat berantakan! Bahkan dia yakin jika make up-nya sudah berantakan, rambutnya yang terurai setengah basah karena terciprat air di wastafel, dan keringat dingin yang tak hentinya mengalir memperburuk semuanya."Bagiku kau cantik dalam keadaan seperti apapun, perlu aku panggil seorang dokter untuk memeriksa kondisimu?"
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Adiknya harus menjalani beberapa prosedur medis untuk memastikan jika kanker tak akan tumbuh lagi at
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya. Pria itu akan selalu berusaha berada di sisi istrinya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, akhir akhir ini perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Dia mendengar
Adrian terbangun dengan mengerjabkan matanya, indera penciumannya terganggu dengan bau gurih dan wangi masakan. Hal yang ia rindukan setelah sepuluh tahun terakhir ini kehilangan ibunya.Ibunya meninggal tak lama setelah ia kehilangan ayahnya. Dan ayahnya adalah pengganti ayah Serra sebagai pemegsjg tampu tertinggi klan Mendoza, tapi karena membuat sistem yang berbeda ayahnya dibenci dan akhirnya klan terbagi menjadi dua bagian.Karena rasa cintanya pada kedua orang tuanya sampai sekarang Adrian masih terus berusaha meneruskan perjuangan mereka, yaitu mengarahkan klan-nya ke arah yang lebih baik. Dia ingin dunia mengenal nama Mendoza sebagai klan terhormat, bukan sebagai klan kotor penuh kejahatan.Dia masih sangat muda waktu itu, tapi ia beruntung karena didukung oleh orang orang yang masih setia pada ayahnya. Hidupnya selalu penuh ancaman, dan hal itulah yang menempanya menjadi pria yang lebih kuat. Tak sekalipun ia gegabah mengambil tindakan, semua langkahnya selalu penuh perhitung
"Apa? Kak Adrian meminta Deela ikut bekerja dengannya? Jangan bercanda?" ujar Serra tak percaya ketika baru saja suaminya mengatakan jika sahabatnya sudah diminta bekerja menjadi asisten kakak sepupunya."Semalam dia sudah memintanya secara resmi padaku sayang, dia bilang sangat kerepotan jika melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten disampingnya. Adrian memperbesar pengaruh bisnis agar lebih mudah mengendalikan sayap kiri klan yang tidak pernah mendukungnya."Serra menghela nafas panjang, pantas saja semalam suaminya bersikukuh meninggalkan Deela. Reynard sengaja meninggalkan Deela agar Adrian bisa mengantarnya pulang, mungkin pria itu ingin hubungan Adrian dan Deela lebih dekat."Bagaimana jika Deela menolak? Dia tak punya pengalaman menjadi asisten pribadi. Jika sedang bekerja maka dia akan menjadi sosok yang perfeksionis," ujar Serra masih khawatir jika kakak sepupu maupun sahabatnya bukanlah partner kerja yang baik "Adrian menawarkan gaji tiga kali lipat lebih besar, se
Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Deela bisa bernafas lega, dia sudah sampai di halaman depan area rumah sewanya. Dari balik jendela mobil ia bisa melihat jika kedatangan mereka sangat menarik perhatian penghuni lain area tempat tinggalnya.Wajar saja terjadi karena mobil yang ia tumpangi merupakan salah satu mobil termahal yang hanya beberapa gelintir orang saja memiliki. Dan lamunannya buyar ketika tiba tiba pintu mobil sudah terbuka lebar untuknya. Adrian ternyata sudah berdiri di sisi pintu, pria itu membukakan pintu untuknya! Tapi sejak kejadian di supermarket tadi ia tak berani menatap netra setajam elang itu. Sungguh ia sama sekali tak menduga jika pria itu mau dan mampu mengangkat tubuhnya.Tapi ini bukan negeri dongeng di mana upik abu di gendong pangeran untuk dibawanya ke istana dan kemudian akan hidup berbahagia selamanya. Dia cukup tahu diri tentang siapa dirinya. Adrian adalah pria tampan kaya raya yang tak akan mungkin ia jangkau, pria itu juga t
Deela langsung turun dari mobil ketika mereka berhenti disebuah mini market yang ada di pinggiran kota. Tak peduli dengan suara yang berkali kali memanggilnya, yang ada di otaknya sekarang hanyalah beberapa batang coklat, satu bungkus besar keripik kentang dan sebotol susu pisang dingin yang pasti menyegarkan tenggorokannya.Dan benar saja, tak berapa lama wanita itu sudah memenuhi keranjang belanjanya. Dan Adrian sudah berdiri disamping kasir seakan sedang menantinya. Deela segera mengikuti arah pandang Adrian yang terus saja memandang ke bawah, dan dia berdecak malas ketika menyadari jika ia sedang tidak mengenakan alas kakinya. Kakinya pegal karena seharian ini tak melepas sepatunya. Sepatu yang ia kenakan di kantor adalah sepatu hak yang tak terlalu tinggi, tapi tetap saja tak nyaman jika dikenakan terus menerus. Dan tanpa sadar ia melepas sepatunya tadi di dalam mobil."Kau seperti suku primitif yang baru pertama kali masuk ke dalam toko. Lantainya dingin sekali, kau bisa sakit
Deela melihat ke arah sekitarnya, dirinya seperti seorang perempuan di sarang penyamun. Dia satu satunya wanita yang ada di tempat ini. Dan seperti biasanya, tak akan ada yang seorang pun memperhatikannya. Dia tak menyalahkan Serra yang terlebih dulu pulang tanpa mengajaknya karena ia yakin situasinya tak memungkinkan untuk pulang bersama sama. Tapi sesaat kemudian dia bisa bernafas dengan lega ketika dua penjaga Jayde's datang menghampirinya."Nona Deela, Nyonya Muda meminta kami untuk mengantar anda pulang. Beliau juga meminta kami membeli ini untuk Nona," ujar salah satu penjaga memberikan satu kantong plastik penuh berisi beberapa anak dan coklat. Serra tahu jika sahabatnya sangat suka dengan cemilan setelah makan malam."Terimakasih, sebaiknya kita pulang sekarang saja. Besok pagi pagi sekali aku harus berangkat kerja, ada tugas yang harus aku selesaikan," sahut Deela sangat bersemangat melihat banyaknya makanan ringan di tangannya.Wanita itu segera mengikuti langkah dua penjag
"Ehh...Tuan Adrian? Saya hanya membawa ini untuk kentang dan sayurannya," ujar Deela dengan menunjukkan dua wadah yang tadi dibawanya. "Tapi tidak begitu dengan yang aku lihat, kembali ke tempatmu sekarang juga.""Memang apa yang sedang anda lihat? Saya disini untuk membantu mereka, bukan sedang menari telanjang dan menggoda mereka!" seru Deela, tanpa sadar matanya menatap tajam pria yang berdiri menjulang didepannya. Dia hanya tidak suka dengan kata kata bernada ancaman yang ditujukan padanya.Tinggi badannya yang hanya sebatas dada pria arogan didepannya membuatnya harus mendongakkan kepala."Turuti kata kataku, atau...""Atau apa? Membunuhku? Kau bukan siapa siapa bagiku! Jadi kau tidak punya hak untuk mengatur hidupku. Jangan kau pikir semua orang harus tunduk di kakimu Tuan Adrian yang terhormat," ujar Deela dengan suara pelan tapi penuh penekanan. Dia bahkan tidak menggunakan kata kata formal lagi pada kakak sahabatnya itu.Sebenarnya Deela sedang menahan rasa takutnya karna sa
"Kau suka?" tanya Gio memeluk istrinya dari belakang. Sekarang mereka berada di sebuah resort pinggir pantai yang ada di Bali. Liburan kali ini adalah hadiah pernikahan mereka dari Mia Alexander."Suka sekali, sudah lama aku ingin kesini. Sayangnya Serra dan kakakmu tak bisa berlibur disini bersama kita.""Mana mau kakakku pergi bersama, dia pasti lebih suka pergi ke pulau tak berpenghuni agar tak ada satupun orang yang bisa mengganggu mereka," ujar Gio yang membuat istrinya tertawa.Gabrielle sangat paham bagaimana watak Reynard karena sudah cukup lama mereka bersahabat. Reynard bukanlah pria yang bisa bersikap hangat ataupun lembut pada wanita. Tapi dia akan benar benar menjaga apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya jika sudah menjatuhkan hatinya."Rasanya aku masih tak percaya berada disini bersamamu, bertahun tahun menjadi sahabat kakakmu tapi aku bahkan tak pernah bertemu secara langsung denganmu," ujar Elle mencium sekilas rahang suaminya. Angin pantai di sore hari membuatn